Mensyukuri Nikmat Sehat
Sehat adalah kenikmatan yang teramat berharga, karena dengan sehat semua keindahan alam ciptaan Allah akan dapat dirasakan dan memberikan kepuasan, demikian pula segala hasil cipta, rasa dan karsa manusia sebagai makhluk yang berbudaya dan berperadaban akan dapat dirasakan dengan sepenuh jiwa raga. Bagaimanakah seandainya kita tidak sehat, misalnya kepala sedang pusing, walaupun baru saja membeli topi atau pecis yang baru namun tidak sempat dipakainya, karena ketika pusing tentunya ingin tidur maka ketika dipakai untuk tidur tentu akan cepat rusak. Untuk melihatnyapun terasa jenuh karena kepala pusing. Ini baru sedikit saja gangguan pusing, bagaimanakah jika gangguan yang lain juga muncul, giginya sakit tidak enak untuk makan, mendengarkan musik tidak nyaman, untuk tidur mata tidak dapat dipejamkan, untuk bekerja juga tidak dapat, untuk istirahatpun juga terasa tidak nyaman. Begitulah sakit, maka syukurilah kesehatan yang sedang kita rasakan.
Bagaimanakah wujud rasa syukur kita terhadap nikmat kesehatan tersebut:
1. Syukur dengan kata-kata, adalah mengucapkan Alhamdulillah. Maka ketika menerima nikmat ucapkan Alhamdulillah dan ketika ditimpa musibah mengucapkan innalillahi wainna ilaihi raji'un. Seberapa banyak kita sudah mengucapkan syukur, ketika seluruh organ tubuh dapat menjalankan fungsinya, artinya ketika sehat maka organ tubuh dapat berfungsi sebagaimana mestinya, disaat itulah kita mengucapkan terimakasih kepada Alllah SWT. Allah telah mewartakan dalam Alquran surat Ibrahim ayat 7:
Artinya: " Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu mema`lumkan: "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (ni`mat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (ni`mat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".
2. Syukur dengan perbuatan yaitu mencegah dan menghindari penyebab timbulnya penyakit. Kita tentu sangat heran ketika seekor gajah kalah berkelai melawan seekor semut, gajah tubuhnya besar sekali injak, semut akan mati, namun semut cerdik bisa mencari sela-sela kaki gajah, maka ketika gajah telah yakin semut sudah mati tergilas kemudian mengangkat kakinya, tidak diketahui semut masih hidup dan hanya bersembunyi di sela kaki gajah kemudian berlari menelusuri tubuh sampai pada belalai kemudian masuk ke hidung gajah. Gajah menjadi panik, berlarian sambil menyabetkan belalai pada batang kayu atau ke bebatuan, emosi tidak terkontrol akhirnya mati.
Demikian pula manusia tentu amat heran ketika kasus demam berdarah yang dapat merenggut nyawa hanya karena gigitan seekor nyamuk, maka tindakan yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan langkah 3 M (menutup air penampungan, menguras bak mandi, mengubur barang bekas) dan bila sudah mengendemi untuk segera dilakukan penyemprotan. Demikian pula untuk membiasakan gaya hidup sehat, mau makan membasuh tangan, tidak berlebihan dalam makan dan minum, tidak membuang sampah disembarang tempat, selalu menjaga kebersihan lingkungan, selalu berusaha untuk memberi contoh kepada orang lain, disamping dengan kata-kata namun juga dengan perbuatan. Sebagai contoh adalah perilaku Rasulullah sebagai
uswatun hasanah, tidaklah beliau mengatakan kecuali beliau lakukan, maka ketika Aisyah mengatakan akhlaq Rasulullah adalah Alquranul Karim.
3. Setelah mendapatkan kenikmatan dari Allah hendaknya melakukan sujud syukur, sebagaimana yang dilakukan oleh Rasulullah SAW, beliau mengangkat tangan seraya sujud, kemudian bangun diulang hingga tiga kali. Memang kata syukur itu amat mudah diucapkan namun membutuhkan pelatihan secara bertahap, sehingga dalam setiap saat selalu menyampaikan rasa syukur kepada Allah. Karena sesungguhnya manusia dapat melihat, mendengar, membaca, menulis, berfikir, duduk, tidur, dan melakukan segala aktifitas itu adalah merupakan wujud nikmat dari Allah yang patut disyukuri disetiap saat. Demikian pula dapat berfungsinya segala organ tubuh, normalnya jasmani dan rohani adalah merupakan kanikmatan.
4. Ikut berempati terhadap orang sakit. Kesadaran hati untuk merasakan nikmat sehat akan lebih kentara ketika sedang menderita sakit, namun ketika sehat lupa bersyukur, mungkin ucapan dan janji yang pernah diucapkan ketika sakit sudah tidak ingat lagi karena sudah terlena kembali dengan hingar-bingar kehidupan dan kemewahan duniawi. Sering kali mengucapkan, entah masih merupakan ikrar dalam hati atau sudah disampaikan kepada orang lain. Misalkan bila sehat kembali akan banyak melakukan kesalehan sosial, bersikap ramah terhadap sesama, bermuka murah senyum dan akan selalu mengapresiasikan nilai-nilai kebaikan, akan melakukan kegiatan amal, akan melaksanakan puasa, akan menyantuni fakir miskin dan sebagainya. Ingatlah sesudah sembuh akan hal-hal yang pernah dirasakan ketika sakit. Selalu ingankah dengan kebaikan dari orang-orang dekat yang pernah menyampaikan empati, masih ingatkan ucapan dalam hati untuk tetap bersikap baik dengan siapapun sekalipun terhadap saudara dan teman dekat yang tidak peduli. Ingatlah bahwa bila kita berbuat baik hanya untuk membalas kebaikan orang maka hanya itu pahala yang diperoleh, demikian pula bila membalas kejelekan orang dengan rasa dendam dan keingian untuk tidak peduli dengan orang lain karena dia orang yang tidak peduli, sungguh hal itu tidak sesuai dengan perilaku rasul. Rasul selalu membalas kejelekan dengan kebaikan:
اتق الله حيثما كنت واتبع السيئة الحسنة تمحها وخالق الناس بخلق حسن (الحديث)
Artinya: " Bertaqwalah kepada Allah dimanapun kamu berada, balaslah perbuatan jelek dengan kebaikan, dan berbudilah kepada manusia dengan akhlaq yang terpuji".
Maka ketika sehat, ingatkan kembali memori kita, kenangan yang bagi dirinya adalah merupakan kenangan pahit, kenangan yang amat menyedihkan, namun sesungguhnya kondisi yang demikian itu adalah merupakan rahasia Allah. Kita bisa mengoreksi terhadap kekurangan-kekurangan dan kesalahan diri yang pernah dilakukan, kita bisa mengetahui karakter dan watak manusia bahwa keserba-serbian itu adalah merupakan fitrah kemanusian, selanjunya kita bisa melakukan muhasabah, karena bisa jadi kita pernah melakukan yang seperti itu. Dengan kondisi tersebut kita bisa mengambil hikmah untuk meniru perilaku yang baik dan membuang jauh-jauh akhlaq yang tidak terpuji.
Memang sangat sulit namun usaha sungguh-sungguh yang dilakukan, diimbangi dengan terus menggerakkan hati dengan melihat kenyataan dari kepedihan dan kesedihan yang sedang dirasakan oleh orang lain. Rasulullah SAW bersabda:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم ان الله عز وجل يقول يوم القيامة ياابن ادم مرضت فلم تعدنى قال يا رب كيف اعودك وانت رب العالمين؟ قال: اما علمت ان عبدى فلا نا مرض فلم تعده, اما علمت انك لو عدته لوجدتنى عنده (الحديث)
Artinya: " Rasulullah SAW bersabda: Sesungguhnya Allah Azza wajalla berfirman pada hari Qiyamat, wahai anak adam! Aku sakit, tetapi engkau tidak mengunjungi-Ku. Ibnu Adam menjawab, wahai Tuhanku, bagaimana aku mengunjungi-Mu, sedang Engkau Tuhan seru sekalian alam. Allah berfirman, apakah engkau tidak mengetahui bahwa hamba-Ku fulan sakit tetapi engkau tidak mengunjunginya, apakah engkau tidak tahu seandainya engkau mengunjunginya, engkau akan menjumpai-Ku disana (engkau akan mendapatkan rahmat dariku).
عن البراءبن عازب رضى الله عنها قال امرنا رسول الله صلى الله عليه وسلم بعيادة الريض واتباع الجنازة وتشميت العاطس وابرار المقسم ونصر المظلوم واجابداعى وافسشاءالسلام (متفق عليه)
Artinya: " Dari Al Bara' RA berkata: Rasulullah SAW memerintahkan kami untuk menjenguk orang sakit, mengantarkan jenazah, berdo'a untuk orang yang beriman, menunaikan sumpah, menolong orang yang teraniyaya,, memenuhi undangan dan menyebarkan salam". (HR. Buchari Muslim)
Didalam diri manusia ada sikap kesombongan namun sebaliknya juga ada sifat lemah lembut, ketika dapat menundukkan kemauan hawa nafsu maka sifat lemah lembut itu yang muncul. Sifat ini tidak bisa diperoleh dengan begitu saja apalagi lingkungan kehidupan manusia yang penuh dengan beraneka macam kejadian, bahkan dengan proses pendidikan baik dilingkungan keluarga, masyarakat dan sekolah saling berlomba untuk bisa membentuk karakter manusia sesuai dengan akhlaq rasul. Dimanakan yang paling dominan mempengaruhi akan membentuk karakter manusia. Maka ketika sehat bisa menyukuri nikmat sehat, berilah rasa empati kepada teman, saudara atau tetangga yang sakit, bila semua itu selalu memperoleh kesehatan, datanglah ke rumah sakit niscaya akan ditemukan kepedihan dan kesedihan orang sakit. Perhatikan mereka, jinakkan kekerasan hati dengan melihat kepedihan orang lain, insya-Allah hati akan luluh karena kebesaran dan kemahakuasaan Allah. Dijauhkan dari keangkuhan diri, keburaman hati akan beralih hati yang bersinar dan akan mudah mensyukuri segala nikmat yang telah diberikan oleh Allah SWT yang diantaranya adalah nikmat sehat.