Tampilkan postingan dengan label Hikmah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Hikmah. Tampilkan semua postingan

4/10/2020

Istiqomah beribadah di tengah Wabah Corona Virus Desease



Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menetapkan Covid-19 sebagai pandemi, kondisi demikian harus disikapi secara serius. Maka Pemerintah Republik Indonesia melalui Keputusan Presiden RI Nomor 11 tahun 2020 menetapkan 1) Corona Virus Desease 2019 (Covid-19) sebagai jenis penyakit yang menimbulkan kedaruratan kesehatan masyarakat. 2) Menetapkan kedaruratan kesehatan masyarakat Corona Virus Desease 2019 (Covid-19) di Indonesia yang wajib dilakukan dengan upaya penaggulangan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Status darurat Corona Virus ini hampir merata di seluruh dunia, persebaran yang sangat cepat karena melalui kontak dengan sesama manusia, sehingga beberapa negara menetapkan lock down guna memutus mata rantai persebaran virus ini. Namun ada juga negara yang masih memberi kelonggaran, termasuk di Indonesia. Sekalipun demikian pemerintah tetap memberikan perhatian yang sangat besar, sehinga upaya penanggulangan juga dilakukan secara terpadu. Oleh Kementerian Kesehatan, Perhubungan, Kepolisian, Kementerian Agama, Pendidikan dan juga Lembaga Keagamaan.

Bahkan untuk mempercepat penangan Virus Corona Presiden RI juga menetapkan Keputusan Presiden nomor 7 tahun 2020 tentang gugus tugas percepatan penanganan Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) yang bertujuan 1) Meningkatkan ketahanan nasional di bidang kesehatan. 2) Mempercepat penanganan Covid-19 melalui sinergi antar kementerian/ lembaga dan pemerintah daerah. 3) Meningkatkan antisipasi perkembangan eskalasi penyebaran Covid-19. 4) Meningkatkan sinergi pengambilan kebijakan operasional. 5) Meningkatkan kesiapan dan kemampuan dalam mencegah, mendeteksi dan merespon terhadap Covid-19. (www.kominfo.go.id)

Sinergitas antar kementerian/ lembaga terus digalakkan, karena pandemi ini harus diatasi secara terpadu, sebagai contoh Dewan Masjid Indonesia menghimbau untuk rajin membersihkan lokasi masjid dan sekitarnya dengan disinfectan, menggulung karpet. Majlis Ulama Indonesia mengeluarkan fatwa nomor 14 tahun 2020 tentang penyelenggaran ibadah dalam situasi terjadi wabah Covid-19. Bahwa dalam kondisi penyebaran Covid-19 yang tidak terkendali disuatu kawasan yang mengancam jiwa, umat Islam tidak boleh menyelenggarakan shalat Jum’at dikawasan tersebut, samapai keadaan normal kembali dan wajib menggantinya dengan shalat dhuhur. Demikian pula aktifitas ibadah yang melibatkan orang banyak, seperti shalat berjamaah, tarowih, Id, pengajian umum dan majlis taklim.

Dari himbauan, fatwa kemudian disusul Surat Edaran Menteri Agama Nomor 6 tahun 2020 tentang panduan ibadah di bulan Ramadhan dan Idul Fitri 1 Syawal 1414 H di tengah pandemi Covid-19. Secara garis besar memberikan batasan-batasan untuk tidak melaksanakan ibadah secara bersama-sama, shalat tarowih agar di rumah, tidak menyelenggarakan shalat berjamaah, tidak menyelenggarakan shalat Jum’at, shalat Id, Tarudrus Alquran bersama-sama, tidak menyelenggarakan tarowih keliling, tidak meyelenggraakan takbir keliling, shilaturahim dan meminimalkan pengumpukan zakat melalui kontak langsung.

Kegiatan-kegiatan ini sudah mentradsisi ditengah-tengah masyarakat, tuntunan agama yang sudah menjadi kebiasaan akan menimbulkan gejolak di masyarakat. Seakan-akan umat Islam diarahkan untuk jauh dari tempat ibadah, dijauhkan dari rutinitas ibadah, jauh dari saudara-saudaranya. Hal yangdemikian tentu perlu digalakkan sosialisasi kepada masyarakat karena ada saja anggota masyarakat yang kurang peduli terhadap dirinya sendiri, yang berdampak pada kepentingan orang banyak. Mereka berkeyakinan bahwa sehat, sakit, hidup dan mati adalah sudah menjadi takdir, dengan demikian kadang tidak menghiraukan himbauan dari pemerintah.

Karena itu dengan himbuan tersebute sebagai umat Isam hendaknya selalu berusaha dan berikhtiar agar kesehatan mendaji miliknya, sehingga hal-hal yang bisa mendatangkan kemudharatan untuk dihindari. Pada saat wabah Covid-19 ini setiap orang dikembalikan kepada keluarganya masing-masing, untuk peduli terhadap keluarganya dan juga peduli terhadap orang lain. Setiap muslim tertu sudah merencanakan kegiatan pada bulan Ramadhan yang kadang melibatkan anggota masyarakat dan jemaah masjid. Walaupun perencanaan ini merupakan pengulangan pada tahun yang lalu. Sekalipun demikian tetap ada nilai tambah bahkan kadang nuansanya berbeda.

Pada tahun ini walaupun telah ada Surat Edaran yang mempersempit aktifitas ibadah yang melibakan orang banyak. Namun hendaknya dikembalikan pada keluarga, yang merupakan satuan kecil dalam negara. Buatlah jadwal kegiatan pada bulan Ramadhan yang lebih bernuansa keluarga. Tetap disipilin dan istiqomah dalam melaksanakan ibadah, bahwa dengan tidak adanya shalat jamaah di masjid tetapi shalat lima waktu, tarowih, tadarus Alquran, kajian Islam tetap dilaksanakan karena itu adalah perintah Allah. Hanya satu ibadah yang diganti yaitu shalat Jum’at diganti dengan shalat dhuhur.

Ibadah dalam sekala keluarga ini bisa jadi ini menjadi kesempatan untuk memperkokoh ketahanan keluarga dalam kualitas iman, taqwa dan amaliyahnya. Tidak adanya ibadah secara bersama-sama bukan berarti secara pribadi tidak diwajibkan. Shalat yang tadinya berjamaah di masjid, menjadi shalat berjamaah di rumah masing-masing. Semoga Covid-19 segera berlalu agar segala aktifitas kegiatan bisa pulih kembali, kualitas iman dan amaliyah semakin meningkat.


4/09/2020

Fikir dan Zikir sebagai Penyeimbang Terbentuknya Mentalitas Manusia Karena Lingkungan



Lingkungan adalah kondisi dimana seseorang berada, keberadaan ini bisa dikaitkan dengan keluarga, masyarakat, sekolah, lingkungan kerja dan lainnya. Dalam lingkungan siapa yang mempengaruhi dan siapa yang dipengaruhi, jika ada figur yang mempunyai kemampuan, kekuasaan, kepintaran atau perilaku lainnya maka akan mewarnai kondisi suatu lingkungan dan berpengaruh pada setiap orang. Dalam lingkungan semua orang bisa mempengaruhi, kebiasaan, sikap tutur karta dan perbuatan akan menjadi pembelajaran secara tidak langsung. Pengaruh dan kekuatan akan saling berebut antara perilaku yang baik dan yang buruk. Walaupun semua ini terbentuk secara alami dimana di suatu lingkungan pasti akan ada kecenderungan untuk berbuat baik dan berbuat buruk.

Kehidupan masyarakat selalu begerak secara dinamis, dari perilaku manual menjadi informasi , komunikasi dan sekarang sampai pada era digital. Dahulu orang masih heran melihat televisi, sepeda motor, mobil, pesawat dan lainnya bahkan barang-barang tersebut hanya dimiliki oleh segelitir orang dan menjadi barang yang sangat mewah. Era digital dengan diikuti generasi millineal semua yang diinginkan bisa terwujud, mau naik kendaraan cukup dengan tekan tombol tertentu maka kendaraan akan datang sesuai dengan yang diinginkan. Mau makanan tinggal tekan tombol tidak perlu antri makananpun segera datang. Dan mengunjungi teman dan saudarapun bisa setiap saat melalui video call dan lainnya.

Waktu tahun dua ribuan hp adalah barang yang mewah dan langka, baru bisa panggil dan terima panggilan kemudian meningkat hp bisa untuk sms. Lalu berkembang ada fasilitas bluetooth, terus berkembang hp yang ada kameranya. Terus teknologi berkembang sehingga tercipta androit, setiap orang bisa mendownload aplikasi sesuai keinginnya. Ternyata hp sangat berpengaruh dalam mempengaruhi sikap bahkan bisa membentuk sikap dan perilaku. Kadang menjadi keanehan ketika berkumpul setiap orang sibuk dengan androitnya, setelah berpisah saling wa atau saling panggil. Bahkan ketika berada disuatu area musyawarah atau rapat juga sibuk dengan androitnya.

Biasakah orang tetap menjadi dirinya sendiri.
Diri sendiri adalah suatu yang hakiki, hakekat penciptaan manusia adalah sebagai makhluk pribadi, sosial dan makhluk Tuhan. Tiga hal saling berkaitan, tidak bisa berdiri sendiri, karena kesempurnaan manusia bila dapat mengaplikasikan tiga hal dimaksud. Sehingga ketika seseorang melakukan suatu aktifilas disuatu lingkungan juga harus ramah lingkungan, tidak menimbulkan gaduh di masyarat, jangan mengganggu masyarakat. Sehingga ketika ada orang yang mengatakan “ saya melakukan ini dan itu yang tidak mengganggu orang lain” sehingga statemen ini diikuti dengan sikap yang tak acuk dalam komunitas. Menurut diri sendiri kadang hal demikian hak-haknya apa pedulinya orang lain, inilah kemudian menjadi pribadi yang eksklusif. Sikap dan perilaku apapun akan mempengaruhi perilaku orang lain.

Penciptaan manusia adalah sebaik-baik makhluk, kesempurnaan ini ditandai dengan bentuk manusia yang diberikan kelengkapan sempurna dibanding dengan makhluk yang lainnya. Dengan bangsa hewan jelas sangat berbeda dari fungsi organnya saja sudah jauh berbeda, karena organ manusia yang dikenal dengan panca indra, semuanya bekerja dengan fungsinya masing-masing. Ketika makan, maka akan mengambil dengan tangannya bukan dengan mulutnya. Hal yang demikian karena manusia selain diberikan panca indra yang sempurna juga diberikan akal. Dari sinilah manusia dapat membedakan antara yang baik dengan yang buruk, dan dengan ini manusia bisa menciptakan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Kesempurnaan ciptaan atas manusia karena manusia mengemban misi yang teramat berat, sebagai khalifatullah dan sebagai hamba Allah. Maka Allah telah menyiapkan petunjukkan yang disampaikan para rasul-rasul-Nya. Manusia akan selamat bila mengikuti aturan dan petunjuk Allah, karena itu melalui rasul-rasulnya Allah menerangkan tentang jalan hidup untuk meraih kebahagiaan didunia dan akhirat. Rasul adalah figur uswatun hasanah, sepintar, secerdas, sekaya apapun kalau tidak mengikuti Rasulullah maka dia tidak akan selamat.
Maka seandainya berada dilingkungan yang penuh dengan kemaksiatan, masyarakatnya jauh dari Tuhan. Maka jadilah dirinya sendiri dengan mengikuti syariat Allah yang disampaikan pada rasul-rasul-Nya. Diri sendiri yang senantiasa berada pada ketaatan artinya telah mempertahankan kondisi fitrah. Setiap bayi yang dilahirkan dalam kondisi fitrah, tunduk dan patuh pada kentuan Allah dan Islam adalah agama yang mengajak untuk tunduk dan patuh terhadap perintah Allah. Fitrah adalah dirinya sendiri, dan akan memantapkan dirinya sebagai ahsani taqwim (sebaik-baik penciptaan).
Karena itu kemudian manusia diberikan taklif, melalui bingkai agama rasul menerangkan perintah dan larangan Allah, rasul menerangkan janji dan ancaman, karena itu dalam pelaksanaan dan pengamalan perintah Allah bisa karena khouf, roja’ atau hub. Manusia bebas untuk memilih, karena manusia diberikan hak pilih yang akan menentukan status kemuliannya dihadapan Allah.

Peran lingkungan.
Sikap dan perilaku dipengaruhi bahkan kadang terbentuk karena lingkungan, bisa karena faktor genetika atau bawaan sejak lahir, pendidikan, pergaulan. Ada orang tua yang terheran-heran ketika melihat putranya yang masih kecil, dirumah bisa bernyanyi, mengeja huruf hijaiyah, menghafal angka, nama-nama anggota badan, bercuci tangan sebelum makan, mengambil dengan tangan kanan dan berdoa. Padahal di rumah tidak pernah diajari, karena disamping tidak sabar orang tua sibuk dengan profesinya. Bagaimana putranya bisa melakukan yang demikian. Oh ternyata pendidikan di sekolah, disanalah bisa mengarahkan dan membentuk sikap dan perilaku anak.

Ada lagi anak-anak yang bergaul ditengah komunitas anak-anak yang suka bemain, berjudi, minum-minuman keras dan mabuk-mabukan, tetapi dia tidak pernah tertarik untuk melakukan yang demikian. Mengapa bisa demikian? Hal ini bisa karena pendidikan telah mengajarkan mana yang baik dan mana yang buruk. Mana yang bisa dilakukan dan mana yang harus ditinggalkan. Benarkan demikian, sisi lain, anak tersebut hidup dalam keluarga yang religious, taat beragama, oh ternyata karena factor genetika.

Sesungguhnya Allah telah memberikan daya kreasi dan kekuatan kepada manusia, namun manusia diberikan kebebasan untuk menentukan jalan hidupnya. Pilihan ini yang akan menentukan kondisi seseorang, bahagia atau sengsara bisa ditentukan karena kebebasan memilih ini. Walaupun selagi hidup didunia kebahagian dan kesengsaran ini bersifat nisbi. Beda dengan kehidupan yang hakiki yaitu kehidupan akhirat, Allah telah menyediakan tempat yang selalu ada kebahagiaan yaitu surga. Dan ada lagi suatu tempat yang penuh dengan penderitaan dan kesengsaraan yaitu neraka.

Untuk memperoleh kebahagiaan sejati, Allah telah memberikan petunjuk dan jalan hidup untuk meraihnya. Petunjuk bagi orang Islam adalah Alquran dan Al Hadits, perbuatan yang mengikuti aturan syariat maka untuk selanjutnya akan mempunyai perilaku atau akhlaqul libanin. Karena itu situasi dan kondisi dimanapun berada akan tetap menjadi dirinya sendiri. Karena pribadi yang kuat dan kokoh dapat menempatkan fungsi fikir dan dzikir berjalan beriringan dalam memandu sikap dan perbuatan.

Fikir mempunyai peran yang sangat dominan bahwa manusia mampu mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Perkembangan ini akan menuntun pada perkembangan dan kemajuan kebudayaan dan peradaban, untuk kesejahteraan, kemakmuran dan kebahagiaan umat manusia. Bukanlah suatu perkembangan untuk membuat kesengsaran dan kerusakan bagi kehidupan manusia termasuk lingkungan hidupnya. Ha ini karena dwi fungsi manusia sebagai Abdullah dan sebagai khalifatullah, manusia bisa menempatkan akal dan hati pada proporsinya. Sehingga perilaku dalam kehidupan sehari-hari bukan seperti bahtera yang berlayar ditengah laut terobang-ambing oleh badai dan ombak sehingga tidaak tahu arah. Namun seperti batang pohon yang tegak kokoh, akarnya kuat mencengkeram bumi, tangkainya yang lebat dan daunnya rimbun, sekalipun tiupan angin yang kecang dan badai tetap tegak kokoh. Kadang-kadang terlihat meliuk-liuk mengikuti angin tetapi dia tetap pohon yang kuat.

Maka sekalipun pribadi terbentuk dalam lingkungan tetapi mempunyai kepribadian yang kokoh karena peran agama dengan syariatnya telah menuntun untuk memilih dan memilah antara yang hak dan yang batil. Sehingga dengan kemampuan akal bisa memilih yang hak dan yang baik, demikian pula fungsi hati mengingatkan bahwa setiap keputusan yang menjadi tindakan akan berefek pada kehidupan selanjutnya.

4/08/2020

Bukan Ketakutan Wabah Corona, Tetapi Waspada Untuk Usaha dan Ikhtiar

Pada akhir bulan Desember 2019 dunia dikejutkan dengan munculnya virus corona yang berawal di Wuhan Cina. Persebaran virus ini sangat luar biasa, karena persebaran terjadi antar manusia, melalui ludah, dahak, lendir dan lainnya. Sehingga sampai bulan April 2020 masih terjadi kekhawatiran dan ketakutan, banyak toko yang ditutup, masjid, langgar dan musholla mulai dari tikar digulung hingga ada himbauan untuk tidak menyelenggarakan shalat berjamaah di masjid, tidak menyelanggarakan shalat Jum’at. Dan moment besar yang akan segera datang bulan suci Ramadhan, dengan kegiatan shalat tarowih, tadarus Alquran, buka bersama, pengajian yang menghadirkan orang banyak, hingga shalat Idul Fitri tidk dilaksanakan bila pandemi corona belum sirna.


اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَنْعَمَنَا بنِعْمَةِ اْلِإيْمَانِ وَاْلإِسْلَامِ,أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ شَهَادَةً تُنْجِيْنَا بِهَا مِنْ أَهْوَالِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ شَافِعُ اْلأُمَّةِ وَخَيْرُ اْلبَرِيَّةِ, اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ الَّذِيْنَ يَعْمَلُوْنَ الصَّالِحَاتِ وَيَجْتَنِبُوْنَ اْلَمنْهِيَّاتِ. أَمَّا بَعْدُ: فَيَا عِبَادَ اللهِ ! أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى: يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ 

Kaum muslimin Jemaah Jum’ah Rahimakumullah 
Marilah bersama-sama kita meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah SWT, yaitu dengan menjalankan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Marilah kita bermuhasabah, mawas diri, menghitung-hitung atas nikmat Allah yang telah diberikah kepada kita dengan pengabdian dan ibadah kita kepada Allah. Karena itu tiada pilihan lain bahwa kita harus semakin giat semakin rajin dalam menjalankan ketaatan kepada Allah SWT. Karena Dialah pencipta dari segala yang ada, Dia yang memberikan kenikmatan kepada manusia namun Dia juga yang berkehendak untuk mencabut kenikmatan tersebut.


Pada hari ini kita sekalian hendaknya selalu waspada dengan wabah Coronavirus disease atau Covid 19. Sungguh telah menjadi kewaspadaan Nasional, hal ini ditandai dengan himbauan dari pemerintah agar mengurangi segala aktifitas yang mendatangkan komunitas manusia, meliburkan para pelajar, bekerja secara online, termasuk himbauan dari pemerintah untuk menggulung karpet yang ada di masjid dan tempat ibadah lainnya. Hal ini dimaksudkan untuk memutus mata rantai persebaran virus corona.

Sebagai orang yang beriman kita diperintahkan untuk berusaha dan berihtiar agar dihindarkan dari wabah tersebut. Allah SWT berfirman:



“Sesungguhnya Allah tidak merobah Keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, Maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia”. (QS. Arro’du: 11)

Karena itu sebagai upaya menjauhkan dari wabah tersebut kita dianjurkan untuk selalu menjaga kebersihan, kebersihan jasmani badan, pakaian dan tempat hendaknya selalu diupayakan untuk selalu dijaga, setiap pribadi selalu berupaya mewujudkan kebersihan, karena sesungguhnya kebersihan itu sebagian dari iman.
Disamping kebersihan jasmani hendaknya kita berupaya mewujudkan kebersihan rohani, kita memohon berdoa kepada Allah agar dijauhkan dari wabah dan mara bahaya.



“Dan Barangsiapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah Mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu”. (QS. Ath-Thalaq: 3)
Dengan usaha, ikhtiar dan tawakal kepada Allah, kita berharap kita sekalian, keluarga kira, saudara-saudara kita, warga Negara Indonesia pada umumnya dihindarkan dari musibah, wabah dan malapateka.

بِسْمِ اللهِ الَّذِيْ لَا يَضُرُّهُ مَعَ اسْمِهِ شَيْئٌ فِى الْاَرْضِ وَلَا فِى السَّمَاءِ وَهُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ, حَسْبِيَ اللهُ وَنِعْمَ الْوَكِيْلُ, حَسْبِيَ الرَّبُّ مِنَ الْعِباَدِ, حَسْبي الْخاَلِقَ مِنَ الْمَخْلُوْقِ, حَسْبِيَ الرَّازِقُ مِنَ الْمَرْزُوْقِ, حَسْبِيَ اللهُ هُوَ الْحَسْبِيْ, حَسْبِيَ الَّذِيْ بِيَدِهِ مَلَكُوْتُ كُلِّ شَيْءٍ وَهُوَ يُجِيْرُ وَلَا يُجَارُ عَلَيْهِ, حَسْبِيَ اللهُ وَكَفَى, سَمِعَ اللهُ لِمَنْ دَعَى, وَلَيْسَ وَرَاءَ اللهِ مَرْمَى, حَسْبِيَ اللهُ لَا اِلَهَ اِلَّا هُوَ, عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَهُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيْمُ. وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَاَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ

4/07/2020

Kesehatan, Manusia dan Rumah



Dalam judul diatas ada tiga kata yang saling berkaitan, kesehatan, manusia dan rumah. Dua hal penting antara kesehatan dan manusia, manusia hidup ingin sehat, maka bagaimana manusia selalu berupaya untuk bisa selalu tampil prima, sehat lahir dan batin. Tentu saja setelah tahu tantang kebutuhan nutrisi dalam tubuh manusia, maka manusia memerlukan makan dan minum. Dua hal ini ada yang enak di lidah tapi tidak enak di perut apalagi bagi metabolisme tubuh. Sebaliknya ada yang tidak enak di mulut tetapi diperut enak dan bagus untuk memenuhi nutrisi dalam tubuh manusia sehingga bisa meningkatkan kesehatan.

Karena itu untuk bisa meraih kondisi tubuh yang selalu prima walaupun tidak enak di mulut namun dipaksakan untuk dimakan dan diminum, karena yang dipikirkan adalah bahwa enak di mulut hanya berlangsung dalam hitungan menit tetapi bila aman bagi perut dan tubuh maka akan dirasakan berjam-jam bahkan berhari-hari. Bahkan kadang berefek pada kehiduoan selanjutnya. Maka disinilah antara hasrat, keinginan dan larangan menjadi hal yang semakin menambah kompleksitas bahwa untuk menjaga kesehatan itu diperlukan upaya yang konsisten, disiplin dan terpadu.

Disamping kebutuhan nutrisi dalam tubuh ternyata tubuh harus diimbangi dengan kegiatan yang bisa menunjang metabiolisme tubuh menjadi bagus, misalnya dengan membiasakan diri untuk berolah raga, menghindari tidur setelah makan. Karena kadang dari hal yang kecil, misalnya lebih banyak duduknya dari pada geraknya, lebih banyak tidurnya dari pada bangunnya, lebih banyak melihatnya dari pada memprakteknnya terutama dalam olah raga. Hal ini akan menjadi kebiasaan tidak produktif, efektif dan efisien.

Menyadari bahwa dalam hari-harinya digunakan untuk melihat youtobe, membaca sms dan sejenisnya. Kegiatan ini kebanyakan dilakukan sambil duduk sambil ngemil, berbaring atau leyeh-leyeh, tentu hal ini berpengaruh terhadap kesehatan. Karena banyak kalori yang tidak terbakar sehingga menimbulkan timbunan lemak, bisa dalam tubuh atau dalam darah, keduanya menurut kesehatan sama-sama berbahaya. Karena itu perlu aktifitas, gerak dalam setiap jam hendaknya berganti posisinya dan melakukan gerakan, walaupun sekedar untuk mengendorkan otot.

Disamping faktor nutrisi dan gerak yang akan mempengaruhi kesehatan ternyata perasaan juga sangat mendominasi dalam meraih derajat kesehatan. Perasaan ini bisa dari hati atau dari akal, antara hati dan akal saling berkaitan. Biasanya setiap problema yang tidak terselesaikan akan diupayakan untuk diselesaikan. Mengerahkan pikiran, hati tidak mau tinggal diam. Bila probema itu berkaitan dengan orang lain maka disinilah beraneka macam perasaan selalu berkembang. Adanya perasaan tidak enak, perasaan canggung, malu, gengsi, malas campur dalam diri manusia. Karena itu dengan apa mengatasi permasalahan ini agar kesehatan tetap terjaga.

Peran agama.
Didalam agama kadang rasional kadang irrasional, bagaimanakah orang menegakkan shalat hati dan pikiran menjadi tenang, bagaimana cara meemperoleh ketenangan. Agama menuntun jiwa agar menjadi bersih, agama memberikan peringatan bahwa setiap perbuatan yang tidak baik akan berimplikasi pada kesehatan manusia. Perasaan tinggi hati, tidak mau mengalah terapinya dengan shalat. Dari pemahaman dan perenungan bacaan surat Al Fatihah sudah jelas bahwa ayat yang kedua mengatakan segala puji bagi Allah seru sekalian alam. Disana menunjukkan tidak ada yang Maha Kuasa, Maha Perkasa kecuali Allah. Allah Maha Pengasih dan Penyayang, kasih sayang Allah merata bagi seluruh alam. Tidak ada makhluk Allah yang tidak diberi rizki, semuanya telah ditentukan dan disediakan.

Oleh karena itu ketika merasa paling kaya, bercerminlah bagaimanakah Nabi Sulaiman yang diberikan anugerah Allah dengan kekayaan yang melimpah, ternyata menjadi ingat ketika menjamu makhluknya Allah yang berada dilaut sekali saja sudah kehabisan. Beliau sadar bahwa kekayaan dan kekuasaan hanyalah pemberian Allah. Kemudian bagaimanakah ketika Raja Fir’aun merasa paling berkuasa, sehingga menganggap dirinya sebagai Tuhan untuk disembah. Ternyata dia makhluk Allah yang lemah sehingga kandas di dasar laut. Karena itu sikap hati yang keras, yang pongah terapinya adalah shalat.

Shalat juga menyadarkan bahwa manusia adalah makhluk yang harus tahu keadaan. Diantara organ manusia, organ manakah yang paling dihormati dan disanjung-sanjung? Tangan, kaki, dada, badan, kepala? Tentu sepakat bahwa pada kepala terletak simbol kehormatan. Cantik atau tampan tempatnya di muka. Khusus bagi wanita bagaimanakah untuk tampil cantik ada berapa macam alat untuk memoles agar menjadi cantik, berapa biaya yang dikeluarkan, berapa lama waktunya untuk berhias. Misalnya dari mukanya, alisnya, idepnya, bibirnya, giginya, dagunya, pipinya, keningnya, rambutnya. Demikian pula kaum pria kumisnya, jambannya, mukanya dan lainnya akan menunjukkan karisma.

Jadi benar bahwa pada kepala terletak simbol kebanggaan, disamping karena selalu berada pada posisi paling atas. Namun sadarkah bahwa ketika shalat ternyata suatu yang diagungkan bersedia untuk sejajar dengan suatu yang berada dibawah dalam hal penghormatannya. Kepala harus ikhlas sejajar dengan pantat, ada apakah dalam pantat, disana tempat keluarnya sesuatu yang kotor. Bahkan ketika sujud ternyata kepala harus mengikhlaskan ketika harus lebih rendah posisinya dari pada pantat.

Manusia ibarat rumah.
Bila manusia ingin selalu tampil prima, maka dari itu ingin selalu menjaga kesehatan, karena itu perlu dijaga dan diupayakan. Perjalanan hidup manusia dimakan usia, karena itu usia yang semakin bertambah derajat kesehatan bukan semakin baik, namun semakin turun. Karena itu gejala-gejala orang menjadi tua minimal ada 7 yang disingkat 6B 1L . 6 B adalah, Budeg (pendengarannya berkurang), Bisu (sulit bicara), Blawur (penghlihatan samar), Bawel (crewet), Buyuten (gemetaran), Bingung, L (lalen) pikun mudah lupa. Disamping itu ada unsur-unsur fisik yang berubah,seperti kulit keriput, rambut putih, tubuh bengkok atau miring, otot-otot kendor, matanya sering berair, giginya ompong dan lainnya.

Kadang segala macam ditempuh untuk merenovasi diri seperti rambut putih dicat, gigi ompong pasang gigi palsu, kulit keripun di make up dan lainnya. Namun sepintar-pintar manusia tetap tidak bisa mengundurkan usia, ternyata yang tua tetap tua, apalagi dengan kelahiran cucu atau cicit sehingga penyebutan nama diberi gelar eyang atau buyut. Sehingga jika ada orang tua yang merasa sehat, tampan dan cantik tentu dalam dimensi yang berbeda. Usaha dalam bentuk apapun akan menjadi seperti rumah, walaupun selalu diadakan perawatan, dibersihkan, dicat namun tetap ada saja yang rusak. Bila atapnya tidak bocor bisa jadi hanya retak. Demikian pula temboknya, jendelanya, pintunya, lantainya, pagarnya, lampunya, instalasinya. Karena memang waktu tidak bisa didustai.

Agar masa tua tetap bahagia hendaknya tetap menerapkan pola makan yang baik, berolah raga, istirahat yang cukup, lebih aktif dalam kegiatan keagamaan. Kembalikan kebiasaan suka membaca, dan bagi yang belum terbiasa untuk melatih. Karena usia tua teman dan kerabat dekat banyak namaun kadang terasa jauh. Zaman sudah berubah orangnya dekat namun hatinya jauh, berbedaa dengan zaman dahulu jasadnya jauh namun dekat di hati. Solusi kebiasaan membaca, mengendorkan urat saraf, menambah kualitas iman dan menambah pahala yaitu dengan membaca Alquran.

Yang muda akan menjadi tua, yang tua tidak akan menjadi muda lagi, muda dan tua adalah Sunnatullah, nikmati kehidupan dengan rasa bahagia, insya-Allah akan selalu sehat, amin.

5/24/2018

Pentingnya Pendidikan Aqidah Dalam Keluarga



Luqmanul Hakim adalah sosok manusia biasa diberi hikmah oleh Allah sehingga mempunyai derajad kenabian. Namanya diabadikan didalam Alquran, beliau mempunyai prinsip-prinsip pendidikan dan pengajaran terhadap keluarga. Apa pelajaran pertama yang disampaikan kepada anak-anaknya, beliau ternyata mengutamakan prinsip pengajaran tentang aqidah atau keyakinan terhadap Allah. Firman Allah dalam Alquran Surat Luqman ayat 13:
“Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar".

Prinsip-prinsip keyakinan ini untuk selanjutnya diimplementasikan pada amal nyata, karena sesungguhnya abukan disebut sebagai orang yang beriman tanpa amal, dan amal yang baik adalah yang erdasar pada keimanan, adapun implentasi dari keimanan/ keyakinan itu disebutkan secara berturut-turut mulai ayat 14-19 dengan intisari perintah:

  1. Berbuat baik kepada dua orang ibu- bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun.
  2. Jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, Maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku
  3. Senantiasa memberi motivasi untuk berbuat baik, karena sekecil apapun kebaikan akan tetap memdapatkan pahala, bahkan sekalipun berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi
  4. Menyuruh untuk mendirikan shalat.
  5. Menyuruh orang lain untuk mengerjakan yang baik dan mencegah (mereka) dari perbuatan yang mungkar.
  6. Senantiasa bersabar ketika mendapatkan musibah.
  7. Senantiasa bersyukur kepada Allah.
  8. Jangan berpaling kepada manusia karena sombong dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh.
  9. Bersikap sederhana ketika berjalan dan melembutkan suara.


Ternyata prinsip keyakinan ini teramat penting karena fondasi kokohnya bangunan keluarga tergantung dari penanaman keyakinan terhadap Allah. Setiap orang hendaknya meyakini bahwa alam semesta beserta isinya adalah ciptaan Allah dan manusia sebagai hamba Allah yang diberikan amanat untuk menjadi khalifah di muka bumi. Bahwa bumi telah dihamparkan sebagai tempat berpijak dan langit menjadi atap, hujan diturunkan dari langit dan darinya Alah menumbuhkan beraneka macam tanaman yang menghasilkan bagi manusia untuk kesejahteraan hidup manusia.

Jadi bahwa setelah Allah menciptakan bumi beserta isinya, Allah tidak membiarkan makhluknya dalam keadaan terlantar dan kekurangan, namun semuanya telah disediakan oleh Allah. Karena itu Allah telah memberikan perlengkapan hidup dan kekuatan untuk meraih apa yang diharapkan, ingin menjadi orang kaya, yang hidup serba kecukupan, manusia bisa meraihnya karena bahan-bahannya telah tersedia, dan penciptaan manusia dalam bentuk yang paling sempurna. Kurang apa bila manusia telah diberikan panca indra yang dilengkapi dengan akal, hati dan nafsu.

Dengan akal, manusia akan bisa membedakan mana yang baik, mana yang buruk, mana yang benar dan aman yang salah, dengan akal manusia bisa menerjemahkan dan memahami ayat-ayat Allah. Dan agar tidak tersesat dari pola fikir bebas maka Allah memberikan tuntunan berupa kitab suci dan sunnah nabi. Dengan hati manusia akan bisa merenungkan keagungan Allah, sehingga dirinya merasa selalu dekat dan berada dalam pengawasan Allah SWT, dengan nafsu manusia mempunyai dorongan dan motivasi untuk mewujudkan obsesinya.

Orang akan mempunyai dorongan untuk menegakkan shalat dengan istiqomah bila telah mempunyai fondasi keyakinan, walaupun dalam tataran awal khususnya bagi orang-orang awam bahwa shalat hanya untuk menggugurkan kewajiban, sehingga bila telah memenuhi syarat dan rukunnya maka shalatnya sudah sah. Orang dalam kategori ini kadang sulit dibedakan dalam hal perilakunya dengan orang yang tidak menegakkan shalat atau menegakkan shalat namun hanya kadang-kadang saja.
Berbeda dengan orang yang menegakkan shalat yang bisa menghadirkan hati, maka shalatnya benar-benar menjadi media komunikasi kepada Allah, dirinya merasa dekat dengan Allah. Bahkan dalam menegakkan shalat nyaris tak pernah meraskan adanya beban. Semuanya dilaksanakan mengalir, reflek, bahkan ibadah shalat adalah menjadi media untuk mewujudkan rasa syukur kepada Allah. Syukur terhadap segala pemberian Allah yang sama sekali tidak bisa dihitung. Sehingga orang yang dalam kategori ini dengan shalat bisa mencegah dari perbuatan keji dan munkar.

Perbuatan keji dan munkar adalah merupakan larangan Allah, seandainya perbuatan keji dan munkar tidak berdosa, maka Allah tidak akan mengutus para rasul yang membawa risalah untuk menyempurnakan akhlaq bagi manusia. Meninggalkan keburukan dan berlomba dalam kebaikan hendaknya dimulai dari keluarga, proses pendidikan, pengajaran dan pemberian keteladanan sehingga di lingkungan masyarakat akan tetap teguh bahkan bisa menjadi motivator dan uswatun hasanah yaitu yang selalu giat memberikan motivasi dan memberikan keteladanan dalam melaksanakan amal kebaikan.

Dua hal antara motivasi dengan keteladanan saling keterkaitan, motivasi yang disampaikan akan mempunyai nilai dan bobot spiritual jika motivator telah mendapatkan pengalaman spiritual. Ibarat menjadi kata yang bertuah, kata bijak penuh makna yang perlu diteladani. Sering terjadi kata hikmah menjadi ucapan kosong yang tak bermakna, karena motivasi hanya suatu upaya merangkai kata-kata yang indah tetapi gersang dari nilai spiritual, antara lisan dan hati tidak konek. Sehingga kata bertuah hanya berlaku sesaat, timbul rasa kagum, namun setelah waktu berlalu tidak ada greget hati untuk mengadakan perubahan menuju yang lebih baik.

Inilah keteguhan yang diawali dengan pendidikan dan penanaman aqidah dalam keluarga, sangat berpengaruh dalam perilaku kehidupan anggota keluarga. Demikian pula dengan keyakinan yang teguh akan berdampak pada sikap optimis dalam menjalani kehidupan. Dengan keyakinan yang teguh maka akan menyadari bahwa dalam segala aktifitas dan perbuatan, sesungguhnya manusia hanya bisa berusaha, manusia bisa bercita-cita yang setinggi-tingginya namun ternyata keputusan berada pada kekuasaan Allah.

Allah yang menentukan qadha dan qadarnya manusia. Bagaimanakah jika orang tidak mempunyai keyakinan yang demikian ini. Niscaya akan menjadi pribadi yang mudah terkena depresi, karena tidak semua usaha dan daya upaya, rencana dan kegiatan akan selalu sukses dan sesuai dengan harapan. Bahkan kadang kesuksesan yang didapatkan membuat pribadi yang angkuh, sebagaimana Fir’aun yang berpandangan bahwa dengan harta dan kekuasaan yang dimiliki dapat mengalahkan segalanya, bahkan menganggap dirinya sebagai Tuhan. Inilah bahayanya karena tidak mempunyai fondasi keimanan kepada Allah SWT. Yang pada akhirnya bahwa apa yang diperoleh baik itu berupa harta, pangkat dan jabatan tidak menjadikan dirinya sebagai pribadi yang bersyukur. Dan jika mengalami kegagalan akan semakin kufur.

Karena itu pendidikan aqidah harus ditanamkan dalam keluarga, Allah SWT menegaskan dalam firmannya:
“ Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.(QS. Attahrim: 6)


5/22/2018

Saling Menghormati Anggota Keluarga



Setiap manusia tentu mempunyai keluarga, sebagai tempat berlindung, berkumpul, berbagi suka dan duka. Ada keluarga kecil yang terdiri dari ayah, ibu dan anak. Dan keluarga yang besar terdiri dari ayah, ibu, dua anak atau lebih, kakek, nenek, pembantu. Keluarga adalah diibaratkan sebagai suatu bangunan. Kuatnya suatu bangunan bila semua unsur saling keterkaitan, saling berhubungan, saling menguatkan dan setiap unsur berada pada posisinya. Fondasi bangunan yang kuat akan menentukan kokohnya suatu bangunan, tiang menjadi penyangga bangunan, pagar atau tembok sebagai penutup dan pemisah antara satu bagian dengan yang lain. Glogor, blandar, usuk, reng sebagai kerangka kap suatu bangunan, atap sebagai penutup bangunan dari panas dan hujan.

Setiap bangunan sudah mempunyai fungsi yang berbeda, jangan sepelekan bagian yang kecil. Karena dia akan menjadi penopang kokohnya suatu bangunan. Demikian pula kerusakan betapapun kecilnya harus diperbaiki. Misalnya atap yang bocor walaupun kecil akan menimbulkan kerusakan yang lebih besar. Keluarga diibaratkan suatu bangunan, kokohnya keluarga antara satu anggota dengan yang lain hendaknya saling terjalin untuk saling menghormati, menghargai, saling asah, asih dan asuh.

Karena itu Allah SWT berpesan:
Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertobat, Maka mereka Itulah orang-orang yang zalim.
Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang. (QS. Al Hujurat: 11-12)

Merendahkan, menghina, mencela, memanggil dengan panggilan yang buruk, berburuk sangka, mencari kesalahan dan suka bergunjing hal ini adalah sikap dan perilaku yang merusak sendi-sendi untuk saling menghormati. Karena perlu disadari sesungguhnya andaikan yang dihina, dicela, diejek dicari-cari kesalahnnya adalah keluarganya pada dasarnya dia mencela dirinya sendiri. Rasul bersabda:

"الْمُؤْمنُ للْمُؤْمِن كَالْبُنْيَانِ يَشدُّ بعْضُهُ بَعْضاً " وَشَبَّكَ بَيْنَ أَصَابِعِه . متفق عليه .

Seorang mu'min terhadap mu'min yang lain itu adalah sebagai bangunan yang sebagiannya mengokohkan kepada bagian yang lainnya," dan beliau SAW merenggangkan antara jari-jarinya." (Muttafaq 'alaih)

مثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ وتَرَاحُمِهِمْ وتَعاطُفِهِمْ ، مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَداعَى لهُ سائِرُ الْجسدِ بالسهَرِ والْحُمَّى " متفقٌ عليه .

"Perumpamaan kaum mu'minin dalam hal saling sayang-menyayangi, saling kasih mengasihi dan saling iba-mengiba itu adalah bagaikan sesosok tubuh. Jikalau salah satu anggota dari tubuh itu ada yang merasa sakit, maka tertarik pula seluruh tubuh, karena ikut merasakan sakitnya, dengan berjaga, tidak tidur, serta merasa panas." (Muttafaq 'alaih)

Sikap saling menghormati menjadi sarana kokohnya suatu keluarga, dan pembelajaran yang baik ini akan berpengaruh dalam pergaulan ditengah-tengah masyakat serta di segala komunitas senantiasa akan mengembangkan sikap saling menghormati. Ada beberapa model dan cara untuk mengembangakan sikap saling menghormati khususnya dalam keluarga:

  1. Bertutur kata yang baik, panggillah dengan panggilan yang baik, bila terhadap yang tua panggillah dengan kakek, nenek, ayah, ibu, bapak, papa, mama, abi umi, kakak, mbak, mas, om, tante. Dan panggilan dari orang tua kepada yang lebih muda dengan nak, dik, le, nang, gus dan lainnya. Sehingga panggilan yang baik ini akan berpengaruh terhadap orang yang dipanggil. Bandingkan bila memanggil langsung pada penyebutan namanya, tentu akan menimbulkan perasaan yang tidak baik.
  2. Jauhkan dari kata-kata yang kotor bila mendapati saudaranya melakukan kesalahan tetapi berilah dengan nasehat yang baik. Sesungguhnya kata-kata yang kotor akan membawa perubahan sikap dan perilakunya baik terhadap sesama keluarga maupun perilaku dalam beraktifitas. Bila sebagai pelajar atau santri akan menimbulkan kurang minat belajar dan bagai pegawai, karyawan dan pekerja akan menurunkan minat kerja serta sikap yang kurang simpatik.
  3. Tutur kata memegang peran penting dalam sikap dan perilaku, sehingga dalam bahasa jawa terdapat basa karma inggil, madya lan ngoko. Dengan basa jawa krama akan menjaga keharmonisan dan dapat mengindarkan percekcokan. Misalnya anak pada orang tua, istri dengan suami. Dan untuk melakukan pendidikan yang tuapun bisa berhasa jawa krama dengan yang lebih muda.
  4. Menjaga akhlaq, sopan-santun, perbuatan dan berusaha untuk memberikan teladan.
  5. Biasakan untuk memberikan pujian dan penghargaan bila yang lain telah pekerjaan yang mendatangkan kebaikan.
  6. Mendengarkan ketika dinasehati atau mendengarkan saat saudara yang lain bicara, tidak memotong atau meninggalkan pembicaraan sebelum semuanya jelas.
  7. Terdapat sikap saling bertegur sapa, menolong, setiap ada kesulitan akan ditanggung secara bersama.


Bila senantiasa dapat mengembangkan sikap demikian ini tentu akan dapat mewujudkan keluarga yang bahagia, sejahtera lahir dan batin, keluarga yang menjadi idaman setiap orang.

5/18/2018

Berkah Puasa dalam Keluarga



Puasa Ramadhan adalah perintah Allah yang ditujukan kepada orang-orang yang beriman, tujuan akhir puasa adalah untuk menjadi orang yang bertaqwa. Karena itu taqwa adalah suatu predikat yang yang harus diusahakan. Ingin menjadi orang yang taqwa diantaranya dengan meleksanakan puasa Ramadhan. Setiap perintah Allah akan membawa konsekwensi, hikmah, barakah dan keutamaan. Demikian pula puasa Ramadhan banyak membawa hikmah, rahmah dan berkah, bagaimanakah berkah puasa dalam keluarga?

Kata berkah berasal dari kata barakah menurut bahasa adalah azziyadah yang berarti tambahan, nilai tambah. Assa’adah kebahagiaan, addu’a doa, al manfaah kemanfaatan, al baqa’ kekal, attaqdis sesuatu yang suci. Adapun menurut istilah adalah tsubutul khairillahi fisy-syai yaitu Allah menetapkan kebaikannya itu di dalam sesuatu (yang telah ditentukan Allah). Dengan barakah itu pada mulanya orang tidak mempunyai apa-apa lalu Allah menetapkan keberkahannya, maka orang itu menjadi mulia. (Tafsir Mau’udhui, Pembangunan Ekonomi Umat, Kementerian Agama RI 2012: hal 145)
Jika dalam harta terdapat barakah, maka harta itu baik, bermanfaat dan mencukupi bahkan nilai kualitasnya melebihi nilai kuantitasnya. Keberkahan dari Allah kadang datang dari arah yang tidak di duga atau dirasakan secara materiil dan tidak pula dibatasi atau bahkan diukur. Rasulullah SAW pernah berdoa dan di baca berulang-ulang Allahummafirli dzanbi wawassi’li fi daari wa barikli fi rizki wahai Allah, ampunilah dosaku, lapangkanlah bagiku rumahku dan berkailah aku dalam rezkiku.
Keluarga menjadi pilar utama untuk meraih keberkahan:


“ Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.(QS. Attahrim: 6)

Dalam tafsir Ibnu Katsir disebutkan, bahwa menurut Ali ibnu Abu Talhah telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, makna “peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka”. Yakni amalkanlah ketaatan kepada Allah dan hindarilah perbuatan-perbuatan durhaka kepada Allah, serta perintahkanlah kepada keluargamu untuk berzikir, niscaya Allah akan menyelamatkan kamu dari api neraka.

Menurut Qatadah makna “peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka” yaitu memerintahkan untuk taat kepada Allah dan mencegah dari perbuatan durhaka kepada Allah, menegakkan perintah Allah, menganjurkan melaksanakan dan membantu untuk mengamalkannya. Bila melihat perbuatan maksiat terhadap Allah berada disekitarnya, maka harus dicegah dan melarang untuk melakukannya. Hal yang sama telah dikatakan oleh Ad-Dahhak dan Muqatil, bahwa sudah merupakan suatu kewajiban bagi seorang muslim mengajarkan kepada keluarganya, baik dari kalangan kerabatnya ataupun budak-budaknya. hal-hal yang difardukan oleh Allah dan mengajarkan kepada mereka hal-hal yang dilarang oleh Allah yang harus mereka jauhi.

Dalam hadis Rasulullah SAW pernah bersabda:
مُرُوا الصَّبِيَّ بِالصَّلَاةِ إِذَا بَلَغَ سَبْعَ سِنِينَ، فَإِذَا بَلَغَ عَشْرَ سِنِينَ فَاضْرِبُوهُ عَلَيْهَا رواه ابوا داوود)

“Perintahkanlah kepada anak untuk mengerjakan salat bila usianya mencapai tujuh tahun; dan apabila usianya mencapai sepuluh tahun, maka pukullah dia karena meninggalkannya”. (HR. Abu Dawud)

Allah SWT memerintahkan kepada orang-orang yang beriman agar memulai melakukan pendidikan, pelatihan dan sekaligus pembiasaan perbuatan baik, perbuatan yang diperintahkan Allah dan tidak dilarang oleh agama dimulai dari dirinya sendiri. Bila meneladani Rasulullah SAW bahwa apa yang beliau lakukan itulah yang telah beliau katakana, dan apapun yang beliau katakan tentu dilakukan. Karena itulah beliau menjadi figur uswatun hasanah/ suri tauladhan yang baik..

Setelah melakukan pembinaan terhadap dirinya sendiri dilanjutakan dengan pembinaan terhadap keluarga. Puasa Ramadhan menjadi mementum untuk melakukan pendidikan dan sekaligus ajang shilaturrahmi dalam keluarga. hal ini tentu saja tidak lepas dari perilaku hidup di zaman modern yang menuntut cepat, mudah bahkan kadang instan. Ketika masing-masing anggota keluarga sudah sibuk dengan urusannya masing-masing. Bahkan kadang-kadang hanya bisa bertemu pada waktu pagi hari dan malam hari saja, bahkan orang tua yang mempunyai anak masih kecil pagi hari melihat anaknya masih tidur, pulang kerja anaknya sudah tidur, setiap pribadi sudah menghabiskan waktu ditempat kerja.

Puasa bukan hanya upaya untuk menahan diri untuk tidak makan, minum dan berhubungan sex sejak waktu imsya’ hingga terbenam matahari. Ternyata diiringi dengan perilaku positif untuk menambah kuantitas ibadah, misalnya tentang shalat sunnah, tadarus Alquran, meningkatkan infaq, shadaqah, dan amaliyah ibadah lainnya. Sehingga diharapkan akan menjadi kebiasaan yang kelak akan dilaksanakan dengan ringan, mudah dan tanpa beban sehingga dari kuantitas ibadah akan beralih menjadi ibadah yang berkualitas.

Karena itu ternyata momentum puasa Ramadhan bisa mendatangkan keberkahan:

  1. Puasa Ramadhan menjadi langkah untuk mewujudkan kelurga sakinah, mawaddah dan rahmah. Dalam puasa akan menanamkan keyakinan yang mantap, sifat sabar, ikhlas, disiplin, menyadarkan sikap bertanggung jawab. Keluarga idaman bukan datang dengan sendiri namun harus diupayakan. Ibadah puasa menjadi salah satu media yang akan mendatangkan keberkahan. Bagaimana akan menjadi keluarga Samara bila dalam keluarga tidak tertanam sikap disiplin, ikhlas, sabar, keyakinan yang utuh terhadap janji dan ancaman Allah.
  2. Setiap keluarga bisa berkumpul disaat berbuka dan sahur. Berbuka puasa dan sahur menjadi momentum kebersamaan dalam keluarga. Bagaimanakah setiap diri bisa saling mengingatkan untuk meneladani cara makan yang dilakukan oleh Rasulullah, berdoa sebelum makan, mengambil yang terdekat, tidak berlebihan, tidak sambil bergurau, mengunyah tidak berbunyi, sambil duduk. Termasuk disaat berbuka dan sahur orang tua bisa menanyakan tentang segala hal yang berkaitan dengan putra-putrinya, misalnya tentang sekolahnya, temannya, dan kegiatan-kegiatan lainnya. Inilah keberkahan yang dirasakan untuk saling asah, asih dan asuh dalam keluarga benar-benar bisa terwujud.
  3. Bersama-sama menyempunakan ibadah dengan menegakkan shalat tarowih. Ibadah shalat tarowih bisa saling memberi motivasi sesama muslim untuk berbondong-bondong ke tempat shalat. Karena ibadah yang dilaksanakan secara bersama-sama akan lebih semarak dan bergairah. Puasa Ramadhan menjadi keberkahan bahwa putra-putri dan keluarga akan turut mengikuti shalat Tarowih, disamping itu juga akan mengikuti siraman rohani berupa kultum dan kehiatan tadarus Alquran. Karena itu keberkahan yang berupa amaliyah ibadah, setiap diri dalam keluarga hendaknya bisa saling memotivasi. Sehingga motivasi secara jam’iyah akan memotivasi keluarga dan keluarga akan memotovasi setiap anggota. Karena itu keberkahan ini hendaknya selalu ditingkatkan dan diwujudkan. Sehingga ibadah shalat Tarowih yang biasanya sangat ramai pada 10 hari yang pertama, hal ini karena motivasi jam’iyah. Maka hendaknya pada 20 hari terakhir motivasi justru berasal dari tiap diri dan keluarga bisa saling memotivasi agar pelaksanaan shalat tarowih selama bulan Ramadhan akan tetap semarak dan bergairah.
  4. Makanan dan minuman yang enak. Pada bulan Ramadhan pada umumnya berupaya untuk menyediakan menu spesial untuk berbuka dan sahur, menu ini biasanya jarang ditemukan bila tidak sedang berpuasa. Sehingga saat berbuka menjadi saat yang dinantikan. Pada dasarnya di saat lapar dan dahaga, makan dan minum apapun tetap enak, namun tenyata saat berbuka sudah mengupayakan dengan hidangan yang berbeda.
  5. Pada saat akhir bulan Ramadhan akan diakhiri dengan Idul Fitri, saat itulah pada umumnya disaat shalat Id dan shilaturrahmi berupaya untuk mengungkapkan kegembiraan dengan mensyukuri atas nikmat Allah, bergembira merayakan Idul Fitri dengan makanan beraneka macam dan pakaian yang bagus-bagus. Bukan berarti berlebih-lebihan, namun tentu saja ketika semuanya ini tersedia maka orang lainpun akan turut merasa senang. Karena hal ini telah diantisipasi bagaimana agar disaat Idul Fitri semua umat Islam berada dalam kegembiraan. Sehingga bila ada diantara saudara-saudara muslim yang berada dalam kesedihan dan kekurangan maka Islam mengatasinya dengan memberikan zakat fitrah.
  6. Pada bulan Ramadhan nuansa syiar semakin jelas ketika didalam rumah banyak terdengar bacaan Alquran, siaran, ceramah Islam, musik dan sinetron religi.

Begitulah bahwa secara umum setiap perintah Allah pasti ada hikmahnya dan melaksanakan perintah Allah pasti akan mendatangkan keberkahan. Apalagi melaksnakan puasa maka doanya akan dikabulkan Allah, dan melaksanakan puasa Ramadhan maka pahalanya langsung akan diterima oleh Allah SWT. Dan bagi setiap muslim yang melaksanakan amal ibadah pada bulan Ramadhan maka pahalanya akan lipatgandakan oleh Allah, sehingga bila dapat menyempurnakan ibadah puasa maka Allah memberikan keluasan untuk memasuki surga-Nya.

5/14/2018

Menyambuat Ramadhan Hikmah, Barokah, Rahmat, Maghfirah dan Raih Surga.



Allah SWT berfirman “ Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa. (QS. Al Baqarah: 183)

Sebentar lagi kita akan masuk pada bulan suci Ramadhan, bulan yang penuh dengan hikmah, rahmat, barokah dan maghfirah. Bulan dimana seluruh amal ibadah umat Islam dilipatgandakan mulai dari 10 hingga 700 kali. Bulan dimana ketika umat Islam melaksanakan ibadah sunnah akan dicatat pahalanya sebagai ibadah yang wajib, bulan Ramadhan dimana pintu surga dibuka seluas-luasnya dan pintu neraka ditutup, bahkan untuk memberikan kesempatan bagi setiap muslim dengan keleluasaan masuk ke dalam surga, maka Allah membelenggu para syetan yang menjadi musuh hidup bagi manusia. Puasa akan menjadi benteng. Puasa akan membentuk pribadi yang sehat.

Pada bulam Ramadhan Allah SWT menurunkan Alquran sebagai petunjuk hidup umat manusia dan sebagai penjelas atas wahyu Allah yang diberikan kepada nabi Muhammad SAW. Bahkan dalam bulan tersebut Allah juga akan memberikan keutamaan beribadah dalam satu malam akan dicatat sebagaimana ibadah seribu bulan. Yaitu bagi muslim yang beribadah bertepatan dengan peristiwa lailatul qodar.

Karena itu dengan berbagai macam keutamaan dan kemurahan Allah, bagaimanakah sikap kita ketika akan memasuki bulan Ramadhan, Rasulullah SAW bersabda:

مَنْ فَرِحَ بِدُخُوْلِ رَمَضَانَ حَرَّ مَ اللهُ جَسَادَهُ عَلَى النِّيْرَانِ

“ Barang siapa yang merasa senang akan memasuki bulan Ramadhan maka Allah mengharamkan jasadnya masuk ke naraka (Hadits).

Bukti rasa senang diniatkan didalam hati kemudian dikuatkan dengan tekat dan diaktualisasikan dalam bentuk amal perbuatan. Imam Buchari meriwayatkan dari Abu Ishak bahwa dia pernah mendengar Al Barra’ bahwa ada seorang laki-laki bertopeng besi (kinayah dari muka yang ditutupi dengan baju perang) datang kepada Rasul. Lalu dia bertanya “Wahai Rasulullah, aku berperang dahulu atau masuk Islam dahulu? Nabi menjawab masuk Islam dahulu baru berperang. Setelah masuk Islam dia ikut berperang lalu terbunuh. Kemudian rasul bersabda Dia telah beramal sedikit tapi mendapat pahala yang berlimpah”.

Jadi sebelum masuk bulan suci Ramadhan marilah kita mengaktualkan niat dan cinta menyambut Ramadhan dengan membuat perencanaan-perencanaan baik secara individu maupun secara kolektif. Sehingga nantinya memasuki bulan Ramadhan berupaya untuk meraih keberkahan dari Allah sebanyak-banyaknya yaitu dengan memperbanyak amal ibadah.

Ibadah puasa Ramadhan adalah ibadah yang diulang-ulang dalam setiap tahun, setiap muslimpun juga akan mengulang-ulang ibadah puasa, sejauhmana ibadah puasa dengan segala ibadah sunnahnya dapat membentuk pribadi muslim yang mempunyai sifat dan karakter sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW.

Bagaimanakan puasa akan membentuk pribadi yang ikhlas, karena puasa adalah ibadah yang sirri, nyaris tidak bisa dibedakan antara orang yang berpuasa dengan yang tidak puasa.
Bagaimanakah puasa dapat membentuk pribadi yang jujur hal ini dicontohkan karena orang yang berpuasa hanyalah kesadaran diri untuk tidak makan, minum dan berhubungan suami istri pada siang hari. Bagaimanakan jika tidak ada sifat jujur, maka akan makan dan minum bila tidak dilihat orang, dan berpura-pura puasa bila bersama dengan muslim yang lain.

Bagaimanakah puasa dapat membentuk pribadi yang dermawan, suka membantu dan meringankan beban dan penderitaaan bagi orang-orang miskin, tentu saja hal ini telah dirasakan, bahwa ketika berpuasa semua orang akan merasakan lapar dan dahaga. Dan ternyata lapar dan dahaga senantiasa dirasakan oleh para fuqara’ masakin yang setiap hari hidup dalam kekurangan.

Bagaimana puasa dapat membentuk pribadi yang sabar, hal ini telah dicontohkan ketika menanti waktu berbuka, tetap akan sabar menanti waktu berbuka walaupun hanya tinggal satu menit tetap dinanti untuk tidak berbuka dahulu.

Bagaimanakah puasa dapat menjadikan pribadi muslim yang merasa dekat dengan Allah. Karena puasa Ramadhan yang mempunyai berbagai macam keutamaan, akan dirasakan baik ketika masih hidup di dunia maupun akan diberikan besok di yaumil qiyamah. Ibadah puasa hendaknya dilakukan secara total. Puasa yang bermakna menahan diri untuk tidak makan, minum dan berhubungan suami istri sejak imsa’ hingga waktu berbuka, namun ketika berpuasa hendaknya berpuasa pula anggota tubuh yang lain.

اذا صمت فليصم سمعك وبصرك ولسانك عن الكذب والمحارم ودع اذى الجار

“Apabila kamu berpuasa maka berpuasalah telingamu, matamu, mulutmu dari bohong dan melihat perkara yang diharamkan”. (Al Hadits)

من لم يدع قول الزور والعمل به فليس لله حاخة فى ان يدع طعامه وشرابه (روا البخاري)

“ Siapa yang tidak meninggalkan ucapan dan perbuatan yang mengundang kedurhakaaan, maka Allah tidak butuh terhadap orang yang meningalkan makan dan minum”. (HR. Buchari)

Karena itu bila ibadah puasa tidak bisa meninggalan hal-hal yang demikian itu maka puasa kita akan sia-sia.

(كم من صائم ليس له من صيامه الا الجوع وكم قاسم ليس له قيامه الا السهر (روا احمد

“ Betapa banyak orang berpuasa tidak mendapatkan apa-apa kecuali lapar, dan betapa banyak orang yang menghidupkan malam tidak mendapat apa-apa kecuali begadang saja (HR. Ahmad)

Karena itu agar ibadah puasa kita kelak akan lebih bemakna, lebih berbobot, maka kita rencanakan bulan Ramadhan, kita isi dengan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat, seperti shalat tarowih dan shalat-shalat sunnah lainnya, tadarus Alquran, i’tikaf, mengadakan atau mengikuti kajian Islam, memperbanyak shadaqah dan lainnya. Selamat menjalankan ibadah puasa, selamat untuk berlomba dalam kebaikan, beruasaha untuk menahan diri dari segala hal yang tidak bermanafaat. Semoga puasa kelak akan menjadikan pribadi yang bertaqwa.