12/26/2013

Efek Zikir Dalam Membentuk Perilaku Mental Spiritual



Zikir menurut bahasa berarti ingat. Ingat disini bukan sembarang ingat dengan sesuatu makhluk, karena bila seorang remaja tiba-tiba ingat kepada sang kekasih itu tidak bisa diartikan sedang zikir. Namun zikir ini mengarah kepada suatu Zat Yang Maha Agung, sehingga kata zikir ini dilanjutkan dengan kata Zikrullah, yaitu zikir kepada Allah.

Mengapa harus zikir kepada Allah, apakah pengaruhnya dalam kehidupan manusia dengan selalu berzikir itu? Dan bagaimanakah cara berzikir kapada Allah. Mengapa telah banyak majlis zikir namun masih banyak pula kemaksiatan dan perilaku kemungkaran?

Kita menyaksikan kondisi riil yang berkembang dan mengarah para sikap dan perilaku kehidupan manusia yang kadang melenceng dari tuntunan yang telah digariskan oleh Allah SWT. Terjadinya tindakan dan perilaku kriminal, perbuatan curang, adu domba, saling memfitnah bahkan sampai pada tindakan pembunuhan. Bagaimana tidak, saat ini kehidupan manusia semakin beringas, manusia berupaya melampiaskan segala kekesalan, bahkan ambisi dirinya dianggap akan menyelesaikann persoalan. Pencurian dan peramokan di bank bahkan mengambil anjungan ATM, perampokan nasabah bank bahkan sampai melakukan pembunuhan, pencurian kendaraan bermotor dan sebagainya.

Perilaku-perilaku tersebut berdampak langsung terhadap orang lain, karena orang lain langsung menderita kerugian, bahkan orang lain disakiti. Namun ada juga perilaku perampokan yang tidak langsung dirasakan oleh orang lain, seperti tindakan korupsi yang dilakukan para pejabat baik itu eksekutif, legislatif maupun lembaga-lembaga lain yang sedang mempunyai peluang dan kesempatan untuk melakukan korupsi. Siasat dan strategi disusun sedemikian rupa sehingga membuat permasalahan semakin rumit dan susah untuk dicarikan solusinya, bahkan untuk menemukan pelakunya harus dilakukan langkah-langkah penyelidikan secara intensif.

Disamping tindakan-tindakan yang demikian itu juga adanya penyakit masyarakat seperti peredaran minuman keras hingga pada obat-obatan terlarang. Narkotika dan sejenisnya diselundupkan ke tanah air ini dengan berbagai macam cara untuk mengelabui petugas. Sehingga jaringan inipun tertata dengan rapi, setiap ada penangkapan yang ditindak para kurir, sedangkan para bandar masih bisa lenggang kangkung, bebas leluasa menikmati hasilnya. Tinggal para kurir dan peluku kecil yang tertangkap.

Setelah melihat merajalelanya perilaku korupsi, perampokan dan peredaran minuman keras ini kemudian apa motif dari semua ini, atau untuk apakah hasil jarahan uang haram itu. Hal ini bisanya akan mengarah pada pergaulan bebas. Pelampiasan hawa nafsu dengan mengoleksi wanita-wanita cantik, bahkan pada penjualan manusia dengan alasann jasa tenaga kerja namun mereka diselundupkan untuk diperdagangkan. Dan masih banyak perlaku-perilaku dalam kehidupan masyarakat, sehingga menyebabkan sulitnya negara Indonesia untuk berkembang. Tindakan yang melenceng dari kaidah syara’ sehingga yang muncul adalah laknat dan balak secara terus menerus, hal ini kadang mengenai kehidupan masyarakat secara kolektif.
Sudah banyak terjadi musibah gempa bumi, tanah longsong, banjir bandang, tsunami, angin topan yang memporak-porandakan kehidupan masyarakat. Sesaat pada waktu terjadinya musibah kesadaran muncul, namun ketika musibah dan bencana itu telah berlalu maka berlalulah kesadaran manusia. Mengapa bisa demikian ini, hal ini tidak lain bahwa manusia sudah tidak ingat kepada Allah.

Konsep zikir yang dilakukan hanya pada ucapan lisan yang tidak mendasar pada qalbu. Sehingga walaupun telah mengucapkan lafaz Allah, sifat dan nama-nama Allah dalam jumlah tertentu namun hatinya kosong, maka akan menghasilkan sikap dan perilaku yang jauh dari pertunjuk Allah.

“Hai orang-orang yang beriman, ingatlah kamu akan nikmat Allah (yang diberikan-Nya) kepadamu, di waktu suatu kaum bermaksud hendak menggerakkan tangannya kepadamu (untuk berbuat jahat), maka Allah menahan tangan mereka dari kamu, dan bertakwalah kepada Allah, dan hanya kepada Allah sajalah orang-orang mukmin itu harus bertawakkal. (QS. Al maidah: 11)

Karena itu konsep zikir dalam hati yang meyakini bahwa setiap perilaku manusia senantiasa dalam pengawasan Allah dan kelak akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah. Ketika mengucapkan “Subhanallah” Maha Suci Allah. Kita hendaknya yakin bahwa Allah itu Maha Suci dan Allah mencintai hamba-Nya yang selalu mensucikan diri. Segala perilaku terpuji, tindakan manusia yang didasari pada aturan syari’at maka akan mengarah pada upaya penyucian diri. Sesungguhnya harta benda, kekayaan yang melimpah, pangkat dan jabatan semuanya adalah karunia Allah yang harus disyukuri. Semua itu adalah titipan dan titipan adalah amanah. Allah Maha Kuasa untuk mengangkat hambanya dalam puncak karirnya, sebaliknya Allah juga kuasa untuk mengembalikan hamb-Nya dalam jurang kehinaan. Harta benda, pangkat, jabatan, teman, kerabat bahkan keluarganya tidak akan dapat menolongnya.

Anugerah Allah akan menjadi sarana untuk mendekatkan diri kepada-Nya, namun karunia Allah bisa juga akan menjadi bencana bagi tuannya. Bila tidak kuat menanggung amanah maka akan menjadi musibah dan malapetaka baik untuk dirinya maupun orang lain. Karena itu dengan selalu ingat kepada Allah, setiap ibadah hendaklah dilaksakan secara integritas dan kaffah untuk mensucikan diri dari perilaku-perilaku yang tidak baik. Ibadah dijadikan sebagai sarana untuk mewujudkan kesalihan sosial dan spriritual.

Malaksanakan ibadah maghzah, secara istiqmah akan mengarah pada upaya penyucian diri. Kewajiban menegakkan shalat dijalankan dari bentuk tuntutan menjadi kebutuhan, sehingga akan memunculkan keikhlasan. Karena dari kewajiban-kewajiab pokok itu akan selalu menyempurnakan dengan ibadah-ibadah sunnah. Ibadah shalat sunnah bukan sekedar sebagai norma dan wacana tetapi bagaimanakah bisa diimplementasikan. Sesungguhnya ibadah-ibadah shalat sunnah bukan hanya shalat tarawih dan shalat id saja. Ketika shalat id orang-orang berbondong-bondong ke tempat ibadah, ketika shalat tarowih hanya pada tanggal-tanggal awal saja. Ha ini tentu saja berkaitan erat dengan kualitas kehidupan beragama. Banyak bukan berarti baik, sedikit bukan berarti buruk. Karena itu menegakkan shalat merupakan sebaik-baik zikir.

Demikian pula ibadah puasa tidak hanya dipandang sebagai suatu kewajiban, namun bagaimanakah ibadah puasa sunnah juga dapat ditegakkan. Karena dampak dari puasa disamping dapat mengerem kehendak dan dorongan hawa nafsu juga dapat menumbuhkan sikap empati terhadap orang-orang yang hidupnya dalam kekurangan dan penderitaan. Coba lihat ketika para selebritis yang kehidupannya serba glamor, mewah dan metropolis ternayata masih banyak anggota masyarakat yang hidup serba kekurangan. Sehingga dengan puasa inipun tidak hanya menumbuhkan kesadaran empati, namun akan mengarah pada sikap kepedulian sosial dengan mengeluarkan sebagian harta yang dimiliki dalam bentuk zakat infaq dan shadaqah.

Haji adalah ibadah monumental, penutup dan penyempurna dari rukun Islam. Haji menjadi indikator kesadaran dan keimanan bagi muslim, haji menjadi puncak ibadah, namun bukan berarti setelah mencapai puncak tidak ada kewajiban yang lain. Haji bukan menjadi kebanggaan karena telah memperoleh embel-embel pak haji atau bu hajjah, namun bagaimanakah totalitas ibadah dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Shalatnya selalu disempurnakan, syarat , rukun dan kekhusukannya. Dari shalat fardhunya ditegakkan dengan berjamaah sampai pada ibadah shalat sunnah. Sehingga sikap ikhlas, tawakal, qonaah, zuhud, sabar menjadi kepribadiannya untuk selanjutnya berdampak pada kehidupan sosial. Pribadi muslim yang didalam hatinya telah tertanam sikap demikian ini akan selalu berzikir kepada Allah. Hamba Allah yang dalam hatinya telah tertanam keimanan, lalu menyadari dan merasakan bahwa Allah selalu mengetahui dan mengawasi setiap perilakunya untuk selanjutnya dicatat dan kelak akan dimintai pertanggungjawaban disisi Allah Azza Wajjalla. Orang yang demikian ini bila akan menggerakkan tangannya serta perilaku yang melanggar larangan Allah akan ingat atau diingatkan oleh Allah.

Dengan ingat kepada Allah, maka akan Allah telah memberikan segala yang diperlukan manusia. Sungguh banyaknya karunia Allah, sehingga karena begitu banyaknya, seandainya manusia disuruh menghitung rahmat dan karunia Allah niscaya tidak akan dapat menghitungnya. Namun ternyata banyak orang yang dhalim dan ingkar. Allah telah memberikan i’tibar dari kisah Musa Alaihi Salam:
Dan (ingatlah) ketika Musa berkata kepada kaumnya: "Hai kaumku, ingatlah nikmat Allah atasmu ketika Dia mengangkat Nabi Nabi diantaramu, dan dijadikan-Nya kamu orang-orang merdeka, dan diberikan-Nya kepadamu apa yang belum pernah diberikan-Nya kepada seorangpun diantara umat-umat yang lain".(QS. Al Maidah: 20)

Renungan sehat ketika sakit
Pernahkan kita merenungkan tentang besarnya nikmat sehat ketika dalam kondisi sehat, seakan semua berjalan secara alami dan tidak ada zat yang mengendalikan. Ketika sehat lupa, seakan sehat itu adalah hal yang biasa, sehingga tidak perlu disyukuri. Betapa besarnya nikmat sehat yang diberikan oleh Allah itu, akan dirasakan, dihayati dan direnungkan, justru ketika dalam kondisi sakit.

Ketika sehat dapat berkumpul, bersendau gurau bersama keluarganya atau kepada teman-temannya, berkumpul dan bershilaturahim kepada saudara-saudaranya. Bagaimanakah ketika sakit, harus berbaring di rumah sakit, yang menemani hanya dokter dan perawat itupun dalam waktu-waktu tertentu. Demikian pula suami atau istrinya, anak-anak dan saudara-saudaranya tidak bisa menemani secara terus menerus. Inilah kondisi sakit, maka dalam kondisi seperti ini kemudian timbul pemikiran dan perasaan seandainya sehat maka akan beraktifitas bebas menurut kehendak dan kemauannya.

Karena itu dalam kondisi apapun hendaknya selalu ingat kepada Allah, ketika sedang bahagia atau susah, sedang sendiri atau bersama orang lain, dalam kondisi sepi atau ramai, dimanapun dan kapanpun selalu ingat kepada Allah. Orang yang demikian ini akan ditambahkan kenikmatannya oleh Allah SWT. Dengan selalu ingat kepada Allah tidak akan pernah ada kekhawatiran dan ketakutan, kecuali takut dan khawatir akan dimurkai oleh Allah karena tidak menjalankan perintah-perintah Allah dan menjauhi larangannya.
Ada seorang laki-laki dari suku Muharib bernama Chauras bin Haris datang dan berdiri di hadapan Rasulullah SAW seraya (menghunus pedangnya) lalu berkata, "Siapakah yang dapat membelamu?" Rasulullah SAW menjawab, "Allah" maka terjatuhlah pedang itu dari tangannya lalu diambil oleh Rasulullah SAW seraya berkata, "Siapakah yang dapat membelamu?", laki-laki itu menjawab, "Jadilah engkau sebaik-baik orang yang bertindak". Rasulullah bertanya, "Maukah engkau mengakui bahwa tiada Tuhan selain Allah dan sesungguhnya aku adalah Rasul-Nya?" Laki-laki itu menjawab, "Saya berjanji bahwa saya tidak akan memerangimu dan tidak akan turut dengan kaum yang akan memerangimu." Lalu Rasulullah saw membebaskannya. Dan setelah ia kembali kepada kaumnya ia berkata kepada mereka, "Saya baru saja datang menjumpai seorang manusia yang paling baik yaitu Rasulullah SAW".

Zikir dalam hati, yaitu zikir dengan merenungkan tentang kemahaagungan, kemahakuasaan, kemahasucian Allah. Bahwa Allah SWT senantiasa mengawasi, mencatat seluruh tindakan manusia. Dari tindakan manusia ini kelak akan dimintai pertanggungjawaban disisi-Nya. Tak ada seorangpun yang akan teraniaya atas kebaikan yang telah dilakukan, tak ada keburukannya dan perbuatan jahatnya yang dilakukan kecuali kelak akan mendapatkan siksaan yang belum pernah dirasakan didunia ini. Bahkan tindakan manusia yang ada didalam hatipun selalu berada dalam pengetahuan Allah, niat adalah ucapan didalam hati. Orang yang mempunyai niat yang baik akan diberi pahala dan bila dilaksanakan maka pahalanya akan bertambah dengan amal yang nyata. Karena itu jadilah, hamba yang selalu ingat kepada Allah

Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya. (QS. Al Ahzab: 41)
Hai manusia, ingatlah akan nikmat Allah kepadamu. Adakah Pencipta selain Allah yang dapat memberikan rezki kepada kamu dari langit dan bumi ? tidak ada Tuhan selain dia; Maka Mengapakah kamu berpaling (dari ketauhidan)? (QS. Al Fathir: 3)

12/25/2013

Toleransi dan Kerukunan Umat Beragama



Toleransi atau sikap saling menghormati antar umat beragama menjadi modal dasar untuk menjamin pelakasanan pembangunan menuju manusia Indonesia seutuhnya. Agama menjadi kebutuhan pokok bagi manusia, dengan agama orang akan menjadi sabar, ikhlas, optimis, taat dan sifat sifat baik lainnya. Karena hanya agama yang menerangkan bahwa kehidupan manusia akan mencapai kesempurnaan hidup di dunia dan di akhirat. Sesungguhnya kehidupan akhirat merupakan kehidupan yang sesungguhnya, disana kelak manusia akan menerima imbalan atas semua amalnya selama hidup di dunia ini. Amal baik akan memperoleh balasan berupa surga dan amal yang buruk akan di masukkan dalam neraka dengan segala macam siksaan dan penderian yang belum pernah dirasakan dalam kehidupan dunia ini.

Didalam agama terdapat konsep-konsep keyakinan atau aqidah yang tidak bisa disentuh oleh pemeluk agama lain, namun diyakini oleh penganutnya. Bila keyakinannya itu dilecehkan penganut agama lain. Maka yang terjadi adalah permusuhan yang berujung pada sikap saling menyerang, saling membunuh, sehingga kehidupan masyarakat menjadi terkoyak-koyak. Rasulullah Muhammad SAW, yang membawa ajaran Tauhid sebagaimana keyakinan Nabi Ibrahim, keyakinanya berbeda dengan keyakinan masyarakat Arab pada waktu itu yang menyembah berhala. Sedangkan berhala-berhala itu tidak bisa berbuat apa-apa. Melihat kondisi ini orang-orang Arab Kafir Quraisy, keyakinanya merasaterganggu. Maka para pembesar kafir Quraisy mengajak Rasulullah untuk bekerjasama dalam ibadah.

Imam Tabrani dan Imam Ibnu Abu Hatim, mengetengahkan sebuah hadis melalui Ibnu Abbas r.a. yang menceritakan, bahwasanya orang-orang Quraisy mengajak Rasulullah SAW supaya meninggalkan seruannya dengan imbalan, bahwa mereka akan memberikan kepadanya harta yang berlimpah, sehingga akan membuatnya menjadi lelaki yang terkaya di kota Mekah dan mereka akan menikahkannya dengan wanita-wanita yang disukainya. Untuk itu orang-orang Quraisy mengatakan, "Semuanya itu adalah untukmu, hai Muhammad, asal kamu cegah dirimu dari mencaci maki tuhan-tuhan kami dan jangan pula kamu menyebut-nyebutnya dengan sebutan yang buruk. Jika kamu tidak mau, maka sembahlah tuhan-tuhan kami selama setahun." Lalu Rasulullah SAW menjawab, "Tunggulah sampai ada wahyu yang turun kepadaku dari Rabku." Maka Allah menurunkan firman-Nya,

1. Katakanlah: "Hai orang-orang kafir,
2. Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah.
3. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah.
4. Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah,
5. Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah.
6. Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku."

Abdul Razzaq mengetengahkan sebuah hadis melalui Wahab yang menceritakan, bahwasanya orang-orang Quraisy telah berkata kepada Nabi SAW, "Jika kamu suka kamu boleh mengikuti kami selama satu tahun dan kami akan mengikuti pula agamamu selama setahun." Maka Allah menurunkan surat Al Kafirun. Imam Ibnu Munzir mengetengahkan pula hadis yang serupa melalui Ibnu Juraij. Imam Ibnu Abu Hatim mengetengahkan sebuah hadis melalui Said bin Mina yang menceritakan, bahwasanya Walid bin Mughirah, 'Ash bin Wa-il, Aswad bin Muttalib dan Umaiyah bin Khalaf mereka semuanya bertemu dengan Rasulullah saw. lalu mereka mengatakan, "Hai Muhammad! Kemarilah, mari kamu sembah apa yang kami sembah, maka kami pun akan menyembah Tuhan yang kamu sembah. Dan marilah kita bersama-sama bersekutu antara kami dan kamu di dalam perkara kita ini secara keseluruhan." Maka Allah menurunkan surat Al Kafirun tersebut.

Telah diriwayatkan bahwa Walid bin Mugirah, 'As bin Wail As Sahmi, Aswad bin Abdul Muttalib dan Umaiyah bin Khalaf bersama rombongan pembesar-pembesar Quraisy datang menemui Nabi SAW. menyatakan, "Hai Muhammad! Marilah engkau mengikuti agama kami dan kami mengikuti agamamu dan engkau bersama kami dalam semua masalah yang kami hadapi, engkau menyembah Tuhan kami setahun dan kami menyembah Tuhanmu setahun. Jika agama yang engkau bawa itu benar, maka kami berada bersamamu dan mendapat bagian darinya, dan jika ajaran yang ada pada kami itu benar, maka engkau telah bersekutu pula bersama-sama kami dan engkau akan mendapat bagian pula daripadanya". Beliau menjawab, "Aku berlindung kepada Allah dari mempersekutukan-Nya". Lalu turunlah surah Al Kafirun sebagai jawaban terhadap ajakan mereka.

Kemudian Nabi SAW pergi ke Masjidilharam menemui orang-orang Quraisy yang sedang berkumpul di sana dan membaca surah Al Kafirun ini, maka mereka berputus asa untuk dapat bekerja sama dengan Nabi SAW. Sejak itu mulailah orang-orang Quraisy meningkatkan permusuhan mereka ke pada Nabi dengan menyakiti beliau dan para sahabatnya, sehingga tiba masanya hijrah ke Madinah.

Dalam ayat-ayat ini Allah memerintahkan nabi-Nya agar menyatakan kepada orang-orang kafir, bahwa "Tuhan" yang kamu sembah bukanlah "Tuhan" yang saya sembah, karena kamu menyembah "tuhan" yang memerlukan pembantu dan mempunyai anak atau ia menjelma dalam sesuatu bentuk atau dalam sesuatu rupa atau bentuk-bentuk lain yang kau dakwakan.
Sedang saya menyembah Tuhan yang tidak ada tandingan-Nya dan tidak ada sekutu bagi-Nya, tidak mempunyai anak, tidak mempunyai teman wanita dan tidak menjelma dalam sesuatu tubuh. Akal tidak sanggup menerka bagaimana Dia, tidak ditentukan oleh tempat dan tidak terikat oleh masa, tidak memerlukan perantaraan dan tidak pula memerlukan penghubung.
Maksudnya; perbedaan sangat besar antara "tuhan" yang kamu sembah dengan "Tuhan" yang saya sembah. Kamu menyakiti tuhanmu dengan sifat-sifat yang tidak layak sama sekali bagi Tuhan yang saya sembah.
sifat-sifat-Nya dari sifat-sifat "tuhan" yang kamu sembah berbeda dan tidak mungkin dipertemukan antara kedua macam sifat tersebut. Kemudian sesudah Allah menyatakan tentang tidak mungkin ada persamaan sifat antara Tuhan yang disembah oleh Nabi SAW, dengan yang disembah oleh mereka, maka dengan sendirinya tidak ada pula persamaan tentang ibadat. Mereka menganggap bahwa ibadat yang mereka lakukan di hadapan berhala-berhala atau di tempat-tempat beribadat lainnya, atau di tempat-tempat sepi, bahwa ibadat itu dilakukan secara ikhlas untuk Allah, sedangkan nabi tidak melebihi mereka sedikitpun dalam hal itu, maka dalam ayat-ayat ini Allah memerintahkan nabi-Nya agar menjelaskan bahwa, "Saya tidak beribadat sebagai ibadatmu dan kamu tidak beribadat sebagai ibadatku". Ini adalah pendapat Abu Muslim Al Asfahani.

Maksud keterangan di atas menjelaskan bahwa hal tersebut menjadi jelas dengan adanya perbedaan apa yang disembah dan cara ibadat masing-masing. Oleh sebab itu tidak mungkin sama menyembah Tuhan Yang Maha Esa dan cara beribadat kepada-Nya, karena Tuhan yang saya sembah maha suci dari sekutu dan tandingan, tidak menjelma pada seseorang atau memihak kepada suatu bangsa atau orang tertentu. Sedang "tuhan" yang kamu sembah itu berbeda dari Tuhan yang tersebut di atas. Lagi pula ibadat saya hanya untuk Allah saja, sedang ibadatmu bercampur dengan syirik dan dicampuri dengan kelalaian dari Allah, maka yang demikian itu tidak dinamakan ibadat.
Kemudian dalam ayat ini Allah mengancam orang-orang kafir dengan firman-Nya yaitu, "Bagi kamu balasan atas amal perbuatanmu dan bagiku balasan atas amal perbuatanku".
وَلَنَا أَعْمَلُنَا وَلَكُمْ أَعْمَالُكُمْ

"Bagi kami amalan kami, bagi kamu amalan kamu".
(QS.Al Baqarah: 139).

12/23/2013

Ciri-Ciri Wirausaha Untuk Mencapai Puncak Kesuksesan Hidup



Setiap orang hidup memerlukan sandang, pangan dan papan serta kebutuhan lainnya sebagai pelngkap dari kebutuhan pokok. Bahkan kepemilikan suatu barang mengarah pada unsur-unsur keindahan dan kemewahan. Contohnya pakaian tidak sekedar dapat menutup aurat dan dapat menjaga kebersihan tetapi juga yang memenuhi syarat etika, estetika dan mode pakaian yang setiap sat selalu berubah.

Demikian pula, bukan kebutuhan pokok namun seakan-akan menjadi kebutuhan pokok seperti hand phone. Pada waktu dahulu belum menjadi kebutuhan pokok tapi untuk zaman sekarang seakan akan menjadi kebutuhan pokok, sesuatu yang harus dimiliki dan kepemilikannya mengarah pada prestis, tidak hanya sekedar dapat digunakan untuk berbicara atau kirim sms, namun mengarah pada hand phone yang di lengkapi dengan multi media, radio, tv, foto dan juga dapat digunakan untuk internet.

Untuk memenuhi kebutuhan hidup yang demikian ini, akan diperoleh bila manusia berpenghasilan, tentu saja dengan bekerja. Profesi apapun pasti akan mendatangkan uang, tinggal banyak sedikitnya, biasanya pekerjaan yang beresiko tinggi dan diperlukan keahlian tertentu akan memperoleh hasil yang lebih banyak. Sebaliknya pekerjaan yang sederhana, tidak perlu ketrampilan dan keahlian khusus serta dapat dilakukan oleh orang-orang pada umumnya. Resikonya amat kecil maka penghasilan yang diperoleh juga sedikit.

Yang menjadi masalah adalah, ingin memperoleh hasil yang besar namun resikonya kecil dan dilakukan dengan ringan. Orang kadang membayangkan para bos yang seakan-akan tinggal duduk manis, segala sesuatu sudah dilayani dan pengahsilannya besar. Orang tidak mengetahui faktanya bahwa para bosa harus memikirkan gaji para karyawan setiap bulan, harus, membayar angsuran bank dan pengeluaran-pengeluaran lain yang tidak akan mampu dilaksanakan oleh tenaga cleaning service atau yang lainnya.

Kebanyakan orang juga ingin mempeoleh pekerjaan, pemerintah atau swasta, bekerja dan digaji. Hal uni dapat disaksikan setiap saat dibuka bursa kerja pendaftaranya selalu melimpah, setiap ada pendaftaran CPNS pendaftaranya juga melimpah. Ini terjadi karena setiap tahun lembaga pendidikan tidak menyiapkan lapangan pekerjaan, demikian pula pemerintah juga belum menyiapkan lapangan kerja bagi semua lulusan lembaga pendidikan menengah, atas dan perguruan tinggi untuk disalurkan pada tempat tertentu.

Dengan kondisi yang demikian ini, apakah para lulusan akan berdiam diri, menunggu lapangan pekerjaan, bila hal ini dilakukan maka sampai tua tidak akan memperoleh pekerjaan alisa menjadi penganguran. Bila kita menyadari akan kelebihan manusia atas makhluk yang lain, manusia adalah makhluk yang paling sempurna, manusia diberi panca indra yang lengkap dan sempurna, akal, hati dan nafsu. Bila berfikir lebih jauh, merenungkan diri sendiri, mengapa dia bisa sedangkan saya tidak bisa, bukankah antara dirinya dengan mereka apa yang berbeda. Bentuk tubuhnya berbeda, bila orang lain tinggi besar dirinya kecil dan pendek, lihatlah orang lain yang mempunyai tubuh lebih kecil dan pendek namun mereka dapat memperoleh pekerjaan yang layak bahkan dapat memperkerjakan orang lain. Bila dilihat dari pendidikan bisa jadi orang lain lebih tinggi pendidikannya atau bahkan lebih rendah, tapi mengapa mereka dapat sedang dirinya tidak bisa? Tentu bagi orang yang masih galau dengan pekerjaannya belum mapan dapat berfikir yang demikian ini.

Sesungguhnya setiap penciptaan, Allah telah menentukan rizkinya, maukah meraih rizki tersebut, rizki tidak akan diperoleh hanya dengan melamun dan membayangkan saja, rizki akan diperoleh bila mau bekerja dan berkarya. Pekerjaan apapun dan penghasilan sebesar apun kelak akan membuka jalan bagi terbukanya pintu rizki. Karena itu untuk memperoleh pekerjaan, dimana ksempatan kerja yang terbatas, maka tiada pilihan kecuali berusaha dan berkarya secara berdikari. Upaya menciptakan lapangan kerja baru, mengelola, mengembangkan jiwa entrepreneur (wirausahaan). Yakinlah dengan berwirausaha akan dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Sebagai modal yang harus dimiliki para entrepreneur adalah:

1. Percaya diri (Self Confident)
Kepercayaan diri merupakan suatu paduan sikap dan keyakinan seseorang dalam menghadapi tugas atau pekerjaan. Dalam praktik, sikap dan kepercayaan ini merupakan sikap dan keyakinan untuk memulai, melakukan dan menyelesaikan suatu tugas atau pekerjaan yang dihadapi. Oleh sebab itu kepercayaan diri memiliki nilai keyakinan, optimisme, individualitas, dan ketidaktergantungan. Seseorang yang memiliki kepercayaan diri cenderung memiliki keyakinan akan kemampuannya untuk mencapai keberhasilan

2. Berorientasi pada tugas dan hasil
Seseorang yang selalu mengutamakan tugas dan hasil adalah orang yang selalu mengutamakan berprestasi, berorientasi pada laba, ketekunan dan ketabahan, tekad, kerja keras, mempunyai dorongan kuat, energik, dan berinisiatif.
Berinisiatif artinya selalu ingin mencari dan memulai. Untuk memulai diperlukan niat dan tekad yang kuat, serta karsa yang besar. Sekali sukses atau berprestasi, maka sukses berikutnya akan menyusul, sehingga usahanya semakin maju dan semakin berkembang.

3. Keberanian mengambil resiko
a) Kemauan dan kemampuan untuk mengambil risiko merupakan salah satu nilai utama dalam kewirausahaan. Wirausaha yang tidak mau mengambil risiko akan sukar memulai atau berinisiatif. Dengan demikian, keberanian untuk menanggung risiko yang menjadi nilai kewirausahaan adalah pengambilan risiko yang penuh dengan perhitungan dan realistik. Kepuasan yang besar diperoleh apabila berhasil dalam melaksanakan tugas tugasnya secara realistik.
b) Wirausaha menyukai tantangan yang sukar namun dapat dicapai. Wirausaha menghindari situasi risiko yang rendah karena tidak ada tantangan, dan menjauhi situasi risiko yang tinggi karena ingin berhasil.
c) Wirausaha adalah orang yang lebih menyukai usaha usaha yang lebih menantang untuk mencapai kesuksesan

4. Kepemimpinan
Seorang wirausaha yang berhasil selalu memiliki sifat kepernimpinan, kepeloporan, keteladanan. la selalu ingin tampil berbeda lebih dulu dan lebih menonjol. Dengan menggunakan kemampuan kreativitas dan keinovasiannya, ia selalu menampilkan barang dan jasa jasa yang dihasilkannya dengan lebih cepat, lebih dulu dan segera berada di pasar.

5. Berorientasi ke masa depan
Orang yang berorientasi ke masa depan adalah orang yang memiliki perspektif dan pandangan ke masa depan. Karena ia memiliki pandangan yang jauh ke masa depan, maka selalu berusaha untuk berkarsa dan berkarya. Kuncinya pada kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda dengan yang sudah ada sekarang. Meskipun dengan risiko yang mungkin terjadi, ia tetap tabah untuk mencari peluang dan tantangan demi pembaharuan masa depan. Pandangan yang jauh ke depan, membuat wirausaha tidak cepat puas dengan karsa dan karya yang sudah ada sekarang. Oleh sebab itu, ia selalu mempersiapkannya dengan mencari suatu peluang.

6. Kreatif dan inovatif
Kreativitas adalah berpikir sesuatu yang baru (thinking new things) dan keinovasian adalah melakukan sesuatu yang baru (doing new things).
Kreatifitas diartikan sebagai kemampuan mengembangkan ide-ide baru dan untuk menemukan cara-cara baru dalam memecahkan persoalan dan mencari peluang.
Keinovasian diartikan sebagai kemampuan untuk menerapkan kreatifitas dalam rangka memecahkan persoalan-persoalan dan peluang untuk mempertinggi dan meningkatkan taraf hidup.

7. Memiliki kekuatan spiritual.
Seorang entrepreneur hendaknya selalu menggembleng diri, dengan karakteristik sifat-sifat terpuji yang menjadi fondasi kehidupan manusia. Kita meihat kisah perjalanan hidup nabi Muhammad SAW, dari seorang manusia yang dilahirkan dalam keadaan yatim piatu, selalu digembleng jiwanya. Dia seorang yang jujur sehingga dia dipercaya untuk mendampingi saudagar kaya dalam berdagang, dia itu Siti Khadijah yang kemudian menjadi isterinya.

Muhammad mempunyai akhlaq terpuji yang tidak dimiliki pemuda-pemuda waktu itu, temannya-temannya berjudi, mabuk-mabukan, menyembah berhala, namun beliau memilih untuk beruzlah, guna mencari hakekat diri sebagai makhluk Allah sehingga petunjuk Allah diberikan kepadanya. Beliau menjadi pemimpin, masyriq dan maghrib dalam gengamannya, namun beliau senantiasa hidup dalam kesederhanaan. Seorang pemimpin yang selalu menegakkan shalat malam, seorang pemimpin yang tidur dengan beralaskan kulit binatang, seorang pemimpin yang mendahulukan orang lain dalam makan dan minum. Sehingga dari kesederhanaan ini beliau dihormati oleh umatnya dan disegani oleh lawannya.

Tentunya masih banyak lagi akhlaq, mental dan spriritual Rasulullah yang tidak bisa digambarkan secara terinci. Namun dari perilaku Rasulullah ini dapat menjadi rujukan bagi kita untuk mengembangan kewirausahaan hendaknya mempunyai sikap: ulet, tabah, tekun, jujur, disiplin, tulus, ikhlas, sopan, ramah dan sifat-ssifat terpuji lainnya .


12/22/2013

Penataan Rumah Untuk Wujudkan Baiti Jannati



Rumah adalah merupakan kebutuhan pokok bagi kehidupan mansia, karena itu setelah mempunyai rumah orang akan cenderung merasa tenang. Dengan rumah, maka setiap saat orang akan menempatinya. Perawatan berapapun banyaknya selalu diperhatikan, demikian pula dengan model rumah yang selalu mengalami perubahan, sehingga yang mempunyai kemampuan untuk merehap, setiap ada perubahan model selalu menyesuaikan dengan perubahan zaman tersebut.
Peranan rumah  sebagai tempat istirahat, berkumpulnya keluarga, tempat berlindung dari panas, hujan dan dingin. Karena itu didalam rumah harus menimbulkan rasa aman dan nyaman bagi penghuninya. Sejak awal pembuatan hendaknya diperhatikan kekuatan dan keindahan selalu menjadi prioritas, rumah yang pondasinya kuat tidak akan mudah roboh meskipun ada angin dan badai, sehingga menimbulkan rasa aman bagi penghuninya.
Untuk mewujudkan rumah sebagai tempat tinggal yang aman dan nyaman yang diibaratnya dengan baiti jannati (rumahku adalah surgaku) maka perlu diperhatikan tehnik untuk menciptakan tata letak ruang yang bagus:
1. Ukuran besar ruangan.
Barang yang akan kita tempatkan hendaknya disesuaikan dengan ruangan, lebar pintu, lorong maupun jalan yang akan dilalui.
2. Pilih poin penonjolan (point of interest) diruang tersebut misalnya: lukisan, rak buku, rak TV dan sebagainya. Di ruang keluarga, TV selalu menjadi point of interest utama, sehingga letak sofa menghadap TV, benda-benda lain diatur agar tidak mengganggu pandangan waktu menonton TV.
3. Tempatkan yang besar dan utama lebih dahulu. Benda-benda yang mengandung aktivitas di suatu ruangan yang paling diperhatian, misalnya:
Di ruang tidur yang paling diperhatikan adalah peletakan tempat tidur, kemudian almari, meja rias dan sebaginya.
Di ruang kerja, yang paling dipikirkan: penempatan meja kerja, baru pencahayaan dan pendukung yang lain.
Di dapur, yang utama adalah penempatan kompor, tempat meracik bumbu kemudian tempat cuci, dan peletakan alat-alat dapur
4. Perhatikan lalu-lintas.
Penempatan yang baik, tidak akan mengganggu kegiatan yang lain, contoh: akan ke dapur jalannya sempit karena terhalang penempatan meja, kursi yang kurang tepat. Akan ke belakang harus melalui dapur yang sedang sibuk dan sebagainya.
5. Perhatikan proporsi dan penempatan barang.
Penempatan barang yang sesuai ukuran dan seimbang akan enak dipandang, juga peletakan barang pada tempatnya memudahkan pemakaian dan pencariannya, contoh : tempat kunci, tempat koran dan sebaginya.

Penataan yang bagus didalam rumah tangga maka akan menjamin kenyamanan, karena segala aktifitas akan dapat dijalankan dengan lancar. Coba kita bayangkan peletakan buku-buku, majalah, koran di dapur. Sisir diletakkan pada sembarang tempat, sepatu, kaos kaki, pakaian dan sebainya, bila tidak ditempatkan pada tempat yang telah ditentukan. Maka di dalam rumah selalu ada kekisruhan. Apalagi bila didalam rumah tangga anak-anaknya masih dalam usia pendidikan, setiap pagi harus berangkat ke sekolah, bila penempatan tas, sepatu dan pakainannya tidak tertata maka setiap pagi akan ditemukan ribut terus, sehingga harapan menciptakan keluarga sebagai surga akan jauh dari harapan.
Demikian pula rumah yang besar bila tidak ditata dengan bagus juga akan terkesan menjadi rumah yang sempit, rumah yang bagus bila tidak ditata dengan bagus maka hanya terlihat kesingnya saja. Orang-orang memandangnya sebagai rumah idaman namun setelah memaski rumahnya ternyata sangat berantakan.
Disamping unsur-unsur fisik bangunan rumah yang harus ditata dengan bagus agar dapat menciptakan kenyamanan, keamanan dan ketenangan, didalam rumah hendaknya selalu disinari dengan ayat-ayat Allah. Biasakanlah setiap anggota keluarga untuk selalu membaca Alquran, Allah telah berjanji, bahwa setiap rumah yang senantiasa di gunakan untuk membaca Alquran maka penghuninya akan diberikan keberkahan.
Di suatu daerah Kabupaten/ Kota menerapkan program senja keluarga. Yaitu suatu kegiatan berkumpulnya seluruh anggota keluarga diwaktu senja atau sore hari, matikan tv dan radio. Pada kesempatan itu digunakan untuk kegiatan taklim, shalat berjama’ah, mengaji dan membaca Alquran. Usahakan didalam rumah dikembangkan sikap saling keterbukaan. Orang tua hendaknya memperhatikan tumbuh kembang anak baik dari segi fisik maupun pada perkembangan mental spiritualnya.
Dengan cara demikian, setiap ada problem anak dalam pergaulannya tidak sampai tersesat pada jalan yang tidak benar, seperti minum minuman keras, berjudi, pergaulan bebas. Sehingga bila setiap keluarga selalu dikembangkan sikap asah, asih dan asuh, dalam rumah tangga dan keluarga akan terwujud suasana damai, aman, tenang dan bahagia.

12/21/2013

Pemanfaatan Pekarangan Rumah dan Menjaga Lingkungan Hidup



Pekarangan adalah lingkungan yang mengelilingi rumah, walaupun kadang ada juga rumah yang tidak mempunyai pekarangan. Karena sangat tingginya harga tanah di suatu wilayah, sehingga sangat disayangkan jika membiarkan beberapa jengkal tanah untuk menanam berbagai jenis tanaman, sayuran, buah-buahan dan bunga.
Khusus bagi rumah yang mempunyai pekarangan, maka sebaiknya digunakan dan dimanfaatkan untuk penghijauan atau taman dan sebagainya. Kerena itu diantara pemanfaatan pekarangan adalah sebagai berikut:
1. Lumbung Hidup.
Lumbung adalah tempat untuk menyimpan bahan pangan, hal ini terjadi pada masa dahulu dan di wilayah pedesaan mempunyai lumbung padi atau lainnya. Dan untuk pekarangan rumah dimanfaatkan sebagai lumbung hidup yang merupakan persediaan pangan seperti : buah-buahan, umbi-umbian untuk bahan makanan sebagai bahan kalori seperti ubi jalar, singkong, pisang dan sebagainya.
2. Warung Hidup.
Warung adalah merupakan tempat untuk bertransaksi, pertukaran antara uang dengan barang atau sebaliknya. Namun warung hidup adalah kebutuhan keluarga yang diperoleh dari lingkungan pekarangan dan sewaktu -waktu dapat diperoleh, seperti sayuran-mayur, melinjo, kelor, kacang-kacangan sebagai sumber protein.
3. Apotik Hidup.
Apotik adalah tempat berjualan obat-obatan, namun apotik hidup adalah lingkungan keluarga yang digunakan untuk menanam berbagai jenis tanaman yang dapat digunakan untuk obat-obatan herbal, seperti : daun pepaya, kumis kucing, daun inggu, kunyit, temulawak, jahe, lempuyang, pagagan, adas, keji beling, sirsat dan lainnya.
4. Bank Hidup.
Bank adalah tempat untukmenyimpan atau meminjam uang, namun bank hidup adalah tanaman tahunan yang suatu saat dapat menghasilkan uang, karena bisa dijual. Tentu saja bila mempunyai pekarangan luas yang dijadikan kebun buah. Seperti : durian, jambu, kelengkeng, alpokat, mangga, jeruk, apel, pisang, sirsat, rambutan, duku dan lainnya.
Bayangkan alangkah indahnya dan senangnya bila mempunyai pekarangan, apalagi bila pekarangannya luas. Karena terbukti dengan pekarangan yang sempit saja bila dimaksimalkan fungsinya akan sangat bermanfaat dan membantu kebutuhan keluarga. Penanaman ini dapat dilakukan pada poly bag, walaupun hasilnya tidak sebanyak yang dikebun sayur atau buah namun dengan penanaman ini dapat berfungsi ganda, sebagai penghasilan, perhiasan, kesegaran.
Apalagi bila mempunyai pekarangan luas, bisa ditanami dengan berbagai jenis tanaman sayuran dan buah-buahan, dibuatkan kolam untuk memelihara ikan, dibuatkan sangkar burung yang besar, dibuat seakan-akan dia hidup di alam bebas. Maka akan tercipta suasana yang asri, segar, sejuk, nyaman dan nampak alami.
Bagi yang sudah mempunyai rumah dengan pekarangan selamat untuk mencoba, bagi yang belum punyai semoga cita-citanya dapat terkabul.

12/20/2013

Amal Perbuatan Manusia dan Kesaksian Setiap Anggota Tubuh


Dinamika dan romantika kehidupan dunia sangat berfariasi. Allah telah memberikan aturan kepada manusia, bagaimanakah seharusnya bertindak. Manusia hidup berdampingan dengan manusia yang lain, sehingga setiap tindakan hendaknya berhati-hati agar tidak merugikan bagi diri sendiri dan orang lain. Namun sekalipun aturan sudah ada, ancaman dan balasan sudah ada. Ada orang yang dapat memahami hakekat dirinya sebagai makhluk yang berfungsi ganda, sebagai khalifatullah dan 'abdullah. Orang yang demikian ini insya-Allah dapat mewujudkan Islam sebagai rahmatan lil "alamain.
Namun banyak juga orang yang tidak pernah mengiraukan aturan, yang penting dirinya beruntung, bahagia, puas. Orang yang demikian ini sekalipun beragama, namun hanya sekedar sebagai label, tameng dan untuk meraih tujuan pendek didunia saja. Didalam agama apaun orang yang seperti ini tidak diharapkan. Karena sekalipun beragama namun masih gemar malnggar aturan agama dengan melakukan perbuatan-perbutan yang diatur didalam agama maupun negara. Oleh karena itu kehadiran mereka sering membuat bencana, bahkan kadang tidak diharapkan oleh orang lain. Khutbah Jum'at merupakan media untuk mencerahkan umat agar lebih baik.

ألْحَمْدُلِلّٰهِ الَّذِى أَلَّفَ بِالْاِسْلَامِ بَيْنَ قُلُوْبِ الْمُؤْمِنِيْنَ, وَالَّذِى اَوْجَبَ بِالْاِتِّحَادِ وَحَرَّمَ التَّفَرُّقَ فِى كِتَابِهِ الْمُبِيْنِ. أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ هَدٰى مَنْ شَآءَ اِلَى الصِّرَاطِ الْمُسْتَقِيْمِ. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَناَ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ خَيْرُدَاعٍ اِلَى الطَّرِيْقِ الْقَوِيْمِ. أَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا أَمَّابَعْدُ: فَيَا عِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِى بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ


Kaum muslimin jema’ah Jum’ah Rahimakumullah
Marilah kita tingkatkan iman dan taqwa kepada Allah SWT dengan melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Allah SWT telah berjanji didalam Alquran kepada yang beriman dan bertaqwa kepada-Nya akan diberikan kemudahan dalam segala hal, sebagaimana firman-Nya:
“ Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan Mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan Barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. (QS. Ath-Thalaq: 2-3)

Kebalikan dari firman tersebut, barang siapa yang ingkar, kufur dan fasiq terhadap perintah Allah. Perintah Allah ditinggalkan, larangan Allah dilaksanakan maka hamba Allah yang demikian ini akan diberikan kesulitan, bahkan kesulitan-kesulitan yang dihadapi seakan-akan tidak ada solusinya, satu kesulitan belum selesai sudah timbul kesulitan yang lain. Seandainya dengan kekufuran itu tetap dalam kejayaan dan kemuliaan didunia, sesungguhnya Allah sedang menguji hamba-Nya untuk berbuat sesuai dengan kemauannya, sehingga suatu saat akan terjerumus dalam kehidupan yang penuh dengan kehinaan, tidak ada teman yang dapat diajak untuk bercengkrama. Teman, sahabat, saudara yang dahulu sering berkunjung, kini mereka menjauh karena malu atau menjaga perasaan orang yang sedang dihinakan oleh Allah tersebut.

Bila kita menyaksikan fenomena perilaku kehidupan manusia yang tidak memperdulikan mana yang halal dan haram. Banyaknya kasus pencurian mulai dari pencurian atas kotak amal di masjid atau musholla, pencurian ternak, kayu, sepeda motor, sampai pada pencurian terhadap mesin ATM, perampokan toko mas bahkan disertai dengan tindak kekerasan dan pembunuhan. Adalagi kasus judi, minum-minuman keras, Narkoba dan sejenisnya bahkan minum miras oplosan. Walaupun sempat merenggut jiwa, namun tindakan ini selalu ada, dengan tempat yang berpindah-pindah. Ada lagi perbuatan jual beli anak dan orang, dan tentunya masih banyak lagi perbuatan-perbuatan kriminal yang merugikan kehidupan manusia.

Melihat fenomena yang demikian ini, mengapa orang tega merampas hak orang lain, hingga menghilangkan nyawa orang. Apakah yang mereka cari? Rata-rata motifnya adalah uang dan balas dendam. Sekarang yang menjadi pertanyaaan apakah dengan uang dapat menyelesaikan permasalahan, apakah dengan balas dendam akan menyelesaikan masalah. Dua hal ini nyaris akan mendatangkan permasalahan berkelanjutan. Seandainya di dunia ini mereka dapat selamat, namun sesungguhnya mereka itu tidak akan meraih kebahagiaan dan ketenangan dalam hidupnya. Setiap orang dilahirkan telah mempunyai jiwa Tauhid, sehingga sekejam-kejamnya orang, seburuk-buruknya akhlaq dan perilaku manusia didalam hati kecil masih tersimpan rasa kasih sayang.

Ada suatu kisah, bahawa orang kaya sedang berlibur bersama keluarganya keluar kota, dalam perjalanan mereka melewati persawahan, sambil menikmati pemandangan, laju kendaraan dikurangi kecepatannya, sambil sesekali mengabadikan pemandangan alam dengan mendokumentasikan. Para petani sedang menggarap sawah dibawah terik matahari, pekerjaan ini mereka jalani dengan ikhlas, demi untuk mewujudkan rasa tanggung jawabnya terhadap keluarga dengan bayaran tidak lebih dari Rp 20.000,- per hari.

Ditempat lainnya terlihat kelompok kaum wanita dan kelompok lainnya kaum pria sedang bergerombol, duduk-duduk di pematang sawah, mereka sedang beristirahat sambil makan dan minum. Nampak kelelahan tertebus sudah, terkurasnya energi kembali terisi dengan makanan yang telah disantapnya. Wajah lelah kembali bugar, canda, tawa, tiada beban dalam pikirannya kecuali kembali berkarya untuk menyelesaikan pekerjaannya menurut kemampuannya.

Salah satu dari keluarga kaya dalam kendaraan itu berkata “alangkah bahagianya para petani itu, nampak begitu nikmatnya mereka makan minum di pematang sawah, dibawah pohon pisang, pikirannya nampak lepas, tiada beban”. Itulah gambaran bahwa orang yang kaya dan bergelimpang dengan kemewahan masih mengira bahwa para petani itu lebih nikmat dan bahagia. Yang jadi persoalan apakah orang kaya itu sedang tidak bahagia atau dengan kekayan itu dia tidak bahagia.

Itulah bahwa keberkahan yang akan menjamin hidup menjadi bahagia. Banyak tidak berarti cukup dan sedikit tidak berarti kurang, tetapi selalu merasa cukup atas semua anugrah Allah akan membentuk pribadi muslim yang pandai bersyukur. Dengan bersyukur Allah akan menambah kenikmatannya:


“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih". (QS. Ibrahim: 7)

Karena itu dengan banyaknya perbuatan-perbuatan yang melawan perintah Allah dan malaksanakan larangan-Nya. Ingatlah bahwa seluruh perbuatan manusia tidak akan pernah lepas dari pengawasan Allah. Segala amal baik dan buruk telah dicatat oleh Allah melalui karya Malaikat Raqib dan Atid. Tak ada seorang hambapun yang teraniaya, namun manusia akan menerima balasan sekecil apapun perbuatan yang telah dilakukan didunia ini.

Ingat pula bahwa setelah kehidupan dunia ini seluruh hamba Allah akan memasuki alam Barzah dan alam Akhirat. Di dua alam ini tidak akan ada kebohongan, Allah akan mewujudkan keadilan atas hambanya. Karena seluruh anggota tubuh manusia akan menjadi saksi atas perbuatannya.
“Dan peliharalah dirimu dari (azab yang terjadi pada) hari yang pada waktu itu kamu semua dikembalikan kepada Allah. kemudian masing-masing diri diberi Balasan yang sempurna terhadap apa yang telah dikerjakannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan). (QS. Al Baqarah: 281)

Allah telah mengatakan didalam Alquran bahwa kelak di hari Qiamat, semua anggota tubuh manusia akan menjadi saksi atas perbuatannya:
“Pada hari ini Kami tutup mulut mereka; dan berkatalah kepada Kami tangan mereka dan memberi kesaksianlah kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka usahakan. (QS. Yasin: 65)


Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya. (Qs. Al Isra’: 36)


Pada hari (ketika), lidah, tangan dan kaki mereka menjadi saksi atas mereka terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan. (QS. Annur: 24)


Dan (ingatlah) hari (ketika) musuh-musuh Allah di giring ke dalam neraka, lalu mereka dikumpulkan semuanya.
Sehingga apabila mereka sampai ke neraka, pendengaran, penglihatan dan kulit mereka menjadi saksi terhadap mereka tentang apa yang telah mereka kerjakan.
Dan mereka berkata kepada kulit mereka: "Mengapa kamu menjadi saksi terhadap kami?" kulit mereka menjawab: "Allah yang menjadikan segala sesuatu pandai berkata telah menjadikan Kami pandai (pula) berkata, dan Dia-lah yang menciptakan kamu pada kali pertama dan hanya kepada-Nya lah kamu dikembalikan". (QS. Al Fussilat: 19-21)

Demikianlah bahwa di dunia ini manusia bebas untuk berbuat, namun ingatlah bahwa seluruh amal perbuatan manusia kelak akan dimintai pertanggungjawaban. Tidak akan dirugikan, dan tidak dapat meminta pertolongan orang lain untuk menanggung dosa yang telah dilakukan. Karena setiap orang akan sibuk dengan urusannya sendiri-sendiri.

وَلَا تَزِرُوَازِرَةٌوِّزْرَ اُخْرَى وَقُلْ رَّبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ

12/19/2013

Kewajiban dan Hikmah Memakai Jilbab



Wanita adalah makhluk Allah yang indah, apa yang ada pada wanita merupakan keindahan dan dapat membangkitkan inspirasi, sehingga dibalik kesuksesan seorang laki-laki disana ada peran wanita. Begitu indahnya wanita sehingga sering memunculkan imajinasi dan fantasi bagi kaum laki-laki. Karena itu untuk menjaga harkat dan martabat wanita, Islam telah mengatur upaya melindungi wanita dari hal-hal yang tidak diinginkan. Islam menentukan batas aurat yang harus ditutup, agar tidak dipertontonkan pada khalayak ramai yang akhirnya akan membuat pertengkaran dan permusuhan.

Aurat merupakan batas minimal dari tubuh yang wajib ditutup karena perintah Allah. Semua yang ada pada wanita adalah aurat, kecuali hal-hal tertentu, dilihat dari sisi mana wanita itu sedang berhadapan dapat dikelompokkan menjadi 3 yaitu:
1. Aurat wanita ketika sedang shalat, seluruh tubuhnya kecuali muka dan telapak tangan.
2. Aurat wanita berhadapan dengan mahramnya. Dalam hal ini para ulama berbeda pendapat:
a. Menurut madzab Syafi’i aurat wanita ketika berhadapan dengan mahramnya adalah antara pusat dan lutut.
b. Menurut madzab Maliki dan Hanafi aurat wanita ketika berhadapan dengan mahramnya yang laki-laki adalah seluruh badannya, kecuali muka, kepala, leher, kedua tangan dan kedua kakinya. Adapun yang termasuk mahram adalah suami, ayah, ayah suami, putranya yang laki-laki, putra suami, saudara, keponakan laki-laki dari saudara, keponakan laki-laki dari saudari, wanita, budak, laki-laki yang meyertai yang tidak mempunyai kebutuhan lagi terhadap wanita, paman dari ayah, paman dari ibu.
3. Aurat wanita berhadapan dengan orang yang bukan mahramnya. Ulama sepakat bahwa selain wajah, kedua telapak tangan, kedua telapak kaki seluruh dari tubuh waita adalah aurat, tidak halal di buka bila berhadapan dengan laki-laki asing.

“Hai Nabi, Katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Al Ahzab: 59)

Memakai jilbab adalah merupakan kewajiban yang diperintahkan kepada wanita muslim. Setelah mengetahui bahwa memakai jilbab adalah kewajiban, maka dikalangan para artis banyak yang konsisten dalam mengamalkan ajaran Islam yaitu dengan keputusan untuk mengenakan jilbab. Hal yang demikian ini berdampak positif bagi masyarakat secara umum untuk berbusana sebagaimana para artis yang kelihatan lebih cantik, bersih, sopan dan terjaga dari perilaku dan tindakan yang tidak baik yang akan merugikan dirinya sendiri. Dari itu para desainer menciptakan karya-karya baru, sehingga tercipta aneka macam jenis busana muslim. Sehingga dari waktu-kewaktu model dan corak busana muslim semakin menunjukkan peningkatan.

Setiap aturan pasti ada hikmahnya, demikian pula menutup aurat atau mengenakan busana muslimah mengandung hikmah sebagai berikut:
1. Wanita yang menutup aurat akan diberikan pahala oleh Allah, karena memakai jilbab adalah perintah sehingga melaksanakan perintah adalah berpahala. Bahkan pahalanya berlipat ganda, karena telah menyelamatkan orang lain dari berzina mata.
2. Telah menunjukkan identitas diri sebagai muslimah, tanda sebagai pribadi yang beriman dan bertaqwa kepada Allah langsung terpancar, sehingga kadang membuat orang lain menaruh hormat, kagum, segan dan mengambil jarak antara pria dengan wanita sehingga godaan akan tercegah semaksimal mungkin.
3. Pakaian merupakan cermin kepribadian seseorang, kepribadian orang akan terbaca dari cara berpakaian, misalnya orang yang bersikap sederhana, ekstrim dan lainnya akan terbaca dari cara berpakaian.
4. Busana muslimah ada kaitannya dengan ilmu kesehatan/ kimia, karena seorang dokter ahli menganalisa rambut secara kimia berkesimpulan bahwa meskipun rambut memerlukan sedikit oksigen (O2), namun pada rambut itu ada fosfor, kalsium, magnesium, pigmen dan kolesteryl dengan palmnite yang membentuk kolesteryl palmitate (C27, H45, O, CO, C15, H13) yang sangat labil akibat penyinaran atau radiasi, sehingga memerlukan pelindung yang dapat memberikan rasa aman bagi rambut dan kulit kepala. Maka kerudung atau jilbab cukup memenuhi syarat untuk melindunginya.
5. Memakai busana muslim lebih ekonomis dapat menghemat anggaran dan waktu. Wanita yang mengenakan busana muslimah bila dibandingkan dengan wanita-wanita yang suka berdandan akan lebih heman, karena tidak mudah tergiur dengan beraneka macam model. Karena baju yang seksi dan mini dengan kain yang sedkit kadang lebih mahal dari pada busana musliman.
6. Memakai busana muslimah akan menghemat waktu, berapa banyak waktu yang digunakan oleh orang-orang yang suka berdandan dan tabarruj didepan cermin, berapa lamanya untuk memoles muka, leher, menyisir rambut dan merapikan. Kalau demikian dalam sehari berapakah waktunya dihabiskan untuk berdandan. Lain bila berbusana muslimah, relatif sedikit waktu untuk mempercantik diri. Rambut cukup disisir seperlunya saja, karena rambutnya tertutup. (Tafsir Alquran Tematik Kedudukan dan Peran Perempuan, Kementerian Agama Tahun 2012).

Setelah mengetahui perintah dan manfaatnya, keputusan ada pada pribadi masing-masing, karena setiap tindakan pasti ada dampaknya. Berbuat baik akan memperoleh pahala dan meninggalkan perintah Allah berarti akan menaggung dosa. Dosa dan pahala akan dikembalikan, sebesar atau seberat apapun pasti akan mendapatkan imbalan.

12/17/2013

Renungan Waktu Hindarkan Penyesalan



Pernahkan kita merenungkan dan memikirkan masa yang akan datang, dan apakah kita pernah menyesali peristiwa yang telah lalu? Dua hal ini tentu melingkupi seluruh peri kehidupan manusia. Masa yang akan datang adalah masa yang belum dilalui manusia, walaupun kadang kehidupan manusia dilakukan secara landai-landai saja, namun kadang ada hal-hal tertentu yang menyebabkan terjadinya kegagalan dalam meraih suatu tujuan. Karena itu selagi manusia bersikap biasa-bisa saja, atau terlalu bersemangat atau hanya pasrah saja ternyata terjadi suatu bencana atau musibah atau sesuatu yang tidak diinginkan tentu hal ini akan menimbulkan penyesalan.

Penyesalan memang tinggal penyesalan, karena waktu yang telah lalu tidak dapat diputar kembali. Ketika waktu berlalu, maka batas kontrak kehidupan manusia akan habis. Sampai berapa tahunkah batas kehidupan manusia? Bila dilihat dari jumlah angka mulai dari satuan menjadi puluhan bahkan ada yang sampai seratus tahun atau lebih. Usia manusia bila dilihat dari kreteria usia, ada usia balita, anak-anak, remaja, dewasa, tua. Mereka semua ini sudah mempunyai batas usia. Sehingga setiap hamba Allah yang ditakdirkan mati dalam usia satuan tidak bisa menawar menjadi puluhan tahun. Demikian pula anak manusia yang ditakdirkan berusia hingga tua maka tidak bisa memutuskan kematian pada masa anak-anak atau dewasa.

Semua orang tentu mengharapkan diberi usia panjang, yang tentu saja dengan derajat kesehatan. Karena apalah artinya umur yang panjang bila ternyata selalu sakit-sakitan, bahkan tidak bisa menikmati indahnya kehidupan dunia. Ingatlah bahwa segala kenikmatan, kesenangan dan kebahagian manusia ini, kadang melalaikan batas kehidupannya.

Bila para pegawai dan karyawan kantor selalu menunggu waktunya untuk menerima gaji, pada waktu itu kebahagiaan terpancar karena dapat memenuhi hajat hidupnya. Para petani, peternak dan perkebunan, setiap kali mau memulai usaha selalu mempersiapkan lahan dan bibitnya. Dari hari ke minggu dan bulan bahkan sampai tahunan usahanya mulai menampakkan hasilnya, ketika panen tiba dan manusia berbahagia karena merasakan jerih payahnya telah memperoleh ganti dengan segepok uang. Dengan uang dapat ditukar dengan barang lain untuk memenuhi hajat hidup dalam upaya mewujudkan kebahagiaannya.

Demikian pula para pelajar setelah lulus dari play grup akan masuk TK dari TK masuk SD/ MI, selanjutnya SMP/ MTs kemudian SMA/ SMK/ MA dan Pergurun Tinggi. Seandainya usia si ‘Fulan” ditakdirkan 63 tahun, ketika telah lulus SMA dan mau masuk ke Perguruan Tinggi telah berusia 18 tahun, maka si “ Fulan masih akan menikmati kehidupan 45 tahun. Demikian pula para petani yang bahagia dengan hasil panennya sebenarnya setiap memasuki panen tersebut usianya semakin berkurang. Karena itu bila dikatakan “Sungguh indahnya pada masa remaja”. Indah dalam hal apa? Apakah bebas melakukan dengan tidak memikirkan dosa? Bila hal ini yang dimaksudkan tentunya segera dikoreksi, untuk diarahkan bahwa masa remaja adalah masa belajar. Maka bagaimanakah selalu memanfaatkan waktu untuk mencari dan mengumpulkan bekal keilmuan dan ketrampilan dalam menyongsong masa yang akan datang.

Bila masa muda tidak dapat memanfaatkan waktu, yang terjadi adalah penyesalan di masa tua. Segala bekal akan diperoleh pada masa muda. Semua ilmu dan ketrampilan pasti suatu saat akan bermanfaat dan berguna. Ibarat orang yang mau bebergian jauh ke suatu tempat yang belum pernah didatangi, semakin banyak dan semakin lengkap perbekalan yang dibawa, maka resiko bencana yang diterima akan semakin kecil. Sebaliknya bila perbekalannya hanya sedikit maka resiko mendapat bencana akan semakin besar. Demikian pula perbekalan banyak namun hanya satu jenis, juga resiko bencana juga semakin besar. Misalnya bepergian dengan membawa bekal makanan yang banyak tetapi tidak membawa air minum, tentu akan mengalami kesulitan yang banyak.

Disinilah rahasia Allah tentang hidup dan mati manusia yang tidak diketahui. Ada yang mengakhiri hidupnya dalam kondisi sedang beribadah dan beramal shalih sehingga akhir hayatnya akan tercatat sebagai kematian yang khusnul khatimah. Namun bila diakhir hidupnya dalam kondisi sedang melakukan kemaksiatan, maka pada akhir hayatnya akan tercatat kematian yang suul khatimah.

Setiap perjalanan hidup manusia tidak akan dapat diulang kembali, manusia tidak dapat memutar ingin kembali pada masa yang lalu. Oleh karena itu sebelum terjadi penyesalan yang tidak dapat ditebus dengan amal shalih, tiada pilihan lain kecuali dalam kehidupan dunia ini selalu berupaya untuk menjadi insan yang lebih baik. Karena kelak di hari qiyamat, banyak orang yang berandai-andai bila dikembalikan hidup diduaia akan beramal shalih.

Keindahan, kesenangan dan kebahagiaan sering menipu manusia dalam menghayati hakekat dirinya sebagai hamba Allah. Sebaliknya kesengsaran dan sikap putus asa menjadikan manusia semakin jauh dari Tuhannya. Dua hal yang ini sudah menjadi hal yang melekat. Ada senang ada susah, ada indah ada buruk, ada bahagia ada susah. Karena itu sikap manusia sebagai hamba Allah ketika bahagia maka bersyukur dan ketika mendapat musibah bersabar.

12/10/2013

Sifat-Sifat Yang Harus Dimiliki Pemimpin Berdasar Petunjuk Alquran



Muhammad adalah salah seorang hamba Allah dan merupakan Rasulullah yang mempunyai keberhasilan di dalam memimpin umatnya menuju pada pencerahan dan kemajuan. Sebagai seorang pemimpin beliau telah digembleng sejak lahir dengan kondisi sosial, ekonomi, politik, idiologi dalam kungkungan budaya jahiliyah. Sekalipun kondisi sosio cultural yang demikian buruk, namun beliau tidak pernah ikut-ikutan dengan sesama temannya, seperti mabuk-mabukan, bermain, judi dan menyembah berhala. Sifat-sifat terpuji ini yang membuktikan bahwa beliau merupakan figur uswatun hasanah (pribadi yang dapat dijadikan sebagai teladan). Sehingga sejak kecil beliau dilingkungan masyarakat terkenal sebagai orang yang jujur yang selanjutnya diberi gelar al amin.

Hal demikian telah diketahui oleh pendeta Bukhara’ tentang tanda-tanda kerasulan yang ada padanya. Beliau menyatakan bahwa sekiranya diberi umur yang panjang akan mencurahkan hidupnya untuk membantu terwujudnya kerasulan Muhammad SAW. Setelah dewasa beliau menempuh hidup dalam suasana perenungan di gua Ghira’ sehingga pada saat itu beliau menerima wahyu yang memerintahkan untuk membaca. Padahal beliau adalah seorang yang ummi (tidak bisa baca tulis). Bekal ilmu, iman dan amaliah sehingga beliau menjadi pemimpin yang handal, mempunyai sifat-sifat kerasulan Shidiq, Amanah, Tabligh, Fatanah. Sehingga ketika bersama umatnya figur yang dihormati dan terhadap musuh-musuhnya disegani.

Kita sering memimpikan munculnya pemimpin yang mempunyai seifat-sifat sebagaimana Rasulullah. Harapan rakyat tentu akan menjadi pelindung, peneduh, pencerah, pelopor. Mareka mengetahui apa yang dibutuhkan rakyat, mereka memikirkan kepentingan rakyat dan mereka bertindak untuk menyelesaikan setiap kesulitan yang dihadapi rakyat. Bahkan mereka tetap mengemban amanat rakyat, dengan mengutamakan kepentingan rakyat diatas kepentingan pribadi.

Untuk mewujudkan pribadi yang memiliki kepemimpinan yang utuh, setiap diri hendaknya mengacu pada firman Allah SWT, yang menerangkan tentang sifat-sifat yang hendaknya dimiliki oleh pemimpin:
1. Berpengetahuan luas, kreatif, inisiatif, peka, lapang dada dan selalu tanggap:

Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Al Mujadalah: 11)

2. Bertindak adil, jujur dan konsekwen

“ Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha melihat. (QS. Annisa’: 58)



3. Bertanggung jawab.

“ Katakanlah: "Apakah aku akan mencari Tuhan selain Allah, Padahal Dia adalah Tuhan bagi segala sesuatu. dan tidaklah seorang membuat dosa melainkan kemudharatannya kembali kepada dirinya sendiri; dan seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain, kemudian kepada Tuhanmulah kamu kembali, dan akan diberitakan-Nya kepadamu apa yang kamu perselisihkan." (QS. Al An’am: 164)

4. Selektif terhadap informasi.

“ Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang Fasik membawa suatu berita, Maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu. (QS. Al Hujurat: 6)



5. Memberikan peringatan.
Dan tetaplah memberi peringatan, karena Sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman. (QS. Adz-Dzariyaat: 55


6. Memberikan petunjuk dan pengarahan:

“ Dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka sabar[1195]. dan adalah mereka meyakini ayat-ayat kami. (QS. Assajdah: 55)

Jika semua petunjuk diatas dilaksanakan oleh pimpinan dan segenap anggotanya dengan penuh rasa tanggung jawab, maka akan terciptalah mekanisme roda kepemimpinan yang harmonis, berjalan lancar, tertib, dengan demikian keberhasilan dan kemenangan akan mudah dicapai. (Unsur-unsur Managemen menurut ajaran Islam, Jawahir Tanthowi, Drs, Pustaka al Husna, Jakarta:63)

Ketika membicarakan masalah kepemimpinan atau management ada beberapa kelompok:
1. Pimpinan dalam arti sempit, yaitu meliputi pucuk pimpinan dan pimpinan menengah (directing, staffing, organizing dan planning).
2. Pimpinan dalam arti luas, yakni pimpinan bawahan (first line supervisor) dan setiap kepemimpinan yang ada pada penggerak kelompok kecil misalnya (kelompok keluarga serumah, kelompok dalam lembaga sosial, rukun tetangga, rukun warga (organizing dan coordinating)
3. Kepemimpinan dalam arti sebagai pengawas (control)

Karena itu bila melihat siapakah yang dikatakan pemimpin itu? pada dasarnya semua orang adalah pemimpin, tergantung dari ruang lingkup dan kawasannya. Rasulullah SAW pernah berkata:

وَعَنْ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلُ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم يَقُوْلُ: "كُلُّكُمْ راعٍ ، وكُلُّكُمْ مَسْئُوْلٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ ، وَالأِمَامُ رَاعٍ ، وَمَسْئُوْلٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ ، والرَّجُلُ رَاعٍ في أَهْلِهِ وَمَسْئُوْلٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ, وَالْمَرْأَةُ رَاعِيَّةٌ فِيْ بَيْتِ زَوْجِهَا وَمَسْئُوْلَةٌ عَنْ رعِيَّتِهَا ، وَالْخَادِمُ رَاعٍ فِيْ مَالِ سَيِّدِهِ وَمَسْئُوْلٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ ، فَكُلُّكُمْ رَاعٍ وَمَسْئُوْلٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ" متفقٌ عليه

Dari Ibnu Umar Radhiallahu 'an hu, katanya: "Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda: "Kamu sekalian adalah pemimpin, dan kamu akan ditanyakan kepemimpinanmu. Seorang imam adalah pemimpin dan akan ditanya tentang kepemimpinannya. Seorang lelaki adalah pemimpin dalam keluarganya dan akan ditanya tentang kepemimpiannya, seorang isteri adalah pemimpin di rumah suaminya dan akan ditanya tentang kepemimpinannya. Seorang pelayan juga pemimpin dalam harta tuannya dan akan ditanya tentang kepemimpinannya. Maka semua orang dari engkau sekalian itu adalah pemimpin dan akan ditanya tentang kepemimpinannya."(Muttafaq 'alaih)

Demikianlah bahwa Islam mengartikan kepemimpinan itu dalam arti yang luas, bahkan setiap orang itu menjadi pemimpin, bila tidak memimpin orang lain dalam suatu kelompok, atau dalam keluarga. Dia adalah pemimpin terhadap dirinya sendiri, karena itu bagaimana akan sukses memimpin orang lain, sedangkan memimpin dirinya sendiri saja tidak bisa. Karena pemimpin yang baik selalu memulai dari dirinya sendiri, sebagaimana Rasulullah Muhammad SAW, apa yang beliau katakan tentu beliau laksanakan. Sehingga Islam disamping ajaran yang mengandung nilai-nilai hakiki dan kadang normatif, Islam akan menjadi ajaran aplikatif yang berdampak pada perwjudan Islam sebagai rahmat bagi sekalian alam.

12/06/2013

Do'a Road Show Pemasyarakatan Kegiatan Membaca, Perpustakaan Sahabat Terbaik Keluarga



Dalam rangka memasyarakatkan kegiatan gemar membaca, Perpustakaan Nasional menyelenggarakan Road Show Pemasyarakatan Kegiatan Membaca. Kegiatan ini sangat penting, terutama untuk memberikan motivasi pada seluruh masyarakat akan pentinagnya penguasaan ilmu pengetahuan yang dimulai dengan membaca.

Namun karena manusia mempunyai keterbatasan dalam mengingat suatu peristiwa, sehingga perlunya pada setiap keluarga agar mempunyai perpustakaan. Dari perpustaan itu sebenarnya merupakan gudangnya ilmu. Bahkan perpustakaan itu menjadi sahabat setia, terutama dengan koleksi yang bermacam-macam sehingga setiap orang akan merasa senang dengan koleksinya.

Buku-buku itu menjadi sahabat baik dalam suka maupun duka, berneda dengan orang. Mungkin ketika hatinya sedang nyaman dapat nyaman pula untuk diajak bicara, namun ketika hatinya sedang gundah-gulana niscaya dia akan memikirkan dirinya sendiri. Pada kegiatan Road Show itu agar memperoleh keberkahan maka ditutup dengan pembacaan do’a.


أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبَّ الْعَالَمِيْنَ حَمْدًايُوَافِى نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَهُ يَارَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ وَلَكَ الشُّكْرُ كَمَا يَنْبَغِىْ لِجَلَالِ وَجْهِكَ وَعَظِيْمِ سُلْطَانِكَ اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍوَعَلَى اٰلِهِ وَاَصْحَابِهِ اَجْمَعِيْنَ


Ya Allah, Tuhan Yang Maha Penghasih lagi Maha Penyayang, ditangan-Mu segala puji, maka hanya kepada-Mu kami mengucapkan pujian dan menumpahkan rasa syukur. Disebagian dari kenikmatan yang Engkau berikan, sehingga kami dapat mengikuti kegiatan Road Show Pemasyarakatan Kegiatan Membaca, semoga kegiatan ini tercatat sebagai bagian dari amal ibadah kepada-Mu.

Ya Allah, Tuhan yang maha pemberi petunjuk, tunjukkanlah kami pada jalan yang Engkau Ridhai, bukakanlah hati dan pikiran kami untuk selalu membuka tabir ilmu-Mu. Tumbuhkanlah selalu pada hamba-Mu untuk gemar membaca, karena sesungguhnya dengan membaca, jendela dunia akan terbuka luas.

Kami yakin ya Allah, ilmu-Mu maha luas, seluas langit dan bumi bahkan lebih dari itu, lautan menjadi tinta untuk menuliskan ilmu-Mu bahkan ditambah lagi, ilmu-Mu tidak akan habis. Karena itu ya Allah bimbinglah selalu pada hamba-Mu untuk menghayati sunnah-Mu.

Ya Allah, ya haady, terangilah hati dan fikiran kami, agar tidak berbangga diri dengan ilmu yang kami miliki. Jadikanlah kami semua loba terhadap ilmu pengetahuan.

Ya Allah, bimbinglah kami dengan ilmu yang telah kami dapatkan, untuk membentuk mental spiritual sebagaimana para rasul dan anbiya’, menjadi insan yang bijaksana, rendah hati dan dapat memberi manfaat pada kehidupan manusia.

Kami yakin ya Allah, dengan ilmu segala urusan akan menjadi mudah dan ringan, jauhkanlah dari kami, sikap suka memudahkan dan menganggap ringan segala urusan. Engkaulah yang maha besar dan Engkau yang patut untuk diagungkan. Karena itu itu hanya kepada-Mu kami memohon dan hanya kepada-Mu kami kami berserah diri.

رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ اِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَّدُنْكَ رَحْمَةً اِنَّكَ اَنْتَ الْوَهَّابُ

ﺮﺑﻧﺎﺁ ﺗﻧﺎ ﻓﻰ ﺍﻠﺪ ﻧﻴﺎ ﺣﺴﻧﺔ ﻮفى الاﺧﺮﺓ ﺣﺴﻧﺔ ﻮﻗﻧﺎ ﻋﺫ ﺑﺎ ﺍﻠﻧﺎ ﺮ ﻮﺍﻠﺣﻤﺪ ﷲ رب العلمين

12/05/2013

Bersyukur Akan Menjamin Bertambahnya Nikmat



Sesungguhnya Allah memberikan nikmat kepada hambanya berupa nikmat sehat, sempat,panjang umur dan juga hidup. Dengan sehat manusia akan dapat merasakan lezatnya kehidupan dunia, hingar-bingar kehidupan dunia dengan segala romantikanya akan dapat dirasakan dan dinikmati. Demikian pula manusia diberikan kesempatan, sesungguhnya ini juga menjadi sarana untuk merasakan nikmatnya di berikan kesempatan. Kesempatan bekerja dan berkarya, kesempatan untuk makan dan minum, kesempatan untuk berinteraksi sosial, kesempatan untuk menikmati hiburan dan masih banyak kenikmatan-kenikmatan lainnya yang akan dapat dirasakan bila mempunyai kesempatan. Mempunyai kelonggaran waktu dan waktu dapat dimanfaatkan secara proporsisional, dengan tidak mengada-ada sesuatu yang semestinya tidak harus dilakukan.

Bagaimanakah bila waktunya begitu mepet, tidak ada kesempatan untuk meluangkan waktu, satu pekerjaan selesai pekerjaan yang lain sudah mengantri. Nyaris bahwa tidak ada waktu sedikitpun untuk meluangkan kesempatan sehingga waktu-waktu dilalui dengan perasan yang gemrungsung, terburu-buru. Sehingga waktu dilalui dengan tidak adanya kenikmatan. Panjang umur juga menjadi kenikmatan, bila kesempatan panjang umur itu dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT. Demikian pula manusia diberikan hidup, juga menjadi kenikmatan, walaupun pada awalnya manusia dijadikan hidup di dunia ini merupakan kenikmatan yang tidak pernah diminta, kehidupan datang dengan sendirinya karena kehendak Allah. Namun sesungguhnya setelah kelahiran di dunia, menjadi ajang untuk menikmati kehidupan.

Kenikmatan-kenikmatan ini akan terus diberikan oleh Allah, bahkan akan selalu bertambah dan ditambah oleh Allah. Siapapun orangnya menginginkan agar kenikmatannya senantiasa ditambah oleh Allah. Hanya satu kunci dan jaminan yang diberikan oleh Allah SWT yaitu dengan bersyukur:
"Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih". (QS. Ibrahim: 7)

Dalam ayat ini Allah SWT mengingatkan hamba-Nya untuk senantiasa bersyukur atas segala nikmat yang telah dilimpahkan-Nya. Kemudian dilaksanakan-Nya, betapa besarnya faedah dan keuntungan yang akan diperoleh setiap orang yang banyak bersyukur kepada-Nya, yaitu bahwa Dia akan senantiasa menambah rahmat-Nya kepada mereka.

Sebaliknya Allah juga mengingatkan kepada mereka yang mengingkari nikmat-Nya dan tidak mau bersyukur bahwa Dia akan menimpakan azab-Nya yang sangat pedih kepada mereka.
Mensyukuri rahmat Allah, pertama ialah dengan ucapan yang setulus hati, kemudian diiringi pula dengan perbuatan, yaitu menggunakan rahmat tersebut dengan cara dan untuk tujuan yang diridai-Nya.

Dalam kehidupan sehari-hari dapat kita lihat, bahwa orang-orang yang dermawan dan suka menginfakkan hartanya untuk kepentingan umum dan menolong orang-orang yang memerlukan pertolongan, pada umumnya tak pernah jatuh miskin atau pun sengsara, bahkan sebaliknya rezekinya senantiasa bertambah dan kekayaannya makin meningkat dan hidupnya bahagia, dicintai dan dihormati dalam pergaulan. Sebaliknya orang-orang kaya yang kikir, atau suka menggunakan kekayaannya untuk hal-hal yang tidak diridai Allah, seperti judi atau memungut riba, maka kekayaannya tidak cepat bertambah bahkan lekas menyusut. Dalam pada itu ia senantiasa dibenci dan dikutuk orang banyak, sehingga kehidupan akhiratnya jauh dari ketenangan dan kebahagiaan.

Kesalahan yang sering dialami:
• Manusia menilai kenikmatan itu bila mempunyai uang yang banyak, penghasilan berlimpah. Padahal segala suatu yang diberikan oleh Allah pada hambanya itu adalah merupakan kenikmatan, dan sumber kebahagiaan. Namun bila pada saat itu dipandang menjadi balak pada dasarnya karena waktu keluarnya atau tammpaknya yang tidak pas sehingga nyaris dipandanga pada waktu itu tidak berguna.
• Orang yang terbiasa menerima imbalan yang besar, sering kali bila menerima yang kecil akan kurang bersuyukur. Dampak dari sikap ini akan menimbulkan perilaku yang tidak baik, akan mengolok-olok, menggunjing, memfitnah bahkan perbuatan yang dilakukan dengan perasaan tamak jauh dari sikap ikhlas.
• Pembinaan mental rohani dipandang sesuatu yang tidak penting, sehingga ketika mempunyai anak yang shalih dan shalihah, suami atau istri yang bijaksana, ini tidak dipandang sebagai suatu kenikmatan. Ingatlah ketika keluarga bergelimang dengan harta benda namun keluarganya tidak pernah dibina dengan baik. Maka akan berakibat ketidakberkahan dalan hidup. Keluarga akan menghambur-hamburkan harta dengan berjudi, pesta- pora dan berhura-hura. Sehingga keluarga ini akan menjadi sumber fitnah yang tidak berkesudahan.
Karena itu dalam ayat Alquran surat Ibrahim ayat 7 mengatakan bahwa, jika manusia itu selalu bersyukur dan menyukuri segala pemberian Allah, yang besar maupun kecil, yang banyak atau sedikit maka Allah akan menambahkan kenikmatannya kepada manusia.

Oleh karena mindset harus dirubah, dari pola fikir yang materialistik menjadi sosialis religious, membiasakan diri untuk memberi. Namun jangan mengharapkan pemberian kembali dari orang lain. Apalagi mengharapkan imbalan yang lebih baik dari sesama manusia. Karena pengharapan terhadap manusia kadang akan menuai kekecewaan. Persahabatan dan persaudaraan yang telah dibina akan menjadi sirna ketika imbalan yang bersifat materiil itu di harapkan. Rasakan, dalami dan hayati, bahwa ketika kebiasaan untuk memberikan sesuatu kepada orang lain, baik itu berupa barang, jasa atau tenaga dilakukan dengan tulus ikhlas. Tidak ada harapan pengembaliannya, niscaya Allah akan memberinya dengan yang lebih banyak dan lebih baik bahkan kadang dengan hitungan yang tak terhingga. Karena sesungguhnya pemebrian yang tulus ikhlas itu merupkan perwujudan dari rasa syukur kepada Allah. Ketika kesyukurannya bertambah maka Allah akan menambah kenikmatannya dalam segala hal.

12/04/2013

Bahaya Menunda-nunda Pekerjaan



Setiap orang menginginkan hidup tidak ada masalah, namun bila terpaksa ada masalah bukan masalah yang berat dan berarti, tetapi masalah yang biasa-biasa saja yang dapat diselesaikan dengan mudah dan sederhana. Walaupun pada dasarnya bahwa hidup pasti ada masalah, mengapa terjadi masalah. Hal ini karena kesenjangan antara harapan dan kenyataan, orang mempunyai cita-cita, namun dalam mewujudkan cita-cita tidak selamanya berjalan dengan mulus. Ada kerikil-kerikil tajam yang menghambat untuk mewujudkan cita-cita.

Demikian pula dengan pekerjaan yang dijalani oleh manusia, semua orang menginginkan mempunyai pekerajaan yang ringan namun membuahkan hasil yang memuaskan. Namun dalam kenyataannya pekerjaan yang dilakukan terkadang menjadi pekerjaan yang berat dan sulit. Seakan semua pekerjaan membawa resiko, bahkan nyaris tidak ada pekerjaan yang dapat diselesaikan dengan hasil yang memuaskan. Diantara penyebab dari semua ini adalah kebiasaan suka menunda-ninda pekerjaan.

Mengapa diantara kita kadang menunda-nunda pekerjaan. Sesungguhnya menunda-nunda pekerjaan itu adalah suatu kebiasaan buruk, kebiasaan ini terjadi karena menganggap bahwa hari esok masih panjang, tanpa disadari bahwa hari esokpun permasalahan juga menjadi bertambah. Sehingga menunggu hari esoknya kembali juga permasalahan juga semakin banyak. Sehingga berakibat masalah yang sederhana akan menjadi masalah yang berat dan sulit untuk diatasi.

Pernah terjadi pada seoarang karyawan kantor, sebagai seorang staf dia selalu diberi tugas oleh atasannya untuk melaksanakan suatu pekerjaan, namun dia tidak dengan segera melaksanakan. Setiap tugas diterimanya dengan jawaban yang singkat ya pak atau dengan kata siap pak. Dari hari kehari sampai berganti pekan, pekerjaan itu belum dilaksanakan malah telah diberi tugas yang baru lagi. Sudah menjadi kebiasaan bahwa pada akhir bulan diselenggarakan meeting untuk membahas tugas-tugas yang telah dibebankan pada masing-masing karyawan.

Apa yang terjadi dengan karyawan yang suka menunda-nunda pekerjaan itu, ternyata pada minggu terakhir pekerjaan tersebut baru dikerjakan. Dia berusaha untuk datang lebih awal, setelah apel pagi langsung mengerjakan tugas, ternyata waktu berlalu begitu cepatnya, seakan baru saja datang, tiba-tiba sudah terdengar kumandang azan zuhur. Akhirnya merasa tanggung dengan pekerjaan yang sedang dikerjakan dia tetap tekun dengan pekerjaannya, sehingga lupa dengan makan siang bahkan shalat zuhurnyapun dikerjakan pada akhir waktu. Baru saja istirahat untuk shalat kemudian memulai dengan pekerjaannya, tiba-tiba terdengar kumandang azan shalat Ashar. Sehingga pekerjaannya di bawa pulang ke rumah. Maksud hati akan diselesaikan dan lembur di rumah. Tetapi ternyata setelah sampai di rumah yang terjadi adalah rasa letih, ngantuk dan tidak bisa menyelesaikan pekerjaan. Akhirya pada keseokan harinya datang kembali ke kantor lebih awal satu pekerjaan selesai menyusul pekerjaan lainnya, sementara waktunya semakin mepet dengan minggu terakhir untuk meeting.

Perasaan gusar, takut dan malu bercampur jadi satu, sehingga tugas yang diberikan tidak dapat diselesaikan dengan baik. Sehingga ketika waktu meeting telah datang, masing-masing sataf dipersilahkan untuk melaporkan kinerjanya. Ternyata pekerjaan banyak yang salah. Maka apa kata pimpinan, dia dipandang sebagai karyawan yang tidak becus dalam menjalankan tugas, pimpinan menjadi marah karena merasa disepelekan oleh stafnya. Pimpinan menjadi pusing, karyawan tersebut juga menjadi pusing. Sehingga sehabis meeting bukannya reward yang dipeoleh namun justru cacian dari atasan dan olok-olokan dari sesama karyawan.

Inilah gambaran singkat dari akibat orang yang suka menunda-nunda pekerjaan, dan secara gamblang bahwa menuda-nunda pekerjaan berdampak pada:
1. Pekerjaan yang mudah akan menjadi sulit dan rumit.
2. Pekerjaan tidak akan dapat diselesaikan dengan baik.
3. Akan merugikan perusahaan.
4. Orang akan rentan terkena stress.
5. Akan menciptakan suasana tidak kondusif.
6. Akan menjadi pribadi yang egois dan individualistik.
7. Akan menjadi orang yang rugi.
8. Orang akan rentan mudah terserang beraneka macam penyakit, stamina semakin menurun, kekebalan tubuhnya juga menurun sehingga mudah terserang penyakit.
9. Rawan terjadi kematian secara dini, bisa mati secara total dalam arti tidak dapat menghirup udara dunia. Namun bisa juga matinya organ dan saraf tertentu sehingga tidak dapat menikmati hingar-bingar kehidupan dunia.

Cobalah kita renungkan dengan pekerjaan-pekerjaan rutin yang terbiasa telah dilakukan, bayar rekening listrik, telephon, air, pajak kendaran bermotor, jatuh tempo dan tenggang waktu tekah ditentukan namun selalau ditunda-tunda. Maka bila sampai terlambat akan terkena denda. Yang lebih parah lagi bila menunda-nunda untuk membayar hutang, maka akan hilang kepercayaan, orang tidak mau mempercayainya lagi.

Karena itu Allah SWT sebagai pencipta dan penguasa seluruh alam semesta memberikan petunjuk, agar segera bergegas untuk menyelesaikan pekerjaan dan beralih melaksanakan pekerjaan yang lain. Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain”. (QS. Alam Nasyrah: 7)

Ketika hamba Allah selalu bersungguh-sungguh dalam menjalankan tugas dan pekerjaannya, maka Allah menjamin bahwa pada setiap kesulitan pasti ada kemudahannya, dengan demikian beban yang dirasa berat akan berkurang, bahkan akan hilang. Namun sebaliknya bila pekerjaan itu selalu ditunda-tunda maka beban ringan akan menjadi berat, perkerjaan yang sedikit akan menumpuk. Sehingga akan menjadi penderitaan yang terus-menerus.

12/03/2013

Berpakaian Rok Mini, Tantangan dan Bahayanya


Pakai rok mini untuk sebagian wanita menjadi kepuasan, kebutuhan atau mengikuti trend. Kalau itu kepuasan, mengapa hanya mengejar kepuasan diri sendiri saja, atau untuk menyenangkan orang lain (teman, pacar, orang tua, saudara, bos atau lainnya). Kalau itu merupakan kebutuhan tentunya koleksi pakaianya mayoritas rok mini. Kalau mengikuti trend tentu akan berganti-ganti seiring dengan trend pada waktu itu.

Pada acara talk show, ketika bintang tamunya adalah wanita dengan rok mini, nampak jelas sekali bahwa posisi duduknya ternyata dalam keadaaan yang terasa tidak nyaman, bila duduk dengan posisi miring tentu pinggul yang sebelah akan nampak, bila salah satu kaki ditindihkan maka pinggul bagian bawah pinggul akan nampak, bila duduk dengan posisi kaki merapat ke depan, maka bila hendak berdiri akan susah, belum lagi bila membuka sedikit saja maka kain segitiga penutup barang di antara dua paha akan nampak. Dalam musik dangdut “buka sitik jos” sengaja mencari sensasi, para penontonnya tidak segan-segan untuk memelototi goyangannya, semakin ngesot semakin jos membuat histeria para penonton.

Pada suatu saat ada seorang wanita separuh baya, dia masih tampak tanda-tanda bekas kecantikannya ketika muda, kulit yang nampak putih bersih, walaupun sudah ada bintik- bintik hitam dan kemerahan pada kulit yang menandakan bahwa dia sebenarnya sudah tidak remaja lagi. Wanita tersebut ternyata sedang mengantar dan menunggui keluarganya yang sedang antri untuk menunggu periksa dokter. Dengan posisi yang saling berhadapan di antara para penunggu. Ternyata pas di depan wanita cantik itu ada beberapa orang laki-laki yang mau periksa dokter. Nampak salah tingkah, risih dan serba salah, walaupun laki-laki tersebut tergolong sudah tua namun ternyata sesekali masih menyarangkan pandangan tertuju pada paha mulus wanita yang ada dihadapannya. Demikian pula para penunggu yang lain, baik itu laki-laki yang lain atau wanita yang lain, tentu suatu saat akan mengarahkan pandangan pada suatu obyek yang pas ada di depannya. Walaupun sudah berupaya untuk tidak melihat, namun karena posisinya ada di depannya dan saling berhadapan, dengan pas dan terpaksa mengarah pada obyek tersebut.

Apakah ada larangannya bila memandang, mungkin bagi wanita tersebut bukan bermaksud untuk dilihat orang atau bisa juga mencari sensasi, ingin menunjukkan bahwa dirinya masih cantik, menarik dan layak dipandang bahkan diidolakan banyak laki-laki. Bagaimanakah bila itu menjadi obyek pandangan, seluruh orang tertuju padanya, bila pandangan itu hanya sesaat tentu wanita tersebut akan merasa berbangga diri, namun bagaimanakah bila banyak orang yang memelototi dalam tempo yang lama. Hal ini bisa juga mengagumi atau sebaliknya mereka mengolok-olok. Dua hal berlawanan yang sulit untuk dipisahkan. Demikian pula wanita tersebut didalam hati akan merasa risih, puas, bangga atau perasaan-perasan yang lain. Tidak bisa digeneralisasikan bahwa mereka suka atau benci atau biasa-biasa saja. Rasulullah SAW pernah memberikan pesan kepada Ali, dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dari Abdullah bin Buraidah dari ayahnya:

يَا عَلِيُّ, لَا تُتْبِعِ النَّظْرَةَ النَّظْرَةَ فَاِنَّ لَكَ الْاُولَى وَلَيْسَتْ لَكَ الْاَخِرَةُ


“ Hai Ali, janganlah ikuti pandangan pertama dengan pamandangan kedua, karena pandangan pertama untukmu (dimaafkan) dan pandangan kedua tidak untukmu (tidak dimaafkan)”.

Kita sadari bahwa penglihatan akan mengarah pada fokus tertentu yang untuk selanjutnya akan menimbulkan interpretasi yang bermacam-macam. Disamping bagi orang lain, wanita tersebut juga duduk dalam posisi yang tidak nyaman, bahkan nampak seperti salah tingkah. Sesekali bahkan berulang kali wanita tersebut berupaya untuk mengalihkan perhatian dengan berpura-pura menelephon, kirim sms atau face bookan. Satu tindakan, namun manimbulkan ketidaksenangan, apakah akan dibiarkan dan dibiasakan, kebiasaan-kebiasaan semacam ini. Ingat bahwa Indonesia adalah negara religious, yang menjunjung tinggi budaya dan norma-norma keagamaan. Area publik tidak bisa disamakan dengan didalam pesta atau didalam diskotik.
Maka jelas bila budaya Barat dengan terang-terangan diadopsi apa adanya, berjalan-jalan di pusat keramaian dan area publik, rumah sakit, pasar, mol tentu akan mengundang perhatian. Memang keelokan tubuh wanita tidak akan berkurang bila dipandang ribuan bahkan jutaan orang, namun sesungguhnya di balik keelokan tubuh wanita tersebut menyimpan aura yang tidak bisa dilihat dengan mata kepala. Sehingga banyak sekali wanita yang secara fisik, seorang atau beberapa wanita tidak lebih menarik dari wanita yang lain. Tapi pesona wanita tersebut menarik perhatian publik, aura dan inner beauty sungguh mengagumkan dan membuat simpatik orang banyak.

Sesungguhnya pada diri wanita itu telah tersimpan keindahan dan keanggunan, setiap orang akan mengaguminya, ibarat pakaian yang mahal akan terimpan didalam etalase atau lemari kaca. Tidak sembarang orang dapat memegangnya, kecuali orang-orang yang serius ingin memilikinya. Namun bila pakaian itu adalah pakaian yang murah atau pakaian yang mahal namun sudah didiscon maka akan digantung, diecerkan dan di dasarkan disembarang tempat, semua orang dapat memegangnya, bahkan dapat coba- mencobanya, mereka hanya akan sekedar melihat-lihat, atau meilih-milih dan memegang-megang saja. Sehingga lama-kelamaan pakain tersebut akan menjadi kusut, lusut, kotor dan nyaris menjadi barang yang tidak berharga sama sekali.

Islam memberikan hadir memberikan solusi atas semua permasalahan umat manusia, Islam memberikan kebebasan kepada umatnya, bahwa setiap aturan syari’at pasti akan mendatangkan kemaslahatan. Setiap wanita diwajibkan untuk menutup aurat, sesunggunya semua yang ada pada wanita adalah aurat, tidak boleh dipertontonan kepada orang lain yang bukan muhrimnya. Kecuali untuk muka dan telapak tangannya. Dengan menggunkan pakaian ini wanita akan bebas untuk bergerak, duduk dengan posisi apapun tidak akan membuat risih orang-orang yang ada disekitarnya. Allah SWT telah memberikan petunjuk:

“ Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah Menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak- budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, Hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung”. (QS. Annur: 31)

Berdasarkan Riwayat dari Aisyah, bahwasannya Asma’ binti Abu Bakar datang menemui Rasulullah SAW dengan mengenakan pakaian tipis, Rasulullah memalingkan muka darinya dan berkata:

يَا أَسْمَاءُ اِنَّ الْمَرْأَةَ اِذَابَلَغَتِ الْمَحِيْضَ لَمْ تَصْلُحْ أَنْ يُرَى مِنْهَا اِلَّا هَذَاوَهَذَا

“Hai Asma’, sesungguhnya apabila seorang wanita telah haidh (mencapai usia baligh), maka tidak boleh terlihat darinya kecuali ini dan ini (beliau mengisyaratkan kepada wajah dan telapak tangannya)”.

Pada tahun 1988- an ketika busana muslim belum begitu populer, karena pada tahun-tahun tersebut belum begitu banyak muslim Indonesia yang mengenakan busana muslim (yang menutup aurat). Namun ada seorang guru pada sekolah SMA swasta yang mengenakan busana muslim, menutup aurat dan longgar, sehingga benar-benar auratnya tertutup demikian pula lekukan-lekukan pada tubuhnya tidak nampak sama sekali. Suatu saat secara tidak sengaja long dresnya menyangkut pada bangku belajar sehingga betisnya disaksikan oleh salah seorang siswa laki-laki. Bagaimanakah ekpresi siswa laki-laki tersebut, ternyata luar biasa, dia amat takjub. Beda denga teman-teman dikelasnya dan wanita-wanita lain yang selalu terlihat betisnya, bahkan dari lutut kebawah kelihatan saja, di lihatnya sebagai hal yang biasa. Namun ternyata melihat wanita berjilbab justru akan menimbulkan penasaran, kagum,hormat dan segan. Mengapa demikian? Jawabannya itulah rahasia wanita, tanpa diperlihatkanpun ternyata sudah amat menarik,namun bila diperlihatkan secara vulgar kadang bisa mengurangi rasa simpati orang lain.