10/27/2013

Kiat Mengatasi Rasa Malas


Malas merupakan sifat buruk manusia yang hendaknya dihindari, bila ingin menjadi orang yang sukses meraih prestasi, karya dan karier. Banyak orang yang melihat kesuksesan dan keberhasilan orang lain dari hasil yang mereka peroleh. Ada keluarga yang dapat mewariskan kesuksesannya kepada anak-anaknya, orang berhasil mendidik anak-anaknya menjadi anak yang shalih dan shalihah. Namun orang yang melihat keberhasilan orang lain ini tidak melihat betapa proses perjalanan hidup yang harus dijalankan. Orang yang sukses kadang tidak memperdulikan waktu, orang yang selalu siap menghadapi segala macam resiko, orang yang dalam hidupnya selalu dipenuhi dengan semangat dan perjauangan. Tekun, ulet, rajin dan berdisplin selalu menjadi prinsip hidupnya. Sehingga orang yang demikian ini tidak pernah melalaikan kesempatan yang telah ada. Kesempatan datangnya hanya sekali, maka amat disayangkan bila menyia-nyiakan kesempatan.
Ada lagi orang yang memperoleh sesuksesan, dapat membangun perusahaan dengan karyawan yang banyak, rumah dan kendaraannya serba mewah, saat hari libur senantiasa menyempatkan hari-harinya untuk berkumpul bersama keluarganya. Orang yang suka bermalas-malasan suatu saat berjalan-jalan menyaksikan pemandangan kehidupan yang serba wah. Pemandangan itu berupa rumah, bangunan dan kendaraan, mereka hanya terkagum-kagum saja, merasa iri dan memandang dirinya sebagai orang yang kecil yang tidak berdaya. Bila hal ini dibiarkan tentu akan mengakibatkan pribadi yang rendah diri (minder), namun bila dorongan keinginan yang kuat untuk dapat meraihnya secara instan maka akan terdorong melakukan kegiatan-kegiatan yang bertentangan sedang kaidah syar’i maupun negara. Seperti ingin memiliki harta dan kekayaan orang lain dengan jalan pintas, misalnya dengan mencuri, merampok, merampas atau jual beli barang haram dan sebagainya. Orang yang demikian inipun karena melihat kesuksesan orang lain pada saat itu, tidak melihat proses, perjuangan dan pengorbanan yang dilakukan dengan terus menerus dan bersungguh-sungguh, tidak pernah berputus asa. Bahkan setelah selesai melakukan perbuatan maka akan bersegera melakukan perbuatan yang lain. Orang yang demikian ini tidak mengenal kata malas.
Sabaliknya orang yang berkarakter buruk, selalu menghindar dari kegala macam kesempatan, peluang, bahkan perencanaan yang telah diprogramkan juga tidak pernah dijalankan, karena malas. Penyakit malas ini datangnya secara tiba-tiba, bahkan kadang tidak pernah memperhitungkan akibat dari sikap malas ini. Dapat di bayangkan bagaimana seorang yang telah membuat perjanjian dengan klien, misalnya rencana mau bertemu disuatu tempat untuk membuat kesepakan bersama. Ketika waktunya hampir sampai, tiba-tiba dibatalkan karena alasan-alasan yang sepela, bahkan kadang-kadang alasan itu di buat-buat untuk melegalkan alasan pembatalan.
Orang yang malas selalu memandang setiap pekerjaan akan dapat dilakukan dengan cepat pada waktu yang lain, sehingga mereka sering menunda-nunda pekerjaan. Padahal waktu yang akan datang kadang masih malas juga untuk diselesaikan. Dengan kondisi yang demikian ini maka pekerjaan akan selalu menumpuk sehingga menjadi permasalahan yang sulit untuk dicari jalan keluarnya, diibaratkan seperti benang kusut yang susah untuk dicari ujung dan pangkalnya.
Seandainya menjadi seorang pelajar yang malas untuk belajar, bagaimanakah dengan kegiatan belajarnya, tentu akan ketinggalan dan prestasi akademisnya menurun. Bila seorang pedagang malas untuk membuka tokonya lebih awal karena malas, betapa banyak pelanggan yang menjadi kecewa sehingga kehilangan banyak pelanggan. Bila malas bangun pagi maka hari-harinya akan terasa lebih pendek dan hidup menjadi kurang bermakna. Seorang petani bermalas-malasan untuk bekerja kesawah maka hasil panennya akan menurun. Bila karyawan malas untuk berangkat lebih awal maka akibatnya hidupnya akan terlalau banyak resiko, gaya hidup yang semrawut. Bila itu pelajar bermalas-malasan ketiap akan berangkat sekolah, maka akan terlambat masuk kelas sehingga belajar tidak dengan normal karena harus menyelesaikan hukuman terlebih dahulu. Dan tentunya masih banyak lagi akibat dari sikap malas itu.
Mengapa manusia cenderung bersikap malas, hal ini tidak lain karena tidak mau mengambil kesempatan, sikap ini akan menjadi lebih parah bila tidak segera diatasi. Cara mengatasinya adalah dengan cara memerangi sikap malas itu. Tidak ada kesuksesan dan keberhasilan bila diikuti dengan sikap malas, tidak ada kebahagiaan bila hanya bermalas-malasan. Ahli hikmah mengatakan “ man jadda wajada” siapa yang bersungguh-sungguh maka kelak akan menuai keberhasilan.
Kiat mengatasi rasa malas:
1. Bangkitkan bangkitkan energi dalam diri kita, bahwa bermalas-malasan adalah perbuatan yang tidak berguna dan kelak akan mendatangkan penyesalan. Hal ini harus disadari betapa dahulu ketika pernah bermalas-malasan ternyata telah kehilangan kesempatan untuk meraihnya. Sehingga kesempatan tersebut akhirnya diambil orang lain.
2. Menumbuhkan kebiasaan disiplin diri dan menjaga kebiasaan positif tersebut. Sekalipun seseorang memiliki cita-cita atau impian yang besar, jika kemalasannya mudah muncul, maka cita-cita atau impian besar itu akan tetap tinggal di alam impian. Jadi, kalau Anda ingin sukses, jangan mempermudah munculnya rasa malas.
3. Berolahraga yang teratur dan terukur. Olah raga salah satu upaya untuk menstabilkan metabolisme tubuh, peredaran darah semakin lancar, otot-otot bekerja dengn aktif demikian pula susunan urat syaraf. Namun tentu saja harus terukur, kalu untuk menjaga kebugaran tubuh dengan senam, jalan, bersepeda, lari-lari kecil asal dilakukan dengan rutin tentu akan tercipta kebugaran, sehingga akan selalu sigam dalam menghadapi segala macam pekerjaan.
4. Makan dan istirahat yang teratur dan terukur. Makan dan istirahat kadang menjadi satu kesatuan, karena makan yang berlebihan dalam kwantitas maka akan menimbulkan rasa kantuk, sehabis makan bukannya menjadi semangat dalam bekerja, namun sebaliknya menjadi malas. Karena itu Rasulullah Muhammad memberikan petunjuk bahwa perut manusia itu ada tiga tempat, sepertiga untuk makan, sepertiga untuk minum dan sepertiga untuk udara. Ini bila makan kita terukur namun bila tidak terukur, karena makanannya enak-enak maka akan terus ditambah. Apalagi bila makan dengan sambal, bila sambalnya habis dan nasinya masih ada maka akan tambah sambalnya, bila nasi habis dan sambalnya masih ada maka akan menambah nasinya. Dengan demikian nafsu makan akan terus bertambah, sehingga seisi perut terisi nasi, akibatnya menjadi malas dan kantuk.
5. Istirahat yang cukup. Istirahat yang paling baik adalah tidur, karena dengan tidur seluruh organ tubuh manusia akan beristirahat, termasuk pikirannya. Namun istirahat yang cukup sesungguhnya tidak ditentukan oleh banyak sedikitnya waktu. Karena tidur yang berkualitas bisa jadi satu jam sudah merasakan puas dan cukup hal ini terutama untuk tidur diwaktu siang. Namun bila tidur itu tidak berkualitas sehari penuh untuk tidurpun terasaa masih kurang, berat untuk bangun dan maunya terus berbaring di tempat tidur.
6. Biasakan untuk membaca kisah orang-orang sukses, baik dengan membaca buku, majalah atau bertanya langsung kepada orang yang dipandang sukses.
7. Bila kita menyadari bahwa malas itu adalah pekerjaan syetan, maka agar bersegera mengambil air wudhu atau mandi, dan tegakkan shalat.
8. Biasakan untuk membaca Alquran, karena Alquran bisa menjadi obat bagi orang yang membaca atau mendengarkan Alquran. Lebih bagus lagi selalu ditingkatkan untuk membaca arti dan tafsirnya.
9. Namun ternyata bila rasa malas itu sudah demikian mendominasi jiwa dan semangat, sehingga menjadi tidak bergairah, cobalah untuk duduk sebentar dengan posisi tenang, kemudian tarik nafas pelan-pelan lalu ditahan dan dikeluarkan lagi dengan pelan-pelan pula. Dengan mata terpejam diulangi lagi sambil bervisualisasi, bahwa ketika menarik nafas ita sedang menyerap energi positif dan ketika menahan energi positif seakan-akan sedang pertarung melawan energi negatif dan dengan pelan-pelan dalam pertarungan tersebut ada energi negatif yang gugur dan akhirnya keluar. Terus lakukan hingga energi negatif tersebut hilang semua.
10. Ingatlah bahwa bermalas-malasan bisa mendatangkan penyakit jasmani dan rohani. Malas dalam arti jasmani tidak mau melakukan aktifitas apapun kecuali duduk-duduk santai, tiduran atau hanya melakukan pekerjaan yang tidak terlalu penting. Bagaimanakah bila bermalas-malasan telah selesai makan, maka akan menimbulkan obesitas, menambah timbunan lemah dan kolerterol, maka penyakit jasmani akan muncul dari yang ringan ditandai kepalaa pusing, leher terasa kaku sampai pada penyumbatan pembuluh darah yang menimbulkan jantung koroner dan penyakit-penyakit kronis lainnya. Adapun penyakit rohani yang terjadi adalah rasa iri, tamak, rakus, loba. Ingat bahwa penyakit hati ini juga akan menimbulkan penyakit jasmani.
Ingin sukses, harus rajin, tekun, disiplin kerja keras, usaha dan ikhtiar, bila ternyata ada perasaan malas, maka perasaan ini harus dihilangkan. Hal ini tentu saja tidak menafikan sudah rajin, tekun, disiplin, berusaha dan tawakal namun ternyata tidak bisa meraih kesuksesan sebagaimana orang lain. Hal ini perlunya bemuhasabah, mungkin telah melakukan kesalahan-kesalahan yang tidak disadari bahwa hal-hal yang dilakukan ini adalah merupakan kesalahan. Inilah perlunya evaluasi, walaupun itu berkaitan dengan diri sendiri. Mengevaluasi diri sendiri lebih sulit dari pada mengevaluasi orang lain, karena itu mintalah saran pada orang lain yang kompeten dan kapabel dalam bidang tersebut.

10/22/2013

Do’a Peringatan Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928


Sumpah Pemuda adalah momen bersejarah dalam perjalanan hidup bangsa. Dimana para pemuda-pemudi bangsa Indonesia, tergerak untuk menghilangkan sekat-sekat penyebab runtuhnya negara dan tercabik-cabiknya negara Indonesia dalam konsep perjuangan berkelompok.
Karena itu para pemuda bertekad untuk bersatu dalam perbedaan, suku, ras, agama, adat istiadat. Semangat Sumpah Pemuda bergema diseluruh Nusantara. Karena itu, mengingat pentingnya peristiwa Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928, maka setiap tanggal 28 Oktober diselenggerakan upacara bendera, dan ditutup dengan pembacaan doa.

أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبَّ الْعَالَمِيْنَ حَمْدًايُوَافِى نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَهُ يَارَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ وَلَكَ الشُّكْرُ كَمَا يَنْبَغِىْ لِجَلَالِ وَجْهِكَ وَعَظِيْمِ سُلْطَانِكَ اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍوَعَلَى اٰلِهِ وَاَصْحَابِهِ اَجْمَعِيْنَ.
Ya Allah, ya Rahman ya Rahim, puji dan syukur kami panjatkan kehadirat-Mu, atas segala kenikmatan yang Engkau berikan, sehingga pada pagi hari ini kami dapat mengikuti Upacara Bendera peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-85 tahun 2013 dalam keadaan tenteram, damai dan sejahtara, semoga kegiatan ini Engkau catat sebagai amal ibadah kepada-Mu
Ya Allah, ya Maliku ya quddus, jadikanlah Upacara Bendera ini sebagai upaya memperkokoh rasa persatuan dan kesatuan bangsa kami. Jauhkanlah dari segala bentuk perpecahan dan permusuhan. Kobarkanlah semangat kebhinekaan, berbeda dalam suku, bahasa, agama dan adat istiadat, namun kami bersatu dalam membangun bangsa, menuju terciptanya negara yang adil dan makmur materiil dan spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
Ya Allah, kuatkanlah idiologi, mental dan spiritual untuk menjadi dasar pijakan kami. Agar setiap amal perbuatan, dapat kami pertanggungjawabkan, kepada pemimpin kami, kepada rakyat kami, dan kelak kepada Ilahi Rabbi, zat penguasa alam semesta yang Maha Adil dan Bijaksana, yang tak pernah menghilangkan amal baik dan buruk hamba-Nya.
Ya, Allah Tuhan Yang Maha Kuasa, bimbinglah para pemuda dan pemudi harapan bangsa. Tangguh dalam berkarya, kuat dalam berpendirian, bersegera untuk menegakkan kejujuran dan keadilan, serta senantiasa berlomba dalam kebaikan. Jadikanlah para pemuda-pemudi pelopor perubahan yang bermartabat, menjunjung tinggi etika dan moral serta mengedepankan semangat nasionalisme. Jauhkanlah sifat tamak, iri dan dengki, serta segala perilaku yang menjadi larangan agama dan negara.
Karena itu ya Allah, tunjukkanlah kepada kami jalan yang benar, sebagaimana jalannya orang-orang yang Engkau berikan kenikmatan dan bukan jalannya orang-orang yang Engkau hinakan. Karena itu hanya kepada-Mu kami memohon dan hanya kepada-Mu kami berserah diri.
Ya Allah, ya haadi, janganlah Engkau palingkan hati kami dari ketaatan setelah Engkau berikan petunjuk, teguhkanlah semangat juang kami dalam melanjutkan perjuangan para pendahulu kami.
Ya Allah ya Ghaffar, ampunilah dosa kami, orang tua kami, para pemimpin kami, kabulkanlah permohonan kami, amin.
رَبَّنَا اٰتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى الْاٰ خِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ, وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.

10/15/2013

Jaga Kehormatane Wong Islam, Khutbah Bahasa Jawa


Sesami tiyang Islam punika sedherek, kathah ayat Alquran lan hadits nabi Muhammad SAW ingkang ngaturaken mekaten punika. Pramila ing antawis setunggal muslim kalian muslim sanesipun punika kedah sami ningkataken raos welas-asih, tulung tinulung lan wasiat-winasiatan ing perkaws kesahenan. Hadits nabi sampun ngendikakaken bilih tiyang Islam kalian sanesiapun dipun ibarataken setunggaling bangunan ingkang sami paring kekiatan. Wonten ugi ingkang ngendikakaken ing anatawis setunggal tiyang Islam kalian sanesipun punika kados setunggal badan, menawi salah setunggalipun sakit sanesipun ugi badhe ngraosaken sakit.
Tiyang Islam dhemen ngina, saget ugi ingkang dipun ina langkung sae tinimbang ingkang ngina, mekaten punika sampun cetha dipun ngendikakaken dening Allah SWT.Kanthimekaten prayoginipun menawi wonten awonipun tiyang Islam sanes kedah dipun emutaken kanthi sae. Jalaran menawi paring pemut dhateng muslim sanes sak jatosipun niku namung paring pimut dhateng pribadinipun piyambak. Kangge jelasipun kita aturaken mawi seratan khutbah Jum'at.
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِىْ جَعَلَنَا أُمَّةً وَسَطًا لِنَكُوْنَ شُهَدَاءَ عَلَى النَّاسِ وَيَكُوْنَ الرَّسُوْلُ عَلَيْنَا شَهِيْدًا. اَشْهَدُ اَنْ لآاِلٰهَ اِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ. وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَاَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ, اَمَّابَعْدُ: فَيَااَيُّهَاالْمُسْلِمُوْنَ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِى بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ
Para sedherek Kaum Muslimin Rahimakumullah.
Wonten kesempatan khutbah punika kawula tansah paring pemut dhateng kita sedaya, mangga kita tansah ngudi ningkataken iman lan taqwa dhumateng Allah, kanthi nindakaken dhawuh-dhawuhipun Allah lan nilar sedaya awisanipun. Tentu kemawon kanthi usaha lan ikhtiar kanthi saestu, jalaran satuhunipun manungsa punika dipun ciptakaken dening Allah kanthi sak bagus-baguse kedadosan. Malah wonten ing salebetipun Alquran, tiyang Islam punika dipun titahaken dening Allah minangka sak bagus -baguse umat.
Kangge nglestantunaken kasempurnanipun manungsa lan pinilihipun umat Islam kita tansah ngudi sifat welas-asih, mong- tinemong, wasiat-winasiatan saperlu njagi kehormatanipun tiyang-tiyang Islam. Allah SWT sampun paring pemut dhateng kita sedaya:
“Satemene wong-wong kang padha seneng yen (kabare) lelakon kang banget alane iku sumebar ana ing kalangane wong-wong kang padha iman, iku bakal nampa pasiksan kang banget larane ana ing dunya lan ing akherat. Lan Allah mirsani, sedheng sira kabeh ora padha mangerteni (QS. Annur: 19)

Ayat Alquran punika ngengetaken dhateng kita, bilih menawi wonten ala lan kekiranganipun sedherek muslim boten pareng dipun sebaraken. Malah prayoginipun dipun tutup kanthi paring pemut bilih ing dunya punika boten wonten manungsa ingkang sampurna, kejawi tiyang ingkang tansah ngudi kasempurnan. Kita kedah enget bilih tiyang ingkang nyebaraken aibipun sedherek muslim punika boten langkung sae, margi Allah SWT sampun ngengetaken dhateng kita:
“ He wong-wong kang padha iman, aja nganti sawiji kaum ngina marang kaum liyane (jalaran) kena uga kaum (kang ina iku) luwih apik tinimbang kaum (kang ngina)”. (QS. Al Hujurat: 11)
Kanthi mekaten ing ayat saterasipun Allah ngengetaken:
“He wong-wong kang padha iman, padha ngadohana saking akeh-akehe penyana, satemene saperangan saking penyana iku dosa lan sira kabeh aja padha nggolek-golek kesalahane wong liya lan setengah sira aja ngandha (ngrasani) ala marang setengah liyane”. (QS. Al Hujurat: 12)

Para sedherek Kaum Muslimin Rahimakumullah.
Kanthi mekaten minangka dados akhlaq ingkang luhur, menawi wonten aibipun sedherek muslim kita usahakaken ampun ngantos sumebar, amargi sajatosipun aibipun sedherek muslim punika ugi aibipun pribadinipun piyambak, mekaten punika midherek pangandikanipun rasul. Kita boten dipun parengaken nyebaraken aibipun sedherek muslim lan dipun dhawuhi jagi kehormatanipun amargi:
1. Antawis sesami muslim dipun ibarataken kados satunggaling bangunan, rasul ngendika:
اَلْمُؤْمنُ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضاً (متفق عليه)
“Wong mukmin siji kelawan liyane kaya dene bangunan kang bagian-bagiane padha ngukuhake”. (HR.Buchari Muslim).

2. Antawis sesami muslim dipun ibarataken kados setunggal jasad (badan), Rasulullah SAW ngendika:

مثَلُ الْمُؤْمِنِيْنَ فِي تَوَادِّهِمْ وتَرَاحُمِهِمْ وتَعَاطُفِهِمْ ، مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَداعَى لهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ والْحُمَّى " متفقٌ عليه .
“ Perumpamaan wong-wong mukmin ing dalem pada nrisnani, welas-asih lan pada nyantuni iku kaya dene awak sawiji. Lamun salah sawijine awak krasa lara, mangka kabeh awak ngrasakake lara, merga melu ngrasakake lara, jumeneng, ora isa merem, sarta krasa panas”. (HR. Buchari Muslim)
3. Antawis sesami muslim punika dados sedherek, rasul ngendika:
اَلْمُسْلِمُ أَخُو الْمُسْلِمِ ، لَا يَظْلِمُهُ ، وَلَا يُسْلِمُهُ ، مَنْ كَانَ فِيْ حَاجَةِ أَخِيْهِ كَانَ اللهُ فِيْ حَاجَتِهِ ، وَمَنْ فَرَّجَ عَنْ مُسْلِمٍ كُرْبةً فَرَّجَ اللهُ عَنْهُ بِهَا كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ ، وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِماً سَتَرهُ اللهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ (متفقٌ عليه)
“Wong Islam siji kelawan liyane iku dadi sedulur. Aja nganiaya, aja nyerahke marang musuhe. Sapa wonge aweh pitulungan marang sedulure, mangka Allah bakal nulung ing dalem hajate. Lan sapa wonge maringi kelonggaran marang muslim liyane nalika nampa susah, mangka Allah bakal maringi kelonggaran wong iku seka susah saking akehe kesusahan ing dina Qiyamat. Lan sapa wonge nutupi aibe sawijine muslim, mangka Allah bakal nutupi aibe wong iku ing dina Qiyamat”. (HR. Buchari Muslim)
4. Allah bakal bikak aibipun tiyang-tiyang ingkang dhemen bikak aibipun sesami muslim, Rasulullah SAW ngendika:
لَاتُؤْ ذُواْ عِبَادَ اللهِ وَلَا تُعَيِّرُوْهُمْ وَلَا تَطْلُبُواْ عَوْرَاتِهِمْ فَاِنَّهُ مَنْ طَلَبَ عَوْرَةَ أَخِيْهِ الْمُسْلِمِ طَلَبَ اللهُ عَوْرَتَهُ حَتَّى يَفْضَحَهُ فِيْ بَيْتِهِ (رواه احمد)
“Sira aja pada gawe pilara kawulane Gusti Allah lan aja ngelek-elek. Aja goleki aibe dheweke, merga, sapa wonge goleki aibe sedulure kang pada muslim, yekti Allah bakal goleki aibe hingga aibe teka ngumahe”. (HR. Ahmad)

Para sedherek Kaum Muslimin Rahimakumullah.
Aib punika ingkang dados cacatipun sedaya tiyang, kanthi aib punika kathah tiyang ingkang ical kehormatanipun. Kanthi mekaten, midherek saking Alquran lan hadits nabi sinaosa sedaya tiyang mesthi gadhai aib, kita boten dipun parengaken nyebaraken aibipun liyan. Margi saget ugi ingkang nyebaraken aib punika boten langkung sae. Malah saget ugi aibipun piyambak ingkang badhe sumebar. Pramila mangga kita nyuwun dhateng Allah, mugi-mugi dipun tebihaken saking sifat lan akhlaq punika, amin.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِى الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ وَنَفَعَنِى وَاِيَّا كُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْاٰيَاتِ وَالذِّكْرِالْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِى هٰذَا وَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ, وَقُلْ رَّبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ.

10/11/2013

Akhirat Gesang Ingkang Sak Nyatane, Khutbah Bahasa Jawa


Gesangipun manungsa punika, mawi alam dunya lan akhirat. Alam dunya punika namung sekedhap, dipun ibarataken kados tiyang ingkang nembe mampir ngunjuk. Kanthi mekaten alam dunya punika panggenanipun pados sange kagem merkoleh pagesangan ingkang langkung sae lan langgeng.
Akerat punika gesang ingkang boten wonten watesipun, ing alam akherat sedaya tiyang badhe nampi amal saking pedamelanipun piyambak-piyambak. Ingkang dhemen damel kesahenan badhe dipun wales kanthi ganjaran mlebet ing Suwarga lan ingkang dhemen damel maksiat badhe dipun lebetaken wonten neraka. Mila mekaten sajatosipun akherat punika pagesangan ingkang sak nyatanipun, kita serat mawi khutbah Jum'at.
ألْحَمْدُلِلّٰهِ الَّذِى أَلَّفَ بِالْاِسْلَامِ بَيْنَ قُلُوْبِ الْمُؤْمِنِيْنَ, وَالَّذِى اَوْجَبَ بِالْاِتِّحَادِ وَحَرَّمَ التَّفَرُّقَ فِى كِتَابِهِ الْمُبِيْنِ. أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ هَدٰى مَنْ شَآءَ اِلَى الصِّرَاطِ الْمُسْتَقِيْمِ. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَناَ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ خَيْرُدَاعٍ اِلَى الطَّرِيْقِ الْقَوِيْمِ. أَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا أَمَّابَعْدُ: فَيَا عِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِى بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ.
Kaum muslimin jema’ah Jum’ah Rahimakumullah
Boten wonten wasiat ingkang langkung utami, kejawi wasiat taqwa. Pramila kanthi mekaten kawula tansah ngajak dhumateng panjenengan sedaya, manggga kita sami ningkataken iman lan taqwa dhateng Allah SWT, inggih punika kanthi nindakaken dhawuh-dhawuhipun Allah lan niliar sedaya awisanipun. Mugi-mugi kanthi mekaten tansah dipun paringi margi ingakang leres selaras kalian dhawuhipun Allah SWT.
Kanthi dasar taat lan mituhu dhateng dhawuhipun Allah, insya-Allah kita badhe wilujeng wiwit dunya dumugi akherat samangke. Allah SWT ngendika:
“Mangertiya, satuhune panguripan dunya iki namung dolanan lan guyonan kang nglalekake, papahes lan umuk-umukan ing antarane sira kabeh lan akeh-akehan bandha lan anak, kaya dene udan kang tandurane nggumunake wong-wong tani, tumuli tetanduran iku dadi garing lan sira tingali kelire dadi kuning tumuli ancur. Lan ing akherat (sesuk) ana pasiksan kang nemen lan pangapura saking Allah sarta palilahe. Lan panguripan dunya iki ora ana liya namung kasenengan kan apus-apusan”. (QS. Al Hadid: 20)

Kaum muslimin jema’ah Jum’ah Rahimakumullah
Saking ayat Alquran punika kita saget mendhet hikmahipun:
1. Panguripan ing alam dunya sapunika satemah boten langgeng, sawekdal-wekdal sedaya gebyaripun dunya badhe dipun tilar. Sedaya bandha, pangkat, jabatan, putra lan keluarganipun badhe dipun tilar. Boten wonten rencang kejawi namung amalipun piyambak. Rasulullah SAW nate ngendika:
يَتْبَعُ الْمَيِّتَ ثَلاثَةٌ : أَهْلُهُ وَمالُهُ وَعَمَلُهُ: فَيَرْجِعُ اثْنَانِ. وَيَبْقَى وَاحدٌ: يَرْجِعُ أَهْلُهُ وَمَالُهُ وَيَبْقَى عَمَلُهُ " متفقٌ عليه
“ Telung perkara kang bakal barengi mayit, keluarga, bandha lan amale. Nuli kang loro balik lan namung siji kang ngantheni. Keluarga lan bandha bakal balik lan amale bakal ngantheni (HR.Buchari Muslim).

2. Allah SWT mendhet tamsil, kanthi toya jawah ingkang saget gesangaken tethukulan, malah nalika ing musim panas kathah tanduran sami pejah, nanging lajeng turun jawah sahingga tanduran dados ijo royo-royo. Kanthi mekaten kathah manungsa sami supe menawi sawekdal-wekdal ancur, Allah SWT ngendika:
“ He manungsa, satemene janji Allah iku bener, mula babar pisan aja nganti kahuripan dunya mbujuk marang sira, lan aja nganti sira kabeh kabujuk dening wong kang wasis mbujuke ngenani Allah” (S.Al Fathir: 5)

3. Alam akherat punika dados alam kangge mujudaken keadilan, sedaya kawulanipun Allah badhe dipun wales selaras kalian amalipun. Sahingga namun pangupara saking Allah ingkang saget ngedalaken saking pasiksan punika. Rasulullah SAW ngendika:
أَللّٰهُمَّ لَا عَيْشَ اِلَّا عَيْشُ الْآخِرَةِ (متفق عليه)
“ Dhuh Gusti, boten wonten panguripan kang nyata kejawi panguripan akherat” (HR.Buchari Muslim).

4. Panguripan dunya punika satuhunipun namung apus-apusan. Allah SWT ngendika:
“ lan ora ana urip ing alam dunya iki kejaba mung lelahan lan dolanan. Lan sajatine akherat iku kang sak benere Panguripan, kalamun dheweke iku padha mangerteni”.( Al Ankabut: 64).

Kaum muslimin jema’ah Jum’ah Rahimakumullah
Allah SWT punika zat ingkang Maha Adil lan Wicaksana, sedaya ingkang badhe dhateng tansah dipun aturaken dening Allah. Allah paring janji lan ancaman, nanging Allah paring mergi anggenipun merkoleh karidhan lan kamulyan, semanten ugi Allah paring petedah dhateng margi ingkang badhe njlomprongaken dhateng pasiksanipun Allah.
Satuhunipun gesang ing alam dunya punika namun sekedhap, dipun ibarataken kados tiyang ingkang nembe mampir ngunjuk. Ananging pagesangan ingkang sekedhap punika saget kangge sarana kangge merkoleh pagesangan ingkang langgeng lan mulya. Kosok wangsulipun ugi saget dados sarana nampi pasiksan saking ngarsa dalem Allah SWT. Kamulyan lan sengsara punika gumantung kalian kita sedaya anggenipun gatosaken lan nindakaken dhawuh-dhawuhipun Allah lan nilar sedaya awisanipun. Tumindak sae badhe dipun wales kanthi kesahenan lan ganjaranipun dipun tikelaken, nanging tumindak awon inggih badhe pikantuk siksa saking ngarsa dalem Allah SWT.
Kanthi mekaten minangka umat Islam kita tansah taat lan mituhu dhateng dhawuhipun Allah lan rasulipun, manawi kita saget gegancangan kalian Alquran lan Assunnah kita badhe wilujeng dunya lan akheratipun. Akhiripun mugi-mugi Allah tansah paring pitedah dhateng kita sedaya margi ingkang leres, kados marginipun tiyang-tiyang ingkang sampun pinaringan pitedah lan sanes marginipun tiyang-tiyang ingkang dipun bendoni, amin.