6/27/2022

Bimwin Mandiri KUA Kecamatan Wonosobo, Menuju Keluarga Sakinah

Pernikahan adalah merupakan janji suci ikatan suami istri yang akan membangun kehidupan rumah tangga yang baru menuju keluarga yang sakinah mawadah warahmah. Untuk mewujudkan keluarga idaman bukanlah hal yang mudah, tetapi memerlukan ilmu dan keterampilan serta keahlian untuk mewujudkannya. Banyak pasangan suami istri yang mengakhiri kehidupan rumah tangga sebelum ajal menjemput. Karena itu guna memberikan perbekalan bagi calon pengantin yang akan melaksanakan pernikahan mereka hendaknya diberi pengetahuan tentang upaya untuk membangun dan melestarikan kehidupan rumah tangga menuju keluarga yang sakinah, mawadah, warahmah.
Fasilator Bimwin Untaji Affan membelakangi kamera sedang menyampaikan materi.

Kementerian Agama berkomitmen untuk memberikaan bimbingan pada keluarga yang ideal, diantaranya dengan menyelenggarakan kegiatan bimbingan perkawinan bagi calon pengantin. Akan tetapi karena alokasi anggaran dari pemerintah yang terbatas sehingga perlu diadakan kegiatan Bimwin secara mandiri. Kantor Urusan Agama Kecamatan Wonosobo pada Senin 27 Juni 2022 pukul 13.00 hingga pukul 15.00 menyelenggarakan kegiatan Bimwin mandiri. Kegiatan diikuti oleh 10 pasang calon pengantin. 

 

Kepala KUA Ahmad Fuadi dalam sambutannya menyampaikan tujuan mengadakan Bimwin adalah untuk memberikan pengetahuan pada Catin agar memiliki kesipan mental untuk memasuki kehidupan berumah tangga. Jadikan perkawinan sekali dalam hidup, memberikan inspirasi dan kesan yang tak berakhir. 

 

Fasilitator Bimwin mandiri Untaji Affan yang sekaligus sebagai Penyuluh Agama Islam menyampaikan bahwa pernikahan merupakan ikatan suci calon suami istri untuk membangun kehidupan rumah tangga, karena itu setiap pribadi hendaknya dapat menjaga empat pilar perkawinan yaitu zawwaj, mitsaqan ghalidhan, mu’asyarah bil ma’ruf dan musyawarah. Dan empat pilar perkawinan harus diperkokoh dengan segi tiga cinta yaitu adanya komitmen, gairah dan kedekatan emosi.

Fasilitator Bimwin Irna Fitroyah sedang menyampaikan materi

Fasilitator kedua Irna Fitroyah menyampaikan tentang kebutuhan keluarga, bahwa setiap pasangan hendaknya dapat menginventarisir kebutuhan. Ada kebutuhan yang penting ada yang kurang penting, kebutuhan mendesak dan tidak mendesak. Karena itu dalam pemenuhan hendaknya lebih mengutamakan pada skala prioritas. Setiap pasangan hendaknya bisa mengenali kebutuhan dirinya sendiri yang selanjutnya dikomparasikan dengan kebutuhan pasangannya. 

 

Kegiatan Bimwin mandiri yang diselenggarakan pada siang hari menjelang sore adalah waktu-waktu yang sangat riskan, dengan kondisi tubuh yang sudah lelah sehingga perlu diberikan materi yang segar dan menyegarkan diantaranya adalah dengan menggunakan metode bernyanyi. Gerakan tangan sebagai ekspresi agar mereka dapat menerima materi dengan senang dan bisa dicerna dengan mudah. 

 

Bimwin mandiri KUA kecamatan Wonosobo bulan ini diselenggarakan pada tahap yang pertama, tetapi sebelumnya kegiatan ini sudah diselenggarakan secara pribadi, yaitu bersamaan dengan kegiatan tandan atau pemeriksaan administrasi sebelum berlangsungkan pernikahan. Calon pengantin diberikan materi tentang bimbingan perkawinan, baik itu tentang cara-cara mengelola kehidupan rumah tangga dan bagaimana cara-cara untuk mengatur keuangan keluarga. Hal ini dimaksudkan agar data-data yang diinput benar-benar valid dan agar kehidupan keluarga yang sudah dibangun bisa mencapai pada titik final yaitu sampai ajal. Dengan kata lain hanya ajal yang dapat memisahkan.

6/22/2022

Kesabaran dan Keikhlasan Fingerprint

Fingerprint merupakan alat untuk mengabsensi para pegawai dalam suatu kantor atau di perusahaan. Fingerprint yang merupakan benda ciptaan manusia yang disetting tentang tanggal dan waktu, Untuk menghindari adanya manipulasi data maka terdapat server yang memberi password pada alat tersebut. Sehingga data-data yang telah masuk pada fingerprint akan sesuai dengan kenyataannya.

 Fingerprint ini sebagai langkah perkembangan cipta dan rasa dan karsa manusia untuk mewujudkan kedisiplinan dan sekaligus untuk mengganti sistem absensi secara manual yang kadang bisa dirapel atau bisa dimanipulasi, absensi sidik jari lebih cepat, sederhana, dan lebih aman untuk mencegah kecurangan absensi karyawan (https://www.hashmicro.com/id/blog/absen-fingerprint) . Dengan fingerprint tersebut atasan akan mudah memantau terhadap bawahan dan demikian pula bawahan akan lebih berdisiplin di dalam melaksanakan tugas yang diamanatkan kepadanya. 

 

Fingerprint dengan menggunakan salah satu jari tangan maka di sana pun juga sangat rentan adanya kerjasama untuk menutupi ketidakhadiran, absensi bisa diwakilkan melalui orang lain. Registrasi dengan jari tangan sendiri dan tangan orang lain, sehingga ketika melakukan absensi masuk dan bisa menggunakan tangan sendiri atau orang lain. Teknologi terus berkembang sehingga fingerprint ditingkatkan lagi yaitu dengan Face Record Nation atau scan retina mata. Sehingga kedatangan seorang pegawai atau kepulangan seorang pegawai memang benar-benar hadir pada saat tersebut dan di tempat tersebut, karena tidak mungkin wajah seseorang bisa diwakilkan kepada yang lainnya demikian pula yang lain juga bisa mewakilkan. 

 

Respon fingerprint. 

Setiap pegawai atau yang melakukan absensi melalui fingerprint akan ada dua suara pertama silahkan dicoba lagi, kedua terimakasih. Alat sensor fingerprint akan merekam sidik jari penggunannya. Seseorang perlu meletakan sidik jarinya beberapa kali. Jika terjadi kendala atau kesalahan atau kegagalan dalam proses perekaman, alat sensor fingerprint akan memberikan tanda atau pemberitahuan untuk mengulangi proses perekaman kembali (ttps://sugar.technology/merekam-dan-membaca-sidik-jari). Kata-kata silakan coba lagi adalah ketika alat sensor tidak bisa membaca dengan maksimal sehingga monitor juga akan mengatakan silakan untuk dicoba lagi, sehingga ketika sudah dicoba berulang kali, bila sudah sesuai dengan perintahnya maka akan mengucapkan terima kasih. Hal ini adalah merupakan suatu tanda bahwa tingkat kesabaran walaupun seseorang sudah mencoba berulang kali, kalau itu salah maka masih dipersilahkan untuk mencoba lagi. 

 

Fingerprint tidak mau menerima data yang tidak sebenarnya, tidak sesuai dengan faktanya. Karena itu membutuhkan data yang lengkap dan benar yang dapat dipertanggungjawabkan. Sehingga ketika semuanya sudah sesuai maka akan mengucapkan terima kasih. Kata-kata terima kasih yang disetting oleh pabrikan untuk menunjukkan bahwa data yang masuk sesuai dengan perintah dari fingerprint, baik itu data dari jari tangan atau dengan tatapan mata. Sehingga bila data dari orang yang melakukan fingerprint sudah sesuai dengan data ketika melakukan pendaftaran maka fingerprint akan mengucapkan terima kasih. 

 

Kata terima kasih tidak terpancang kepada waktu, tetapi pada data yang masuk sesuai dengan data waktu pendaftaran. Ketika pegawai yang datang awal dari jam masuk saat melakukan absensi dengan fingerprint maka akan keluar suara terima kasih. Ketika melakukan fingerprint dengan waktu yang tepat dengan jam masuk atau pulang maka printer pun juga akan mengucapkan terima kasih. Bahkan ketika karyawan atau pegawai yang datang terlambat sehingga melakukan fingerprint di luar jam masuk, maka fingerprint akan mengatakan terima kasih. 

 

Maka di sinilah ada suatu guyonan yang terjadi pada suatu kantor atau suatu perusahaan, ketika ada pegawai daangnya telat ditengur oleh teman-mananya atau atasannya yang kadang dengan nada tinggi yang menandakan tidak simpatik. Maka orang tersebut mengatakan walaupaun saya datang terlambat dia (fingerprint) tetap mengatakan terimakasih.

6/10/2022

Ibadah Haji dan Qurban Media Meneguhkan Imtaq -khutbah Jum'at

Haji adalah ibadah tahunan bagi umat Islam yang diwajibkan sekali selama hidup. Namun banyak orang yang merasa ketagihan setelah pulang dari tanah suci dan ingin mengulang pengalaman spiritual berhaji. Semoga kita akan segera dipanggil oleh Allah untuk menyempurnakan ibadah yaitu dengan melaksanakan rukun Islam yang kelima.

اَلْحَمْدُ لِلّهِ الَّذِيْ أَنْعَمَنَا بنِعْمَةَ اْلِإيْمَانِ وَاْلإِسْلَامِ وَاْلِاسْتِقْلَالِ أَوِاْلحُرِّيَّةِ، وَأَفْهَمَنَا مِنْ عُلُوْمِ الدِّيْنِ وَاْلعَقِيْدَةِ، وَبَيَّنَ لَنَا وَأَرْشَدَنَا اْلأَخْلَاقَ الْكَرِيْمَةَ وَاْلأَعْمَالَ الصَّالِحَةَ,أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ شَهَادَةً تُنْجِيْنَا بِهَا مِنْ أَهْوَالِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ شَافِعُ اْلأُمَّةِ وَخَيْرُ اْلبَرِيَّةِ, اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ الَّذِيْنَ يَعْمَلُوْنَ الصَّالِحَاتِ وَيَجْتَنِبُوْنَ اْلَمنْهِيَّاتِ. أَمَّا بَعْدُ: فَيَا عِبَادَ اللهِ ! أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى: وَاَذِّنْ فِى النَّاسِ بِالْحَجِّ يَأْتُوْكَ رِجَالًا وَّعَلٰى كُلِّ ضَامِرٍ يَّأْتِيْنَ مِنْ كُلِّ فَجٍّ عَمِيْقٍ ۙلِّيَشْهَدُوْا مَنَافِعَ لَهُمْ وَيَذْكُرُوا اسْمَ اللّٰهِ فِيْٓ اَيَّامٍ مَّعْلُوْمٰتٍ عَلٰى مَا رَزَقَهُمْ مِّنْۢ بَهِيْمَةِ الْاَنْعَامِۚ فَكُلُوْا مِنْهَا وَاَطْعِمُوا الْبَاۤىِٕسَ الْفَقِيْرَ ۖثُمَّ لْيَقْضُوْا تَفَثَهُمْ وَلْيُوْفُوْا نُذُوْرَهُمْ وَلْيَطَّوَّفُوْا بِالْبَيْتِ الْعَتِيْقِ 

 

 Kaum muslimin jemaah shalat Jum’at Rahimakumullah 

 Pertama dan yang paling utama khatib senantiasa berwasiat khususnya pada diri sendiri dan umumnya jemaah sekalian, marilah bersama-sama kita berupaya untuk meningkatkan iman dan takwa kepada Allah yaitu dengan melaksanakan perintah-perintah-Nya dan menjauhi segala yang dilarang oleh Allah SWT. Mudah-mudahan kita sekalian termasuk golongan orang-orang yang senantiasa mendapat petunjuk dari Allah, sehingga akan menjadi orang yang beruntung sejak hidup di dunia sampai besok hidup di alam akhirat, amin. 

 

Kaum muslimin jemaah shalat Jum’at Rahimakumullah 

Pada tahun ini kita sekalian kaum muslimin, sebentar lagi akan masuk pada bulan Dzulhijjah, yaitu bulan di mana umat Islam diberikan kewajiban untuk melaksanakan ibadah haji sebagai upaya untuk melaksanakan rukun Islam yang kelima sebagaimana sabda Rasulullah Muhammad SAW:

 

 بُنِيَ الإسْلامُ عَلَى خَمْسٍ : شَهادَةِ أَنْ لا إله إلا اللَّه وأَنَّ مُحَمَّداً رسولُ اللَّهِ ، وإقَامِ الصَّلاةِ وإِيتَاءِ الزَّكَاةِ، وحَجِّ البيْتِ ، وصَوْمِ رَمَضَانَ " متفقٌ عليهِ . 

 

"Islam didirikan atas lima perkara, yaitu menyaksikan bahwasanya tiada Tuhan melainkan Allah dan bahwasanya Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, berhaji ke Baitullah dan berpuasa dalam bulan Ramadhan." (Muttafaq ‘alaih) 

 

Ibadah haji merupakan salah satu rukun Islam yang lima, haji merupakan perintah Allah SWT, sebagimana sabda rasul:

 

 يَا أَيُّهَا النَّاسُ إنَّ اللَّه قَدْ فَرضَ عَلَيْكُمُ الحَجَّ فحُجُّوا 

 

"Hai sekalian manusia, sesungguhnya Allah mewajibkan atasmu semua akan beribadah haji, maka kerjakanlah ibadah haji itu." (HR. Muslim) 

 

Ibadah haji adalah perintah Allah hanya diperuntukkan bagi orang-orang yang sudah memenuhi syarat yaitu istitha'ah. Karena itu kabar yang sangat menggembirakan bahwa pada tahun 2022 kaum muslimin yang sudah mempunyai kemampuan atau istitha'ah dan telah mendaftar untuk melaksanakan ibadah haji pada tahun ini bisa melaksanakan ibadah haji. Hal ini merupakan kabar yang menggembirakan, karena selama dua tahun umat Islam Indonesia tidak ada kesempatan untuk bisa melaksanakan rukun Islam yang kelima yaitu melaksanakan ibadah haji. Hal ini karena kondisi pandemi Covid-19 yang melanda dunia termasuk di tanah suci Mekkah, sehingga pelaksanaan ibadah haji selama dua tahun ditiadakan kecuali bagi kaum muslimin yang sudah bermukim di tanah suci. 

 

Karena itu kabar yang menggembirakan, bahwa pada tahun 2022 ini pemerintah Arab Saudi telah membuka kesempatan untuk melaksanakan ibadah haji dan pemerintah Indonesia juga diberikan kesempatan untuk mengirimkan calon Jemaah haji. Dari perasaan gembira tentu ada kekecewaan: 

  • Pertama kaum muslimin yang sudah mendaftar, akan tetapi ada regulasi baru yang ditetapkan oleh pemerintah, diantaranya pertama jamaah haji hanya diperuntukkan bagi jamaah yang berusia kurang dari 65 tahun. Hal ini artinya bahwa jamaah haji yang berumur lebih dari 65 tahun tertunda, padahal pada tahun sebelumnya justru jamaah haji yang usianya lebih tua itu didahulukan, tetapi pada tahun ini, usia jemaah haji ternyata dibatasi. 
  • Kedua bahwa pada tahun 2022 ini kuota jemaah haji Indonesia dikurangi, termasuk jemaah haji dari Kabupaten Wonosobo berjumlah 353 orang, hanya separuh dari jamaah haji pada tahun sebelumnya. Hal ini tentu saja juga menimbulkan kekecewaan bagi jamaah haji yang sudah mendaftar dan koatannya nyaris akan bisa ikut berangkat pada tahun ini. 
  • Ketiga bahwa pada tahun 2022 ini calon jamaah haji tidak bisa digabungkan dan tidak ada mutasi. Artinya bahwa ketika suami atau istri yang sudah masuk dalam kuota pada tahun 2022 ini tidak bisa menyertakan pada muhrimnya sehingga tetap berangkat secara pribadi, hal ini tentu saja menimbulkan suatu kekecewaan.  
Dengan kondisi demikian hendaknnya kita menyadari bahwa haji adalah merupakan panggilan Allah, haji adalah merupakan anugerah Allah, karena itu dengan kondisi apapun dalam hal ibadah haji hendaknya bisa berlapang dada. Manusia hanya bisa berusaha dan meminta namun Allah yang menentukan. Karena itu jagalah diri sendiri agar memperoleh predikat haji mabrur. Karena itu seluruh proses dan rangkaian ibadah haji agar selalu disandarkan pada Allah, berhaji untuk memenuhi panggilan Allah, kapan waktunya sesungguhnya Allah telah menentukan kita tinggal menjalankan. Dan ingatlah bahwa tujuan melaksanakan haji adalah semata-mata untuk beribadah. Allah SWT telah berfirman:
 

اَلْحَجُّ اَشْهُرٌ مَّعْلُوْمٰتٌ ۚ فَمَنْ فَرَضَ فِيْهِنَّ الْحَجَّ فَلَا رَفَثَ وَلَا فُسُوْقَ وَلَا جِدَالَ فِى الْحَجِّ ۗ وَمَا تَفْعَلُوْا مِنْ خَيْرٍ يَّعْلَمْهُ اللّٰهُ ۗ وَتَزَوَّدُوْا فَاِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوٰىۖ وَاتَّقُوْنِ يٰٓاُولِى الْاَلْبَابِ


“(Musim) haji itu (berlangsung pada) bulan-bulan yang telah dimaklumi), siapa yang mengerjakan (ibadah) haji dalam (bulan-bulan) itu, janganlah berbuat rafaṡ, berbuat maksiat, dan bertengkar dalam (melakukan ibadah) haji. Segala kebaikan yang kamu kerjakan (pasti) Allah mengetahuinya. Berbekallah karena sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah taqwa. Bertaqwalah kepada-Ku wahai orang-orang yang mempunyai akal sehat”. (QS. Al Baqarah: 197). 
 
Dalam ayat tersebut ada tiga hal yang harus dihindari ketika melaksanakan ibadah haji: 
 
1. Rafats yaitu mengucapkan kata-kata yang mendatangkan birahi, perbiatan tidak senonoh atau berhubungan seks. 
 
وَاقْصِدْ فِيْ مَشْيِكَ وَاغْضُضْ مِنْ صَوْتِكَۗ اِنَّ اَنْكَرَ الْاَصْوَاتِ لَصَوْتُ الْحَمِيْرِ ࣖ 
 
“ Berlakulah wajar dalam berjalan600) dan lembutkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.” (QS. Luqman: 19) 
 
 2. Fasiq yaitu melakukan perbuatan yang melanggar norma.
 

3. Bertengkar.

 لَيْسَ الشَّدِيدُ بِالصُّرَعَةِ ، إِنَّمَا الشَّدِيدُ الَّذِى يَمْلِكُ نَفْسَهُ عِنْدَ الْغَضَبِ 

 

“Bukanlah orang kuat (yang sebenarnya) dengan (selalu mengalahkan lawannya dalam) pergulatan (perkelahian), tetapi tidak lain orang kuat (yang sebenarnya) adalah yang mampu mengendalikan dirinya ketika marah” (HR. Buchari Muslim) 

 

Kapan perbuatan tersebut harus dihindari? Apakah ketika sebelum berangkat haji? Apakah ketika sedang melaksanakan melaksanakan ibadah haji? Atau apakah sesudah melaksanakan ibadah haji? Tiga hal ini berkaitan dengan kondisi manusia. Sesungguhnya Allah sudah menentukan jalan, bahwa Rasulullah Muhammad itu diutus oleh Allah adalah untuk menyempurnakan akhlak bagi sekalian alam. Karena itu setiap hamba Allah yang mengikuti petunjuk Allah maka akan diberi pahala dan kelak di hari qiamat akan dimasukkan ke dalam surge. Sebaliknya hamba Allah yang tidak mengikuti petunjuk Allah bahkan melawan perintah Allah maka akan mendapatkan dosa dan kelak di hari qiamat akan dimasukkan ke dalam neraka. 

 

Karena itu semua perbuatan manusia akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah. Karena itu sebelum melaksanakan ibadah haji atau ketika sedang melaksanakan ibadah haji bahkan sesudah melaksanakan ibadah haji hendaknya selalu membudayakan perbuatan yang baik dengan melaksanakan perintah-perintah Allah dan menjauhi larangannya. Sehingga ketika sebelum berhaji sudah terbiasa berakhlaqul karimah maka kelak di tanah suci akan diberikan kemudahan dan kelancaran dalam melaksanakan seluruh rangkaian ibadah haji. Baik itu rukun, wajib dan sunnah-sunnahnya. Sehingga dengan wajah bersinar kembali pulang ke tanah air dengan membawa predikat haji mabrur. 

 

Kaum muslimin jemaah shalat Jum’at Rahimakumullah 

Pada bulan Dzulhijjah, disamping ibadah haji, Allah juga memerintahkan ibadah untuk memotong hewan qurban. Antara haji dan qurban adalah syari’at nabi Ibrahim yang tetap dilestarikan pada syari’at nabi Muhammad. Kedua-duanya sangat kental dengan nuansa untuk menguji iman dan taqwa serta meningkatkan amal shalih. Allah SWT berfirman:

 

 اِنَّآ اَعْطَيْنٰكَ الْكَوْثَرَۗ فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْۗ اِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْاَبْتَرُ ࣖ 

 

“Sesungguhnya Kami telah memberimu (Nabi Muhammad) nikmat yang banyak. Maka, laksanakanlah shalat karena Tuhanmu dan berqurbanlah! Sesungguhnya orang yang membencimu, dialah yang terputus (dari rahmat Allah). (QS. Al Kautsat: 1-3)

 

 لَنْ يَّنَالَ اللّٰهَ لُحُوْمُهَا وَلَا دِمَاۤؤُهَا وَلٰكِنْ يَّنَالُهُ التَّقْوٰى مِنْكُمْۗ 

 

“ Daging (hewan kurban) dan darahnya itu sekali-kali tidak akan sampai kepada Allah, tetapi yang sampai kepada-Nya adalah ketakwaanmu. (QS. Al Hajj: 37) 

 

 Semoga Allah senantiasa membimbing dan mengarahkan kita pada jalan yang diridhai-Nya, amin.

 

 بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.

5/05/2022

Lebaran yang Luar Biasa, Untuk Tetap Waspada

Peringatan hari raya Idul Fitri 1443 H/ 2022 M sungguh merupakan peristiwa yang luar biasa, karena selama dua tahun umat Islam sepi dengan kegiatan Idul Fitri termasuk dengan nuansa mudik dan silaturahmi. Hal ini tidak lepas karena adanya pandemi Covid-19 yang melanda dunia sehingga berefek pada kehidupan umat beragama.
Kepadatan Lalu lintas mejelang dan saat lebaran.

Idul Fitri tahun 1443/2022 H seakan menjadi akumulasi peringatan Idul Fitri tiga tahun yang dikumpulkan menjadi setahun atau tiga kali kegiatan menjadi satu kegiatan. Hal ini ditandai dengan keramaian, khususnya kepadatan lalu lintas jalan raya, jalan perkampungan yang selalu ramai dengan hilir mudik kendaraan bermotor. Di beberapa wilayah perkampungan banyak berseliweran kendaraan bermotor dengan plat B. Hal ini menandakan bahwa para perantau yang berada di luar Jawa atau berada di Jakarta pulang ke Jawa untuk bertemu dengan orang tua, sanak saudara , handai tolan dan teman serta kerabat. Keramaian juga terjadi pada tempat wisata. 

 

Kerinduan yang mereka pendam selama dua tahun terobati pada tahun ini, karena itu ada beberapa hal yang perlu kita sikapi pada Idul Fitri tahun ini: 

 

  1. Kita mengucapkan rasa syukur kepada Allah SWT, karena Allah telah menguji hamba-Nya Allah juga yang memberikan jalan keluar atas kesulitan hamba-Nya. Hal ini ditandai dengan adanya kebijakan pemerintah yang melakukan kegiatan vaksinasi secara nasional sehingga pandemi Covid-19 semakin melandai. 
  2. Walaupun pandemi Covid- 19 nampak mulai melemah, namun kita harus tetap waspada dengan kemungkinan munculnya varian baru, demikian pula dengan berbagai macam musibah dan bencana yang dimungkinkan juga akan datang. Karena itu janganlah rasa aman akan terlena dengan kenyamanan, karena itu “Sedia payung sebelum hujan” adalah suatu peribahasa yang perlu tetap diperhatikan. 
  3. Perlu kehati-hatian, dengan melakukan langkah-langkah preventif, minimal untuk selalu memakai masker dan membiasakan untuk mencuci tangan. 
  4. Rasa syukur kepada Allah diungkapkan dengan ucapan billisan yaitu dengan mengucapkan hamdalah, kemudian dengan perbuatan untuk meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah dengan meningkatkan amal ibadah yang sesuai dengan agama dan keyakinannya masing-masing. 
  5. Setiap pemeluk agama untuk mendalami agama masing-masing dan menerapkan ajaran agamanya tersebut. 
  6. Dengan melaksanakan perintahnya Allah dan menjauhi larangannya adalah menjadi media untuk menaruh harapan kepada Allah, kita berharap agar pandemi tidak kembali lagi, kita berharap agar kehidupan kembali normal, kita berharap agar roda ekonomi juga bisa berkembang dengan baik, kita berharap bahwa kesejahteraan umat juga semakin baik, kita berharap agar proses pendidikan dan pengajaran berjalan secara normal. 
  7. Menjalin shilaturahmi, karena selama dua tahun nyaris persaudaraan menjadi renggang, orang yang sakit hendaknya didatangi untuk dihibur namun Prokes mengatakan orang yang sakit harus diasingkan. Idul Fitri menjadi media bershilaturahmi, mudik menjadi media untuk mengeratkan kembali tali silaturahmi. 

 

Karena itu di tengah-tengah kita kebahagiaan Idul Fitri ini kita pun juga harus tetap berhati-hati dan waspada agar kita tetap merasa aman dan bahagia. Berdasarkan taushiyah Majelis Ulama Indonesia di bulan Syawwal hendaknya umat Islam semakin menggalakkan tuntunan puasa sunnah enam hari Syawwal agar tetap terjaga dan tetap meningkatnya spirit khusyuk Ramadhan dan Syawwal.

Candi Borobudur di padati wisatawan.

5/01/2022

Syukrun, Roja’ dan Meningkatkan Ibadah-Khutbah Idul Fitri 1443 H

Hari Raya Idul Fitri, 1 Syawal 1443 H menjadi peristiwa yang membahagiakan, karena selama dua tahun pelaksanaan shalat Id diselenggarakan secara terbatas. Bahkan para perantau tidak diperbolehkan untuk mudik. Hal ini karena pandemi Covid-19 yang melanda dunia. Dan Prokes harus diterapkan yang meliputi memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan, mengurangi mobilitas. Bahkan juga menghindari jabat tangan.

اَللهُ أَكْبَرُ ×٩ اَللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلًا . لَا اِلَهَ اِلَّا اللهُ وَحْدَهُ صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَاَعَزَّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ الْأَ حْزَابَ وَحْدَهُ لَا اِلَهَ اِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ, اَللهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ. أَلْحَمْدُ لِلَّهِ جَعَلَ أَيَّامَ الْأَعْيَادِ ضِيَافَةً لِعِبَادِهِ الصَّالِحِيْنَ وَجَعَلَ فِى قُلُوْبِ الْمُسْلِمِيْنَ بَهْجَةً وَسُرُوْرًا. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ َأَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، اَللَّهُمَّ صَلِّى وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. َأمَا بَعدُ: فَقَالَ اللهُ تَعَالَى: يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. ثُمَّ قَالَ اَيْضًا يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌ ۢبِمَا تَعْمَلُوْنَ 

 

Kaum muslimin Jemaah shalat Ied Rahimakumullah. 

 

Pertama dan yang paling utama khatib senantiasa berwasiat khususnya pada diri sendiri dan umumnya pada jemaah sekalian. Marilah bersama-sama kita berupaya untuk meningkatkan iman dan takwa kepada Allah yaitu dengan melaksanakan perintah-perintahnya dan menjauhi segala yang dilarang oleh Allah subhanahu wa ta'ala. Pada momen penting Idul Fitri 1443 Hijriyah ini khatib menyampaikan ja'alanallahu minal aidin wal faizin mohon maaf lahir dan batin atas segala kekhilafan kesalahan. Permohonan maaf dan saling memafkan ini, semoga dapat mengantarkan kita menjadi hamba yang kembali ke fitrah. Sehingga kita akan memasuki bulan Syawal dengan semangat untuk meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah SWT, amin. 

 

Kaum muslimin jemaah shalat Ied Rahimakumullah 

 

Disaat kita berbahagia karena telah menuntaskan ibadah puasa selama sebulan kemudian ditutup dengan melakukan pembayaran zakat fitrah. Mudah-mudahan amal ibadah kita pada bulan Ramadhan diterima oleh Allah subhanahu wa ta'ala, dan setiap amal yang baik yang kita lakukan senantiasa bisa menjadi wasilah kita bermunajat kepada Allah subhanahu wa ta'ala. 

 

Idul Fitri sebagai momen hari kemenangan bagi kita sekalian, Idul Fitri berarti kembali ke fitrah/ kesucian. Idul Fitri juga sebagai hari peningkatan amal ibadah, Idul Fitri juga sering disebut hari lebaran yang berarti kita sudah menyelesaikan ibadah puasa Ramadhan. Kita telah terbiasa mengungkapkan dengan beberapa macam peristilahan. Langkah apa, selanjutnya yang perlu kita lakukan untuk pada masa sekarang dan yang akan datang. 

 

Allah memberikan masa kepada kita sekalian, masa sekarang adalah masa yang sedang dijalankan, masa lalu adalah masa yang tidak akan bisa kembali, dan masa yang akan datang adalah masa yang masih dalam misteri tidak ada yang mengetahui. Oleh karena itu sebaik-baik kita agar menjadikan masa yang telah lalu sebagai bahan pelajaran dan renungan. Masa sekarang adalah masa sedang yang terjadi dan masa yang akan datang adalah masa yang masih dalam misteri. Bisa jadi masa yang akan datang akan menjadi kondisi yang menyenangkan atau menyedihkan, semua itu tergantung pada setiap diri untuk menyiapkan masa yang akan datang. Allah subhanahu wa ta'ala berfirman di dalam Alquran surah Al Hasyr ayat 18:

 

 يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌ ۢبِمَا تَعْمَلُوْنَ 

 

“Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat). Bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan. Dari ayat tersebut hendaknya kita dapat mengambil pelajaran: 

 

1. Agar senantiasa meningkatkan rasa syukur kepada Allah subhanahu wa ta'ala. Rasa syukur kita sampaikan karena pada tahun ini umat Islam dapat melaksanakan ibadah shalat tarawih shalat, tadarus, shalat Idul Fitri secara bersama-sama. Keluarga berbondong-bondong ke tempat ibadah, tempat untuk melaksanakan shalat Ied. Baik yang berada di lapangan atau berada di masjid. Kita mengingat pada dua tahun yang lalu yaitu tahun 2020 dan 2021 pada masa pendemi Covid-19 sehingga umat Islam diberikan keterbatasan dalam melaksanakan shalat secara berjamaah, yaitu hanya pada keluarga kecil di rumah masing-masing. 

 

2. Kita mengharap kepada Allah bahwa sebagai hamba Allah, agar pandemi Covid-19 dengan segala variannya yang sudah melandai agar terus melandai dan hilang dari kehidupan manusia, agar manusia dapat menjalani hidup dengan wajar namun tentu saja agar tetap wasapada. Kita senantiasa memohon kepada Allah agar kita dijauhkan dari bala musibah dan bencana. Berharap kepada Allah disampaikan dalam wujud permohonan doa.

 

 وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُوْنِيْٓ اَسْتَجِبْ لَكُمْ ۗاِنَّ الَّذِيْنَ يَسْتَكْبِرُوْنَ عَنْ عِبَادَتِيْ سَيَدْخُلُوْنَ جَهَنَّمَ دَاخِرِيْنَ ࣖ 

 

“ Tuhanmu berfirman, “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu (apa yang kamu harapkan). Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri tidak mau beribadah kepada-Ku akan masuk (neraka) Jahanam dalam keadaan hina dina.” QS. Mu’min: 60)

 

 اُدْعُوْا رَبَّكُمْ تَضَرُّعًا وَّخُفْيَةً ۗاِنَّهٗ لَا يُحِبُّ الْمُعْتَدِيْنَۚ 

 

“Berdoalah kepada Tuhanmu dengan rendah hati dan suara yang lembut. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. (QS. Al A’rof: 55)

 

 وَاِذَا سَاَلَكَ عِبَادِيْ عَنِّيْ فَاِنِّيْ قَرِيْبٌ ۗ اُجِيْبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ اِذَا دَعَانِۙ فَلْيَسْتَجِيْبُوْا لِيْ وَلْيُؤْمِنُوْا بِيْ لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُوْنَ 

 

“ Apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Nabi Muhammad) tentang Aku, sesungguhnya Aku dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku. Maka, hendaklah mereka memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku agar mereka selalu berada dalam kebenaran. (QS. Al Baqarah: 186) 

 

Dari beberapa surat dan ayat diatas menunjukkan bahwa doa adalah salah satu media untuk mencapai pada tujuan. Maka teruslah berdoa kepada Allah. 

 

3. Meningkatkan ibadah kepada Allah subhanahu wa ta'ala. Bulan puasa telah mengajarkan kepada umat Islam untuk keluar dari kebiasaan dan perilaku yang tidak baik dan masuk pada kebiasaan baru yang sebenarnya sebagai pengulangan ibadah pada tahun-tahun yang lalu. Pada umumnya selain di bulan Ramadhan kita tidak melaksanakan shalat malam secara terus menerus, tadarus Alquran, mengikuti kajian Islam. Pada bulan Ramadhan umat Islam masuk dalam kegiatan rutin pada bulan suci Ramadhan yang keluar dari kebiasaan yang biasanya. Kebiasaan pada siang hari perut penuh dengan makanan dan minuman, namun pada bulan Ramadhan sejak waktu imsyak sampai terbenam matahari perut manusia kosong tidak diisi dengan makanan dan minuman. 

 

Keluarnya manusia dari kebiasaan pada bulan Ramadhan ini adalah untuk menjalankan perintah Allah agar manusia dapat meningkat derajatnya sehingga menjadi pribadi yang muttaqin. Disamping itu bulan suci Ramadhan adalah menjadi bulan pelatihan sehingga manusia diberikan pelatihan dengan berbagai macam kegiatan yang diharapkan setelah selesai bulan suci Ramadan kebiasaan-kebiasaan baik yang sudah dilakukan itu bisa diteruskan. Seperti salat malam, tadarus Alquran, kajian Islam, memberikan santunan dan tidak kalah pentingnya adalah upaya pengendalian hawa nafsu adalah dengan melaksanakan puasa.

 

 مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ اَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ 

 

“Barangsiapa yang melaksanakan puasa Ramadhan kemudian diikuti 6 hari pada bulan Syawal seperti orang yang berpauasa sepanjang masa”. (HR. Muslim) 

 

Kaum muslimin Jemaah shalat Ied Rahimakumullah. 

 

Setiap musibah tentu ada hikmah dibaliknya, seperti pandemi Covid-19 terdapat beberapa hikmah yaitu: 

 

1. Untuk membiasakan hidup bersih. Berdasarkan protokol kesehatan agar kita membiasakan untuk mencuci tangan, hal ini dimaksudkan agar kuman-kuman tidak menjalar ke tubuh. Dengan demikian menjaga kebersihan sesungguhnya sudah menjadikan sudah menjadi perintah agama. Karena itu marilah perintah agama itu kita biasakan. Disamping mencuci tangan juga agar membiasakan untuk menjaga kebersihan lingkungan. 

 

2. Menjaga kebersihan rohani yaitu dengan meningkatkan ibadah, baik hablun minallah dan hablun minannas. 

 

3. Dengan menjaga kebersihan jasmani tubuh akan terhindar dari virus dan bakteri yang mengancam kehidupan manuis. Dan dengan menjaga kebersihan rohani manusia akan akan menyadari dirinya sebagai makhluk yang lemah dan memerlukan pelindung karena pentingnya untuk tunduk dan patuh terhadapat perintah Allah dan manjuhi larangannya. 

 

Setelah menyelesaikan ibadah puasa Ramadhan dan kita masuki pada bulan Syawal ini, marilah kita bersama-sama untuk senantiasa meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah, kita eratkan tali silaturahmi di antara kita sekalian karena kita adalah umat yang satu. Marilah kita bertolong menolong dalam melakukan perbuatan baik dan Jangan ber tolong-menolong dalam melakukan perbuatan yang tidak baik. Marilah kita berlomba-lomba dalam melakukan perbuatan baik, tak lupa untuk senantiasa mengajak untuk melakukan perbuatan baik dan mencegah kemungkaran. Bila mampu dengan kekuasaan dan kekuatannya, bila tidak mampu dengan perkataan dan ajakan yang baik namun bila tetap tidak mampu maka doakan mereka agar kembali ke jalan Allah. 

 

Kebiasaan pada bulan Ramadhan seperti tadarusa Alquran, marilah kita lestarikan. Makmurkan masjid dengan berbagai macam kegiatan, jadikan masjid sebagai pusat ibadah, pendidikan, pelayanan, perlindungan, penyantunan, penyaluran dana umat. Semoga dengan kegigihan umat Islam dalam menegakkan syariat Islam. Umat akan semakin shalih, cerdas, bijak, toleran sehingga tidak ada halangan untuk meraih keberkahan dari langit.

 

 وَلَوْ اَنَّ اَهْلَ الْقُرٰٓى اٰمَنُوْا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكٰتٍ مِّنَ السَّمَاۤءِ وَالْاَرْضِ وَلٰكِنْ كَذَّبُوْا فَاَخَذْنٰهُمْ بِمَا كَانُوْا يَكْسِبُوْنَ 

 

“ Sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, niscaya Kami akan membukakan untuk mereka berbagai keberkahan dari langit dan bumi. Akan tetapi, mereka mendustakan (para rasul dan ayat-ayat Kami). Maka, Kami menyiksa mereka disebabkan oleh apa yang selalu mereka kerjakan”. (QS. Al A’rof: 96) 

 

جَعَلْنَا اللهُ وَاِيَّاكُمْ مِنَ الْعَائِدِيْنَ وَالْفَائِزِيْنَ وَاَدْ خِلْنَا وَاِيَّاكُمْ مِنْ زُمْرَةِ عِبَادِهِ الصّٰلِحِيْنَ . وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَاَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْن

 

 الخطبة الثنية

 

 اَللهُ اَكْبَرُ ×٧ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ وَاللهُ اَكْبَرُ. اَللهُ اَكْبَرُ وَلِلّٰهِ الْحَمْدُ. اَلْحَمْدُلِلّٰهِ الَّذِىْ جَعَلَ الْيَوْمَ عِيْدًالِلْمُؤْمِنِيْنَ وَخَتَمَ بِهِ شَهْرَ الصِّيَامِ لِلْمُخْلِصِيْنَ . اَشْهَدُ اَنْ لَا ِالٰهَ اِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْمَشْهُوْرُ بِفَطَانَتِهِ وَاَمَانَتِهِ وَصِدْقِهِ وَتَبْلِيْغِهِ وَصَلَّ اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى اٰلِهِ وَصَحْبِهِ اَجْمَعِيْنَ اَمَّا بَعْدُ. فَيَا عِبَادَاللهِ اِتَّقُوا اللهَ فِيْمَا اَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى اللهُ عَنْهُ وَحَذَرَ. فَقَاَلَ اللهُ تَعَالَى: إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَآأَيُّهاَ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَقَرَابَتِهِ وَأَزْوَاجِهِ وَذُرِّيَّاتِهِ أَجْمَعِيْنَ. اَللّٰهُمَّ أَصْلِحْ جَمِيْعَ وُلاَةِ الْمُسْلِمِيْنَ، وَانْصُرِ اْلإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ، وَأَهْلِكِ الْكَفَرَةَ وَالْمُشْرِكِيْنَ وَأَعْلِ كَلِمَتَكَ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ وَيَا قَاضِيَ الْحَاجَاتِ. اَللّٰهُمَّ افْتَحْ بَيْنَنَا وَبَيْنَ قَوْمِنَّا بِالْحَقِّ وَاَنْتَ خَيْرُ الْفَاتِحِيْنَ. اَللّٰهُمَّ أَصْلِحْ لَنَا دِيْنَناَ الَّذِى هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِنَا وَأَصْلِحْ لَنَا دُنْيَانَا الَّتِى فِيْهَا مَعَاشُنَا وَأَصْلِحْ لَنَا آخِرَتَنَا الَّتِى فِيْهَا مَعَادُنَا وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لَنَا فِى كُلِّ خَيْرٍ وَاجْعَلِ الْمَوْتَ رَاحَةً لَنَا مِنْ كُلِّ شرٍّ . رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَادْعُوْهُ يَسْتَجِبْ لَكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ

4/28/2022

Temen lan Mentesing Ibadah, Khutbah Bahasa Jumat Bahasa Jawa

Manungsa dipun ciptakaken dening Allah supados sami ngibadah. Kanthi temen lan mentes anggenipun ngibadah mila badhe dados tiyang ingkang begja ing dunya lan ing akhirat. Mila supados ibadahipun mentes, kejawi kedah tansak dipun sempurnakaken ugi kedah dipun tambahi anggenipun nindakaken ibadah sunnah.
اَلْحَمْدُ لِلّهِ الَّذِيْ أَنْعَمَنَا بنِعْمَةَ اْلِإيْمَانِ وَاْلإِسْلَامِ، وَأَفْهَمَنَا مِنْ عُلُوْمِ الدِّيْنِ وَاْلعَقِيْدَةِ، وَبَيَّنَ لَنَا وَأَرْشَدَنَا اْلأَخْلَاقَ الْكَرِيْمَةَ وَاْلأَعْمَالَ الصَّالِحَةَ,أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ شَافِعُ اْلأُمَّةِ وَخَيْرُ اْلبَرِيَّةِ,اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ الَّذِيْنَ يَعْمَلُوْنَ الصَّالِحَاتِ وَيَجْتَنِبُوْنَ اْلَمنْهِيَّاتِ. أَمَّا بَعْدُ: فَيَا عِبَادَ اللهِ ! أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى: قُلْ اِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّوْنَ اللّٰهَ فَاتَّبِعُوْنِيْ يُحْبِبْكُمُ اللّٰهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ ۗ وَاللّٰهُ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ 

 

Kaum muslimin jema’ah Jum’ah Rahimakumullah Pertama lan ingkang paling utami, khatib paring wasiat khususipun dhateng pribadi kula piyambak lan sumrambah dhumateng para jemaah shalat Jum’at, mangga sami ningkataken iman lan taqwa dhateng Allah SWT, inggih punika kanthi nindakaken dhawuh-dhawuhipun Allah lan nilar punapa ingkang dados awisanipun Allah. Mugi-mugi kita kalebet kawulanipun Gusti Allah ingkang dipun paringi keselamatan, kesarasan, wilujeng, begja wiwit dunya ngantos benjang ing yaumil qiyamah, amin. 

 

Kaum muslimin jema’ah shalat Jumat Rahimakumullah. 

 

Allah SWT sampun nyiptakaken menungsa minangka dados ‘Abdullah lan khalifatullah. ‘Abdullah tegesipun kawulaning Gusti Allah, mila dipun paringi jejibahan supados tansah manembah dhateng Allah. Kanthi nindakaken dhawuh-dhawuhipun Allah lan nilar awisanipun. Khalifatullah artosipun bilih manungsa dipun paring jejibahan supados, jagi, ngrimat dan ginakaken sedaya alam lan isinipun kangge kesejahteraan, kamulyanipun. Allah SWT sampun paring pangandikan:

 

 وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْاِنْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ 

 

“Lan Ingsun (Allah) ora dadekake jin lan menungsa, ananging supaya manembah marang Ingsun (Allah). (QS. Adz-Dzariyat: 56) Lan wonten Alquran surat Attaubah ayat 13 Allah paring dhawuh:

 

 وَمَآ اُمِرُوْٓا اِلَّا لِيَعْبُدُوْٓا اِلٰهًا وَّاحِدًاۚ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَۗ سُبْحٰنَهٗ عَمَّا يُشْرِكُوْنَ 

 

“Lan dheweke kabeh ora didhawuhi ananging supaya manembah marang Pangeran kang Maha Tunggal. ora ana Pangeran kejaba dheweke (Allah). Maha suci (Allah), saking apa bae kang disekuthokake”. 

 

Wonten surat lan ayat Alquran punika Allah SWT negasaken bilih tujuanipun Allah nyiptakaken jin lan menungsa punika sepados menembah lan ngibadah dhumateng Gusti Allah. Kanthi mekaten, mila menungsa badhe kraos lan rumaos ayem lan aman amargi saking perlindunganipun Allah. Semanten ugi sedaya daya upayanipun inggih mergi saking kuasanipun Allah lan manungsa namung dipun paringi kekiyataan kangge usaha lan ikhtiar. 

 

Mila mekaten ibadah ingkang dipun tindakaken saget murni lan ikhlas amargi boten wonten ingkang dipun tuju kejawi namung kangge ngibadah dhateng Allah SWT. Mila derajadipun manungsa boten badhe ewah saking ahsani taqwiim, bagus-baguse bentuk ing dhalem kedadosanipun. 

 

Minangka sarana kangge mujudakem punika, ibadah saget dipun tindakaken kanthi kuantitas. Inggih punika dipun kathah-kathahaken ibadahipun. Kejawi ibadah fardhu ugi ibadah sunnahipun. Ibadah fardhu boten saget dipun tambahi, nanging saget dipun sampurnakaken. Shalat fardhu wonten gangsal wekdal, boten kenging dipun tambahi nanging saged dipun sempurnakaken kanthi nyempurnakaken kaifiyah, tumakninah lan waosanipun. Ugi dipun sempurnakaken kanthi ngathah-ngathahaken ibadah shalat sunnah. 

 

Mila ibadah-ibadah ingkang sampun dipun dhawuhaken Gusti Allah lan dipun tindakaken kanthi tuntunanipun Rasulullah Muhammad SAW, dipun tindakaken kanthi sak sae-saenipun. Kanthi ngathah-ngathaken ibadah shalat sunnah, mila ibadah shalat fardhu badhe kroas ringan lan gampil sahingga ibadah shalat badhe nuwuhaken roas ikhlas, sabar, istiqomah, tawadhu’, ridha, rawakal lan sifat sae sanesipun. 

 

Ibadah ingkang sampun sampurna tegesipun ibadahipun sampun mentes, sahingga saking ibadah punika badhe ngasilaken hikmah gumantung kalian ibadahipun. Menawi ibadah shalat badhe ngasilaken sifat lan akhlaq manungsa ingkang sae sahingga tansah ngantos-antos anggenipun makarya sahingga saget katebihaken saking pedamelan ina lan murka. Allah SWT sampun paring dhawuh:

 

 اُتْلُ مَآ اُوْحِيَ اِلَيْكَ مِنَ الْكِتٰبِ وَاَقِمِ الصَّلٰوةَۗ اِنَّ الصَّلٰوةَ تَنْهٰى عَنِ الْفَحْشَاۤءِ وَالْمُنْكَرِ ۗوَلَذِكْرُ اللّٰهِ اَكْبَرُ ۗوَاللّٰهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَ 

 

 “Wacanen apa kang wis diwahyuhake marang sliramu (Muhammad) hiya iku Al Kitab (Alquran) kang wus diwayuhake marang slira-Mu, lan jumenengake shalat. Satuhune shalat iku bisa nyegah saka (penggawe-penggawe) kang ala lan (lelakon) kang disengiti”. (QS. Al Ankabut: 45). 

 

 Kaum muslimin jema’ah Jum’ah Rahimakumullah 

 

 Ibadah puasa ingkang berkualitas inggih ingkang sampurna. Kanthi punika ibadah puasa saget mujudaken tiyang Islam ingkang muttaqin, Allah SWT sampun paring dhawuh:

 

 يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ 

 

“He wong-wong kang padha iman, diwajibake marang awakmu supaya puasa (Ramadhan) kaya dene kang wus diwajibake marang wong-wong sak durunge sira, supaya dadi wong kang taqwa”. (QS Al Baqarah: 183). 

 

Shiyam boten namun nyegah saking dhahar lan ngunjuk melai wekdal imsak ngantos suruping srengenge. Nanging shiyam kedah nyegah saking sedaya perkawis ingkang saged batalaken puasa lan ingkang saget ngrisak ibadah puasa. Kanthi mekaten kita kedah saget jagi lisan saking pangandikan ingkang boten sae. Kita kedah saget jagi manah saking sedaya raos serik. Kita kedah saget jagi penggalih saking pikiran ingkang negatif. saget jagi mripat saking paninggal ingkang boten sae. Jagi telingan saking pamireng ingkang boten sae. Rasulullah SAW paring pangandikan:

 

 إِذا كَانَ يَوْمُ صَوْمِ أَحدِكُمْ ، فَلا يَرْفُثْ وَلا يَصْخَبْ ، فَإِنْ سَابَّهُ أَحَدٌ ، أَوْ قاتَلَهُ ، فَلْيَقُلْ : إِنِّي صائمٌ" متفقٌ عليه 

 

 “Nalika ana ing dina salah sijine wong ing antarane sira puasa, mangka aja ngucap kang ala lan aja memungsuhan. Nalika salah sjih dielek-elek utawa diajak tukaran mangka ngucapa, satuhune aku lagi puasa”. (HR. Buchari Muslim). Ing hadits sanesipun Rasulullah ngendika:

 

 مَنْ لَمْ يَدعْ قَوْلَ الزُّورِ والعمَلَ بِهِ فلَيْسَ للَّهِ حَاجةٌ في أَنْ يَدَعَ طَعامَهُ وشَرَابهُ " رواه البخاري. 

 

“Sapa wonge kang ora ninggalake ucapan goroh lan ora ninggalake tumindak kasar, mula ora ana keperluane kanggo Gusti Allah, ing sak jerone dheweke ninggalake nedha lan ngunjuk. (HR Bukhari) 

 

Kaum muslimin jema’ah Jum’ah Rahimakumullah 

 

Hasil ingkang dipun raosaken dening para muzakki. Bilih zakat punika minangka ibadah sosial, badhe saget mujudaken pribadi ingkang tansah syukur dan sabar. Syukur anggenipun nampi anugerah saking Allah. Malah kanthi syukuripun ngrumaosi bilih bandha dunya punika namung titipanipun Gusti Allah. Kanthi ngedalaken zakat, infaq lan shadaqah tambah remen anggenipun paring pambiyantu dhateng para fakir miskin lan lare yatim. Malah wonten manahipun medal energi positif bilih zakat, infaq, shadaqah punika boten badhe ngirangi riszqi. Malah Gusti Allah badhe nambah rizqinipun kanthi margi ingkang mboten dipun mangertosi dening kawula nipun. Mekaten ugi nalika dipun cobi, kanthi dipun kirangi bandhanipun tansah sabar. Rezqi punika peparingipun Allah, manungsa namun gadah kewajiban supados usaha, ikhtiar lan tawakal. Mila menawi mirsani dhateng tiyang ingkang nembe nandang cobi, piyambakipun tuwuh raos empatinipun, inggih punika nderek ngraosaken rekaosipun tiyang kenging musibah. 

 

Ingkang terakhir hikmah uatawi hasil saking ibadah haji. Haji minangka rukun Islam ingkang kaping gangsal. Ziarah wonten ing tanah suci, menawi sampun pikantuk predikat haji mabrur , mila semangat spiritual dan sosialipun dados minggah. Haji mabrur balesanipun boten sanes kejawi suwarga. Kangge merkoleh suwarga temtunipun kedah tansah ningkataken anggenipun ngibadah. Kanthi mekaten ibadah ingkang mentes utawi ingkang berkualitas saged paring manfaat kagem sedayanipun. Lan ibadah punika tansah dipun sempurnakaken.

 

Mugi-mugi Allah tansah paring rahmat, maghfirahipun dhateng kita sahingga waget nindakaken ibadah kanthi istiqomah, amin.

 

 بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِلْمُسْلِمِيْنَ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

4/26/2022

Menjaga Kualitas Ibadah

Manusia diciptakan Allah dengan tujuan adalah untuk menjadi 'abdullah dan khalifatullah. Abdullah adalah manusia sebagai hamba Allah yang mempunyai kewajiban untuk bersujud dan menyembah kepada-Nya yang diimplementasikan dengan melaksanakan ibadah dan amaliyahnya. Sedangkan khlaifatullah adalah sebagai wakil Allah di muka bumi. dalam hal ini manusia diberi mandat untuk, mengatur, menjaga, melestarikan dan memanfaatkan sumber daya alam sesuai dengan petunjuk Allah yang disampaikan kepada para rasul dengan kitab suci-Nya.

اَلْحَمْدُ لِلّهِ الَّذِيْ أَنْعَمَنَا بنِعْمَةَ اْلِإيْمَانِ وَاْلإِسْلَامِ، وَأَفْهَمَنَا مِنْ عُلُوْمِ الدِّيْنِ وَاْلعَقِيْدَةِ، وَبَيَّنَ لَنَا وَأَرْشَدَنَا اْلأَخْلَاقَ الْكَرِيْمَةَ وَاْلأَعْمَالَ الصَّالِحَةَ,أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ شَهَادَةً تُنْجِيْنَا بِهَا مِنْ أَهْوَالِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ شَافِعُ اْلأُمَّةِ وَخَيْرُ اْلبَرِيَّةِ, اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ الَّذِيْنَ يَعْمَلُوْنَ الصَّالِحَاتِ وَيَجْتَنِبُوْنَ اْلَمنْهِيَّاتِ. أَمَّا بَعْدُ: فَيَا عِبَادَ اللهِ ! أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى: يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. قُلْ اِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّوْنَ اللّٰهَ فَاتَّبِعُوْنِيْ يُحْبِبْكُمُ اللّٰهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ ۗ وَاللّٰهُ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ 

 

Kaum muslimin jema’ah Jum’ah Rahimakumullah 

 

Pertama dan yang paling utama khatib senantiasa berwasiat khususnya pada diri sendiri dan umumnya pada jamaah sekalian, marilah kita bersama-sama berupaya untuk meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah SWT, yaitu dengan menjalankan perintah-perintah-Nya dan sekaligus kita berupaya untuk menjauhi, menghindari apa yang dilarang oleh Allah SWT. Sesungguhnya melaksanakan perintah dan menjauhi larangan Allah adalah merupakan salah satu tugas manusia dalam rangka untuk meningkatkan ibadah kepada Allah SWT, sebagaimana firman Allah:

 

 وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْاِنْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ 

 

“Tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku”. (QS. Adz-Dzariyat: 45) 

 

 Dan di dalam Surat Attaubah ayat 31 Allah berfirman: 

 

 وَمَآ اُمِرُوْٓا اِلَّا لِيَعْبُدُوْٓا اِلٰهًا وَّاحِدًاۚ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَۗ سُبْحٰنَهٗ عَمَّا يُشْرِكُوْنَ 

 

“Padahal, mereka tidak diperintah, kecuali untuk menyembah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan selain Dia. Mahasuci Dia dari apa yang mereka persekutukan”. 

 

Dari dua ayat tersebut Allah SWT menegaskan bahwa tujuan menciptakan jin dan manusia adalah untuk menyembah atau beribadah kepada-Nya. Dengan beribadah atau menyembah kepada Allah maka manusia akan memiliki kedekatan kepada Allah. Rasa ketergantungan kepada Allah akan menyadarkan bahwa seluruh daya upaya adalah atas kehendak Allah. Demikian pula di dalam melakukan peribadatan murni, semata-mata karena Allah sehingga manusia akan tetap dalam statusnya sebagai ahsani takwim yaitu manusia yang dalam sebaik-baik bentuk. 

 

 Karena itu di dalam melakukan peribadatan, bisa meningkatkan kuantitas dan kualitas ibadah, dimana keduanya saling berkaitan. Bagaimana ibadah-ibadah yang sudah diperintahkan Allah dan telah dituntunkan oleh Rasulullah Muhammmad SAW dijalankan, baik itu berkaitan dengan ibadah yang fardhu atau ibadah yang sunnah. Dengan ketekunan dan kedisiplinan hamba Allah, dalam melaksanakan ibadah yang fardhu kemudian ditambah dengan meningkatkan kuantitas ibadah yang sunnah maka ibadah-ibadah yang fardhu akan terasa ringan dan mempunyai bobot yang lebih baik, ibadah yang akan bisa mencapai pada kualitas ibadah. 

 

Karena ibadah sesungguhnya adalah merupakan upaya hamba Allah untuk mendekatkan diri kepada Allah, maka setelah tercapai rasa pendekatan diri kepada Allah, pada setiap ibadah akan menuai hasil. Ibadah shalat yang berkualitas akan dapat mencegah perbuatan keji dan mungkar, sebagaimana firman Allah:

 

 اُتْلُ مَآ اُوْحِيَ اِلَيْكَ مِنَ الْكِتٰبِ وَاَقِمِ الصَّلٰوةَۗ اِنَّ الصَّلٰوةَ تَنْهٰى عَنِ الْفَحْشَاۤءِ وَالْمُنْكَرِ ۗوَلَذِكْرُ اللّٰهِ اَكْبَرُ ۗوَاللّٰهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَ 

 

“Bacalah (Nabi Muhammad) Kitab (Alqur’an) yang telah diwahyukan kepadamu dan tegakkanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan) keji dan mungkar”. (QS. Al Ankabut: 45) 

 

Ibadah puasa sempurna, puasa yang berkualitas dan menghasilkan pribadi yang sukses akan dapat meningkatkan derajat muttaqien, sebagaimana firman Allah SWT:

 

 يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ 

 

”Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”. (QS. Al Baqarah: 183). 

 

Untuk bisa mewujudkan pribadi yang taqwa bukan hanya sekedar menahan diri untuk tidak makan dan minum sejak imsyak hingga terbenam matahari, tetapi harus bisa menghindarkan segala hal yang dapat membatalkan bahkan yang merusak ibadah puasa. Karena itu harus bisa menjaga hati dan perasaan negatif, menjaga akal dari pemikiran yang negatif, dapat menjaga mata dari penglihatan yang dapat mendatangkan syahwat, kebencian dan pemikiran, menjaga telinga dari pendangan yang tidak baik, menjaga lisan dari ucapan-ucapan negatif. Rasulullah SAW pernah bersabda:

 

 إِذا كَانَ يَوْمُ صَوْمِ أَحدِكُمْ ، فَلا يَرْفُثْ وَلا يَصْخَبْ ، فَإِنْ سَابَّهُ أَحَدٌ ، أَوْ قاتَلَهُ ، فَلْيَقُلْ : إِنِّي صائمٌ" متفقٌ عليه . 

 

"Rasulullah SAW bersabda: "Apabila pada hari seseorang di antara engkau semua itu berpuasa, maka janganlah ia bercakap-cakap yang kotor dan jangan pula bertengkar. Apabila ia dimaki-maki oleh seseorang atau dilawan bermusuhan, maka hendaklah ia berkata: "Sesungguhnya saya adalah berpuasa." (Muttafaq 'alaih) 

 

 مَنْ لَمْ يَدعْ قَوْلَ الزُّورِ والعمَلَ بِهِ فلَيْسَ للَّهِ حَاجةٌ في أَنْ يَدَعَ طَعامَهُ وشَرَابهُ " رواه البخاري

 

"Barangsiapa yang tidak meninggalkan kata-kata dusta dan tidak pula meninggalkan berkelakuan dengan dasar dusta, maka tidak ada keperluannya bagi Allah dalam ia meninggalkan makan dan minumnya." Maksudnya: Di waktu berpuasa itu hendaknya meninggalkan hal-hal di atas, agar berpahala puasanya tadi. (Riwayat Bukhari) 

 

Kemudian zakat, sebagai ibadah sosial, akan bisa membentuk pribadi muslim yang senantiasa bersyukur dan bersabar. Bersyukur ketika diberikan rizki berupa harta benda, bahwa sesungguhnya harta benda yang dimiliki adalah merupakan titipan Allah, karena itu hendaknya, dari sebagian kecil harta yang dimiliki dikeluarkan haknya berupa zakat, infaq dan shadaqah yang diberikan kepada orang-orang yang memerlukan. Dan dalam mengeluarkan hak-haknya tersebut merasakan bahagia bisa berbagi dan mempunyai energi bahwa dengan berderma tidaklah akan mengurangi hartanya. Bahkan Allah akan menambah dengan cara yang tidak diketahui oleh makhluknya. 

 

Demikian pula ketika diberikan cobaan, berkurangnya harta benda senantiasa bersabar, bahwa rizki adalah pemberian Allah dan sebagai hamba Allah hanya mempunyai kewajiban untuk berusaha dan berikhtiar. Sehingga bila menyaksikan orang-orang yang sedang mendapatkan ujian dan cobaan akan mempunyai rasa empati. 

 

Ibadah haji sebagai rukun Islam kelima, merupakan perjalanan ke tanah suci, ketika mendapat predikat haji mabrur, maka semangat spiritual dan sosialnya akan semakin meningkat. Karena haji mabrur tidak lain balasannya adalah surga. Karena itu predikat haji mabrur untuk bisa dipertahankan yaitu dengan meningkatkan amal ibadah dan kegiatan sosial. Dan sebagai muslim marilah kita berupaya untuk melaksanakan ibadah baik yang fardhu atau yang sunnah. Agar Ibadah akan terasa mudah dan ringan sehingga akan memperoleh hasil yang maksimal dan menjadi ibadah yang berkualitas, amin.

 

 بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِلْمُسْلِمِيْنَ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ