Rasulullah Muhammad SAW pernah menggambarkan, “Perumpamaan orang-orang yang beriman dalam hal saling mencintai dan berkasih sayang adalah ibarat satu tubuh; apabila satu organnya merasa sakit, maka seluruh tubuh akan sulit tidur dan merasa demam.” (Riwayat Muslim)
Hadit ini menggambarkan perasudaraan yang dijalin antara muslim yang satu dengan muslim yang lain atas dasar iman. Karena sesungguhnya kekuatan iman bisa mengalahkan segalanya, bahkan eratnya hubungan persaudaraan antara seseorang terkadang lebih kuat dibanding dengan persaudaraan yang diikat dengan nashab (keturunan). Sebagai contoh dalam suatu keluarga terkadang belum bisa menerima perbedaan agama dan keyakinan, hal ini dapat dirasakan ketika salah satu anggota keluarga berbeda agama dan keyakinan terkadang akan dibenci dan dijauhi, padahal jelas bahwa keyakinan itu adalah merupakan hidayah yang tidak bisa dipaksakan.
Karena sudah menjadi kenyataan terkadang ada pemeluk agama tertentu, yang sejaka lahir telah dididik dan dibesarkan berdasarkan agamanya. Namun setelah dewasa dia berpaling dari agama yang telah ditanamkan sejak kecil. Karena hidayah itu adalah milik Allah, dan Allah memberikan hidayah kepada orang-orang yang dikehendaki. Namun banyak pula bahwa banyak orang yang telah dididik bahkan diberi dogma berdasar agama tertentu, namun ternyata agama yang dianutnya adalah hanya diterima dengan kulitnya saja.
Manusia yang terdiri dari jasmani dan rohani, ketika jasmani manusia sakit maka semuanya juga akan merasakan sakit, begitu pula ketika rohani manusia sakit maka jasmaninya juga akan merasakan sakit. Coba ketika manusia hidupnya dipenuhi dengan problem, masalah datang silih berganti maka organ manusia akan merasakan sakit. Perutnya akan terasa melilit, kembung yang menandakan asam lambungnya naik, bila terus dibiarkan maka akan mengarah pada sakit liver, darah tinggi, diabetes, stroke bahkan penyakit jantung.
Ketika sakit ini sudah menghinggapi tubuh yang dahulunya sehat dan gagah, ternyata kemudian menjadi jasat yang lemah, kurus dan tidak mempunyai gairah hidup. Kondisi ini akan memicu semangat kerja, harapan untuk tetap bekerja namun ternyata kondisi yang tidak memungkinkan lagi, karier yang telah diupayakan bertahun-tahun menjadi hilang. Karena itu tubuh yang sakit akan memicu sakit secara ekonomi dan sosialnya. Secara ekonomi pendapatan yang diperolehnya terus terkuras untuk biaya pengobatan. Berapapaun nilai rupiah menjadi hal yang tidak berarti ketika berhadapan dengan penyakit kronis.
Sakit secara sosial karena komunitas yang selama ini dibina menjadi hilang, karena adanya komunitas interaksi sosial akan terjalin bila mempunyai kesamaan. Misalnya komunitas motor besar memang hanya bagi orang-orang yang mempunyai motor besar dan tubuhnya yang tegap dan segar, tidak mungkin orang yang sakit dapat bergabung dalam komunitas. Apalagi secara politis, orang yang sakit akan kehilangan kesempatan, karena orang yang sehatpun kadang harus mempertaruhkan dan mengorbankan persahabatan yang selama ini dibina hanya demi meraih tujuan. Bagaimanakah dengan rang yang sakit. Biasanya akan semakin tersingkir dari dunia politik.
Inilah bahwa organ tubuh yang sakit akan mempengaruhi organ yang lain. Inilah bahwa tubuh manusia merupakan rangkaian beberapa organ tubuh, dimana diantara bagian-bagianya saling berkaitan, sehingga bila salah satu anggotanya sakit maka akan sakitlah seluruh tubuh. Demikian pula derita dan sakit antara manusia yang satu dengan yang lain akan saling berkaitan. Makan tidur yang dahulunya terjaga dengan baik manjadi kehidupan yang tidak teratur. Sekalipun di rumah sakit semuanya dilayani oleh perawat dan petugas lainnya, namun ternyata lebih enak dan nyaman di rumah sendiri, sekalipun rumahnya beralaskan tanah, berdinding bambu, tanpa AC dan pelayanan yang lain. Tetapi ternyata di rumah sendiri lebih enak dari semuanya.