5/05/2022

Lebaran yang Luar Biasa, Untuk Tetap Waspada

Peringatan hari raya Idul Fitri 1443 H/ 2022 M sungguh merupakan peristiwa yang luar biasa, karena selama dua tahun umat Islam sepi dengan kegiatan Idul Fitri termasuk dengan nuansa mudik dan silaturahmi. Hal ini tidak lepas karena adanya pandemi Covid-19 yang melanda dunia sehingga berefek pada kehidupan umat beragama.
Kepadatan Lalu lintas mejelang dan saat lebaran.

Idul Fitri tahun 1443/2022 H seakan menjadi akumulasi peringatan Idul Fitri tiga tahun yang dikumpulkan menjadi setahun atau tiga kali kegiatan menjadi satu kegiatan. Hal ini ditandai dengan keramaian, khususnya kepadatan lalu lintas jalan raya, jalan perkampungan yang selalu ramai dengan hilir mudik kendaraan bermotor. Di beberapa wilayah perkampungan banyak berseliweran kendaraan bermotor dengan plat B. Hal ini menandakan bahwa para perantau yang berada di luar Jawa atau berada di Jakarta pulang ke Jawa untuk bertemu dengan orang tua, sanak saudara , handai tolan dan teman serta kerabat. Keramaian juga terjadi pada tempat wisata. 

 

Kerinduan yang mereka pendam selama dua tahun terobati pada tahun ini, karena itu ada beberapa hal yang perlu kita sikapi pada Idul Fitri tahun ini: 

 

  1. Kita mengucapkan rasa syukur kepada Allah SWT, karena Allah telah menguji hamba-Nya Allah juga yang memberikan jalan keluar atas kesulitan hamba-Nya. Hal ini ditandai dengan adanya kebijakan pemerintah yang melakukan kegiatan vaksinasi secara nasional sehingga pandemi Covid-19 semakin melandai. 
  2. Walaupun pandemi Covid- 19 nampak mulai melemah, namun kita harus tetap waspada dengan kemungkinan munculnya varian baru, demikian pula dengan berbagai macam musibah dan bencana yang dimungkinkan juga akan datang. Karena itu janganlah rasa aman akan terlena dengan kenyamanan, karena itu “Sedia payung sebelum hujan” adalah suatu peribahasa yang perlu tetap diperhatikan. 
  3. Perlu kehati-hatian, dengan melakukan langkah-langkah preventif, minimal untuk selalu memakai masker dan membiasakan untuk mencuci tangan. 
  4. Rasa syukur kepada Allah diungkapkan dengan ucapan billisan yaitu dengan mengucapkan hamdalah, kemudian dengan perbuatan untuk meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah dengan meningkatkan amal ibadah yang sesuai dengan agama dan keyakinannya masing-masing. 
  5. Setiap pemeluk agama untuk mendalami agama masing-masing dan menerapkan ajaran agamanya tersebut. 
  6. Dengan melaksanakan perintahnya Allah dan menjauhi larangannya adalah menjadi media untuk menaruh harapan kepada Allah, kita berharap agar pandemi tidak kembali lagi, kita berharap agar kehidupan kembali normal, kita berharap agar roda ekonomi juga bisa berkembang dengan baik, kita berharap bahwa kesejahteraan umat juga semakin baik, kita berharap agar proses pendidikan dan pengajaran berjalan secara normal. 
  7. Menjalin shilaturahmi, karena selama dua tahun nyaris persaudaraan menjadi renggang, orang yang sakit hendaknya didatangi untuk dihibur namun Prokes mengatakan orang yang sakit harus diasingkan. Idul Fitri menjadi media bershilaturahmi, mudik menjadi media untuk mengeratkan kembali tali silaturahmi. 

 

Karena itu di tengah-tengah kita kebahagiaan Idul Fitri ini kita pun juga harus tetap berhati-hati dan waspada agar kita tetap merasa aman dan bahagia. Berdasarkan taushiyah Majelis Ulama Indonesia di bulan Syawwal hendaknya umat Islam semakin menggalakkan tuntunan puasa sunnah enam hari Syawwal agar tetap terjaga dan tetap meningkatnya spirit khusyuk Ramadhan dan Syawwal.

Candi Borobudur di padati wisatawan.

5/01/2022

Syukrun, Roja’ dan Meningkatkan Ibadah-Khutbah Idul Fitri 1443 H

Hari Raya Idul Fitri, 1 Syawal 1443 H menjadi peristiwa yang membahagiakan, karena selama dua tahun pelaksanaan shalat Id diselenggarakan secara terbatas. Bahkan para perantau tidak diperbolehkan untuk mudik. Hal ini karena pandemi Covid-19 yang melanda dunia. Dan Prokes harus diterapkan yang meliputi memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan, mengurangi mobilitas. Bahkan juga menghindari jabat tangan.

اَللهُ أَكْبَرُ ×٩ اَللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلًا . لَا اِلَهَ اِلَّا اللهُ وَحْدَهُ صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَاَعَزَّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ الْأَ حْزَابَ وَحْدَهُ لَا اِلَهَ اِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ, اَللهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ. أَلْحَمْدُ لِلَّهِ جَعَلَ أَيَّامَ الْأَعْيَادِ ضِيَافَةً لِعِبَادِهِ الصَّالِحِيْنَ وَجَعَلَ فِى قُلُوْبِ الْمُسْلِمِيْنَ بَهْجَةً وَسُرُوْرًا. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ َأَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، اَللَّهُمَّ صَلِّى وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. َأمَا بَعدُ: فَقَالَ اللهُ تَعَالَى: يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. ثُمَّ قَالَ اَيْضًا يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌ ۢبِمَا تَعْمَلُوْنَ 

 

Kaum muslimin Jemaah shalat Ied Rahimakumullah. 

 

Pertama dan yang paling utama khatib senantiasa berwasiat khususnya pada diri sendiri dan umumnya pada jemaah sekalian. Marilah bersama-sama kita berupaya untuk meningkatkan iman dan takwa kepada Allah yaitu dengan melaksanakan perintah-perintahnya dan menjauhi segala yang dilarang oleh Allah subhanahu wa ta'ala. Pada momen penting Idul Fitri 1443 Hijriyah ini khatib menyampaikan ja'alanallahu minal aidin wal faizin mohon maaf lahir dan batin atas segala kekhilafan kesalahan. Permohonan maaf dan saling memafkan ini, semoga dapat mengantarkan kita menjadi hamba yang kembali ke fitrah. Sehingga kita akan memasuki bulan Syawal dengan semangat untuk meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah SWT, amin. 

 

Kaum muslimin jemaah shalat Ied Rahimakumullah 

 

Disaat kita berbahagia karena telah menuntaskan ibadah puasa selama sebulan kemudian ditutup dengan melakukan pembayaran zakat fitrah. Mudah-mudahan amal ibadah kita pada bulan Ramadhan diterima oleh Allah subhanahu wa ta'ala, dan setiap amal yang baik yang kita lakukan senantiasa bisa menjadi wasilah kita bermunajat kepada Allah subhanahu wa ta'ala. 

 

Idul Fitri sebagai momen hari kemenangan bagi kita sekalian, Idul Fitri berarti kembali ke fitrah/ kesucian. Idul Fitri juga sebagai hari peningkatan amal ibadah, Idul Fitri juga sering disebut hari lebaran yang berarti kita sudah menyelesaikan ibadah puasa Ramadhan. Kita telah terbiasa mengungkapkan dengan beberapa macam peristilahan. Langkah apa, selanjutnya yang perlu kita lakukan untuk pada masa sekarang dan yang akan datang. 

 

Allah memberikan masa kepada kita sekalian, masa sekarang adalah masa yang sedang dijalankan, masa lalu adalah masa yang tidak akan bisa kembali, dan masa yang akan datang adalah masa yang masih dalam misteri tidak ada yang mengetahui. Oleh karena itu sebaik-baik kita agar menjadikan masa yang telah lalu sebagai bahan pelajaran dan renungan. Masa sekarang adalah masa sedang yang terjadi dan masa yang akan datang adalah masa yang masih dalam misteri. Bisa jadi masa yang akan datang akan menjadi kondisi yang menyenangkan atau menyedihkan, semua itu tergantung pada setiap diri untuk menyiapkan masa yang akan datang. Allah subhanahu wa ta'ala berfirman di dalam Alquran surah Al Hasyr ayat 18:

 

 يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌ ۢبِمَا تَعْمَلُوْنَ 

 

“Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat). Bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan. Dari ayat tersebut hendaknya kita dapat mengambil pelajaran: 

 

1. Agar senantiasa meningkatkan rasa syukur kepada Allah subhanahu wa ta'ala. Rasa syukur kita sampaikan karena pada tahun ini umat Islam dapat melaksanakan ibadah shalat tarawih shalat, tadarus, shalat Idul Fitri secara bersama-sama. Keluarga berbondong-bondong ke tempat ibadah, tempat untuk melaksanakan shalat Ied. Baik yang berada di lapangan atau berada di masjid. Kita mengingat pada dua tahun yang lalu yaitu tahun 2020 dan 2021 pada masa pendemi Covid-19 sehingga umat Islam diberikan keterbatasan dalam melaksanakan shalat secara berjamaah, yaitu hanya pada keluarga kecil di rumah masing-masing. 

 

2. Kita mengharap kepada Allah bahwa sebagai hamba Allah, agar pandemi Covid-19 dengan segala variannya yang sudah melandai agar terus melandai dan hilang dari kehidupan manusia, agar manusia dapat menjalani hidup dengan wajar namun tentu saja agar tetap wasapada. Kita senantiasa memohon kepada Allah agar kita dijauhkan dari bala musibah dan bencana. Berharap kepada Allah disampaikan dalam wujud permohonan doa.

 

 وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُوْنِيْٓ اَسْتَجِبْ لَكُمْ ۗاِنَّ الَّذِيْنَ يَسْتَكْبِرُوْنَ عَنْ عِبَادَتِيْ سَيَدْخُلُوْنَ جَهَنَّمَ دَاخِرِيْنَ ࣖ 

 

“ Tuhanmu berfirman, “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu (apa yang kamu harapkan). Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri tidak mau beribadah kepada-Ku akan masuk (neraka) Jahanam dalam keadaan hina dina.” QS. Mu’min: 60)

 

 اُدْعُوْا رَبَّكُمْ تَضَرُّعًا وَّخُفْيَةً ۗاِنَّهٗ لَا يُحِبُّ الْمُعْتَدِيْنَۚ 

 

“Berdoalah kepada Tuhanmu dengan rendah hati dan suara yang lembut. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. (QS. Al A’rof: 55)

 

 وَاِذَا سَاَلَكَ عِبَادِيْ عَنِّيْ فَاِنِّيْ قَرِيْبٌ ۗ اُجِيْبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ اِذَا دَعَانِۙ فَلْيَسْتَجِيْبُوْا لِيْ وَلْيُؤْمِنُوْا بِيْ لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُوْنَ 

 

“ Apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Nabi Muhammad) tentang Aku, sesungguhnya Aku dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku. Maka, hendaklah mereka memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku agar mereka selalu berada dalam kebenaran. (QS. Al Baqarah: 186) 

 

Dari beberapa surat dan ayat diatas menunjukkan bahwa doa adalah salah satu media untuk mencapai pada tujuan. Maka teruslah berdoa kepada Allah. 

 

3. Meningkatkan ibadah kepada Allah subhanahu wa ta'ala. Bulan puasa telah mengajarkan kepada umat Islam untuk keluar dari kebiasaan dan perilaku yang tidak baik dan masuk pada kebiasaan baru yang sebenarnya sebagai pengulangan ibadah pada tahun-tahun yang lalu. Pada umumnya selain di bulan Ramadhan kita tidak melaksanakan shalat malam secara terus menerus, tadarus Alquran, mengikuti kajian Islam. Pada bulan Ramadhan umat Islam masuk dalam kegiatan rutin pada bulan suci Ramadhan yang keluar dari kebiasaan yang biasanya. Kebiasaan pada siang hari perut penuh dengan makanan dan minuman, namun pada bulan Ramadhan sejak waktu imsyak sampai terbenam matahari perut manusia kosong tidak diisi dengan makanan dan minuman. 

 

Keluarnya manusia dari kebiasaan pada bulan Ramadhan ini adalah untuk menjalankan perintah Allah agar manusia dapat meningkat derajatnya sehingga menjadi pribadi yang muttaqin. Disamping itu bulan suci Ramadhan adalah menjadi bulan pelatihan sehingga manusia diberikan pelatihan dengan berbagai macam kegiatan yang diharapkan setelah selesai bulan suci Ramadan kebiasaan-kebiasaan baik yang sudah dilakukan itu bisa diteruskan. Seperti salat malam, tadarus Alquran, kajian Islam, memberikan santunan dan tidak kalah pentingnya adalah upaya pengendalian hawa nafsu adalah dengan melaksanakan puasa.

 

 مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ اَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ 

 

“Barangsiapa yang melaksanakan puasa Ramadhan kemudian diikuti 6 hari pada bulan Syawal seperti orang yang berpauasa sepanjang masa”. (HR. Muslim) 

 

Kaum muslimin Jemaah shalat Ied Rahimakumullah. 

 

Setiap musibah tentu ada hikmah dibaliknya, seperti pandemi Covid-19 terdapat beberapa hikmah yaitu: 

 

1. Untuk membiasakan hidup bersih. Berdasarkan protokol kesehatan agar kita membiasakan untuk mencuci tangan, hal ini dimaksudkan agar kuman-kuman tidak menjalar ke tubuh. Dengan demikian menjaga kebersihan sesungguhnya sudah menjadikan sudah menjadi perintah agama. Karena itu marilah perintah agama itu kita biasakan. Disamping mencuci tangan juga agar membiasakan untuk menjaga kebersihan lingkungan. 

 

2. Menjaga kebersihan rohani yaitu dengan meningkatkan ibadah, baik hablun minallah dan hablun minannas. 

 

3. Dengan menjaga kebersihan jasmani tubuh akan terhindar dari virus dan bakteri yang mengancam kehidupan manuis. Dan dengan menjaga kebersihan rohani manusia akan akan menyadari dirinya sebagai makhluk yang lemah dan memerlukan pelindung karena pentingnya untuk tunduk dan patuh terhadapat perintah Allah dan manjuhi larangannya. 

 

Setelah menyelesaikan ibadah puasa Ramadhan dan kita masuki pada bulan Syawal ini, marilah kita bersama-sama untuk senantiasa meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah, kita eratkan tali silaturahmi di antara kita sekalian karena kita adalah umat yang satu. Marilah kita bertolong menolong dalam melakukan perbuatan baik dan Jangan ber tolong-menolong dalam melakukan perbuatan yang tidak baik. Marilah kita berlomba-lomba dalam melakukan perbuatan baik, tak lupa untuk senantiasa mengajak untuk melakukan perbuatan baik dan mencegah kemungkaran. Bila mampu dengan kekuasaan dan kekuatannya, bila tidak mampu dengan perkataan dan ajakan yang baik namun bila tetap tidak mampu maka doakan mereka agar kembali ke jalan Allah. 

 

Kebiasaan pada bulan Ramadhan seperti tadarusa Alquran, marilah kita lestarikan. Makmurkan masjid dengan berbagai macam kegiatan, jadikan masjid sebagai pusat ibadah, pendidikan, pelayanan, perlindungan, penyantunan, penyaluran dana umat. Semoga dengan kegigihan umat Islam dalam menegakkan syariat Islam. Umat akan semakin shalih, cerdas, bijak, toleran sehingga tidak ada halangan untuk meraih keberkahan dari langit.

 

 وَلَوْ اَنَّ اَهْلَ الْقُرٰٓى اٰمَنُوْا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكٰتٍ مِّنَ السَّمَاۤءِ وَالْاَرْضِ وَلٰكِنْ كَذَّبُوْا فَاَخَذْنٰهُمْ بِمَا كَانُوْا يَكْسِبُوْنَ 

 

“ Sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, niscaya Kami akan membukakan untuk mereka berbagai keberkahan dari langit dan bumi. Akan tetapi, mereka mendustakan (para rasul dan ayat-ayat Kami). Maka, Kami menyiksa mereka disebabkan oleh apa yang selalu mereka kerjakan”. (QS. Al A’rof: 96) 

 

جَعَلْنَا اللهُ وَاِيَّاكُمْ مِنَ الْعَائِدِيْنَ وَالْفَائِزِيْنَ وَاَدْ خِلْنَا وَاِيَّاكُمْ مِنْ زُمْرَةِ عِبَادِهِ الصّٰلِحِيْنَ . وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَاَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْن

 

 الخطبة الثنية

 

 اَللهُ اَكْبَرُ ×٧ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ وَاللهُ اَكْبَرُ. اَللهُ اَكْبَرُ وَلِلّٰهِ الْحَمْدُ. اَلْحَمْدُلِلّٰهِ الَّذِىْ جَعَلَ الْيَوْمَ عِيْدًالِلْمُؤْمِنِيْنَ وَخَتَمَ بِهِ شَهْرَ الصِّيَامِ لِلْمُخْلِصِيْنَ . اَشْهَدُ اَنْ لَا ِالٰهَ اِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْمَشْهُوْرُ بِفَطَانَتِهِ وَاَمَانَتِهِ وَصِدْقِهِ وَتَبْلِيْغِهِ وَصَلَّ اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى اٰلِهِ وَصَحْبِهِ اَجْمَعِيْنَ اَمَّا بَعْدُ. فَيَا عِبَادَاللهِ اِتَّقُوا اللهَ فِيْمَا اَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى اللهُ عَنْهُ وَحَذَرَ. فَقَاَلَ اللهُ تَعَالَى: إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَآأَيُّهاَ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَقَرَابَتِهِ وَأَزْوَاجِهِ وَذُرِّيَّاتِهِ أَجْمَعِيْنَ. اَللّٰهُمَّ أَصْلِحْ جَمِيْعَ وُلاَةِ الْمُسْلِمِيْنَ، وَانْصُرِ اْلإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ، وَأَهْلِكِ الْكَفَرَةَ وَالْمُشْرِكِيْنَ وَأَعْلِ كَلِمَتَكَ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ وَيَا قَاضِيَ الْحَاجَاتِ. اَللّٰهُمَّ افْتَحْ بَيْنَنَا وَبَيْنَ قَوْمِنَّا بِالْحَقِّ وَاَنْتَ خَيْرُ الْفَاتِحِيْنَ. اَللّٰهُمَّ أَصْلِحْ لَنَا دِيْنَناَ الَّذِى هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِنَا وَأَصْلِحْ لَنَا دُنْيَانَا الَّتِى فِيْهَا مَعَاشُنَا وَأَصْلِحْ لَنَا آخِرَتَنَا الَّتِى فِيْهَا مَعَادُنَا وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لَنَا فِى كُلِّ خَيْرٍ وَاجْعَلِ الْمَوْتَ رَاحَةً لَنَا مِنْ كُلِّ شرٍّ . رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَادْعُوْهُ يَسْتَجِبْ لَكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ

4/28/2022

Temen lan Mentesing Ibadah, Khutbah Bahasa Jumat Bahasa Jawa

Manungsa dipun ciptakaken dening Allah supados sami ngibadah. Kanthi temen lan mentes anggenipun ngibadah mila badhe dados tiyang ingkang begja ing dunya lan ing akhirat. Mila supados ibadahipun mentes, kejawi kedah tansak dipun sempurnakaken ugi kedah dipun tambahi anggenipun nindakaken ibadah sunnah.
اَلْحَمْدُ لِلّهِ الَّذِيْ أَنْعَمَنَا بنِعْمَةَ اْلِإيْمَانِ وَاْلإِسْلَامِ، وَأَفْهَمَنَا مِنْ عُلُوْمِ الدِّيْنِ وَاْلعَقِيْدَةِ، وَبَيَّنَ لَنَا وَأَرْشَدَنَا اْلأَخْلَاقَ الْكَرِيْمَةَ وَاْلأَعْمَالَ الصَّالِحَةَ,أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ شَافِعُ اْلأُمَّةِ وَخَيْرُ اْلبَرِيَّةِ,اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ الَّذِيْنَ يَعْمَلُوْنَ الصَّالِحَاتِ وَيَجْتَنِبُوْنَ اْلَمنْهِيَّاتِ. أَمَّا بَعْدُ: فَيَا عِبَادَ اللهِ ! أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى: قُلْ اِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّوْنَ اللّٰهَ فَاتَّبِعُوْنِيْ يُحْبِبْكُمُ اللّٰهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ ۗ وَاللّٰهُ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ 

 

Kaum muslimin jema’ah Jum’ah Rahimakumullah Pertama lan ingkang paling utami, khatib paring wasiat khususipun dhateng pribadi kula piyambak lan sumrambah dhumateng para jemaah shalat Jum’at, mangga sami ningkataken iman lan taqwa dhateng Allah SWT, inggih punika kanthi nindakaken dhawuh-dhawuhipun Allah lan nilar punapa ingkang dados awisanipun Allah. Mugi-mugi kita kalebet kawulanipun Gusti Allah ingkang dipun paringi keselamatan, kesarasan, wilujeng, begja wiwit dunya ngantos benjang ing yaumil qiyamah, amin. 

 

Kaum muslimin jema’ah shalat Jumat Rahimakumullah. 

 

Allah SWT sampun nyiptakaken menungsa minangka dados ‘Abdullah lan khalifatullah. ‘Abdullah tegesipun kawulaning Gusti Allah, mila dipun paringi jejibahan supados tansah manembah dhateng Allah. Kanthi nindakaken dhawuh-dhawuhipun Allah lan nilar awisanipun. Khalifatullah artosipun bilih manungsa dipun paring jejibahan supados, jagi, ngrimat dan ginakaken sedaya alam lan isinipun kangge kesejahteraan, kamulyanipun. Allah SWT sampun paring pangandikan:

 

 وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْاِنْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ 

 

“Lan Ingsun (Allah) ora dadekake jin lan menungsa, ananging supaya manembah marang Ingsun (Allah). (QS. Adz-Dzariyat: 56) Lan wonten Alquran surat Attaubah ayat 13 Allah paring dhawuh:

 

 وَمَآ اُمِرُوْٓا اِلَّا لِيَعْبُدُوْٓا اِلٰهًا وَّاحِدًاۚ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَۗ سُبْحٰنَهٗ عَمَّا يُشْرِكُوْنَ 

 

“Lan dheweke kabeh ora didhawuhi ananging supaya manembah marang Pangeran kang Maha Tunggal. ora ana Pangeran kejaba dheweke (Allah). Maha suci (Allah), saking apa bae kang disekuthokake”. 

 

Wonten surat lan ayat Alquran punika Allah SWT negasaken bilih tujuanipun Allah nyiptakaken jin lan menungsa punika sepados menembah lan ngibadah dhumateng Gusti Allah. Kanthi mekaten, mila menungsa badhe kraos lan rumaos ayem lan aman amargi saking perlindunganipun Allah. Semanten ugi sedaya daya upayanipun inggih mergi saking kuasanipun Allah lan manungsa namung dipun paringi kekiyataan kangge usaha lan ikhtiar. 

 

Mila mekaten ibadah ingkang dipun tindakaken saget murni lan ikhlas amargi boten wonten ingkang dipun tuju kejawi namung kangge ngibadah dhateng Allah SWT. Mila derajadipun manungsa boten badhe ewah saking ahsani taqwiim, bagus-baguse bentuk ing dhalem kedadosanipun. 

 

Minangka sarana kangge mujudakem punika, ibadah saget dipun tindakaken kanthi kuantitas. Inggih punika dipun kathah-kathahaken ibadahipun. Kejawi ibadah fardhu ugi ibadah sunnahipun. Ibadah fardhu boten saget dipun tambahi, nanging saget dipun sampurnakaken. Shalat fardhu wonten gangsal wekdal, boten kenging dipun tambahi nanging saged dipun sempurnakaken kanthi nyempurnakaken kaifiyah, tumakninah lan waosanipun. Ugi dipun sempurnakaken kanthi ngathah-ngathahaken ibadah shalat sunnah. 

 

Mila ibadah-ibadah ingkang sampun dipun dhawuhaken Gusti Allah lan dipun tindakaken kanthi tuntunanipun Rasulullah Muhammad SAW, dipun tindakaken kanthi sak sae-saenipun. Kanthi ngathah-ngathaken ibadah shalat sunnah, mila ibadah shalat fardhu badhe kroas ringan lan gampil sahingga ibadah shalat badhe nuwuhaken roas ikhlas, sabar, istiqomah, tawadhu’, ridha, rawakal lan sifat sae sanesipun. 

 

Ibadah ingkang sampun sampurna tegesipun ibadahipun sampun mentes, sahingga saking ibadah punika badhe ngasilaken hikmah gumantung kalian ibadahipun. Menawi ibadah shalat badhe ngasilaken sifat lan akhlaq manungsa ingkang sae sahingga tansah ngantos-antos anggenipun makarya sahingga saget katebihaken saking pedamelan ina lan murka. Allah SWT sampun paring dhawuh:

 

 اُتْلُ مَآ اُوْحِيَ اِلَيْكَ مِنَ الْكِتٰبِ وَاَقِمِ الصَّلٰوةَۗ اِنَّ الصَّلٰوةَ تَنْهٰى عَنِ الْفَحْشَاۤءِ وَالْمُنْكَرِ ۗوَلَذِكْرُ اللّٰهِ اَكْبَرُ ۗوَاللّٰهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَ 

 

 “Wacanen apa kang wis diwahyuhake marang sliramu (Muhammad) hiya iku Al Kitab (Alquran) kang wus diwayuhake marang slira-Mu, lan jumenengake shalat. Satuhune shalat iku bisa nyegah saka (penggawe-penggawe) kang ala lan (lelakon) kang disengiti”. (QS. Al Ankabut: 45). 

 

 Kaum muslimin jema’ah Jum’ah Rahimakumullah 

 

 Ibadah puasa ingkang berkualitas inggih ingkang sampurna. Kanthi punika ibadah puasa saget mujudaken tiyang Islam ingkang muttaqin, Allah SWT sampun paring dhawuh:

 

 يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ 

 

“He wong-wong kang padha iman, diwajibake marang awakmu supaya puasa (Ramadhan) kaya dene kang wus diwajibake marang wong-wong sak durunge sira, supaya dadi wong kang taqwa”. (QS Al Baqarah: 183). 

 

Shiyam boten namun nyegah saking dhahar lan ngunjuk melai wekdal imsak ngantos suruping srengenge. Nanging shiyam kedah nyegah saking sedaya perkawis ingkang saged batalaken puasa lan ingkang saget ngrisak ibadah puasa. Kanthi mekaten kita kedah saget jagi lisan saking pangandikan ingkang boten sae. Kita kedah saget jagi manah saking sedaya raos serik. Kita kedah saget jagi penggalih saking pikiran ingkang negatif. saget jagi mripat saking paninggal ingkang boten sae. Jagi telingan saking pamireng ingkang boten sae. Rasulullah SAW paring pangandikan:

 

 إِذا كَانَ يَوْمُ صَوْمِ أَحدِكُمْ ، فَلا يَرْفُثْ وَلا يَصْخَبْ ، فَإِنْ سَابَّهُ أَحَدٌ ، أَوْ قاتَلَهُ ، فَلْيَقُلْ : إِنِّي صائمٌ" متفقٌ عليه 

 

 “Nalika ana ing dina salah sijine wong ing antarane sira puasa, mangka aja ngucap kang ala lan aja memungsuhan. Nalika salah sjih dielek-elek utawa diajak tukaran mangka ngucapa, satuhune aku lagi puasa”. (HR. Buchari Muslim). Ing hadits sanesipun Rasulullah ngendika:

 

 مَنْ لَمْ يَدعْ قَوْلَ الزُّورِ والعمَلَ بِهِ فلَيْسَ للَّهِ حَاجةٌ في أَنْ يَدَعَ طَعامَهُ وشَرَابهُ " رواه البخاري. 

 

“Sapa wonge kang ora ninggalake ucapan goroh lan ora ninggalake tumindak kasar, mula ora ana keperluane kanggo Gusti Allah, ing sak jerone dheweke ninggalake nedha lan ngunjuk. (HR Bukhari) 

 

Kaum muslimin jema’ah Jum’ah Rahimakumullah 

 

Hasil ingkang dipun raosaken dening para muzakki. Bilih zakat punika minangka ibadah sosial, badhe saget mujudaken pribadi ingkang tansah syukur dan sabar. Syukur anggenipun nampi anugerah saking Allah. Malah kanthi syukuripun ngrumaosi bilih bandha dunya punika namung titipanipun Gusti Allah. Kanthi ngedalaken zakat, infaq lan shadaqah tambah remen anggenipun paring pambiyantu dhateng para fakir miskin lan lare yatim. Malah wonten manahipun medal energi positif bilih zakat, infaq, shadaqah punika boten badhe ngirangi riszqi. Malah Gusti Allah badhe nambah rizqinipun kanthi margi ingkang mboten dipun mangertosi dening kawula nipun. Mekaten ugi nalika dipun cobi, kanthi dipun kirangi bandhanipun tansah sabar. Rezqi punika peparingipun Allah, manungsa namun gadah kewajiban supados usaha, ikhtiar lan tawakal. Mila menawi mirsani dhateng tiyang ingkang nembe nandang cobi, piyambakipun tuwuh raos empatinipun, inggih punika nderek ngraosaken rekaosipun tiyang kenging musibah. 

 

Ingkang terakhir hikmah uatawi hasil saking ibadah haji. Haji minangka rukun Islam ingkang kaping gangsal. Ziarah wonten ing tanah suci, menawi sampun pikantuk predikat haji mabrur , mila semangat spiritual dan sosialipun dados minggah. Haji mabrur balesanipun boten sanes kejawi suwarga. Kangge merkoleh suwarga temtunipun kedah tansah ningkataken anggenipun ngibadah. Kanthi mekaten ibadah ingkang mentes utawi ingkang berkualitas saged paring manfaat kagem sedayanipun. Lan ibadah punika tansah dipun sempurnakaken.

 

Mugi-mugi Allah tansah paring rahmat, maghfirahipun dhateng kita sahingga waget nindakaken ibadah kanthi istiqomah, amin.

 

 بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِلْمُسْلِمِيْنَ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

4/26/2022

Menjaga Kualitas Ibadah

Manusia diciptakan Allah dengan tujuan adalah untuk menjadi 'abdullah dan khalifatullah. Abdullah adalah manusia sebagai hamba Allah yang mempunyai kewajiban untuk bersujud dan menyembah kepada-Nya yang diimplementasikan dengan melaksanakan ibadah dan amaliyahnya. Sedangkan khlaifatullah adalah sebagai wakil Allah di muka bumi. dalam hal ini manusia diberi mandat untuk, mengatur, menjaga, melestarikan dan memanfaatkan sumber daya alam sesuai dengan petunjuk Allah yang disampaikan kepada para rasul dengan kitab suci-Nya.

اَلْحَمْدُ لِلّهِ الَّذِيْ أَنْعَمَنَا بنِعْمَةَ اْلِإيْمَانِ وَاْلإِسْلَامِ، وَأَفْهَمَنَا مِنْ عُلُوْمِ الدِّيْنِ وَاْلعَقِيْدَةِ، وَبَيَّنَ لَنَا وَأَرْشَدَنَا اْلأَخْلَاقَ الْكَرِيْمَةَ وَاْلأَعْمَالَ الصَّالِحَةَ,أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ شَهَادَةً تُنْجِيْنَا بِهَا مِنْ أَهْوَالِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ شَافِعُ اْلأُمَّةِ وَخَيْرُ اْلبَرِيَّةِ, اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ الَّذِيْنَ يَعْمَلُوْنَ الصَّالِحَاتِ وَيَجْتَنِبُوْنَ اْلَمنْهِيَّاتِ. أَمَّا بَعْدُ: فَيَا عِبَادَ اللهِ ! أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى: يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. قُلْ اِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّوْنَ اللّٰهَ فَاتَّبِعُوْنِيْ يُحْبِبْكُمُ اللّٰهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ ۗ وَاللّٰهُ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ 

 

Kaum muslimin jema’ah Jum’ah Rahimakumullah 

 

Pertama dan yang paling utama khatib senantiasa berwasiat khususnya pada diri sendiri dan umumnya pada jamaah sekalian, marilah kita bersama-sama berupaya untuk meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah SWT, yaitu dengan menjalankan perintah-perintah-Nya dan sekaligus kita berupaya untuk menjauhi, menghindari apa yang dilarang oleh Allah SWT. Sesungguhnya melaksanakan perintah dan menjauhi larangan Allah adalah merupakan salah satu tugas manusia dalam rangka untuk meningkatkan ibadah kepada Allah SWT, sebagaimana firman Allah:

 

 وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْاِنْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ 

 

“Tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku”. (QS. Adz-Dzariyat: 45) 

 

 Dan di dalam Surat Attaubah ayat 31 Allah berfirman: 

 

 وَمَآ اُمِرُوْٓا اِلَّا لِيَعْبُدُوْٓا اِلٰهًا وَّاحِدًاۚ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَۗ سُبْحٰنَهٗ عَمَّا يُشْرِكُوْنَ 

 

“Padahal, mereka tidak diperintah, kecuali untuk menyembah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan selain Dia. Mahasuci Dia dari apa yang mereka persekutukan”. 

 

Dari dua ayat tersebut Allah SWT menegaskan bahwa tujuan menciptakan jin dan manusia adalah untuk menyembah atau beribadah kepada-Nya. Dengan beribadah atau menyembah kepada Allah maka manusia akan memiliki kedekatan kepada Allah. Rasa ketergantungan kepada Allah akan menyadarkan bahwa seluruh daya upaya adalah atas kehendak Allah. Demikian pula di dalam melakukan peribadatan murni, semata-mata karena Allah sehingga manusia akan tetap dalam statusnya sebagai ahsani takwim yaitu manusia yang dalam sebaik-baik bentuk. 

 

 Karena itu di dalam melakukan peribadatan, bisa meningkatkan kuantitas dan kualitas ibadah, dimana keduanya saling berkaitan. Bagaimana ibadah-ibadah yang sudah diperintahkan Allah dan telah dituntunkan oleh Rasulullah Muhammmad SAW dijalankan, baik itu berkaitan dengan ibadah yang fardhu atau ibadah yang sunnah. Dengan ketekunan dan kedisiplinan hamba Allah, dalam melaksanakan ibadah yang fardhu kemudian ditambah dengan meningkatkan kuantitas ibadah yang sunnah maka ibadah-ibadah yang fardhu akan terasa ringan dan mempunyai bobot yang lebih baik, ibadah yang akan bisa mencapai pada kualitas ibadah. 

 

Karena ibadah sesungguhnya adalah merupakan upaya hamba Allah untuk mendekatkan diri kepada Allah, maka setelah tercapai rasa pendekatan diri kepada Allah, pada setiap ibadah akan menuai hasil. Ibadah shalat yang berkualitas akan dapat mencegah perbuatan keji dan mungkar, sebagaimana firman Allah:

 

 اُتْلُ مَآ اُوْحِيَ اِلَيْكَ مِنَ الْكِتٰبِ وَاَقِمِ الصَّلٰوةَۗ اِنَّ الصَّلٰوةَ تَنْهٰى عَنِ الْفَحْشَاۤءِ وَالْمُنْكَرِ ۗوَلَذِكْرُ اللّٰهِ اَكْبَرُ ۗوَاللّٰهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَ 

 

“Bacalah (Nabi Muhammad) Kitab (Alqur’an) yang telah diwahyukan kepadamu dan tegakkanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan) keji dan mungkar”. (QS. Al Ankabut: 45) 

 

Ibadah puasa sempurna, puasa yang berkualitas dan menghasilkan pribadi yang sukses akan dapat meningkatkan derajat muttaqien, sebagaimana firman Allah SWT:

 

 يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ 

 

”Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”. (QS. Al Baqarah: 183). 

 

Untuk bisa mewujudkan pribadi yang taqwa bukan hanya sekedar menahan diri untuk tidak makan dan minum sejak imsyak hingga terbenam matahari, tetapi harus bisa menghindarkan segala hal yang dapat membatalkan bahkan yang merusak ibadah puasa. Karena itu harus bisa menjaga hati dan perasaan negatif, menjaga akal dari pemikiran yang negatif, dapat menjaga mata dari penglihatan yang dapat mendatangkan syahwat, kebencian dan pemikiran, menjaga telinga dari pendangan yang tidak baik, menjaga lisan dari ucapan-ucapan negatif. Rasulullah SAW pernah bersabda:

 

 إِذا كَانَ يَوْمُ صَوْمِ أَحدِكُمْ ، فَلا يَرْفُثْ وَلا يَصْخَبْ ، فَإِنْ سَابَّهُ أَحَدٌ ، أَوْ قاتَلَهُ ، فَلْيَقُلْ : إِنِّي صائمٌ" متفقٌ عليه . 

 

"Rasulullah SAW bersabda: "Apabila pada hari seseorang di antara engkau semua itu berpuasa, maka janganlah ia bercakap-cakap yang kotor dan jangan pula bertengkar. Apabila ia dimaki-maki oleh seseorang atau dilawan bermusuhan, maka hendaklah ia berkata: "Sesungguhnya saya adalah berpuasa." (Muttafaq 'alaih) 

 

 مَنْ لَمْ يَدعْ قَوْلَ الزُّورِ والعمَلَ بِهِ فلَيْسَ للَّهِ حَاجةٌ في أَنْ يَدَعَ طَعامَهُ وشَرَابهُ " رواه البخاري

 

"Barangsiapa yang tidak meninggalkan kata-kata dusta dan tidak pula meninggalkan berkelakuan dengan dasar dusta, maka tidak ada keperluannya bagi Allah dalam ia meninggalkan makan dan minumnya." Maksudnya: Di waktu berpuasa itu hendaknya meninggalkan hal-hal di atas, agar berpahala puasanya tadi. (Riwayat Bukhari) 

 

Kemudian zakat, sebagai ibadah sosial, akan bisa membentuk pribadi muslim yang senantiasa bersyukur dan bersabar. Bersyukur ketika diberikan rizki berupa harta benda, bahwa sesungguhnya harta benda yang dimiliki adalah merupakan titipan Allah, karena itu hendaknya, dari sebagian kecil harta yang dimiliki dikeluarkan haknya berupa zakat, infaq dan shadaqah yang diberikan kepada orang-orang yang memerlukan. Dan dalam mengeluarkan hak-haknya tersebut merasakan bahagia bisa berbagi dan mempunyai energi bahwa dengan berderma tidaklah akan mengurangi hartanya. Bahkan Allah akan menambah dengan cara yang tidak diketahui oleh makhluknya. 

 

Demikian pula ketika diberikan cobaan, berkurangnya harta benda senantiasa bersabar, bahwa rizki adalah pemberian Allah dan sebagai hamba Allah hanya mempunyai kewajiban untuk berusaha dan berikhtiar. Sehingga bila menyaksikan orang-orang yang sedang mendapatkan ujian dan cobaan akan mempunyai rasa empati. 

 

Ibadah haji sebagai rukun Islam kelima, merupakan perjalanan ke tanah suci, ketika mendapat predikat haji mabrur, maka semangat spiritual dan sosialnya akan semakin meningkat. Karena haji mabrur tidak lain balasannya adalah surga. Karena itu predikat haji mabrur untuk bisa dipertahankan yaitu dengan meningkatkan amal ibadah dan kegiatan sosial. Dan sebagai muslim marilah kita berupaya untuk melaksanakan ibadah baik yang fardhu atau yang sunnah. Agar Ibadah akan terasa mudah dan ringan sehingga akan memperoleh hasil yang maksimal dan menjadi ibadah yang berkualitas, amin.

 

 بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِلْمُسْلِمِيْنَ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

4/05/2022

Ramadhan Momen penting Hapuskan Dosa

Pada bulan ini kita sekalian mengingat dan mengulang kembali ibadah puasa yang telah dilakukan pada tahun-tahun yang lalu. Allah SWT telah berfirman dalam surat Al Baqarah ayat 183-184:

 

 يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ اَيَّامًا مَّعْدُوْدٰتٍۗ 

 

“Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa. (Yaitu) beberapa hari tertentu”.

Pada tahun 1443 Hijriyah ini kita mohon pada Allah agar ibadah puasa yang akan kita lakukan senantiasa diberikan keberkahan oleh Allah sehingga kita akan merasa ringan didalam melaksanakan perintah tersebut. Demikian pula kita juga diberikan keringanan oleh Allah untuk melaksanakan amaliyah ibadah pada bulan Ramadhan, baik berupa kegiatan ibadah shalat Tarawih yang akan diikuti dengan kegiatan kultum atau ceramah keagamaan sebagai upaya untuk memperkuat keimanan kita kepada Allah Subhanahu wa ta'ala. 

 

Kemudian setelah melaksanakan ibadah shalat Tarawih kita juga akan melaksanakan kegiatan tadarus Alquran. Hal ini merupakan media untuk memperbanyak pahala di sisi Allah Subhanahu wa ta'ala, karena setiap huruf yang kita baca pada bulan suci Ramadhan akan dilipatgandakan pahalanya oleh Allah subhanahu wata'ala. Pada malam hari akan diselenggarakan kegiatan shilaturahmi yang dikemas dengan jaga malam atau ronda. Jadikanlah mushola atau masjid sebagai pusat komunikasi, pendidikan, pelayanan, perlindungan. Kemudian pada malam hari kita juga akan melakukan ibadah lagi yaitu makan sahur. Makan sahur adalah merupakan ibadah sunnah bagi kita sekalian untuk menjaga kebugaran tubuh selama sehari berpuasa. Kemudian pada Pagi harinya setelah melaksanakan shalat Subuh secara berjamaah, kita juga akan mengikuti atau melaksanakan kuliah Subuh, ini adalah sebagai media bagi kita untuk mempertebal keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah Subhanahu wa ta'ala. 

 

Insya-Allah Alquran yang kita baca setiap saat, akan semakin menambah pengetahuan dan pemahaman. Pada pagi, siang hingga sore Allah memerintahkan untuk mencari maisyah. Bekerja dan berkarya, jangan jadikan bulan puasa sebagai bulan penghalang untuk bekerja. Sesungguhnya ketika kita sudah mempunyai niat yang ikhlas karena Allah subhanahu wa ta'ala, maka sekalipun dalam sehari tidak makan tidak minum, tetapi tetap mempunyai kebugaran tubuh. Hal ini karena landasannya adalah iman dan taqwa, selanjutnya tumbuh rasa ikhlas dalam melaksanakan ibadah. Karena itu niatkanlah dalam mencari rizqi adalah untuk mencari ridha Allah. Mudah-mudahan berapapun hasilnya akan diberikan keberkahan oleh Allah, dimudahkan urusannya, diberi jalan yang terbaik, sehingga kita akan menjadi hamba Allah yang dicintainya. 

 

Kemudian pada sore, putra-putri agar disibukkan dengan kegiatan keagamaan, para ustadz-ustadzah berjuang mencari upaya untuk memberikan ilmu dan pengetahuan pada anak-anak dan remaja agar menjadi generasi yang shalih-shalihah, bermanfaat bagi bangsa dan negara serta agama. 

 

Waktu berputar, kegiatan akan berulang kembali tetapi dalam pembahasan dan materi yang berbeda. Kita diperintahkan untuk mengulang kembali agar ibadah semakin sempurna, dosa-dosa yang telah dilakukan akan berkurang dan kesalahan-kesalahan yang telah dilakukan tidak akan terulang kembali. Karena itu manfaatkan dua kesempatan untuk menghapuskan dosa-dosa yang telah dilakukan, dengan berpedoman pada sunnah rasul.

 

 مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَاناً واحْتِساباً ، غُفِرَ لَهُ ما تَقَدَّمَ مِنْ ذنْبِهِ " متفقٌ عليه

 

"Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan karena didorong oleh keimanan dan mengharapkan keridhaan Allah, maka diampunkanlah untuk dosa-dosanya yang terdahulu." (Muttafaq 'alaih)

 

 منْ قام رَمَضَانَ إِيماناً واحْتِساباً غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ " متفقٌ عليه 

 

"Barangsiapa berdiri bersembahyang dalam bulan Ramadhan karena didorong keimanan dan keinginan memperoleh keridhaan Allah, maka diampunkanlah untuknya dosa-dosanya yang terdahulu." (Muttafaq 'alaih). 

 

Ada dua moment penting pada bulan Ramadhan, 1) Melaksanakan ibadah puasa, 2) Menegakkan shalat malam atau shalat tarawih dilanjutkan dengan ibadah shalat Witir. Ketika menegakkan shalat landasannya iman dan taqwa “imanan wahtisaban” iman dan mengharapkan pahala dari Allah maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. Disinilah bahwa penanaman ibadah shalat hendaknya kita teguhkan. Shalat sesungguhnya merupakan kebutuhan hidup manusia, demikian juga puasa. Karena dengan melaksanakan puasa orang insya-Allah akan semakin peka terhadap penderitaan orang lain, mudah berempati. Karena orang yang berpuasa itu tidak pandang bulu, dia kaya atau miskin, tua muda atau muda, laki-laki atau perempuan pada siang hari pasti akan merasakan lapar dan dahaga. 

 

Lapar dan dahaga ini adalah suatu kebiasaan bagi orang-orang miskin, tetapi bagi orang kaya nyaris tidak pernah merasakan lapar dan dahaga. Sebelum merasakan lapar sudah tersedia hidangan, ketika mau merasakan haus sudah tersedia minuman. Makanan apa pun yang dikehendaki sudah bisa disediakan dan minuman apapun juga tersedia. Tetapi bagi orang yang miskin hal yang demikian ini jarang bisa didapatkan, karena itu banyak orang yang ketika lapar dan dahaga menahan diri, karena ketiadaan untuk bisa mendapatkan apa yang diharapkan. Ingin makan yang enak tetapi tidak mampu membeli, bahkan kadang kerja sehari habis untuk kebutuhan pada hari itu, bahkan kadang untuk makan sehari tidak cukup tetapi akhirnya dicukup-cukupkan. 

 

Dengan ibadah puasa maka orang akan merasakan lebih dekat dan lebih peka rasa sosialnya, sehingga akan mudah berempati kepada orang lain. Demikian pula dengan melaksanakan ibadah shalat dengan dasar iman dan taqwa kepada Allah dan mengharapkan pahala dari Allah, maka dia akan mendapat kenikmatan, akan merasa dekat kepada Allah, akan merasa terbimbing setiap langkah dan perbuatannya, ibadah shalat akan membentuk pribadi muslim yang senantiasa taat kepada Allah, pribadi yang shalih, pribadi yang berakhlakul karimah, sehingga bisa terhindar dari perbuatan keji dan mungkar. 

 

Mudah-mudahan pada bulan suci Ramadhan akan terbimbing untuk melaksanakan ibadah puasa dengan sebaik-baiknya dan dibimbing pula untuk bisa melaksanakan amaliyah di bulan suci Ramadhan dengan sebaik-baiknya, amin.

4/02/2022

Rakor Peningkatan Kemampuan Takmir Masjid

Masjid adalah rumah Allah, tempat bersujud umat Islam dan melakukan ibadah. Bicara tentang masjid adalah suatu pekerjaan yang tidak akan ada habisnya. Pada awal mula masjid didirikan oleh Rasulullah ketika beliau hijrah dari Mekah ke Madinah maka bangunan yang pertama kali didirikan adalah masjid. Rasulullah telah memetakan tentang fungsi masjid, disamping sebagai tempat untuk bersujud, melaksanakan shalat, masjid juga sebagai media untuk melaksanakan pendidikan, untuk menyatukan umat, tempat pelayanan, tempat untuk bermusyawarah. Bahkan pada masa Rasulullah, masjid digunakan untuk menyusun siasat perang. Karena itu masjid yang dibangun oleh masyarakat Indonesia dalam paradigma yang lama, masjid hanya difungsikan sebagai tempat untuk menegakkan shalat. Sehingga ketika shalat sudah dilaksanakan masjid kemudian ditutup dan tidak ada kegiatan yang lain.
Ketua DMI Kabupaten Wonosobo H. Tarjo, S. Sos, M. Si sedang memberikan sambutan.

Masjid yang didirikan dengan bermegah-megahan, tetapi belum diikuti perawatan dan upaya untuk melakukan pemberdayaan fungsi masjid. Karena itu Pimpinan Cabang Dewan Masjid Indonesia (DMI) Kecamatan Wonosobo berkoordinasi dengan Kantor Urusan Agama dan takmir masjid pada Kamis 31 Maret 2022 bertempat di masjid Agung Jami Wonosobo menyelenggarakan kegiatan rapat koordinasi dan silaturahmi takmir masjid se- Kecamatan Wonosobo tahap ke-4. 

 

Hadir pada kesempatan tersebut ketua DMI Kabupaten Wonosobo H. Tarjo, dalam sambutannya menyampaikan hasil Rakerwil DMI Provinsi Jawa Tengah yang telah memilih Prof. Dr. Ahmad Rofiq, MA sebagai ketua Pimpinan Wilayah DMI Provinsi Jawa Tengah. Masih dalam sambutannya bahwa masjid memiliki tingkatan, untuk di tingkat pusat adalah Masjid Istiqlal, tingkat provinsi masjid Raya, tingkat kabupaten/ kota adalah masjid Agung, masjid tingkat kecamatan masjid Besar dan masjid yang berada di tingkat desa/ kelurahan adalah masjid Jami. Demikian juga DMI, untuk tingkat pusat adalah Pimpinan Pusat Dewan Masjid Indonesia, tingkat provinsi Pimpinan Wilayah Dewan Masjid Indonesia, tingkat kabupaten Pimpinan Daerah Dewan Masjid Indonesia, tingkat kecamatan Pimpinan Cabang Dewan Masjid Indonesia dan tingkat kelurahan/ desa adalah Pimpinan Ranting Dewan Masjid Indonesia. 

 

Sementara itu Pimpinan Cabang Dewan Masjid Indonesia kecamatan Wonosobo Kyai Imdadin menyampaikan bahwa mengemban amanah sebagai takmir masjid adalah merupakan tugas mulia. Walaupun di dalam melaksanakan amanat tidak seluruhnya akan mendapatkan penghargaan yang setimpal. Takmir, para aktifis dan praktisi masjid bila melakukan suatu kebenaran dan kebaikan dipandang sebagai suatu yang wajar dan lumrah, tetapi ketika melakukan kesalahan walaupun hanya sekali saja dipandang sebagai suatu kesalahan besar dan sepertinya menutup seluruh kebaikan yang telah dilakukan. 

 

Adapun Kepala KUA kecamatan Wonosobo HA. Fuadi menyampaikan tentang Peraturan Menteri Agama tentang penggunaan pengeras suara. Diharapkan para takmir masjid bisa memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang peraturan penggunaan pengeras suara, pemerintah tidak melarang untuk menggunakan pengeras suara, tapi bagaimana agar pengeras suara diatur dalam penggunaannya, baik volume maupun waktunya. Karena itu kearifan lokal di suatu wilayah sangat diperlukan. Pada bulan Ramadhan biasanya diselenggarakan tadarus Alquran, karena itu agar diadakan pembatasan tergantung kepada kearifan lokal, sehingga di wilayah kecamatan Wonosobo ada yang memutuskan hingga sampai pukul 21.00 atau pukul 22.00. dan selebihnya menggunakan pengeras suara di dalam. 

 

Kegiatan Rakor dan shilaturahmi dengan memberikan pengetahuan takmir masjid tentang manajemen masjid dan upaya untuk memberdayakan fungsi masjid. Hj. Amiroh Zaitun menyampaikan materi tentang Masjidku Sehat Masjidku Makmur dan Untaji Affan menyampaikan materi tentang Manajemen Masjid menuju Masjid Paripurna. Dua materi dari dua narasumber mendapatkan sambutan yang positif dari jamaah, sehingga kegiatan ini akan dilaksanakan secara berkelanjutan. Sesuai dengan tujuan penyelenggaraan rapat koordinasi dan shilaturahmi takmir masjid untuk menggali informasi tentang masalah kemasjidan dan upaya untuk memberdayakan sekaligus untuk menumbuhkan rasa kecintaan umat Islam kepada masjid. Dengan demikian kecintaan tersebut akan membuahkan hasil bagi jamaah, ketenangan, kedamaian, hati yang terpikat pada masjid sehingga akan membukakan pintu ikhlas untuk berkontribusi pada kepentingan masjid.

Meneguhkan Ukhuwah dalam Perbedaan Penentuan Awal Puasa Ramadhan 1443 H

Puasa Ramadhan 1443 H terjadi perbedaan, Ormas Islam khususnya Muhammadiyah menetapkan 1 Ramadhan jatuh pada hari Sabtu 2 April 2022, sementara pemerintah menetapkan pada hari Ahad 3 April 2022. Indonesia sebagai negara berpenduduk muslim terbesar dengan pemahaman keagamaan berbeda yang diwadahi dalam organisasi keagamaan, sehingga dalam penetapan kalender kadang terjadi berbedaan. Karena itu jika menentukan kalender dengan perhitungan hilal maka sejak tahun 2020-2035/ 1441-1455 H akan terjadi tujuh kali perbedaan (Fadholi, 2019).

Masyarakat Indonesia sudah terbiasa dengan dan adanya perbedaan sehingga dengan beda masuknya bulan suci Ramadhan ukhuwah dan kebersamaan tetap terjaga. Beberapa macam aspek kehidupan manusia baik yang berkaitan dengan persiapan pelaksanaan ibadah puasa Ramadhan di tempat ibadah, umat Islam secara bersama-sama melaksanakan kegiatan kebersihan lingkungan, pengecatan tempat ibadah, pemasangan lampu hias, penyiapan jadwal kegiatan dan untuk menyambut bulan suci Ramadhan. 

 

Sepanjang pengamatan di wilayah pedesaan maupun perkotaan, lingkungan tempat ibadah terjadi pembenahan, hal ini menunjukkan kesigapan pelaksanaan puasa Ramadhan, dengan tidak terlalu mempermasalahkan kapan akan dimulai ibadah puasa Ramadhan. Di samping menyiapkan sarana peribadatan, bulan Ramadhan yang merupakan bulan penuh berkah, rahmat dan maghfirah dari Allah. Bahwa didalam bulan tersebut Allah memberikan keberkahannya kepada seluruh alam. Masyarakat berduyun-duyun untuk mempersiapkan kebutuhan kebutuhan dalam rangka memasuki bulan suci Ramadhan, baik berupa pakaian, makanan dan juga menyiapkan sarana peribadatan selama pelaksanaan bulan suci Ramadhan. Allah mencurahkan atau memberikan keberkahannya bagi seluruh alam hal ini ini nampak sekali bahwa menjelang memasuki bulan suci Ramadhan pusat-pusat perbelanjaan, ramai dikunjungi masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya. 

 

Adanya perbedaan, ukhuwah harus selalu dijaga, utamakan upaya untuk memaksimalkan kegiatan ibadah di bulan Ramadhan. Mengisi kegiatan Ramadhan dengan mengistiqomahkan dalam menegakkan shalat tarawih, tadarus dan kajian Alquran, memperbanyak infaq dan shadaqah. Jaga hati lisan perkataan kotor hiasilah dengan memperbanyak dzikir. Jagalah hati dari bujukan dan rayuan hawa nafsu yang akan mengotori hati. Jagalah tubuh dan anggotanya dari perilaku yang tidak baik, karena setiap organ tubuh manusia kelak di hari qiamat akan menjadi saksi dan memberikan kesaksian atas segala perbuatannya. Semoga puasa di tahun 1443 H akan menjadi ibadah puasa yang lebih baik.

1/19/2022

Rapat Koordinasi dan Shilaturahmi menjadi Inspirasi untuk Mengembangkan Fungsi Masjid

Masjid adalah merupakan salah satu aset kekayaan Khazanah Islam, dimana setiap umat Islam membutuhkan masjid sebagai tempat untuk bersujud kepada Allah. Disamping itu masjid juga bisa digunakan sebagai media untuk Pendidikan, memberikan pelayanan, untuk menyampaikan informasi dan pemberdayaan ekonomi umat. Karena itu dengan aset yang begitu besar tersebut mendorong pada Jajaran Pegawai Kantor Kementerian Agama lewat KUA Kecamatan bekerjasama dengan takmir masjid mewujudkan impian untuk melaksanakan koordinasi kepada para pengelola masjid atau takmir masjid.
Untaji Affan menjadi Narsum Rakor dan Shilaturahmi Takmir Masjid
Pada Selasa 18 Januari 2022 bertempat di Masjid Al Huda Sudagaran diselenggarakan rapat koordinasi dan silaturahmi takmir masjid se-Kecamatan Wonosobo. Hadir pada kesempatan tersebut kepala KUA Kecamatan Wonosobo HA. Fuadi, dalam sambutannya menyampaikan harapan agar masjid bisa dimaksimalkan dalam fungsinya, bukan hanya sebagai tempat untuk shalat saja tapi bisa digunakan sebagai media untuk menjalin komunikasi dengan masyarakat, dukungan masyarakat sangat diperlukan untuk mewujudkan masjid yang paripurna. Masih dalam sambutannya penguatan lembaga dan organisasi ketakmiran akan mewujudkan manajemen pengembangan fungsi masjid.
Irna Fitroyah menjadi Narsum pada Rakor dan Shilaturahmi Takmir Masjid.

Jajaran takmir masjid Al Huda Sudagaran yang diwakili oleh ketua takmir masjid H. Slamet Syaifudin merasa bersyukur bahwa masjid kedatangan para tamu, para alim, takmir masjid yang mempunyai satu tujuan yaitu untuk berhidmat pada umat melalui kegiatan kemasjidan. Beliau berharap atas kedatangannya akan memberikan inspirasi tentang tata kelola dan manajemen masjid. Pengelolaan masjid akan bisa menuju pada perubahan yang positif bila secara terbuka mau melihat kelebihan dari masjid masjid yang lain sebagaimana masjid Al Huda sebelum mengikuti kegiatan pembinaan manajemen masjid melalui kegiatan lomba K3M telah mengadakan studi banding ke masjid Jogokariyan Yogyakarta, Masjid Al Falah Sragen, masjid Namira Lamongan Jawa Timur. 

 

Rapat koordinasi dan silaturahmi dilanjutkan dengan sosialisasi tentang manajemen pengelolaan masjid yang disampaikan oleh Irna Fitroyah dan Untaji Affan selaku Penyuluh Agama Islam Kecamatan Wonosobo. Materi pertama tentang manajemen masjid secara umum yang meliputi bidang idaroh imaroh dan riayah dilanjutkan dengan materi yang kedua teknik untuk mewujudkan masjid yang sehat dan makmur. Keduanya menyampaikan informasi bahwa banyak hal yang perlu disampaikan kepada para takmir masjid, seperti standar pembinaan manajemen masjid, pengurusan tanah wakaf, izin mendirikan rumah ibadah, penggunaan pengeras suara, pembinaan keluarga sakinah, penentuan arah kiblat, pemulasaran jenazah, pengelolaan zakat, infaq dan shadaqah, produk halal dan regulasi pemerintah yang lain. Karena itu materi-materi tersebut perlu media penyampaian informasi dan takmir masjid adalah sasaran yang paling tepat. 

 

Rapat koordinasi yang menjadi langkah awal dari pertemuan para takmir masjid diharapkan akan terjalin komunikasi sesama takmir masjid, yang pada akhirnya akan bisa menguatkan organisasi takmir masjid untuk lebih memberdayakan fungsi masjid menjadi masjid yang paripurna. Pemberdayaan fungsi masjid memerlukan waktu yang cukup lama, karena banyak hal yang terjadi di masyarakat dan perlu dicarikan solusinya dan masjid sebagai media untuk memberikan advokasi, pendidikan, penerangan dan juga pembinaan. Karena itu rapat koordinasi akan menjadi kegiatan rutin dari takmir masjid.

Rapat tim Formatur pengurus Forum Komunikasi Takmir Masjid
Secara aklamasi peserta rapat koordinasi dan silaturahmi menyepakati untuk menindaklajuti rapat koordinasi dan shilaturahmi. Sehingga kemudian membentuk “Forum Komunikasi Takmir masjid” dengan susunan pengurus Ketua H. Slamet Syaefudin, Wakil H. Supriyadi, Sekretaris Zulfan Setyanto, Wakil Ikrom, Bendahara Erwin Suwondo, Wakil Zaenal Mustaqim.

1/14/2022

Tanda-Tanda Orang Beriman - Khubah Jum'at

Mendengar kata jihad, kebanyakan orang merasa miris, takut dan khawatir. Mereka beranggapan jihad adalah p*rang, sehingga kata itu banyak orang yang menjadi sinis dan menjauh.

اَلْحَمْدُ لِلّهِ الَّذِيْ أَنْعَمَنَا بنِعْمَةَ اْلِإيْمَانِ وَاْلإِسْلَامِ، وَأَفْهَمَنَا مِنْ عُلُوْمِ الدِّيْنِ وَاْلعَقِيْدَةِ، وَبَيَّنَ لَنَا وَأَرْشَدَنَا اْلأَخْلَاقَ الْكَرِيْمَةَ وَاْلأَعْمَالَ الصَّالِحَةَ,أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ شَهَادَةً تُنْجِيْنَا بِهَا مِنْ أَهْوَالِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ شَافِعُ اْلأُمَّةِ وَخَيْرُ اْلبَرِيَّةِ, اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ الَّذِيْنَ يَعْمَلُوْنَ الصَّالِحَاتِ وَيَجْتَنِبُوْنَ اْلَمنْهِيَّاتِ. أَمَّا بَعْدُ: فَيَا عِبَادَ اللهِ ! أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى: يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. يٰٓاَيُّهَا النَّبِيُّ جَاهِدِ الْكُفَّارَ وَالْمُنٰفِقِيْنَ وَاغْلُظْ عَلَيْهِمْۗ وَمَأْوٰىهُمْ جَهَنَّمُۗ وَبِئْسَ الْمَصِيْرُ. فَلَا تُطِعِ الْكٰفِرِيْنَ وَجَاهِدْهُمْ بِهٖ جِهَادًا كَبِيْرًا. وَمَنْ جَاهَدَ فَاِنَّمَا يُجَاهِدُ لِنَفْسِهٖ ۗاِنَّ اللّٰهَ لَغَنِيٌّ عَنِ الْعٰلَمِيْنَ 

 

Kaum muslimin jema’ah Jum’ah Rahimakumullah 

 

Pertama dan yang paling utama khatib senantiasa berwasiat khususnya pada diri sendiri dan umumnya pada jamaah sekalian, marilah kita bersama-sama berupaya untuk meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah subhanahu wa ta'ala, yaitu dengan menjalankan perintah-perintah-Nya dan sekaligus kita berupaya untuk menjauhi, menghindari apa yang dilarang oleh Allah subhanahu wa ta'ala. Mudah-mudahan kita termasuk dalam golongan orang-orang yang senantiasa mendapat petunjuk dari Allah sehingga kita akan menjadi orang yang selamat fiddini waddunya wal akhirat, amin Allahumma amin. 

 

Kaum muslimin jema’ah Jum’ah Rahimakumullah 

 

Dalam buku Ensiklopedia Pengetahuan Alquran dan Hadist, merangkum ayat-ayat dalam Alquran yang menerangkan tentang ciri-ciri orang yang beriman ada lima . 1) taat, 2) jihad, 3 hijrah, 4) memberi pertolonga dan kedamaian, 5) mengakui kebenaran Alquran. Pada kesempatan khutbah ini, khatib akan menyampaikan tentang jihad. Kata jihad disebutkan di dalam Alquran surat Al Anfal ayat 74:

 وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَهَاجَرُوْا وَجَاهَدُوْا فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ وَالَّذِيْنَ اٰوَوْا وَّنَصَرُوْٓا اُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُؤْمِنُوْنَ حَقًّاۗ لَهُمْ مَّغْفِرَةٌ وَّرِزْقٌ كَرِيْمٌ 

 

“ Orang-orang yang beriman, berhijrah, dan berjihad di jalan Allah, serta orang-orang yang memberi tempat kediaman dan memberi pertolongan (kepada orang Muhajirin), mereka itulah orang-orang mukmin yang sebenarnya. Bagi mereka ampunan (yang besar) dan rezeki yang mulia. 

 

Kata jihad merupakan salah satu dari sekian banyak kata dalam bahasa Arab yang kadang disalahartikan atau disalahpahami. Jihad berasal dari jahada yang berarti bersungguh-sungguh atau usaha keras. Dari kata ini selanjutnya ada tiga kata jadian yang maknanya sering dipisahkan dan seakan tidak memiliki kaitan. Tiga kata tersebut adalah 1) jihad, 2) mujahadah, 3) ijtihad

 

Kata jihad sering dipahami secara terburu-buru sebagai sungguh-sungguh dengan otot, sehingga sering diartikan dengan perang fisik. Mujahadah berarti sungguh-sungguh dengan hati sehingga sering dipakai oleh para sufi . Adapun ijtihad diartikan sungguh-sungguh dengan pikiran. Orang yang melakukan ijtihad disebut mujahid. Orang yang melakukan mujahadah disebut salik atau sufi yaitu orang yang menempuh jalan. Orang yang melakukan ijtihad disebut mujtahid

 

Dari kata jahada, jihad, mujahadah dan ijtihad memang dapat dibedakan, tetapi ketiganya memiliki makna integral dan tidak dapat dipisahkan. Sebab otot hati dan pikiran adalah tiga hal yang membentuk kepribadian manusia secara sempurna, karena itu mendifinisikan jihad dengan perang fisik semata sangatlah tidak tepat; Kekurangtepatan jihad diartikan dengan p*rang fisik tampak jelas ketika nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam pulang dari P*rang Badar dan bersabda: 

 رجعت من الجهاد الأصغار الى الجهاد الأكبار فقيل وما جهاد الأكبار يارسول الله؟ فقال الجهاد النفس 

“Kita kembali dari jihad kecil menuju jihad besar. Lalu sahabat bertanya, “Apakah jihad akbar (yang lebih besar) itu wahai Rasulullah? Rasul menjawab, “jihad (memerangi) hawa nafsu.”. (HR, hadis riwayat Baihaqi. 

 

Yang dimaksud dengan perang kecil dalam sabdanya itu adalah P*rang Badar, yang untuk ukuran perang fisik pada waktu itu sangat besar. Sedangkan yang dimaksud p*rang besar adalah memerangi hawa nafsu. Memerangi hawa nafsu jelas bukan p*rang fisik tetapi memerangi nafsu itu sendiri. Memerangi nafsu sendiri bukan berarti bunuh diri misalnya dengan menembak atau menggantung diri. Memerangi diri justru dengan membangun kesadaran diri melalui proses mujahadah. Dalam Alquran kata jahada yang derivasinya disebut sebanyak 41 kali dari penyebutan sebanyak itu pengungkapan jihad sebagai perang melawan orang kafir QS At Tahrim 9, Al-Furqon 52 lebih sedikit dibanding dengan jihad dalam pengertian seperti jihad dengan pikiran dan jihad melawan hawa nafsu. 

 

Seperti disebutkan arti jihad pada hakekatnya adalah memerangi diri sendiri seperti yang tersebut dalam Al Quran surat Al Ankabut ayat 6. Alquran menegaskan demikian karena tidak sedikit di antara kita yang kalah dan tidak berhasil dalam membentuk nafsu kedirian kita. Jihad karenanya menjadi sebuah kewajiban. Kewajiban jihad itu meliputi pembelaan terhadap kebebasan beragama, Alquran surat Al Hajj ayat 39-41, membela diri Alquran surat Albaqarah ayat 190 dan membela orang-orang yang tertindas yang membutuhkan pertolongan surat Annisa’ ayat 75. 

 

Selain itu jihad juga dapat menjadi tolak ukur untuk menguji tinggi rendahnya keimanan dan komitmen seseorang Alquran surat Muhammad ayat 31, Ali Imran ayat 142, dengan jihad bisa dibedakan mana yang benar-benar sabar dan beriman dan mana yang tidak. Alquran berkali-kali menegaskan bahwa jihad bisa dilakukan dengan berbagai cara namun Intinya bisa dengan jiwa dan harta surat Al Imron ayat 142 Al Anfal ayat 72 Taubat 88 dan lainnya karenanya kedudukannya yang penting itu Alquran juga menjelaskan posisi jihad sejajar dengan iman kepada Allah subhanahu wa ta'ala dan sebagainya jelas bahwa jihad tidak identik dengan perang yang karenanya pula jihad tidak dapat berarti menghalalkan segala bentuk perilakunya memiliki kelebihan dibanding mereka yang tidak melakukannya.

 

 بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِلْمُسْلِمِيْنَ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

12/16/2021

Penyerahan Penghargaan Peserta Lomba K3M, Bersama dengan MUSDA MUI dan Rakor DMI

Semua umat Islam membutuhkan tempat ibadah, sehingga dimana ada masyarakat muslim disitu akan dibangun tempat ibadah. Namun keberadaan tempat ibadah masih banyak yang belum mendapat perhatian dalam pengelolaannya. Karena itu ada suatu model pembinaan dan pelaksanaan manajemen takmir masjid secara langsung dilaksanakan, hal ini dalam kegiatan lomba K3M (Kebersihan, Keindahan dan Kemakmuran Masjid). Kabupaten Wonosobo mempunyai trik dalam upaya untuk memberi pembekalan kepada takmir masjid untuk mengelola dan memberdayakan fungsi masjid, pelaksanaan lomba K3M di didukung oleh Pemkab. Wonosobo, Kantor Kementerian Agama, DMI, MUI IPHI dan ICMI adalah menjadi model baru dalam upaya pemberdayaan fungsi masjid.
Wakil Bupati Wonosobo H Muhammad Albar mennyerahkan hadiah pada juara I lomba K3M

 

Pelaksanaan lomba yang pada tanggal 22 sampai 30 November 2021 yang diikuti oleh 14 masjid dari 15 kecamatan se wilayah kabupaten. 

 

  1. Masjid Al Huda Sudagaran Kelurahan Wonosobo Timur Kecamatan Wonosobo 
  2. Masjid Al Fatah Dusun Kurahan, Desa Sudungdewo Kecamatan Kertek 
  3. Masjid Al Mannan Desa Kebrengan Kecamatan Mojotengah 
  4. Masjid Al Huda Desa Simbang Kecamatan Kalikajar 
  5. Masjid Baiturrohman Desa Menjer Kecamatan Garung 
  6. Masjid Al Karomah Dusun Jujugan, Desa Karangsambung Kecamatan Kalibawang 
  7. Masjid Baiturrohman Dusun Semampir, Desa Plodongan Kecamatan Sukoharjo 
  8. Masjid Al Miftah Dusun Goberan, Desa Kaliwuluh Kecamatan Kepil 
  9. Masjid Al Hidayah Dusun Tracap Desa Tracap Kecamatan Kaliwiro 
  10. Masjid Baitul Majid Dusun Semawung Desa Kaligowong Kecamatan Wadaslintang 
  11. Masjid Al Muttaqin Dusun Gataksari, Desa Serang Kecamatan Kejajar 
  12.  Masjid Hidayatullah Dusun Welahan, Desa Wonoroto Kecamatan Watumalang 
  13. Masjid Al Muttaqin Dusun Gendol, Desa Pacarmulya Kecamatan Leksono 
  14. Masjid Attaqwa Desa Kalierang Kecamatan Selomerto 
Dari empat belas masjid telah diperoleh peserta dengan skor nilai tertinggi yang selanjutnya diambil peringkat satu sampai enam. Juara I Masjid Al Huda Sudagaran Wonosobo Timur Kecamatan Wonosobo, juara II Masjid Al Fatah Kurahan Sudungdewo Kertek, juara III Masjid Al Mannan Kebrengan Kecamatan Mojotengah, juara harapan I Masjid Al Huda Simbang Kecamatan Kalikajar, juara harapan II Masjid Baiturrohman Menjer Kecamatan Garung, juara harapan III Masjid Al Karomah Jujugan Kecamatan Kalibawang.
Ketua MUI Jateng KH Ahmad Darodji menyampaikan hadiah pada juara II lomba K3M

 

Wakil Bupati Wonosobo H. Muhammad Albar menyerahkan piala, piagam penghargaan dan uang pembinaan kepada para juara, disusul Ketua MUI Jawa Tengah KH Ahmad Darodji, Sekretaris PW DMI Jateng H. Multazam Ahmad dan para pejabat Pemkab Wonosobo Ketua Kajari, Kapolres, Ketua PA. Pengumuman dan Penyerahan hadiah lomba dilaksanakan pada Rabu 15 Desember 2021 di Pendopo Kabupaten.

Sekretaris PW DMI Provinsi Jateng H Multazam Ahmad menyampaikan hadiah pada juara III lomba K3M

 

Setelah kegiatan penyerahan pengumuman kejuaraan dan penyerahan hadiah masing-masing lembaga keagamaan menyelenggarakan kegiatan yang berbeda. MUI kabupaten menyelenggarakan MUSDA dan DMI menyelenggarakan kegiatan rapat koordinasi dan konsolidasi pengurus PD DMI Kabupaten, PC DMI Kecamatan dan takmir masjid peserta lomba. Kegiatan dihadiri sekretaris PW DMI Provinsi Jawa Tengah H Multazam Ahmad di Pendopo Wakil Bupati. Dalam pembinaannya menyampaikan bahwa setiap masjid agar mempunyai status yang legal, tentang sertifikat tanah wakaf, hal ini karena sering terjadi kasus ahli waris yang menuntut kepemilikan tanah wakaf sebagai milik pribadi selaku ahli waris. Beliau mengingatkan tentang pernyataan bupati Kholiq Arif pada saat itu akan memfasilitasi sertifikas tanah wakaf tempat ibadah. Masih dalam materi pembinaannya beliau mengapresiasi kegiatan lomba sebagai kegiatan positif agar terus dilanjutkan sehingga para takmir masjid akan lebih berinovasi dalam upaya melakukan pengembangan fungsi masjid. Demikian pula takmir hendaknya memperhatikan tenaga teknis, seperti imam, muadzin, petugas kebersihan agar diberikani intensif yang memadai. Sebelumnya ketua PD DMI Kabupaten H Tarjo  menyampaikan bahwa pada tahun depan model lomba berbeda. Mulai bulan April mengajukan masjid yang akan dibina. Pada pertengahan tahun akan ditinjaun ulang, dan pada akhir tahun dilaksanakan evaluasi (lomba).

Kiri H Multazam Ahmad Sekretaris PW DMI Jateng bersama H Tarjo Ketua PD DMI Kabupaten.

12/11/2021

Musibah dan Perenungan - Khutbah Jum'at

Pandemi Covid-19 belum tuntas, pada bulan ini dibeberapa daerah terjadi musibah bencana alam. Banjir dan tanah longsor, pohon tumbang dan luapan lahar panas gunung Semeru di Jawa Timur. Sungguh hal ini menambah derita dan malapetaka.

 

 اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ جَعَلَ الْأَخْلاَقَ مِنَ الدِّيْنِ، وأَعْلَى بِهَا شَأْنَ الْمُؤْمِنِيْنَ، اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى نَبِيِّنَا سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اَمَّا بَعْدُ: فَيَاعِبَادَ اللهِ: اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَ اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِى الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ: يَااَيُّهَا الَّذِيْنَ اَمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ اِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْن وَقالَ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى: وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُوْنِيْٓ اَسْتَجِبْ لَكُمْ ۗاِنَّ الَّذِيْنَ يَسْتَكْبِرُوْنَ عَنْ عِبَادَتِيْ سَيَدْخُلُوْنَ جَهَنَّمَ دَاخِرِيْنَ 

 

Kaum muslimin jemaah shalat Jum’at Rahimakumullah. 

 

Pertama dan yang paling utama khatib berwasiat khususnya pada diri sendiri dan umumnya pada jamaah sekalian, marilah bersama-sama kita meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah yaitu dengan melaksanakan perintah-perintah-Nya dan sekaligus kita berupaya untuk menjauhi semua larangan Allah. Mudah-mudahan kita sekalian senantiasa diberikan taufik, hidayah, inayah untuk bisa mengikuti jejak, langkah dan keteladanan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, dalam melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangannya sehingga kita menjadi orang yang beruntung sejak hidup di dunia sampai besok di yaumil qiyamah, amin. 

 

Kaum muslimin jamaah shalat Jum’at Rahimakumullah. 

 

Akhir-akhir ini ada berita yang menyedihkan, yaitu dengan adanya perstiwa alam, gunung Semeru di wilayah Jawa Timur yang mengalami erupsi dengan memuntahkan awan panas pada Sabtu 4 Desember 2021 aliran panas itu mengarah ke Kabupaten Lumajang dan sekitarnya menerjang pemukiman warga. Setiap musibah pasti membawa derita dan malapetaka bagi manusia. Berdasarkan laporan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sampai hari yang ke-5, Kamis 9 Desember 2021 korban yang meninggal sebanyak 43 orang, luka-luka 104 orang, 32 orang mengalami luka berat dan 82 orang lainnya luka sedang. 

 

Sementara data perkembangan Covid 19 di Indonesia menurut Kantor Berita Antara sampai saat ini yang terkonfirmasi sebanyak 4.258.780, sembuh 4.109.364 meninggal 143.918 orang. Jawa Tengah yang dirawat 1.303 terkonfirmasi 486.567 sembuh 455.027 orang meninggal 30. 237 orang. Dimana Covid-19 yang menjalar ke Indonesia pada bulan Februari 2020, mencapai puncak pada bulan Juli 2021 karena ada varian baru virus delta dan akhir-akhir ini di negara tetangga sudah ada varian baru omicron, karena itu sekalipun Wonosobo sudah pada level 2 namun hendaknya tetap waspada dan berhati-hati. 

 

Dengan musibah dan bencana yang melanda dunia termasuk negara Indonesia, hal ini menunjukkan kekuasaan Allah yang tidak bisa dilawan oleh manusia. Sekuat apapun, sepintar apapun manusia tidak ada bandingannya dengan kekuasaan dan ilmu Allah. Oleh karena itu dengan kondisi musibah yang datang silih berganti semuanya adalah merupakan Sunatullah karena itu sebaik-baik orang yang beriman adalah untuk selalu menyiapkan diri dengan iman dan takwa kepada Allah. 

 

Iman meyakini keberadaan Allah dengan sepenuh hati, bahwa Allah yang telah menciptakan manusia, Allah memberikan perlindungan kepada manusia, Allah yang memberikan kecukupan kepada manusia, Allah yang menyediakan segala yang dibutuhkan manusia, Allah tempat kita bergantung, maka kepada siapa manusia harus menyembah kalau bukan kepada Allah. 

 

Maka bulatkanlah keimanan kepada Allah subhanahu wa ta'ala, bila manusia masih mengingkari terhadap kekuasaan Allah maka dia termasuk orang yang tidak bersyukur. Orang yang tidak syukur akan mendekatkan diri kepada kekufuran. Dosa apa lagi yang akan dilakukan, musibah apa pula yang akan didatangkan Allah. 

 

Karena itu dengan berbagai macam ujian dan bencana yang telah Allah tunjukkan, marilah kita tingkatkan iman dan taqwa kepada Allah. Kita bersiap-siap, karena ajal selalu mengintai kehidupan manusia, bila ajal menemui orang yang dalam kondisi sedang melaksanakan ibadah kepada Allah maka dia akan termasuk dalam kategori husnul khotimah. Sebaliknya ketika dia manusia menemukan ajalnya ketika sedang melaksanakan perbuatan maksiat, apalagi sampai melakukan perbuatan kekufuran maka akhir hayatnya itu adalah suul khotimah. 

 

Karena itu hendaknya setiap diri senantiasa ingat kepada Allah, sehingga bila musibah datang sewaktu-waktu, manusia akan selalu dalam kondisi iman dan taqwa kepada Allah. Ingatlah bahwa Allah pernah merasa berfirman:

 

 وَلِكُلِّ اُمَّةٍ اَجَلٌۚ فَاِذَا جَاۤءَ اَجَلُهُمْ لَا يَسْتَأْخِرُوْنَ سَاعَةً وَّلَا يَسْتَقْدِمُوْنَ ٣٤ 

 

“Setiap umat mempunyai ajal (batas waktu). Jika ajalnya tiba, mereka tidak dapat meminta penundaan sesaat pun dan tidak dapat (pula) meminta percepatan. (QS.Al A’rof: 34) 

 

Dalam KBBI V ajal berarti batas hidup yang telah ditentukan Allah, saat mati, batas waktu tertentu berlakunya sesuatu. Maka ketika ajal telah tiba maka berakhirlah hidup di alam dunia dan akan berganti masuk ke alam barzah. Entah sampai berapa tahun berada di alam barzah sampai datangnya hari qiayamat, yaitu hari hancur leburnya alam semesta dan berganti dengan alam yang baru. 

 

Di alam baru atau yang dikenal dengan alam akhirat manusia akan mendapatkan pangadilan Allah. Tidak ada kebaikan yang terlupakan untuk mendapatkan balasan, walaupun sebesar atom seberat kapas yang berterbangan. Demikian pula tidak ada setiap keburukan yang dilakukan juga akan mendapatkan balasan, berupa siksa. Di alam barzah manusia masih bisa mengharapkan bantuan, untuk mendapat keringanan dari siksa kubur sebagimana sabda rasul:

 

 إذَا مَاتَ الإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إلاَّ مِنْ ثَلاَثَةِ: إِلاَّ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ 

 

“Apabila manusia meninggal, maka terputuslah seluruh amalnya, kecuali 3 perkara, yaitu shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat, anak yang salih yang mendoakan kepada kedua orang tuanya. (HR. Muslim) 

 

Di alam akhirat orang hanya mengandalkan perbuatan selama hidup di dunia, tidak ada teman dan saudara kecuali amalnya. Maka di alam akhirat anak akan lupa kepada orang tua dan orang tua lupa kepada anaknya.

 

 فَاِذَا جَاۤءَتِ الصَّاۤخَّةُ ۖ ٣٣ يَوْمَ يَفِرُّ الْمَرْءُ مِنْ اَخِيْهِۙ ٣٤ وَاُمِّهٖ وَاَبِيْهِۙ ٣٥ وَصَاحِبَتِهٖ وَبَنِيْهِۗ ٣٦ لِكُلِّ امْرِئٍ مِّنْهُمْ يَوْمَىِٕذٍ شَأْنٌ يُّغْنِيْهِۗ ٣٧ 

 

 “Maka, apabila datang suara yang memekakkan (dari tiupan sangkakala), pada hari itu manusia lari dari saudaranya, (dari) ibu dan bapaknya serta (dari) istri dan anak-anaknya. Setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang menyibukkannya. (QS. Abasa: 33-37)

 

 مَنِ اهْتَدٰى فَاِنَّمَا يَهْتَدِيْ لِنَفْسِهٖۚ وَمَنْ ضَلَّ فَاِنَّمَا يَضِلُّ عَلَيْهَاۗ وَلَا تَزِرُ وَازِرَةٌ وِّزْرَ اُخْرٰىۗ وَمَا كُنَّا مُعَذِّبِيْنَ حَتّٰى نَبْعَثَ رَسُوْلًا ١٥ 

 

“Siapa yang mendapat petunjuk, sesungguhnya ia mendapat petunjuk itu hanya untuk dirinya. Siapa yang tersesat, sesungguhnya (akibat) kesesatannya itu hanya akan menimpa dirinya. Seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain. Kami tidak akan menyiksa (seseorang) hingga Kami mengutus seorang rasul”. (QS. Al Isro’: 15)

 

 وَلَا تَزِرُ وَازِرَةٌ وِّزْرَ اُخْرٰى ۗوَاِنْ تَدْعُ مُثْقَلَةٌ اِلٰى حِمْلِهَا لَا يُحْمَلْ مِنْهُ شَيْءٌ وَّلَوْ كَانَ ذَا قُرْبٰىۗ اِنَّمَا تُنْذِرُ الَّذِيْنَ يَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ بِالْغَيْبِ وَاَقَامُوا الصَّلٰوةَ ۗوَمَنْ تَزَكّٰى فَاِنَّمَا يَتَزَكّٰى لِنَفْسِهٖ ۗوَاِلَى اللّٰهِ الْمَصِيْرُ ١٨

 

 “Orang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain. Jika seseorang yang (dibebani dengan) dosa yang berat (lalu) memanggil (orang lain) untuk memikul bebannya itu tidak akan dipikulkan sedikit pun meskipun (yang dipanggilnya itu) kaum kerabatnya. Sesungguhnya yang dapat engkau beri peringatan632) hanya orang-orang yang takut kepada Tuhannya (sekalipun) tidak melihat-Nya dan mereka yang menegakkan salat. Siapa yang menyucikan dirinya sesungguhnya menyucikan diri untuk kebaikan dirinya sendiri. Hanya kepada Allah tempat kembali. (QS. Al Fathir: 18)

 

 وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهٖ عِلْمٌ ۗاِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ اُولٰۤىِٕكَ كَانَ عَنْهُ مَسْـُٔوْلًا 

 

“Janganlah engkau mengikuti sesuatu yang tidak kauketahui. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati nurani, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya”. (QS. Al Isro’: 36)

 

 

أَعُوْذُبِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ , اِذَا جَاۤءَ نَصْرُ اللّٰهِ وَالْفَتْحُۙ ١ وَرَاَيْتَ النَّاسَ يَدْخُلُوْنَ فِيْ دِيْنِ اللّٰهِ اَفْوَاجًاۙ ٢ فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ وَاسْتَغْفِرْهُۗ اِنَّهٗ كَانَ تَوَّابًا ࣖ ٣وَقُلْ رَّبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَاَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ