7/12/2020

Pemimpin Yang Baik, Saling Mencintai dan Saling Mendoakan

Kita sering mendengar kata pemimpin, sebenarnya apakah memimpin itu? Pemimpin adalah orang yang memimpin. Maka bila ada pemimpin pasti ada yang dipimpin karena itu kedua keduanya saling berkaitan. Di dalam hadis nabi Muhammad disebutkan bahwa kita adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban dari kepemimpinannya.

Kepemimpinan dalam Islam berdimensi dunia akhirat, karena bertanggungjawab kepada yang memberikan mandat didunia yaitu pejabat yang diatasnya. Kepemimpinan berorientasi akhirat karena setiap kemimpin bertanggung jawab terhadap Allah. Kepemimpinan merupakan amanah, untuk memmimpin dan membawa pada yang dipimpin mendapaatkan kebahagiaan, kesejahteraan, keamanan. Untuk mewujudkan masing-masing pemimpin mempunyai skill dan styile yang berbeda-beda sehingga didalam melaksanakan kempemimpinan mempunyai efektifitas dan produktifitas yang bebeda-beda.

Di dalam organisasi pemimpin dibagi menjadi tiga macam, pertama manajemen puncak top manajer (manajer puncak), kedua middle manager (manajer menengah), ketiga low manager/ supervisor (manajer bawahan). Seorang pemimpin harus mempunyai keterampilan manajemen (manajerial skill) ataupun keterampilan teknik (technical skill). Semakin rendah kedudukan seorang pemimpin dalam organisasi, semakin rendah keterampilan manajemennya. Hal ini karena aktivitas yang dilakukan bersifat operasional, sebaliknya semakin tinggi kedudukan seorang pemimpin dalam organisasi, semakin menonjol keterampilan manajemennya karena aktivitas yang dijalankan bersifat konsepsual konsepsional. Dengan kata lain semakin tinggi kedudukan seorang pemimpin dalam organisasi ia semakin dituntut untuk memiliki kemampuan berpikir secara konseptual, strategis dan makro. (Umam, Khaerul (2015), Manajemen Organisasi, Pustaka Setia, Bandung hal: 126)

Pemimpin melaksanakan kepemimpinan untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan, karena itu bila tujuan bisa dicapai maka disitulah wujud kesuksesan seorang pemimpin, sebaliknya bila pemimpin tidak mempunyai visi, pandangan yang positif, maka tidak mempunyai rencana atau program jangka pendek, menengah dan jangka panjang. Pemimpin yang demikian ini ini sangat mustahil akan bisa membawa pada anggoat pada kemajuan dan perkembangan yang positif. Karena cenderung pemimpin yang demikian ini hanya mempunyai keterampilan keterampilan teknis secara spesifik yang tidak bisa membuat program dan perencanaan yang signifikan.

Untuk menjadi pemimpin yang bisa membawa pada ada anggota yang dipimpinnya mencapai tujuan yang direncanakan maka seorang pemimpin dengan yang dipimpin mempunyai sikap saling mencintai, saling mendoakan sehngga akan terwujud keharmonisan. Rasulullah telah menjadi figur uswatun hasanah, sehingga apapun yang dikatakan sesungguhnya telah dilaksanakan.

خِيَارُ أَئِمَّتِكُمْ الَّذِينَ تُحِبُّونَهُمْ وَيُحِبُّونَكُمْ وَيُصَلُّونَ عَلَيْكُمْ وَتُصَلُّونَ عَلَيْهِمْ وَشِرَارُ أَئِمَّتِكُمْ الَّذِينَ تُبْغِضُونَهُمْ وَيُبْغِضُونَكُمْ وَتَلْعَنُونَهُمْ وَيَلْعَنُونَكُمْ قِيلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَفَلَا نُنَابِذُهُمْ بِالسَّيْفِ فَقَالَ لَا مَا أَقَامُوا فِيكُمْ الصَّلَاةَ وَإِذَا رَأَيْتُمْ مِنْ وُلَاتِكُمْ شَيْئًا تَكْرَهُونَهُ فَاكْرَهُوا عَمَلَهُ وَلَا تَنْزِعُوا يَدًا مِنْ طَاعَةٍ

"Sebaik-baik pemimpin kalian adalah mereka mencintai kalian dan kalian mencintai mereka, mereka mendo'akan kalian dan kalian mendo'akan mereka. Dan sejelek-jelek pemimpin kalian adalah mereka yang membenci kalian dan kalian membenci mereka, mereka mengutuk kalian dan kalian mengutuk mereka." Sahabat ditanya, "Wahai Rasulullah, tidakkah kita memerangi mereka?" maka beliau bersabda: "Tidak, selagi mereka mendirikan shalat bersama kalian. Jika kalian melihat dari pemimpin kalian sesuatu yang tidak baik maka bencilah tindakannya, dan janganlah kalian melepas dari ketaatan kepada mereka." (HR. Muslim: 3347, 3348)

Dari hadits tersebut disebutkan syarat-syarat pemimpin yang baik:

  1. Pemimpin mencintai anggota atau rakyatnya, sehingga amanah kepemimpinannya diterima dengan senang untuk mewujudkan kecintaannya.
  2. Yang dipimpin atau rakyatnya mencintai pemimpinnya, yang karenanya akan terwujud harmonisasi dalam kehidupan, terwujud saling menghargai dan menghormati.
  3. Pemimpin mendoakan kepada yang dipimpin atau rakyatnya. Pemimpin akan membimbing, mengarahkan, melindungi anggota sehingga anggota merasa aman, nyaman, bahagia dan sejahtera.
  4. Anggota yang dipimpin/ rakyat mendoakan pada pemimpin, karena pemimpinnya dapat membimbing dan menyelamatkannya.

Bila dalam suatu organisasi terjadi sikap kontra produktif, tidak adanya sikap saling menyayangi dan menghormati maka kepemimpinan akan terjadi kegagalan. Bagaimana pemimpin yang tidak dicintai rakyatnya akan berupaya untuk mewujudkan kesejahtraan rakyatnya. Demikian pula pemimpin yang tidak mencintai rakyatnya tentu akan berbuat sewenang-wenang, bahkan segala upayanya hanya untuk memenuhi kepentingan pribadi. Telah banyak contoh tentang pemimpin dan rakyat yang saling mencintai, menghormati sehingga Allah melimahkan barakahnya.