Tampilkan postingan dengan label News. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label News. Tampilkan semua postingan

12/24/2014

Jalan Sehat Kerukunan Umat Beragama, Rangkaian HAB ke-69 Kementerian Agama



Kalau anda belum tahu tentang Wonosobo, saya akan memberi informasi tentang kota Wonosobo sebagai kota kecil yang bersuhu dingin. Dinginnya wilayah tidak menjamin hati dan fikirannya dingin. Hal ini terbukti bahwa dahulu Kabupaten Wonosobo dikenal sebagai daerah yang bersumbu pendek. Maka setiap pergantian pimpinan Dandim dan Polres, mereka akan berfikir dua kali bagaimana dapat beradaptasi dengan daerah yang dingin tetapi bersumbu pendek.

Mungkin ada yang bertanya, apakah yang dimaksudkan dengan sumbu pendek? Jawabannya langsung saja melihat dan mencari alat peraga. Dengan lampu yang berbahan minyak tanah, bila sumbunya pendek maka akan mudah panas dan mudah terjadi kebakaran. Hal ini dapat dikembalikan pada karakter manusianya, bila terjadi suatu permasalahan sedikit saja akan menjadi besar, orang jawa bilang “kriwikan dadi drojogan”. Hal yang paling rentan bila berkaitan dengan agama dan keyakinan.

Pemerintah bersama para tokoh agama dan masyarakat berfikir bagaimana image yang demikian ini bisa dihilangkan. Karena bagaimana Wonosobo akan maju, berkembang dan masyarakatnya dapat merasakan kedamaian, kemakmuran dan kesejahteraan, bila cap yang demikian senantiasa dipertahankan. Mana mungkin para investor mau menamkan modalnya bila daerah tersebut sangat rentan dengan keamanan.


Wakil Bupati Wonosobo Dra. Hj. Maya Rosyida,MM 
melepas peserta jalan sehat kerukunan umat beragama.



Koordinasi seluruh unsur terkait membuahkan hasil, pelan tapi pasti Wonosobo menjadi kota yang sejuk udaranya dan sejuk pula untuk berinvestasi. Kerukuan umat beragama menjadi modal utama untuk mewujudkan keamanan ditengah-tengah masyarakat. Istilah sumbu pendek sekarang sudah berbalik, yang dahulu biarlah berlalu yang sekarang kita menatap hari esok yang lebih baik. Salah satu bukti pada bulan Desember 2014 Wonosobo memperoleh penghargaan dari pemerintah berkaitan menjadi kabupaten/ kota yang peduli terhadap hak azasi manusia.

Kesadaran dari setiap pemeluk agama untuk melaksanakan ajaran agamanya masing-masing,dikembangkan sikap toleransi antar umat beragama. Karena itu Kementerian Agama sebagai motor dalam mewujudkan kerukunan umat beragama. Diantaranya melakukan kegiatan “jalan Sehat Kerukunan Umat Beragama”, bertepatan dengan kegiatan peringatan Hari Amal Bakti ke-69 Kementerian Agama RI.



Sangat fantastis bila acara jalan sehat diikuti 3000 orang bahkan bisa lebih, yang terdiri dari seluruh pegawai dan guru di jajaran Kementerian Agama, termasuk guru wiyata bakti. Demikian pula melibatkan unsur Muspida dan para kepala Dinas/ Instansi terkait, tokoh-tokoh agama. Baik muslim maupun non Islam, seperti MUI, Muhammadiyah, NU, ICMI, IPHI, DMI, Rifaiyah, SI, FKUB, Walubi, FKGW, DPP St. Paulus, Parisada Hindhu, Pimpinan Umat Konghucu.

Kesalahpahaman bisa dihilangkan dengan shilaturahmi, dialog intern dan antar umat beragama. Adakah agama yang mengajarkan kekerasan, permusuhan dan pertumpahan darah, niscaya tidak ada. Islam cinta perdamaian dan ingin damai, karena damai itu indah dan keindahan akan menciptakan kenyamanan didalam kehidupan.



Peserta jalan sehat menrima kartu doorprize

12/15/2014

Tantangan dan Kreatifitas Guru Raudhotul Athfal dan Tarbiyatul Athfal



Guru adalah sosok pemimpin dan idola bagi anak asuhnya, apalagi bagi guru RA (Raudhotul Athfal) dan TA (Tarbiyatul Athfal). Wali murid terkadang merasa heran, mengapa putra-putrinya mengalami perkembangan yang signifikan dalam bidang ilmu pengetahun dan karakternya. Orang tua yang tidak bisa membaca Alquran atau orang tua yang sangat sibuk sehingga tidak bisa memperhatikan pendidikan putra-putrinya, ternyata diluar dugaan bahwa putra-putrinya ketika mau makan dan minum membaca do’a, ketika datang waktu shalat segera bergegas mengajak orang tuanya untuk pergi ke masjid. Putra-putrinyapun juga bisa membaca huruf-huruf Alquran walaupun masih tertatih-tatih. Bahkan ada anak yang begitu semangatnya meminta pada orang tuanya untuk mengajari membaca huruf Alquran.
Orang tuanya menunjukkan tapi caranya berbeda. Apa yang terjadi, putra-putrinya kemudian ngambek, menangis sejadi-jadinya. Orang tua menjadi serba -salah, tidak mengetahui apa yang dikehandaki putra-putrinya. Ketika pagi harinya dia bergegas mengantarkan putra-putrinya ke sekolah, ternyata setelah sampai disekolah putra-putrinya segera lari menghampiri gurunya dengan bersalaman mencium tangan gurunya. Setelah itu kepada teman-temanya, bermain berlarian, bercerita sambil bermain-main alat peraga, yang semua ini tidak disediakan dirumahnya.


Inilah gambaran guru RA, TA ketika mendidik para murid-muridnya selalu ditanamkan rasa cinta -kasih, kreatifitas agar pendidikan dan pengajaran dapat diterima para murid dengan senang hati sehingga dalam rangka memperingati HAB ke-69 pada hari Sabtu, 13 Desember 2014 diselenggarakan lomba keratifitas guru RA TA yang meliputi lomba bercerita berpasangan, lomba penulisan karya ilmiah penemuan saint dan lomba tari kreasi daerah.
Untuk mencapai kesuksesan proses pendidikan, dimana pendidikan adalah suatu proses menciptakan generasi yang akan datang menjadi generasi yang handal, kuat dalam iman, cakap dalam kepribadian, tulus ikhlas dalam beramal, berakhlaq mulia. Untuk mewujudkan hal ini perlu diwujudkan system pendidikan dan pengajaran segitiga sama sisi. Sudut pertama guru, sudut kedua siswa, sudut ketiga orang tua wali. Ketiaga sudut ini harus saling keterkaitan. Karena itu perlu pemahaman visi dan misi proses pendidikan. Untuk mewujudkan hal ini pada hari Ahad 14 Desember 2014 dilakukan kegiatan Family day bagi guru, pengurus, wali murid dan siswa. Dimulai dengan kegiatan jalan sehat, outbond , bernyanyi, manari dan bagi-bagi hadiah bagi juara lomba keratifitas guru RA TA.
Kegiatan ini menjadi kegiatan koordinasi dan konsultasi yang di kemas dengan kegiatan shilaturahim.memang indah persaudaran itu, seindah manfaatnya untuk kemaslahatan hidup manusia.

12/09/2014

Ziarah Kubur Membuka Rangkaian Kegiatan HAB ke-69 Kementerian Agama Kabupaten Wonosobo





Bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak melupakan jasa dan pengorbanan para pendahulu. Apa yang dilakukan para pendahulu adalah upaya penyelamatan bagi genarasi sekarang dan yang akan datang. Sungguh besar perjuangan dan pengorbanan para pendahulu untuk menyelamatkan keimanan umat beragama khususnya agama Islam dengan mengukuhkan Departemen Agama sebagai Institusi pemerintah yang khusus menangani bidang agama.

Agama adalah merupakan hak azazi manusia, agama merupakan kebutuhan hidup manusia, tanpa agama kehidupan manusia akan berantakan, hal ini karena tidak adanya tatanan kehidupan umat manusia, tatanan dan norma kehidupan manusia yang bersumberkan dari kitab suci. Tanpa agama manusia tidak mempunyai visi kehidupan yang kekal yaitu kehidupan akhirat. Kehidupan yang diperoleh ketika manusia hidup di dunia seperti sekarang ini. Karena itu para pendahulu telah meletakkan panji-panji Islam sebagai sumber motivasi hidup dan kehidupan manusia.

Sekarang mereka telah tiada, mereka telah menghadap Allah SWT, apakah yang dapat kita lakukan terhadap mereka. Pilihan yang utama adalah kita mendoakan agar ibadahnya diterima oleh Allah, diampuni dosa dan kesalahannya, keluarganya di berikan kesabaran dan dapat melanjutkan cita-cita dan perjuangan orang tuanya. Dan kita sekalian dapat mewarisi nilai-nilai luhur yanag telah ditanamkan sepanjang hayatnya.

Karena itu pada peringatan hari Amal Bhakti (HAB) ke-69 Kementerian Agama Kabupaten Wonosobo diawali dengan berziarah pada makam para mantan Kepala Kantor Departemen Agama (sekarang menjadi Kementerian Agama). Mereka itu adalah:
1. Makam Alm. Bpk. Misbahul Munir, BA.
2. Makam Alm. Bpk. Sukur
3. Makam Alm. Bpk. KH. Muntaha
4. Makam Alm. Bpk. Drs. Muhsin

Ziarah ini diikuti oleh Kepala Kantor Kementerian Agama, Kepala Sub. Bag TU, Kasi/ Gara, Kepala KUA Kecamatan, Waspenda Islam, PPAI, Kepala Madrasah.
Disamping mendoakan pada para pendahulu terdapat hikmah yang lain yaitu dapat meningkatkan iman dan taqwanya kepada Allah SWT yaitu dengan mengingat mati. Rasulullah SAW pernah bersabda:

إِنِّيْ كُنْتُ نَهَيْتُكُمْ عَنْ زِيَارَةِ الْقُبُوْرِ فَزُوْرُوْهَا

”Sesungguhnya aku pernah melarang kalian untuk menziarahi kubur, maka (sekarang) ziarahilah kuburan.” (HR. Muslim dan Abu Dawud).

Ketika umat Islam masih lemah keimanannya, orang-orang Islam masih meniru tradisi masyarakat Jahiliyah, yaitu meminta kepada arwah orang-orang yang telah meninggal, dan ini dilarang oleh Rasulullah. Maka ziarahpun pada waktu itu dilarang oleh Rasulullah SAW. Namun ketika keimanannya sudah semakin kuat maka larangan berzaiarh kubur berbalik kemudian diperbolehkan, karena diantaranya dengan ziarah dapat mengingatkan kematian. Rasul pernah bersabda yang diriwayatkan Imam Abu Dawud.

إِنِّيْ كُنْتُ نَهَيْتُكُمْ عَنْ زِيَارَةِ الْقُبُوْرِ فَزُوْرُوْهَا فَإِنَّهَا تُذَكِّرُكُمْ

”Sesungguhnya aku pernah melarang kalian untuk menziarahi kubur, maka (sekarang) ziarahilah kuburan.” “Sebab ziarah kubur itu akan mengingatkan pada hari akhirat.”

Ya Allah ampuni dan kasih sayangilah para pendahulu kami, maafkanlah kesalahannya, hormatilah kedatangannya, luaskanlah tempat diamnya, terangilah kuburnya, gantilah rumahnya dengan rumah yang lebih baik, gantilah keluarganya dengan lebih baik, jauhkanlah mereka dari huru-hara kubur dan siksaan api neraka.

12/07/2014

Rangkaian Kegiatan Hari Amal Bhakti - HAB ke-69 Kementerian Agama Kabupaten Wonosobo



Hari Amal Bhakti (HAB) ke-69 Kementerian Agama RI akan diperingati pada tanggal 3 Januari 2014. Peringatan ini merupakan wujud rasa syukur dan sekaligus mengenang jasa para pendahulu yang telah memperjuangkan Departemen Agama menjadi salah satu institusi pemerintah yang khusus menangani segala sesuatu yang berhubungan dengan agama. Puncak HAB yang ditandai dengan Upacara Bendera dan pembacaan sambutan Menteri Agama RI.

Pelaksanaan HAB ke-69 telah bergema di seluruh Kementerian Agama baik di Tingkat Pusat, Provinsi, Kabupaten/ Kota maupun di Tingkat Kecamatan. Seperti halnya Kementerian Agama Kabupaten Wonosobo menyelenggarakan raangkaian kegiatan sebagai berikut:

RANGKAIAN KEGIATAN HAB KE-69



NO
TANGGAL
KEGIATAN
TEMPAT
1
18 Desember 2014
Lomba pengucapan Pembukaan UUD 1945 dan Panca Prasetya Korpri
Halaman Kankemanag
2
9 Desember 2014
Ziarah
Makam Alm. Ka. Kandepag.
3
12-13 Desember 2014
Bulu Tangkis
Gedung RAS Longkrang
4
13 Desember 2014
Lomba kreatifitas guru RA/ TA
Kankemenag
5
15-16 Desember 2014
Bola volly
Alun-alun Wonosobo
6
16 Desember 2014
Lomba dan Kegiatan DWP
Kankemenag
7
17-18 Desember 2014
Tenis Meja
Aula Kankemenag.
8
22-24  Desember 2014
Futsal
Lapangan Bantos Futsal Jl. Bayangkara
9
22 dan 23 Desember 2014
Seleksi guru berprestasi
Kankemenag
10
23 Desember 2014
Adzan dan penulisan naskah khutbah
Kankemenag
11
24 Desember
Jalan sehat kerukunan umat beragama
Wonosobo
12
28 Desember 2014
Sepeda santai
Wonosobo
13
3 Januari 2015
Upacara bendera
Alun-alun Wonosobo
14
3 Januari 2015
Resepsi (pembinaan pegawai dan ramah-tamah)
Gedung Sasana Adipura dan GOW

10/28/2014

Pangkas Jam Karet Dari Keterlambatan Menuju Kesuksesan

Jam karet bukanlah merupakan hasil perkembangan teknologi, karena teknologi merupakan hasil cipta, rasa dan karsa manusia untuk memecahkan problematika kehidupan. Coba sejenak kita renungkan, ketika pada zaman tahun 1970 an atau zaman sebelum itu, bagaimanakah umat Islam Indonesia yang akan melaksanakan rukun Islam yang kelima yaitu ibadah haji ke Mekah dan Madinah. Untuk bisa sampai ke tanah suci mereka melakukan perjalanan darat dan laut selama berbulan-bulan. Tetapi pada saat ini cukup bisa ditempuh pada tempo sehari atau dua hari. Mengapa demikian, karena manusia telah dapat menciptakan teknologi, yaitu perjalanan dengan menggunakan pesawat terbang. Dan tentunya dari hasil teknologi ini ada yang berdampak positif dan juga negative. Yang positif bila hasil teknologi digunakan untuk mewujudkan keamanan, kedamaian dan kesejahteraan manusia. Namun bila teknologi itu disalahgunakan maka akan terjadi kehancuran dan akan menimbulkan malapetaka dan penderitaan umat manusia.

Jam karet merupakan kebiasaan yang sudah membudaya, adanya kebiasaan yang tidak menepati waktu yang telah ditentukan. Baik itu dalam kegiatan, rapat, diskusi, musyawarah, muktamar, upacara, peringatan hari besar Islam dan lain-lain. Misalnya kegiatan rapat dari panitia sudah mengantisipasi bahwa bila undangan jam 09.00, maka rapat akan dimulai jam 09.30-10.30. Dari panitia penyelenggarapun sudah mengatisipasi bahwa undangannya ada 2 macam, pertama untuk peserta umum dan kedua untuk para pejabat. Dengan kebiasaan ini, maka setiap orang ketika menerima undangan akan hadir melebihi dari waktub yang telah ditentukan. Bisa jadi seandainya rapat dimulai jam 09.00 maka berangkat dari rumah atau dari tempat kerja jam 09.00, jadi sampai tujuan pasti akan terlambat. Yang lebih aneh lagi ketika sudah sampai tujuanpun peserta yang lain juga belum hadir.

Inilah bahwa jam karet itu adalah budaya untuk mengulur-ulur waktu dan tidak menepati waktu yang telah ditentukan. Mengapa hal ini terus membudaya, apakah manfaatnya dan madharatnya? Untuk menjawab ini, pernah suatu saat ada rapat di suatu kantor pemerintahan, dimana peserta rapat adalah para pimpinan unit satuan kerja. Termasuk diundang pula seorang dokter kandungan, yang biasanya melakukan proses operasi, sudah berapa bayi dan ibunya yang diselamatkan dari maut. Pada waktu itu undangan rapat dimulai jam 09.00, pak dokter datang lebih awal dari waktu yang telah ditentukan, dan menunggu hingga jam 09.30 ternyata rapat belum ada tanda-tanda akan dimulai. Dokter bilang kepada peserta disebelahnya, “Bila operasi seperti ini maka sudah berapa nyawa melayang, berapa ibu dan anaknya yang tidak tertolong”.

Selain pak dokter ternyata masih ada keluh kesah peserta rapat yang lain, dia berkata “waktu menunggu ini seandainya saya gunakan untuk mengerjakan tugas saya yang lain tentu akan berkuranglah tugas saya, atau tugas saya yang hampir selesai jadi terbengkelai karena menunggu rapat ini”. Dan tentu saja masih banyak kisah-kisah yang lainnya. Memang dengan kebiasaan menunda-nunda pekerjaan ini maka pekerjaan lain akan terbengkelai, pekerjaan akan sulit untuk diselesaikan sesuai dengan waktu yang tekah ditentukan.

Ternyata bahwa mengulur-ulur waktu menjadikan rapat tidak efektif lagi, karena undangan yang diharapkan para pimpinan satuan unit kerja, namun kemudian menugaskan kepada stafnya untuk mewakili. Bila jam karet banyak mendatangkan kerugian mengapa tetap dibudayakan. Karena itu sistemlah yang harus dirubah, disetiap pemerintahan atau swasta, kantor, dinas, instansi, badan dan lembaga serta satuan unit kerja memerlukan keteladanan. Maka kunci pokok penggerak system adalah para pimpinan itulah.

Pernah ada seorang pejabat pemerintah, seorang birokrat, beliau merupakan pribadi yang konsisiten terhadap waktu. Sehingga beliau selalu hadir sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Ternyata para pejabat yang di bawahnya dan juga para staf memahami kebiasan pejabat tersebut sehingga bisa mengikuti. Disinilah bahwa figur pemimpin yang dapat menjadi teladan bagi diri sendiri dan orang lain.

Imam Ghozali pernah menyampaikan 6 pesan kepada murid muridnya:

  1. Di dunia ini apa yang paling dekat dengan diri kita, murid-muridnya ada yang menjawab orang tua, guru, teman dan kerabatnya. Imam Ghozali membenarkan tatapi sesungguhnya yang paling dekat adalah kematian. Kematian adalah rahasia Ilahi, tak seoarang makhlukpun yang bisa mengetahui kapan ajalnya itu tiba. Karena itu sebaik-baik manusia yang siap dengan datangnya kematian dengan mencari bekal akherat yaitu dengan memperbanyak amal ibadah kepada Allah SWT.
  2. Di dunia ini apakah yang paling jauh dengan diri kita. Para muridnya ada yang menjawab negeri cina, bulan, matahari dan bintang bintang. Beliaupun membenarkan, tetapi sesungguhnya yang paling jauh dari diri kita adalah masa lalu. Karena masa lalu adalah masa yang tidak akan dapat kembali semakin lama maka akan semakin jauh. Karena itu apapun yang telah diukir pada masa sekarang dan waktu kemarin adalah masa yang amat jauh. Masa yang tidak akan dapat diraihnya kembali.
  3. Di dunia ini apakah yang paling besar. Para muridnya ada yang menjawab gunung, bumi dan matahari. Beliau membenarkan tetapi sesungguhnya yang paling besar adalah hawa nafsu. Hawa nafsu yang tidak bisa dikendalikan maka akan menjerumuskan dirinya ke azab siksa api neraka. Hawa nafsu ibarat api yang membakar kayu bakar, semakin lama dibiarkan maka akan semakin memabara dan akan mengabiskan seluruh kayu bahkan yang ada disekelilingnya akan menjadi rusak bahkan bisa menjadi musnah.
  4. Di dunia ini apakah yang paling berat. Para murusnya ada yang menjawab baja, besi dan gajah. Beliau membenarkan tetapi sesungguhnya yang paling berat adalah mengemban amanah. Mengapa karena amanat adalah sesuatu yang harus dipertanggungjawabkan.
  5. Di dunia ini apakah yang paling ringan. Para muridnya menjawab kapas, angin, debu dan dedaunan. Beliau membenarkan tetapi sesungguhnya yang paling ringan adalah meninggalkan shalat. Karena sedikit mempunyai kesibukan, sedikit menirima nikmat, sedikit menerima cobaan lalu lupa dengan kewajiban menegakkan shalat. Pada shalat adalah penentu segala amal perbuatan manusia, bila shalatnya baik maka yang lain akan menjadi baik, bahakan amal yang kelak akan ditanyakan oleh Allah di hari qiyamat adalah amal shalatnya.
  6. Di dunia ini apakah yang paling tajam. Para muridnya serentak menjawab pedang. Beliau membenarkan tetapi sesungguhnya yang paling tajam adalah lidah. Pepatah mengatakan lidah lebih tajam daripada pedang. Sekali salah bicara maka akan terjadi mala petaka. Ada adu domba, hasat, fitnah adalah pekerjaan lidah yang tidak bisa terkendali.
Jadi jelaslah bahwa bila mengingat pesan Imam Ghazali ini amanat adalah sesuatu yang berat. Menjadi pemimpin berkaitan erat dengan amanat dan setiap amanat akan dimintai pertanggungjawaban, baik oleh yang memberikan amanat di dunia maupun besok di hari qiyamat. Karena itu bila ingin menjadi pemimpin maka siaplah untuk menjadi contoh dan di contoh. Siapa yang akan merubah sistem kalau bukan komitmen bersama yang diawali dari keteladanan para pemimpin.

Sebenarnya pengharagaan terhadap waktu adalah karena motivasi yang teramat besar untuk meraih kesuksesan, pelaksanaan peraturan perundang-undangan dan kebijakan yang lain akan berakses positif bila semua kegiatan dapat dilaksanakan secara sistematis. Karena begitu pentingnya penghargaan terhadap waktu, maka Allah SWT sebagai pencipta, pemelihara, pengatur, penguasa seluruh alam bersumpah dengan waktu.

“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran”. (QS. Al Ashr: 1-3)

Pernahkah kita merenungkan bahwa semua makhluk Allah diberikan waktu yang sama sehari semalam 24 jam. Mengapa kondisinya berbeda-beda, ada yang sangat menghargai waktu sehingga kehidupannya Nampak lebih sejahtera dan bahagia. Namun ada juga yang membiarkan waktu berlalu begitu saja sehingga kondisi kehidupannya amat memprihatinkan, jangankan untuk makan besok untuk hari ini saja merasa kesulitan untuk memperolehnya. Mengapa bisa demikian, diantaranya karena waktu yang tidak diefektifkan.

10/14/2014

Mewujudkan Generasi Mukmin Yang Kuat Dalam Iman dan Taqwa

Kita pernah bahkan sering mendengar orang mengatakan “jadilah pribadi yang kuat”, karena dengan pribadi yang kuat kelak akan meninggalan generasi yang kuat pula. Sekarang yang menjadi pertanyaan “kuat dalam bidang apakah itu”? Kuat dalam bidang fisik, rohani, materi, ekonomi, sosial, nafsu atau kekuatan-kekuatn yang lainnya.

Hukum alam telah membuktikan dalam usia kurang dari 40 tahun usia yang sangat membanggakan. Bagaimanakah setelah usia 40 tahun, seandainya masih perkasa tentu keperkasaannya sudah mulai berkurang, setelah usia 50 tahun ingin mengenang peristiwa-peristiwa di usia produktif, hasrat masih bergelora namun fisik kadang sudah tidak memungkinkan. Karena otot-otot yang dahulu kuat dan kencang sudah mulai mengendur dan berkurang kekuatannya. Apalagi bila usia 60 tahun keatas tentunya jangan berhayal untuk menjadi muda kembali.

Suatu perenungan, sering kita menyaksikan orang yang mempunyai tubuh yang kuat, atletis bahkan body language, kadang dengan tubuh yang kuat itu banyak orang yang menjadi kagum, segan, takut dan lainnya. Sampai umur berapa tahunkah tubuh yang perkasa itu akan tetap dibanggakan dan menjadi kebanggaan.

Usia-usia ini hanya bisa mengenang masa-masa yang lalu dengan membuka-buka album, tanda jasa, piagam dan sebagainya. Namun bersyukurlah menjadi pribadi yang mempunyai kenangan manis yang dapat dibanggakan dan anak cucunya dapat membanggakannya. Ternyata keperkasaan, kekuatan, kecantikan, ketampanan dan bentuk tubuh lainnya akan hilang seiring perjalanan waktu yang tidak bisa diundur kembali. Rasulullah SWT pernah mengatakan: “bukanlah keperkasaan itu orang yang dapat mengalahkan musuh-musuhnya tetapi keperkasaan itu orang yang dapat mengendalikan nafsunya ketika sedang marah”. Ternyata kekuatan fisik kelak akan menjadi lemah bahkan akan hilang sama sekali. Bagaimanakah bila kuat dalam bidang ekonomi dan harta. Allah telah mengatakan bahwa harta dan anak itu adalah merupakan perhiasan dunia, harta dan anak bisa menjadi anugerah dan kadang menjadi fitnah.

Setiap jasad yang masih bernyawa tidak akan pernah lepas dari masalah, dengan masalah hidup akan terasa lebih aktif dan dinamis. Tentunya bila dapat bersikap dewasa ketika menghadapi masalah. Dan bagi orang yang beriman akan yakin bahwa setelah kematianpun juga akan dihadapkan dengan masalah. Kehidupan di alam barzah adalah pengadilah dari Sang Khaliq yang tidak akan ada dusta dan kepalsuan, semua akan berjalan menurut amal yang telah dilakukan. Karena itu jadilah pribadi yang kuat.

Harta akan menjadi anugerah, bila dengan harta kekayaan yang dimiliki senantiasa bersyukur. Orang yang bersyukur disamping memegang teguh kaidah syar’i, bahwa dari sebagaian kecil harta yang dimiliki adalah terdapat hak-hak bagi orang-orang miskin. Sehingga dengan dasar syar’i muncul kesadaran untuk berzakat, infaq dan sedekah. Namun kadang juga bersyukur dengan munculnya getaran didalam hati untuk memberikan empati kepada siapapun yang kondisinya berada dibawah dirinya. Dengan mendermakan harta yang dimiliki ini justru akan semakin menambah kenikmatannya, namun demikian bersedekah itu tidak semata-mata melalui harta dan kekayaan, melainkan juga dapat dilakukan dengan memberikan teori-teori atau pengetahuan yang dapat bermanfaat positif bagi sesama, misalnya memberikan ide atau trik pada forum media sosial atau sejenisnya.

Dalam Qur’an Surat Ibrahim ayat 7 yang artinya“ Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".
Sebaliknya dengan harta akan menjadi bencana dan malapetaka, harta merupakan titipan, amanah dan anugerah.

Didalam Alquran telah disampaikan bagaimanakah Qarun yang hidup pada zaman nabi Musa. Dia mengatakan bahwa harta itu adalah segala-galanya, harta diperoleh karena usahanya sendiri, karena itu menjadi haknya sendiri. Tidak ada aturan harta adalah pemberian Allah dan terdapat hak bagi orang-orang miskin. Sehingga akhirnya harta membawa bencana bagi dirinya. Adakah pada zaman sekarang harta menjadi Tuhan. Apapun bisa diperoleh dengan harta, pangkat, jabatan, isteri, rumah, kendaraan mewah, perhiasan, melancong ke luar negeri dan sebagainya? Ternyata hal yang demikian terkadang tidak berlangsung lama. Bisa jadi kebahagiaan yang selalu diidam-idamkan setelah memperoleh alat untuk meraih kebahagiaan (harta) namun ternyata berakhir dengan penderitaan dan bencana.

Ingat bahwa ekonomi yang kuat tidak akan menjamin kebahagiaan yang abadi bila tidak menyandarkan pada aturan Ilahi. Dalam Islam ada amal yang akan menjamin kebahagiaan abadi yaitu shadaqah jariyah, sekalipun seseorang telah meninggal dunia tetapi tetap bisa menumpuk pahala. Amal yang demikian ini hanya dapat dilakukan oleh orang-orang yang mampu yang hatinya telah terbuka dan menyadari bahwa pada sebagian harta yag dimiliki terdapat hak-hak bagi orang-orang miskin.

اَلْـمُؤْمِنُ الْقَـوِيُّ خَـيْرٌ وَأَحَبُّ إِلَـى اللهِ مِنَ الْـمُؤْمِنِ الضَّعِيْفِ وَفِـيْ كُـلٍّ خَـيْـرٌ
“Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada mukmin yang lemah, dan pada keduanya ada kebaikan”. (HR. Muslim, Ahmad, Ibnu Majah, Nasai)

Dunia ini diciptakan oleh Allah dengan aneka warna, bentuk, wujud dan jenisnya. Ada besar ada kecil, ada panjang ada pendek, ada bulat ada lonjong, ada putih ada hitam, ada yang tinggi ada yang pendek, ada yang miskin ada yang kaya, ada yang pandai ada yang bodoh, ada yang bagus ada yang buruk dan sebagainya. Semua yang ada di alam merupakan Sunnatullah. Jika Rasul mengatakan bahwa mukmin yang kuat adalah lebih dicintai Allah dari pada mukmin yang lemah, namun bukan berarti bahwa mukmin yang lemah tiada berguna. Ternyata rasul mengatakan bahwa diantara keduanya ada baiknya.

Secara kasat mata bahwa orang yang kuat adalah para pejabat, pengusaha, para bos dan lainnya, dan yang lemah adalah rakyat jelata. Dari yang berpenghasilan pas-pasan sampai yang tidak berpenghasilan sama sekali. Orang yang berpenghasilan pas-pasan, bila disuruh bekerja apapun tentu mau (bagi yang mempunyai pemahaman dan kesadaran beragama pada hal-hal yang tidak bertentangan dengan agama). Dan pekerjaan ini tentu tidak dilakukan olah para aghniya’. Contohnya tukang sampah, buruh bangunan, tukang tambal ban, pemulung tentu hanya dilakukan oleh orang-orang tertentu, dan keberadaan mereka dirasakan bisa memberi manfaat bagi orang lain.

Jadilah mukmin yang kuat dalam iman, karena dengan iman dan keyakinan yang kuat dan teguh akan membentuk moralitas yang baik. Setiap mu’min dalam setiap gerak langkahnya akan disandarkan pada kekuasaan Allah, kapanpun dan dimanapun berada selalu berhati-hati dalam bertindak karena adanya keyakinan bahwa Allah selalu mengetahui segala geraak-gerik, amal perbuatan hamba-Nya. Bahkan dalam setiap amal perbuatan hambanya kelak akan dimintai pertanggungjawaban disisi-Nya. Karena itu dengan keyakinan ini akan memunculkan akhlaqul karimah dan amal perbutan terpuji.
Iman yang masih rapuh dalam kondisi apapun tidak pernah memperhatikan halal-haram, merugikan orang lain atau tidak yang penting menguntungkan diri-sendiri. Bahkan bila termasuk dalam kategori orang yang mendapat kemuliaan berupa harta, pangkat dan jabaan yang bagus tidak menyadari bahwa semua itu merupakan amanat sehingga banyak disalahgunakan. Apalagi orang-orang yang hidupnya selalu dalam kondisi kesulitan. Sesungguhnya kebahagian atau kesusahan, anugerah atau musibah merupakan ujian dari Allah. Dan Allah tidak akan menguji hamba-Nya kecualimenurut kesanguupannya.