Tampilkan postingan dengan label Hidup Sehat. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Hidup Sehat. Tampilkan semua postingan

5/22/2018

Saling Menghormati Anggota Keluarga



Setiap manusia tentu mempunyai keluarga, sebagai tempat berlindung, berkumpul, berbagi suka dan duka. Ada keluarga kecil yang terdiri dari ayah, ibu dan anak. Dan keluarga yang besar terdiri dari ayah, ibu, dua anak atau lebih, kakek, nenek, pembantu. Keluarga adalah diibaratkan sebagai suatu bangunan. Kuatnya suatu bangunan bila semua unsur saling keterkaitan, saling berhubungan, saling menguatkan dan setiap unsur berada pada posisinya. Fondasi bangunan yang kuat akan menentukan kokohnya suatu bangunan, tiang menjadi penyangga bangunan, pagar atau tembok sebagai penutup dan pemisah antara satu bagian dengan yang lain. Glogor, blandar, usuk, reng sebagai kerangka kap suatu bangunan, atap sebagai penutup bangunan dari panas dan hujan.

Setiap bangunan sudah mempunyai fungsi yang berbeda, jangan sepelekan bagian yang kecil. Karena dia akan menjadi penopang kokohnya suatu bangunan. Demikian pula kerusakan betapapun kecilnya harus diperbaiki. Misalnya atap yang bocor walaupun kecil akan menimbulkan kerusakan yang lebih besar. Keluarga diibaratkan suatu bangunan, kokohnya keluarga antara satu anggota dengan yang lain hendaknya saling terjalin untuk saling menghormati, menghargai, saling asah, asih dan asuh.

Karena itu Allah SWT berpesan:
Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertobat, Maka mereka Itulah orang-orang yang zalim.
Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang. (QS. Al Hujurat: 11-12)

Merendahkan, menghina, mencela, memanggil dengan panggilan yang buruk, berburuk sangka, mencari kesalahan dan suka bergunjing hal ini adalah sikap dan perilaku yang merusak sendi-sendi untuk saling menghormati. Karena perlu disadari sesungguhnya andaikan yang dihina, dicela, diejek dicari-cari kesalahnnya adalah keluarganya pada dasarnya dia mencela dirinya sendiri. Rasul bersabda:

"الْمُؤْمنُ للْمُؤْمِن كَالْبُنْيَانِ يَشدُّ بعْضُهُ بَعْضاً " وَشَبَّكَ بَيْنَ أَصَابِعِه . متفق عليه .

Seorang mu'min terhadap mu'min yang lain itu adalah sebagai bangunan yang sebagiannya mengokohkan kepada bagian yang lainnya," dan beliau SAW merenggangkan antara jari-jarinya." (Muttafaq 'alaih)

مثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ وتَرَاحُمِهِمْ وتَعاطُفِهِمْ ، مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَداعَى لهُ سائِرُ الْجسدِ بالسهَرِ والْحُمَّى " متفقٌ عليه .

"Perumpamaan kaum mu'minin dalam hal saling sayang-menyayangi, saling kasih mengasihi dan saling iba-mengiba itu adalah bagaikan sesosok tubuh. Jikalau salah satu anggota dari tubuh itu ada yang merasa sakit, maka tertarik pula seluruh tubuh, karena ikut merasakan sakitnya, dengan berjaga, tidak tidur, serta merasa panas." (Muttafaq 'alaih)

Sikap saling menghormati menjadi sarana kokohnya suatu keluarga, dan pembelajaran yang baik ini akan berpengaruh dalam pergaulan ditengah-tengah masyakat serta di segala komunitas senantiasa akan mengembangkan sikap saling menghormati. Ada beberapa model dan cara untuk mengembangakan sikap saling menghormati khususnya dalam keluarga:

  1. Bertutur kata yang baik, panggillah dengan panggilan yang baik, bila terhadap yang tua panggillah dengan kakek, nenek, ayah, ibu, bapak, papa, mama, abi umi, kakak, mbak, mas, om, tante. Dan panggilan dari orang tua kepada yang lebih muda dengan nak, dik, le, nang, gus dan lainnya. Sehingga panggilan yang baik ini akan berpengaruh terhadap orang yang dipanggil. Bandingkan bila memanggil langsung pada penyebutan namanya, tentu akan menimbulkan perasaan yang tidak baik.
  2. Jauhkan dari kata-kata yang kotor bila mendapati saudaranya melakukan kesalahan tetapi berilah dengan nasehat yang baik. Sesungguhnya kata-kata yang kotor akan membawa perubahan sikap dan perilakunya baik terhadap sesama keluarga maupun perilaku dalam beraktifitas. Bila sebagai pelajar atau santri akan menimbulkan kurang minat belajar dan bagai pegawai, karyawan dan pekerja akan menurunkan minat kerja serta sikap yang kurang simpatik.
  3. Tutur kata memegang peran penting dalam sikap dan perilaku, sehingga dalam bahasa jawa terdapat basa karma inggil, madya lan ngoko. Dengan basa jawa krama akan menjaga keharmonisan dan dapat mengindarkan percekcokan. Misalnya anak pada orang tua, istri dengan suami. Dan untuk melakukan pendidikan yang tuapun bisa berhasa jawa krama dengan yang lebih muda.
  4. Menjaga akhlaq, sopan-santun, perbuatan dan berusaha untuk memberikan teladan.
  5. Biasakan untuk memberikan pujian dan penghargaan bila yang lain telah pekerjaan yang mendatangkan kebaikan.
  6. Mendengarkan ketika dinasehati atau mendengarkan saat saudara yang lain bicara, tidak memotong atau meninggalkan pembicaraan sebelum semuanya jelas.
  7. Terdapat sikap saling bertegur sapa, menolong, setiap ada kesulitan akan ditanggung secara bersama.


Bila senantiasa dapat mengembangkan sikap demikian ini tentu akan dapat mewujudkan keluarga yang bahagia, sejahtera lahir dan batin, keluarga yang menjadi idaman setiap orang.

2/24/2016

Jurus Jitu Praktis dan Ekonomis Atasi Bau Ketiak



Pernahkah kita ke kebun binatang menyaksikan monyet yang sedang menggaruk-garuk tubuhnya? Suatu saat monyet tersebut memegang-megang anusnya lalu diciumnya. Mulutnya nyengir, bibirnya mancung. Kenapa suatu yang tidak sedap kok tetap dicium? Saat yang berbeda kita saksikan orang memasukkan tangan ke ketiaknya lalu dicium, diulang lagi, andai tangan kanan yang dimasukkan ke ketiak kiri, gentian tangan kiri dimasukkan ke ketiak kanan. Mungkin dirinya berfikir kok bau ya. Saya sendiri sebagai pemilik terasa mau muntah bagaimanakah jika orang lain mencium ketiakku?

Hal ini sebagai ilustrasi bahwa ketiak itu memang berbau, apalagi ketika berkeringat atau sehari atau bebarapa hari tidak mandi. Maka seluruh pakaian yang dikenakan menjadi berbau. Mungkin keringat yang berbau tidak disadari oleh orang yang bersangkutan, namun teman atau siapun yang sedang berada disampingnya terpaksa harus menahan nafas karena bau tidak sedap yang muncul dari tubuh seseorang. Banyak orang yang bisa menjaga perasaan, namun banyak pula yang langsung menghindar dan tidak mau berdekat-dekat.

Tentu kita tidak ingin menjadi orang yang menjadi bahan pergunjingan, dijauhi oleh teman dan kerabatnya. Namun bila hal ini terjadi hendaknya segera instrospeksi dan ekstrospeksi. Ada seorang wanita, dia seorang ibu rumah tangga. Pada suatu saat ayahnya pernah berkata, mengapa dia ketiaknya berbau, padahal dia mempunyai lima orang anak, dua perempuan tiga laki. Dari kelima anaknya itu hanya seorang saja yang ketiaknya berbau. Kemudian pada suatu saat dia bekerja di Arab Saudi menjadi TKI selama lima tahun. Ternyata setelah pulang kembali ke tanah air bau keringatnya hilang.

Apa yang terjadi di tanah suci, apakah dia sering meminum air zam-zam, atau makanannya lebih selektif, atau keringatnya busuknya sudah hilang karena hawa panas di padang pasir? Semua ini serba mungkin dan kisah nyata ini bukan mengajak para pembaca untuk menjadi TKI. Namun yang perlu diperhatikan adalah gaya hidup dan pola makan sangat menentukan. Pernah suatu saat ada seorang laki-laki yang baru saja periksa ke dokter katanya dia terserang sakit mag, asam lambungnya naik, sehingga perut terasa kembung. Pernah dia diberi resep herbal oleh temannya disuruh minum air rebusan daun sirih, apa yang terjadi ternyata keringatnya berbau daun sirih. Ini membuktikan bahwa makanan yang dimakan mempengaruhi kelenjar keringat sehingga berbau seperti yang di makan.

Namun tak habis pikir mengapa ada puluhan bahkan ratusan orang yang makannya sama, yang kebetulan orang-orang tersebut sedang menjadi peserta diklat atau perlombaan. Diberikan hidangan yang sama, karena bersumber dari catering yang sama. Mengapa hanya beberapa orang saja yang ketiaknya berbau? Untuk mengetahui jawaban ini tentu para pakar kesehatan/ kedokteran yang dapat memberikan penjelasan secara mendetail. Tentu telah banyak observasi dan penelitian dilakukan oleh para scientis bahkan berusaha untuk menemuan obat untuk mengatasinya. Hal ini terbukti ditemukan aneka macam produk kosmetika yang berfungsi untuk menetralisir bau yang tidak sedap.

Experience is the best teacher, ada seorang teman dari kampong yang sejuk merantau guna menuntut ilmu di kota Lumpia Semarang, dari hawa sejuk berubah menjadi panas, tubuh yang lembab berubah menjadi panas dan berkeringat, sehingga ketiak yang tadinya tidak berbau tiba-tiba menjadi berbau. Tentunya hal ini menjadikan dirinya kurang percaya diri, ketika dia pulang kampung dia diberi tahu oleh orang tua bahwa bau ketiak dapat dinetralkan dengan kapur bangunan tentu saja yang sudah mati. Setelah dia mencoba ternyata benar ketiaknya tidak berbau lagi. Hal ini bisa diamati dari pakaian yang telah dipakai.

Cara membuat ramuan:
  1. Kapur bangunan yang sudah mati diencerkan dengan air sehingga nampak lembek dimasukkan ke dalam botol gelas. Setelah mandi, tubuh dikeringkan dengan handuk kemudian mengambil sedikit kapur lalu dileletkan ke ketiak.
  2. Ambil sepuluh lembar daun sirih lalu direbus hingga mendidih hingga air yang jernih berubah warna menjadi merah kehijauan, ditunggu hingga dingin. Lalu dimasukkan kedalam botol, tuangkan dua-tiga sendok makan kapur bangunan, dikocok hingga campur. Ramuan dipakai setelah mandi tubuh dikeringkan lalu dibilaskan pada ketiaknya.

Selamat mencoba!

2/23/2016

Trik Praktis Sembuhkan Sariawan



Sariawan adalah penyakit yang amat menyedihkan, ketika sedang terserang sariawan seakan tidak ada penyakit yang lebih menyedihkan kecuali sariawan. Mengapa demikian, hal ini tidak lain karena tubuh terasa panas dingin, lungrah, tidak bersemnagat, terasa lesu, mengantuk, makan tidak enak, senyumpun menjadi hilang. Banyak orang yang mencoba dengan mengkonsumsi vitamin c, namaun ternyata tidak sedikit yang asam lambungnya menjadi naik, sehingga perut terasa kembung. Begitulah bahwa ketka sedang sakit seakan tidak ada sakit lain yang menandingi. Sama saja orang yang sedang sakit gigi juga mengatakan sakit gigi adalah rajanya sakit. Memang orang akan merasakan kesakitan ketika sakit sedang menyerangnya.

Umumnya, sariawan timbul sebagai sinyal bahwa tubuh kita tengah kekurangan gizi. Namun, ternyata pemicunya bukan hanya itu. Ada beberapa faktor lain yang tak berkaitan dengan asupan gizi, akan tetapi dapat memunculkan masalah di mulut. Beberapa anjuran dari praktisi-praktisi kesehatan dapat kita praktikkan untuk membebaskan mulut dari sariawan.

Dari dokter gigi Drg. Linus Boekitwetan, M. Kes (Ort), menjelaskan bahwa sariawan yang disebut juga stomatitis aphtousa rekuren (SAR), yakni lesi (luka) mukosa rongga mulut yang paling sering terjadi. Penyebab utamanya tak diketahui, tetapi ada faktor lain yang memicunya, misalnya iritasi gigi tajam, gangguan imunologi, hormon, dan sebagainya.

Drg. Linus menganjurkan untuk berkumur dengan obat kumur yang mengandung chlorhexidine gluconate atau topikal kortikosteroid, untuk mempersingkat waktu penyembuhan luka. Obat jenis topikal anestesi (salep) bisa diberikan untuk meredakan rasa sakit.

Dari ahli herbal. Ahli obat tradisional China, Mochtar Wijayakusuma, mengatakan bahwa sariawan dapat timbul di lidah, langit-langit mulut, gusi, pipi bagian dalam, atau bibir. Penyebabnya bisa karena kekurangan zat besi, vitamin B12, infeksi virus dan bakteri. Dapat juga terjadi akibat lidah tergigit, atau mulut sensitif terhadap pasta gigi atau obat kumur.

Baik dokter maupun ahli herbal telah mencoba untuk menganalisis, mengadakaan observasi mencari obat atau ramuan untuk mengatasi sariyawan. Resep-resep yang mereka kemukakan kadang cocok namun kadang ada yang berputus asa dengan segala daya upaya ternyata penyakit itu tidak seger sembuh. Karena itu pengalaman para penderita kadang lebih mujarab. Oleh karena itu dari temuan itu dapat ditemukan:
  1. Carilah penyebab sariyawan:
    • Bila penyebabnya karena beban kerja yang berat seakan tidak ada selesainya maka stop dulu dalam bekerja, karena output dalam bekerja adalah hasil. Kerja dengan terlalu memforsir biasanya hasilnya tidak baik.
    • Bila penyebabnya karena banyaknya pikiran. Maka beralihnya dari berfikir dengan otak beralih dengan berfikir dengan hati. Karena berfikir dengan otak biasanya akan ditemukan hukum positif negatif, baik buruk. Suatu yang baik menurut diri sendiri tidak mesti baik menurut orang lain. Tapi berfikir dengan hati berpikir yang dipenuhi dengan petunjuk dari Allah SWT.
    • Bila penyebabnya karena panas dalam, masuk angin maka sembuhkanlah dahulu masuk anginnya. 
  2. Minumlah obat turun panas (paracetamol). Bila minum gunakanlah air putih, jangan minum susu, teh, kopi selama minum obat kecuali dengan jarak 1 jam sebelum atau sesudahnya.
  3. Kumurlah dengan air daun sirih yang sudah direndam dengan air panas atau kumurlah dengan obat kumur sehari 2/ 3 kali.
Selamat mencoba, bila terserang sariyawan. Namun berdoalah semoga tidak terkena sariyawan. Karena sungguh menderita makan tidak enak, tidur tidak nyenyak, untuk senyumpun terasa sakit.























4/03/2015

Enaknya Jadi Orang Sehat, Jadilah Hamba Bersyukur



Tidak ada orang yang membantah, bahwa sehat itu memang enak dan menyenangkan. Dan itu adalah kesepakatan semua orang, karena tidak ada orang yang ingin menjadi sakit. Sehat dapat diperoleh karena seluruh organ tubuh dapat berfungsi dengan baik dan normal, baik organ yang bersifat lahir dan batin.

Kesadaran bahwa sehat sangat berharga kadang dirasakan dengan penghayatan yang mendalam ketika dalam kondisi sakit. Padahal sehat dan sakit adalah merupakan Sunnatullah, manusia adalah makhluk berjasad renik yang terdiri dari berbliunan sel dalam tubuh, yang mana antara satu sel dan yang lainnya saling berkaitan Begitu pula jasad manusia amat terpengaruh oleh lingkungan sekitar, demikian pula kondisi rohani manusia.

Tidak ada orang yang sehat ingin menjadi sakit, namun karena manusia adalah makhluk hidup, maka sehat, sakit, senang, susah adalah suatu hal yang harus ada dan akan dirasakan oleh manusia. Karena itu Rasulullah Muhammad SAW pernah berpesan gunakanlah waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu.

Bagaimanakah menggunakan waktu sehat itu? Manusia adalah makhluk yang telah diberikan kelebihan oleh Allah untuk menjadi ashhabul yamin dan ashabul simal, menjadi golongan kanan atau kiri, kelompok orang-orang yang selalu taat pada perintah Allah dan kelompok orang yang selalu ingkar terhadap perintah Allah. Inilah pilihan Allah yang diberikan kepada hamba-Nya, karena dua pilihan itu maka Allah telah menyiapkan balasan dengan dua tempat yang menyenangkan dan menyedihkan. Tergantung pada amal perbuatan hamba-Nya, dua tempat itu adalah surga dan neraka.

Surga dan neraka adalah dua tempat yang telah disediakan Allah, satu tempat yang penuh dengan kenikmatan dan ampunan dari Allah, suatu yang belum pernah dirasakan di alam dunia kelak di akhirat akan diberikan kepada orang-orang yang taat kepada perintahnya. Setiap orang tentu menginginkan menjadi penghuni surga namun yang disayangkan perilakukanya adalah perilaku ahli neraka. Surga akan menjadi pilihan, karena segala keperluan manusia telah tersedia, dan manusia dapat menikmati dengan sepuas-puasnya, di surga semua orang akan dimudakan kembali, makan dan minum telah disediakan dengan pelayan-pelayan yang ramah-ramah, dengan tempat yang indah, nyaman dan manusia tidak akan merasa bosan.

Pernah ada perbincangan seorang muslim namun tidak pernah menjalankan syariat Islam. Dalam perbincangan itu dia ditanya oleh orang Islam yang lain yang taat beragama, sekali-kali dalam bentuk nasihat dan sisi lain merupakan peringatan, “apakah kamu tidak takut dimasukkan ke dalam neraka? Pada umumnya mereka percaya adanya surga dan neraka, dan tempat apakah dan disediakan untuk siapa? dia percaya. Namun tidak yakin dengan adanya surga dan neraka. Surga sebagai tempat tinggal terakhir bagi orang-orang yang taat terhadap perintah Allah dan neraka bagi orang-orang yang ingkar kepada perintah Allah.
Ketika di tanyakan, “apakah tidak takut masuk ke dalam neraka? Dengan sederhana dan pola pikir orang awam, tinggal di dalam neraka itu enak, karena disana akan kumpul dengan bintang film, para artis yang cantik-cantik, molek, rupawan. Mereka tidak shalat, tidak puasa, suka minum-minuman keras, bahkan suka kumpul kebo dan melakukan perbuatan-perbuatan terlarang lainnya, tentu mereka masuk neraka.

Na’udhubillahi min dzalik, orang yang sedang sakit gigi tidak akan berselera untuk makan, makanan yang lezat-lezat, bahkan musik favoritnya terasa tidak nyaman lagi. Ini baru salah satu organ tubuh yang sakit, maka akan menimbulkan rasa sakit pada seluruh tubuh. Bagaimanakah bila orang dimasukkan ke dalam neraka, masih sempatkah untuk memperhatikan yang lain. Memikirkan diri sendiri saja susah apalagi memikirkan orang lain.

Karena itu argumentasi orang awam yang tidak mau belajar tentang Islam, mereka akan menanggapi dengan sederhana dan tidak tepat. Karena itu menengoklah bahwa setiap siksaan dan kepedihan di dalam neraka akan mengilangkan semua kenikmatan. Karena itu ashhabul yamin, tetap pada pikirannya sehingga akan menjalankan perintah Alah dan menjauhi segala yang dilarang menjadi pilihan bahkan menjadi kebiasaan. Walaupun terdapat berbagai macam ancaman, gangguan dan rintangan semua ini dipandang sebagai cobaan bagi orang-orang yang beriman.

Karena itu ada beberapa pesan bagi orang yang sedang diberikan nikmat sehat:
  1. Mensyukuri nikmat sehat sebagai suatu yang amat berharga. Apa artinya harta, pangkat dan jabatan, rumah megah, kendaraan mewah, pasangan hidup yang gagah atau cantik, rupawan bila dirinya ternyata sakit.
  2. Wujudkanlah kesyukuran dengan senantiasa menjalankan perintah-perintah Allah dan menjauhi larangannya.
  3. Gunakanlah waktu sehat sebaik-baiknya sebelum datang waktu sakit, bila sedang sehat apapun bisa dilakukan namun bila sakit hidupnya akan lebih bergantung pada yang lain. Makan, minum, tidur dan hal-hal yang enak menjadi tidak enak, apalgi hal-hal yang tidak enak, misalnya bekerja, berfikir, berjalan, berlari semua menjadi serba terbatas.
  4. Sadarilah bahwa tidak selamanya manusia itu akan sehat, sehati-hati, sekuat-kuat apapun didalam menjalani hidup, ternyata tantangan dari luar semakin kuat sehingga memungkinkan mempengaruhi organ tubuh, sehingga menimbulkan gangguan dan untuk selanjutnya menimbulkan rasa sakit.
  5. Perbanyaklah untuk bershadaqah, karena dengan shadaqah dapat menjadi perantara untuk menjauhkan diri dari balak.
  6. Berempatilah terhadap orang-orang yang sakit, menengok dan mendoakan untuk kesembuhannya.
  7. Membiasakan diri untuk hidup sehat, dengan mempelajari pola hidup sehat.
  8. Memperbanyak referensi, untuk mengetahui sebab-sebab timbulnya penyakit sehingga akan muncul kewaspadaan dini, dalam hal makan dan minum serta perbuatan-perbuatan lainnya.
  9. Hindari sikap ujub bahwa dirinya selalu sehat dan tidak mungkin sakit, karena bisa jadi dia akan sakit sebagaimana orang yang sedang sakit.
  10. Sehat itu enak dan menyenangkan, berbagilah kesenangan kepada orang lain terutama yang sedang dalam penderitaan.

Menjadi orang yang sehat memang enak dan menyenangkan, tetapi hendaknya tetap berhati-hati, agar kenikmatan dan kesenangan ini menjadi hilang dengan sia-sia. Karena manusia terdiri dari unsur jasmani dan rohani, semua unsur ini membutuhkan asupan yang berbeda, berilah hak pada tiap-tiap unsur.

4/01/2015

Enaknya Orang Sakit, Kesempatan Bermuhasabah



Ketika judul tulisan ini muncul pada benak, kemudian dituangkan dalam bentuk kata-kata, bukan sesuatu yang diada-adakan, tetapi itulah suatu kenyataan yang sulit untuk diterima dengan akal. Karena orang sakit organ tubuhnya sedang ada gangguan dengan gangguan itu akan menimbulkan rasa yang tidak enak. Seperti contoh penyakit yang nampaknya ringan-ringan saja, misalnya sariawan. Maka makan minum menjadi tidak enak, untuk berbicara sulit, badan terasa panas dan sebagainya. Apalagi bila menderita penyakit kronis, seperti jantung, paru-paru, liver, kangker, struk, diabetes dan penyakit-penyakit kronis lainnya, semua penyakit itu akan menimbulkan rasa yang tidak enak.

Bila menderita sakit yang tergolong penyakit ringan mungkin untuk makan dan minuman tidak ada yang berpantang, hanya perlu dikurangi ketika sedang sakit saja, tetapi setelah sembuh makanan dan minuman apapun bisa disantap kembali. Lain halnya bila itu adalah penyakit kronis, misalnya diabetes maka setelah dinyatakan sehat oleh dokter harus selalu menghindari segala jenis makanan dan minuman yang dapat memicu naiknya kembali kadar glukosa, bahkan kadang harus melakukan diet ketat, semua jenis makanan, nasi, air minum, sayuran, goreng-gorengan yang masuk ke dalam perut harus sesuai dengan takaran atau menurut petunjuk dokter.

Bagaimanakah bila sedang berada dalam suasana pesta, dimana semua jenis makanan dan minuman yang serba enak telah tersedia, dan orang-orang yang berada disekelilingnya makan dengan lahabnya. Disinilah peran pengendalian diri untuk tidak larut dalam suka-cita dan isrof bersama teman-temannya. Karena bisa jadi kenikmatan yang hanya sementara akan mendatangkan penderitaan yang lama, sangatlah tidak sebanding. Karena penyakit kronis ini akan memicu timbulnya penyakit yang lainya, misalnya akan terjadi kebutaan, struk, luka yang kemudian membusuk dan harus diamputasi, lantas bila membaca paparan dan diskripsi orang yang sakit demikian mengerikan, amit-amit sakit seperti itu? Lalu apakah enaknya orang sakit itu?

Banyak orang yang baru sadar bahwa sesungguhnya sehat itu sangat indah, nikmat dan menyenangkan, keadaan ini baru dapat dirasakan ketika dalam kondisi sakit, sungguh besarnya nikmat sehat. Karena itu senantiasa bersyukur ketika diberikan kesehatan, bersyukur karena penyakitnya hanya ini dan itu saja, bersyukur bukan merupakan penyakit yang bersifat komplikasi. Bila ternyata sudah komplikasi, masih bersyukur segera tertangani dan bersyukur lagi bahwa Allah sedang mengujinya dan memberikan cobaan, sehingga dalam kondisi ini mereka menjadi hamba yang hina, hamba yang tidak patut menerima apapun kepada Allah, karena dirinya merasa sadar dengan dosa-dosa yang telah dilakukan atau dirinya sadar bahwa sebagai orang yang beragama belum dapat menjalankan syari’at agama secara sempurna, perintah Allah sering ditinggalkan larangan Allah banyak dijalankan.

Kesadaran ini terbangun ketika sedang merasakan sakit, sehingga dengan kondisi yang di alami akan membangkitkan rasa syukur kepada Allah. Dan sesungguhnya dengan bersyukur Allah akan menambah kenikmatan kepada hamba-Nya.


“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih". (QS. Ibrahim: 7)

Dengan bersyukur hati akan menjadi tenang, sikap psimis, khawatir dan takut akan beralih menjadi sikap optimis, bahwa tidak ada penyakit yang tidak ada obatnya. Setiap Allah menurunkan penyakit Allah juga menurunkan obatnya. Hanya saja untuk memperoleh kesembuhan adalah menjadi proses yang harus dijalankan. Rasa ikhlas dan sabar akan menjadi energy positif, terapi diri, inilah obat yang tidak akan ditemukan di dunia kedokteran, kondisi dan kedaran diri akan mendominasi pada proses kesembuhan’

Demikian pula ketika sakit akan insaf dan sadar atas kebiasaan buruk dalam hidup yang sering dijalankan. Misalnya makan dan minum yang berlebihan menjadi sebab pemicu timbulnya penyakit, karena itu makan dan minum hendaknya memenuhi syarat yang halal dan thayyib, hendaknya dijauhkan dari sifat isrof, berlebih-lebihan. Karena didalam tubuh manusia (perut) terdapat tiga ruang untuk air, makanan dan udara. Sehingga bila makanan yang melebihi 1/3 akan terjadi gangguan, dalam jarak pendek atau dalam waktu yang lama. Makan yang berlebihan akan mengurangi aktifitas dan kinerja, mengantuk, kalori yang seharusnya terbakar akan menumpuk dalam tubuh menjadi lemak yang selanjutnya akan terjadi obessitas, kolesterol naik, glokosa yang tidak terkontrol, sehingga akan menimbulkan beraneka macam penyakit.

Karena itu jangan terlalu bahagia bila sedang mendapat kenikmatan dan jangan terlalu sedih bila sedanag mendapat cobaan dan ujian. Ciptakanlah keseimbangan hidup, agar hidup terasa indah, sakinah, mawaddah dan rahmat. Semua orang bisa, bila niat yang ada didalam hati senantiasa diteguhkan dan dilaksanakan secara konsisten.


2/13/2015

Sehat Digaji Sakit Membayar, Bukan Aneh tapi Nyata



Dua kondisi tentang keadaan manusia, kadang sehat kadang sakit. Sehat adalah suatu harapan namun sakit sesuatu yang ingin dihindarkan. Harapan setiap manusia selalu dalam kondisi sehat namun keadaan yang kadang membuat imunitas tubuh menurun sehingga menimbulkan sakit. Sakit bisa terjadi karena beberapa sebab, bisa karena kecelakaan, faktor makanan, minuman, pikiran,lingkungan dan bisa karena faktor usia. Maka bila merasa dirinya selalu sehat, tidak pernah merasakan sakit, namum tiba-tiba sakit. Tentulah hal ini akan menjadi pemikiran dan merasa aneh bahakan orang lainpun juga akan menganggap aneh.

Bila dibiarkan maka sakitnya semakin menjadi-jadi, dan bila diobati penyakitnya menjadi sembuh, namun kadang kambuh lagi. Bila diobati segera sembuh maka pertanda bahwa organ tubuhnya cukup baik sehingga baru sekali berobat sudah langsung sembuh, tetapi bila sudah berulang kali berobat tidak kunjung sembuh, bahkan kadang penyakit yang diderita semakin manjadi-jadi, bahkan terasa semakin bertambah. Dengan ini maka perlunya bertanya pada dirinya sendiri, apa yang terjadi pada dirinya. Koreksilah terhadap faktor-faktor pemicu timbulnya suatu penyakit.

Salah satu upaya untuk mempeoleh derajat kesehatan, manusia harus bekerja dan berkarya, karena dengannya manusia akan memperoleh penghasilan atau gaji. Sehingga dengan gaji itulah manusia dapat memenuhi segala kebutuhan hidup sebagai makhluk pribadi, sosial dana makhluk Tuhan. Sebagai makhluk pribadi manusia membutuhkan sandang, pangan dan papan, maka mustahil akan memperoleh bila tidak bekerja. Sandang dan papan suatu kebutuhan yang bersifat tahunan namun makan dan minum adalah kebutuhan harian. Tanpa makan dan minum manusia tidak akan hidup, bahkan makan dan minum dengan menu yang tidak seimbang maka tidak akan menjamin kondisi kesehatan selalu terjaga dengana baik. Karena itu makan bukan hanya sekedar untuk menghilangkan lapar, minum bukan hanya sekedar menghilangkan dahaga, tetapi diupayakan segala makanan dan minuman mengandung nutrisi lengkap yang dibutuhkan sel-sel dalam tubuh manusia.

Makan dan minum adalah kebutuhan terbesar dalam hidup manusia. Berapa banyak sampah yang dibuang dalam setiap hari dari sisa-sisa makanan. Begitu besarnya kebutuhan hidup manusia, karena itu semakin giat dalam bekerja dan berkarya maka nutrisi yang dibutuhkan hendaknya semakin komplek. Karena beban kerja yang terlalu banyak bila tidak diimbangi dengan makan, minum, olah raga, istirahat yang cukup akan menimbulkan penyakit.

Karena itu setiap pegawai atau karyawan pada setiap lembaga dan institusi pemerintah maupun swasta selelu menggantungkan hidupnya. Dari situlah sumber utama pemenuhan kebutuhan hidup. Demikian pula lembaga pemerintah dan swasta membutuhkan pegawai dan karyawan yang handal, sehat, cakap, berintegritas, loyal agar dapat menyelesaikan tugas dan kewajiban yang diamantakan kepadanya. Karena itu setiap institusi selalu memotivasi setiap karyawannya agar menjadi pribadi yang sehat secara total, sehat jasmani dan rohani. Karena itu untuk menciptakan itu mnimal dalam seminggu sekali pemerintah atau swasta memberikan kesempatan pada pegawai dan karyawannya agar berolah raga, bahkan alat-alat kesehatanpun disediakan dengan harapan pegawainya semua dalam kondisi sehat dan prima.

Demikian pula dalam lembaga pemerintah dan swasta tidak cukup memfasilitasi kegiatan olah raga saja, namun juga memberikan pembinaan mental rohani, misalanya diselenggarakan bimbingan rohani (pengajian) dan juga memberikan kebebasan pada setiap pegawai dan karyawannya untuk menjalankan ibadah pada waktu melaksanakan aibadah.

Karena itulah beruntunglah bagi setiap pegawai dan karyawan lembaga pemerintah atau swasta yang diberikan fasilitas tersebut. Karena kegiatan tersebut merupakan satu kesatuan dengan kegiatan bekerja. Jadi pada dasarnya olah ragapun juga bekerja, mengikuti bimbingan rohani juga bekerja. Yang menjadi maslah mengapa setiap kegiatan itu berlangsung terlihat kurang bersemangat? Apakah sudah merasa sehat atau sudah merasa cukup atau malas atau sibuk dan sebagainya. Maka bila jawaban-jawaban ini secara spontan diucapkan sesunggunya bukan pribadi yang sehat. Karena seandainya merasa dirinya sehat, seberapa besar dapat menyelesaikan tugas sesuai dengan alokasi waktu yang ditentukan. Seberapa besar dapat mempertanggungjawabkan seluruh tugas dan tanggung jawab yang diamanatkan kepadanya. Maka bila terjadi pekerjaan menumpuk ini menandakan bahwa stamina tubuh yang tidak memadai. Baru saja dihadapkan dengan pekerjaan, sudah merasa malas, ngantuk dan perasan-perasaan lainnya, hal ini karena sel-sel dalam tubuh tidak sehat, yang mestinya ketika tangan mau bekerja maka sel-sel dan organ tubuh lainnya ikut menopang untuk bekerja. Sehingga setiap pekerjaan akan dapat diselesaikan dengan baik. Bila memang demikian, mengapa tidak menyadari, merasa sehat tapi sesungguhnya tidak sehat. Yang kedua hatinya sebenarnya tidak sehat, tidak bisa instrospeksi menandakan bahwa dirinyaa tidak sehat.

Rasululullah SAW mengatakan bahwa” ingatlah bahwa didalam jasad manusia terdapat segumpal daging, bila baik maka baiklah seluruh amal perbuatan mansia dan bila buruk maka buruklah seluruh amal perbauatan manusia, ketahuilah bahwa segumpal daging itu adalah hati”.

Hati yang sehat akan menjamin seluruh tubuh manusia menjadi sehat. Karena itu begitu banyaknya penyakit hati dan obatnya cukup lima hal pertama membaca Alquran dengan maknanya, kedua menegakkan shalat malam, ketiga memperpanjang dan memperbanyak dzikir, keempat makan dan minumlah secukupnya saja, kelima selalu berkumpul dengan orang-orang shalih”.

Demikian pula ketika tidak mau mengikuti bimbingan rohani, mengatakan bahwa dirinya sudah cukup dengan ilmu yang dimiliki. Bagaimanakah bila dikorelasikan dengan sabda Rasulullah Muhammad SAW bahwa dalam urusan agama hendaknya melihat kepada orang yang diatasnya. Sejauhmana keilmuan yang telah dimiliki, seberapa besar tingkat ibadah telah dijalankan, lihatlah kepada orang-orang shalih yang selalu giat dan teguh dalam menegakkan ajaran agama.

Karena itu bila sehat adalah suatu pilihan utama dalam hidup sebaliknya sakit bukan menjadi pilihan. Maka mungkin menjadi tanda tanya mengapa menjadi pribadi yang sehat justeru yang digaji namun bila sakit justru disuruh membayar. Bukankah orang sakit justru harus ditolong dan diberi bantuan bahkan dibebaskan dan kewajiban piutang. Tidaklah demikian karena ketika sehat maka gaji dan penghasilnya akan meningkat,namun bila sakit gaji dan penghasilannya akan berkurang, hal ini karena tingkat produktifitas kinerja yang berkurang dan adanya pengeluaran yang lain karena dampak dari sakit itu. Siapa yang mau menggunkan BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) sebagai pengobatan rawat jalan atau rawat inap.
Bila disuruh memilih tentu lebih baik membantu kepada orang lain, biarlah setiap bulan dimintai iuran untuk kesehatan, biarlah dana tersebut digunakan orang lain, karena sesungguhnya secara spiritual bahwa pemberian iuran pada dasarnya adalah upaya untuk mencegah dan menghindarkan balak karena sesungguhnya shadaqah dapat mencegah dari balak. Sakit adalah balak dan cobaan yang dapat dicegah dengan memperbanyak sadaqah.

Karena itu bila ingin sehat berusahalah agar menjadi pribadi yang sehat, makan, minum yang teratur dan seimbang, istirahat,olah raga secara teratur dan ibadah yang ikhlas dan istiqomah. Dengan demikian akan menjadi pribadi yang sehat secara paripurna, jasamani dan rohani, sehat ekonomi dan sosial. Satu hal yang perlu diingat bahwa sehat dan sakit adalah pilihan, dan setiap pribadi mempunyai hak untuk memperoleh derajat kesehatan. Sehat adalah milik pribadi dan akan berdampak luas, maka berusahalah untuk menjadi pribadi yang sehat.

2/03/2015

Managemen Rumah Tangga Untuk Menciptkan Keluarga Sejahtera dan Bahagia




Kehidupan rumah tangga adalah kehidupan yang indah, dimana antara dua orang laki-laki yang berbeda jenis kelamin, berbeda suku, nasab, bahasa bisa bersatu karena atas dasar cinta. Walaupun membina Rumah tangga kadang kala tidak didahului dengan cinta dengan sepenuh hati, hal ini kalau mengingat masa dahulu, orang tua sudah menjodohkan putra-putrinya kepada calon pendamping pilihannya yang dipandang akan menjamin kehidupan dikemudian hari menjadi bahagia dan sejahtera.

Budaya jawa pada zaman dahulu, sebagaimana contoh pada zaman RA Kartini, perempuan menjadi wanita yang harus dipingit bila sudah mencapai usia remaja. Sehingga soal pasangan hidup dan jodohnya sudah ditentukan oleh orang tuannya. Walaupaun pada zaman sekarang sudah terjadi pergeseran, namun tentu masih ada saja yang menjalankan hal seperti itu. Dengan zaman kebebasan laki-laki dan perempuan bebas untuk menentukan pilihannya. Namun kadang kala pilihannya tidak menjadi pilihan terakhir karena pilihannya tidak sepenuhnya sesuai dengan harapan.

Rasulullah Muhammad pernah menyampaikan tentang kriteria wanita ideal sebagai pendamping hidup yaitu pertama wanita yang beragama dan mempunyai kesadaran melaksanakan ajaran agamanya. Perintah agama selalu berusaha untuk dilaksanakan dan larangannya berupaya untuk dihindarkan, kedua wanita yang berharta dalam arti telah mempunyai ketahanan ekonomi yang mapan, ketiga wanita yang berasal dari keturunan orang yang baik, ketiga wanita yang cantik. Hal ini bagi laki-laki yang hendak memilih pasangan hidup, demikian pula bagi wanita menharapkan laki-laki dengan kriterianya sama hanya saja yang terakhir laki-laki yang gagah atau tampan.

Dapatkah memilih pasangan sesuai dengan kriteria diatas, kemungkinan ada walaupun tidak sempurna, namun mendekati pada persamaan. Tak jarang bahwa kriteria tersebut sangat berbeda dengan harapan, sehingga setelah membangun rumah tangga selalu dihadapkan dengan upaya untuk membina rumah tangga. Berupaya mencari keselarasan, kesamaan, saling mengalah, saling melengkapi. Sehingga walaupun pada awal pernikahan terasa janggal namun dapat dilesatarikan hingga batas akhir kehidupan. Sebaliknya ada saja pasangan hidup yang sudah dipilih dan sesuai dengan harapan namun bangunan rumah tangga amat rapuh sehingga rumah tangga tidak bisa dibina. Bila dapat dipertahankan tak jarang kehidupannya selalu diwarnai dengan kedisharmonisan, percekcokan dan pertengkarang, bahkan salah satu atau kedua -duanya mencari kepuasaan diluar rumah.

Hendaknya setiap insan menyadari bahwa pasangan yang telah dipilihnya adalah merupakan jodoh dan itu adalah telah ditentukan oleh Allah SWT. Setelah bangunan rumah tangga dibangun maka setiap pribadi berupaya untuk membina kehidupan rumah tangga. Untuk mewujudkan hal ini maka perlunya manageman rumah tangga.

1. Perencanaan (planning) yaitu membuat rencana kerja, jalan dan usaha-usaha yang akan ditempuh serta menetapkan usaha yang akan dicapai.
2. Pengorganisasian (organizing) yaitu pengaturan dan tata kerja dalam melaksanakan rencana pekerjaan termasuk meresapi adanya tujuan bersama, adanya pola yang menetapkan pembagian tugas wewenang serta hubungan antara suatu posisi dengan posisi lainnya, hubungan antara kerja dengan petugas, menaati peraturan, disiplin dan hirarkhi dalam pekerjaan dan sebagainya.
3. Pengarahan (directing/ leading) artinya pemimpin atau kepemimpinan yang akan memimpin dan mengatur jalannya semua rencana.
4. Pengawasan (controlling) yaitu mengontrol dan mengendalikan apakah suatu rencana berjalan lancar atau apakah hasil pekerjaan sesuai dengan standar yang diinginkan ataukah ada halangan dan rintangan atau terhadap kelainan -kelainan yang harus diperbaiki.
5. Koordinasi yaitu kerjasama dengan pembagian tugas dan wewenag yang rapi harus terjalin dengan baik, tanpa koordinasi antara unsur-unsur yang berkepentingan semua rencana tak mungkin dapat berjalan dengan lancar dan tujuan yang nenjadi sasaran tak mungkin tercapai dengan baik. (Dirjen. Bimas Islam dan Urusan Haji, Modul Pelatihan Pelatih Pembina Keluarga Sakinah, hal: 113-114)

Disamping itu dengan pemikiran, setiap diri hendaknya peka terhadap rasa dan berperasaan, karena itu sikap saling menghargai hendaknya selalu dibina, dua insan yang telah menjadi satu akan menjadi kesempurnaan, setiap diri tidak menuruti hawa nafsu dan bersikap egois. Walaupun setiap diri secara fitrah berkarya sesuai dengan bidangnya namun anamun setiap diri hendaknya menyadari akan kekurangan dirinya sendiri.