10/09/2015

KELAPANGAN DAN KESIAGAAN MENJALANKAN PERINTAH ALLAH -SURAT AL MUJADILAH AYAT 11




“Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Al Mujadilah: 11)

Surat Al Mujadilah ayat 11 merupakan salah satu bagian dari surat Madaniyah yaitu surat yang diturunkan atau diwahyukan oleh Allah kepada nabi Muhammad SAW setelah beliau hijrah dari Mekah ke Madinah. Diantara ciri-ciri surat Madaniyah adalah diawali dengan kalimat “ya ayyuhalladzina amanau”, kemudian suratnya berisi tentang aturan-aturan pemerintahan, hukum-hukum, makanan-minuman dan hal-hal yang berkaitan dengan muamalah, kehidupan bermasyarakat.

Adapun asbabul nuzul dari ayat ini diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dari Muqatil bin Hibban, dia berkata pada suatu hari, yaitu hari Jum’at Rasululah SAW berada di Suffah mengadakan pertemuan di tempat yang sempit, dengan maksud untuk menghormati para pahlawan perang Badar yang terdiri dari orang-orang Muhajirin dan Anshar. Beberapa orang pahlawan tersebut datang terlambat diantaranya Sabit bin Qais. Sahabat tersebut berdiri diluar yang mana Rasulullah melihat dan mendengar mereka mengucapkan ‘assalaamu ‘alaikum ayyuhan nabi warahmatullah”. Nabi menjawab salam mereka.

Kemudian merekapun memberikan salam kepada yang hadir dan kemudian dijawab pula salamnya oleh para sahabat. Mereka tetap berdiri dan menunggu diluar, ternyata tidak ada yang menyediakan tempat. Melihat hal ini Rasulullah SAW merasa kecewa, lalu mengatakan kepada orang-orang yang berada disekitarnya berdirilah, berdirilah. Diantara sahabat ada yang langsung berdiri dan ada pula yang merasa enggan, demikian pula orang-orang munafik langsung memberikan reaksi yang negative bahwa Rasullullah tidak adil, ada orang yang datang lebih awal tetapi disuruh untuk berdiri dan mempersilahkan orang yang baru saja datang untuk duduk.

Para sahabat duduk berhimpitan disamping karena tempatnya memang sempit hal ini disebabkan:

  1. Para sahabat ingin lebih dekat dengan Rasulullah agar pesan dan sabda-Nya dapat diterima dengan baik dan jelas.
  2. Perintah memberikan tempat merupakan anjuran, hal ini jika mungkin untuk dilaksanakan, untuk mewujudkan rasa persaudaraan antara sesama yang hadir.
  3. Sesungguhnya tiap-tiap orang yang memberikan kelapangan orang yang akan melakukan perbuatan baik maka Allah akan memberikan kelapangan pula kepadanya di dunia dan akhirat.

ومن يسر على معسر يسر الله عليه فى الدنيا والاخرة واللهُ فِيْ عَوْنِ الْعَبْدِ مَادَامَ الْعَبْدُ فِيْ عَوْنِ اَخِيْهِ (رواه مسلم

“Barangsiapa memberika kemudahan kepada orang yang dalam kesulitan, maka Allah akan memberikan kemudahan di dunia dan akhirat. Dan Allah senantiasa menolong seorang hamba selama hamba itu terus menolong saudaranya (HR. Muslim)

Ayat ini memerintahkan bahwa ketika Rasulullah memerintahkan untuk berlapang-lapang maka agar melapangkan diri sebagai wujud rasa hormat kepada orang lain. Karena itu Rasulullah SAW bersabda:

لَايُقِمِ الرﱠجُلُ الرﱠجُلَ مِنْ مَجْلِسِهِ ثُمﱠ يَجْلِسُ فِيْهِ وَلَكِنْ افْسَحُوْا يَفْسَحِ اللهُ لَكُمْ (رواه مسلم

“Janganlah seorang menyuruh berdiri, dari tempat duduk temannya yang lain, tetapi hendaknya ia mengatakan lapangkanlah atau geserlah sedikit”. (HR. Muslim)

Bila waktu itu Rasulullah memerintahkan para sahabat untuk berdiri hal ini bisa diartikan berdiri merupakan wujud penghargaan, walaupun kemudian duduk kembali namun setelah berdiri maka posisi duduk akan tertata dan bisa saling berdekatan. Karena itu dalam suatu majlis hendaknya yang datang lebih awal untuk menempati tempat paling depan sehingga yang datang terlambat akan menyusul dibarisan belakang. Terkecuali bila tempat yang didepan dikhususkan untuk tamu undangan atau sesepuh.

Kelapangan untuk memberikan tempat kepada orang lain tidaklah akan merendahkan martabatnya, namun justru akan meninggikan derajat dirinya sendiri, karena pelayanan yang baik akan berdampak pada pihak-pihak yang dilayani, merasa puas dan senang sehingga reward dan doanya akan diberikan kepadanya. Sebagai tamsil seseorang yang berkunjung ke tempat saudara atau temannya dirinya disambut dengan baik maka dia akan pulang dengan membawa kesan yang baik dan menyenangkan.
Ibnu Katsir dalam tafsirnya mengatakan bahwa sesungguhnya memberikan kelapangan kepada saudaranya, baik yang datang maupun yang akan pergi tidak akan mengurangi haknya. Bahkan hal ini merupakan ketinggian dan perolehan martabat disisi Allah, orang tersebut akan memperoleh balasan di dunia dan di akhirat. Sesungguhnya orang yang merendahka diri disisi Allah, maka Allah akan mengangkat derajatnya dan akan memashurkan namanya.

Dalam ayat ini diakhiri dengan janji Allah yang akan diberikan kepada orang-orang yang beriman, taat dan patuh kepadanya-Nya, melaksanakan perintah-perintah dan menjauhi larangannya, berusaha menciptakan suasana damai, aman dan tenteram dalam masyarakat demikian pula orang-orang yang berilmu yang menggunakan ilmunya untuk menegakkan kalimatullah maka orang tersebut akan diangkat derajatnya oleh Allah SWT.

Imam Ahmad pernah meriwayatkan tentang seorang budak yang bernama Ibnu Abzi diangkat menjadi pemimpin lembah karena dia ahli membaca Kitabullah (Alquran), memahami ilmu daraid dan pandai berkisah. (Ibnu Katsir, jilid 9, hal: 344)

Karena implementasi keilmuan yang dilandasi dengan iman, taqwa akan membuahkan amal shalaih. Memberikan kelonggaraan kepada orang lain adalah salah satunya. Karena seluruh amal perbuatan manusia akan dikembalikan kepadanya.

9/29/2015

Doa Upacara Hari Kesaktian Pancasila Tahun 2015



Hari Kesaktian Pancasila diperingati setiap tanggal 1 Oktober. Hal ini berawal dari peristiwa tragis yaitu pembantaian yang didalangi oleh PKI terhadap para Pahlawan yang kemudian diberi gelar pahlwan Revolusi. Pembantaian ini terjadi pada tanggal 30 September 1965, dimana PKI ingin mengganti dasar Negara Pancasila menjadi dasar Komunis.

Sebagai wujud semangat nasionalisme dan patrionalisme, kita turut mengikuti upacara Bendera Hari Kesaktian Pancasila. Dan sebagai bangsa yang religious maka pada akhir upacara diselenggarakan pembacaan doa.


أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبَّ الْعَالَمِيْنَ حَمْدًايُوَافِى نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَهُ يَارَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ وَلَكَ الشُّكْرُ كَمَا يَنْبَغِىْ لِجَلَالِ وَجْهِكَ وَعَظِيْمِ سُلْطَانِكَ اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍوَعَلَى اٰلِهِ وَاَصْحَابِهِ اَجْمَعِيْنَ.


Ya Allah Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang, pemilik segala kerajaan yang ada dilangit dan di bumi, penguasa seluruh alam. Ditangan-Mulah segala kekuasaan. Tiada daya upaya kecuali atas kehendak-Mu, tiada musibah dan bencana, kecuali semua dalam genggaman kekuasaan-Mu.

Karena itu ya Allah, pada Upacara Hari Kesaktian Pancasila ini kami memohon kemurahan-Mu, curahkanlah rahmat dan kasih sayang-Mu kepada para pahlawan, ksatria kusuma bangsa, utamanya kepada para pahlawan revolusi. Tempatlah mereka ditempat yang mulia, lipat gandakanlah pahalanya, ampunilah segala salah dan dosanya. Jadikanlah mereka para syuhadak yang Engkau muliakan dan Engkau harumkan namanya sebagaai pahlawan kusuma bangsa sepanjang masa.

Ya Allah, Tuhan Yang Maha Pemersatu
Satukanlah seluruh masyarakat Indonesia, mereka berbeda dalam suku, bahasa, agama dan budaya. Satukanlah ya Allah segala perbedaan itu dengan semangat Pancasila sebagai dasar Negara dan pandangan hidup Bangsa Indonesia. Satukanlah tekad dan semangat bangsa kami untuk mengamalkan isi dan kandungan Pancasila sebagai pemersatu bangsa menuju kehidupan yang aman tentaram, sejahtera lahir dan batin dalam ridha dan ampunan-Mu.

Ya Allah tebarkanlah semangat keteladhanan kepada kami untuk senantiasa bekerja keras, membangun kehidupan masyarakat dengan azas gotong royong, berat sama dipikul ringan sama dijinjing, jauhkanlah segala sifat pertengkaran, perpecahan dan permusuhan, agar bangsa kami tetap jaya dan berwibawa.

Ya Allah ya Hady
Berilah petunjuk kepada kami dan kepada para pemimpin kami untuk senantiasa menegakkan kebenaran dan kejujuran. Tanamkanlah pada diri kami dan para pemimpin kami kearifan dalam bertindak, kejujuran dalam menjalankan tugas dan kewajiban agar segala urusan kami membuahkan hasil yang bermanfaat untuk bangsa dan negara kami.

Ya Allah ya Ghaffar, ampunikah dosa dan kesalahan kami, orang tua kami, para pemimpin kami, sesungguhnya Engkau Maha mengabulkan atas segala do’a, amin.

رَبَّنَا اٰتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى الْاٰ خِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ, وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ



9/22/2015

Holiday Yang Melelahkan



Holiday adalah hari yang membahagiakan, karena pada hari itu aktifitas dan rutinitas untuk sementara dihentikan. Saatnya untuk refressing, karena itu pada saat holiday kita sering mencari kegiatan, berlibur atau bertamasya ke tempat wisata, bershilaturahim ke tempat teman atau saudara diluar kota atau memenuhi undangan walimah atau resepsi. Ada lagi ketika hari libur digunakan untuk bersantai-santai, di rumah bersama keluarga, atau melakukan bersih-bersih rumah dan lingkungannya. Namun sekalipun hari libur namun senantiasa berupaya untuk mengoptimalkan waktu agar tidak terbuang dengan sia-sia. Sehingga walaupun libur namun mempunyai target-target suatu pekerjaan yang harus diselesaikan.

Aktifitas di rumah dan sekitarnya akan ditentukan oleh dirinya sendiri, misalnya bersih-bersih lingkungan, berkebun, bercocok tanam, memancing atau bersih-bersih sangkar burung atau kandang hewan piaraannya. Biasanya bila merasa capek maka akan segera berhenti, beristirahat, minum atau makan dan istirahat kembali. Sehingga walaupun beraktifitas namun tidak terlalu memforsir tenaga. Lain halnya bila beraktifitas dengan menggunakan media transportasi kendaraan bermotor pribadi.

Pernahkah berfikir bahwa armada adalah benda mati yang mempunyai ukuran ketahanan, sehingga setiap membeli kendaran baru, disana sudah ada petunjuk sampai berapa lama sparepart harus diganti. Pihak perusahaan telah memberikan batas waktu, sehingga walaupan masih kelihatan bagus karena terawat namun bila digunakan secara terus-menerus benda mati tersebut mempunyai batas kekuatan. Bila sparepart tersebut suatu yang bisa aus, seperti ban, kampas kopling, kampas rem biasanya bila sudah menipis maka akan segera diganti dengan yang baru. Tetapi bila sparepart tersebut berupa per, shocbreaker, as mobil sudah terlalu lama, maka gantinya biasanya bila telah patah. Konsumen tidak mengetahui atau malalaikan batas waktu untuk diganti. Bagaimanakah bila dalam perjalanan as mobil atau per nya patah?

Ini menjadi problem, bila kejadian patah sedang berada ditempat ramai tentu akan menimbulkan kemacetan lalu lintas, karena bisa jadi kendaraan sedang berada ditengah-tengah jalan, tiba-tiba mogok, hal ini akan menimbulkan kepanikan pada dirinya dan kekesalahan bagi pengendara yang lain. Mau-tidak mau harus diderek dan dipindahkan ke tempat yang lebih aman. Bila kejadian patah sedang berada ditempat yang sepi, maka akan kesulitan untuk mencari montir dan bantuan pada pihak lain. Ditambah lagi bila peristiwa ini terjadi pada hari libur, dimana para pemilik perusahaan dan toko meliburkan karyawan, karena mereka mempunyai hak untuk libur, sehingga tok-toko sparepart banyak yang tutup.

Ketika mengalami hal yang demikian, yang muncul dalam benaknya yang penting mobil bisa berjalan dan segera sampai tujuan. Untuk mewujudkan maka berupaya untuk mencari montir, namun ternyata montir banyak yang libur maka mencari informasi kepada masyarakat sekitar, siapa yang bekerja dibengkel. Bila sedang beruntung maka akan menemukan montir, setelah terjadi pembicaraan montir segera beraksi melepaskan per yang patah dan berupaya untuk mengganti dengan yang baru. Bila nasib sedang mujur dapat menemukan tukang per menyediakan per mobil yang dibutuhkan. Namun bila sedang tidak beruntung, ternyata mencari kesana-kemari tukang per tidak menjual per mobil yang dibutuhkan. Karena sudah ada tekat yang penting mobil bisa berjalan dan segera sampai ke tujuan, maka berupaya mencari tukang las. Ternyata lagi-lagi tukang las juga libur. Tidak patah semangat terus mencari tukang las yang membuka usahanya pada hari libur. Beruntung ada tukang las yang tidak mempunyai hari libur, karena mereka bekerja secara mandiri, tidak tergantung pada orang lain, maka dia libur menurut seleranya. Maka disinilah terjadi saling menguntungkan, tukang las mendapat penghasilan dan pemilik mobil mendapatkan jasa pelayanan.

Dengan mengucapkan saling berterimakasih, pemilik mobil berterimakasih, tukang las juga berterima kasih. Sampailah pada tindakan selanjutnya untuk dipasang pada mobilnya, setelah selesai di pasangpun, pemilik mobil berterimakasih pada montir dan montirpun berterima kasih pada pemilik mobil. Nampaknya bukan hanya sekedar memberikan berapa ongkos bongkar pasang sparepart mobil, namun memberikan tips sebagai ungkapan rasa terima kasih. Setelah mobil siap untuk kendarai, rasa senang dan bersyukur telah selesai. Namun begitu melihat waktu, ternyata sampai sehari penuh menyelesaikan perbaikan atas kerusakan mobil.

Setelah sampai tujuan baru terasa capeknya, sungguh holiday yang melelahkan.

9/04/2015

Haji Cukup Sekali dan Qurban Untuk Selama Berkemampuan



Rasulullah Muhammad SAW pernah berkata dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, bahwa dalam suatu khutbah belia bersabda: "Hai sekalian manusia, sesungguhnya Allah mewajibkan atasmu semua akan beribadat haji, maka kerjakanlah ibadat haji itu." Kemudian ada seorang lelaki bertanya: "Apakah itu untuk setiap tahun, ya Rasulullah?" Rsul SAW berdiam saja, yakni tidak menjawab pertanyaannya tadi, kemudian orang itu menanyakannya sampai tiga kali. Rasulullah SAW lalu bersabda: "Jikalau saya menjawab: "Ya," niscayalah beribadat haji akan menjadi wajib setiap tahun sekali, dan tentu engkau semua tidak akan kuasa mengerjakannya." Selanjutnya Rasul SAW bersabda: "Tinggalkanlah aku, yakni janganlah menanyakan padaku, apa-apa yang saya tinggalkan untukmu semua, yakni apa-apa yang tidak saya sebutkan. Karena yang menyebabkan rusaknya orang-orang yang sebelummu semua itu ialah karena mereka terlampau banyak bertanya dan senantiasa menyalahi pada nabi-nabi mereka. Maka dari itu, apabila saya memerintahkan kepadanmu semua dengan sesuatu perkara, lakukanlah itu sekuat tenaga yang ada padamu semua dan jikalau saya melarang engkau semua dari sesuatu perkara, maka tinggalkanlah itu”.

Berbeda dengan qurban, selagi masih ada kemampuan dan mendapatkan kenikmatan dari Allah, maka wujudkan rasa syukur itu diantaranya dengan melaksanakan qurban. Haji da qurban adalah perintah Allah kepada nabi Ibrahim yang tetap dilestarikan pada syariat nabi Muhammad SAW.

أَلْحَمْدُلِلّٰهِ الَّذِى خَلَقَ الْاِنْسَانَ وَعَلَّمَهُ الْبَيَانَ, أرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى سَاِئِر الْاَدْيَانِ. أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ اَلْوَاحِدُ الَمَنَّانُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَناَ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. أَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا أَمَّابَعْدُ: فَيَا عِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِى بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ


Kaum muslimin jema’ah Jum’ah Rahimakumullah
Dua hari yang lalu kita menyaksikan kebahagiaan dan kesedihan yang bercampur manjadi satu, pertama kebahagiaan orang-orang yang dipanggil oleh Allah untuk mengunjungi Baitullah, melaksanakan ibadah haji, menyempurnakan kewajiban sebagai seorang muslim yaitu melaksanakan rukun Islam yang kelima. Penantian yang cukup lama ternyata pada akhirnya sampai pada urutannya. Sehingga harapanya untuk sampai ke tanah suci yang selama ini hanya mendengar cerita orang dan melihat di televisi namun pada akhirnya akan disaksikan dan dirasakan secara langsung.

Dibalik kebahagian itu ternyata bercampur dengan kesedihan, betapa banyak para isteri, orang tua dan anak-anaknya bersedih, menenteskan air mata, bahkan kadang para sahabat, tetangga dan saudara-sauara muslim yang lain ikut merasakan kesedihan sehingga tanpa disadari air mata berlinang dan merasakan kesedihan. Kesedihan ini dirasakan karena akan segera ditinggal oleh orang yang dicintai, walaupun hanya beberapa saat namun tidak menutup kemungkinan ada perasaan lain yang kadang mendahului qodrat dan irodat Allah. Karena ini melalui mimbar khutbah ini marilah kita doakan saudara-sauara kita yang sedang melaksanakan ibadah haji senantiasa diberikan kesehatan, kesabaran, kelapangan, kesempatan dan kemampuan untuk menjalankan seluruh rangkaian ibadah haji. Seluruh rukun, wajib dan sunnah-sunnah haji dapat dilaksanakan dengan baik sehingga kelak kembali ke tanah air tetap sehat dan memperoleh predikat haji mabrur.

Ibadah haji adalah kewajiban bagi setiap muslim yang telah diperintahkan Allah SWT:



“….mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam. (QS. Ali Imran: 97)

Salah satu syarat mengerjakan haji adalah istitha’ah, para ulama’ berbeda pendapat dalam penanfsirannya, sebagian mereka mengatakan kemampuan dalam hal bekal dan kendaraan disertai amannya dalam perjalanan. Sebagian mereka mengartikan sehat jasmani dan mampu berjalan. Sebagian lagi mengatakan lagi sehat badannya, merasa aman dari gangguan musuh dan binatang buas, disertai dengan kemampuan membekali diri dengan harta untuk perbekalan dan ongkos perjalanan, serta dilunansi semua hutang orang yang bersangkutan, diserahkan semua titipan dan mampu membekali nafkah orang-orang yang menjadi tanggungannya selama menunaikan ibadah haji. Karena itu istitho’ah (kemampuan) yang perwujudannya saling berbeda antara seorang dengan orang lain dan dari masa- kemasa. (terj. Tafsir Al Maraghi, hal: 15)

Ibadah haji merupakan salah satu rukun Islam, sebagaimana sabda rasul:

بُنِيَ الإسْلامُ عَلَى خَمْسٍ: شَهادَةِ أَنْ لا إله إلا اللَّه وأَنَّ مُحَمَّداً رسولُ اللَّهِ ، وإقَامِ الصَّلاةِ وإِيتَاءِ الزَّكَاةِ، وحَجِّ البيْتِ ، وصَوْمِ رَمَضَانَ " متفقٌ عليهِ 

"Islam didirikan atas lima perkara, yaitu menyaksikan bahwasanya tiada Tuhan melainkan Allah dan bahwasanya Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, berhaji ke Baitullah dan berpuasa dalam bulan Ramadhan." (Muttafaq ‘alaih)

Karena itu haji adalah merupakan ibadah yang paling utama sebagaimana ketika sahabat bertanya pada rasul:

أَيُّ العَمَلِ أَفضَلُ ؟ قال: " إيمانٌ بِاللَّهِ ورَسُولِهِ" قيل: ثُمَّ ماذَا؟ قال: " الجِهَادُ في سَبِيلِ اللَّهِ " قيل: ثمَّ ماذَا؟ قَال: " حَجٌ مَبرُورٌ " متفقٌ عليهِ.

"Amalan manakah yang lebih utama?" Rasul SAW. menjawab: "Beriman kepada Allah dan Rasul-Nya." Ditanya lagi: "Kemudian apakah?" Rasul SAW menjawab: "Jihad fi-sabilillah." Ditanya pula: "Kemudian apakah?" Rasul SAW. menjawab: "Haji yang mabrur." (Muttafaq 'alaih)

Di Tanah Suci para jemaah haji berupaya untuk melakukan rangkaian ibadah haji, diantaranya ihram, wukuf di Arafah, thawaf ifadhah, sa'i, mencukur rambut di kepala atau memotongnya sebagian, melontar jumrah, mabit (menginap) di Mudzdalifah, mabit di Mina, thawaf wada' (tawaf perpisahan), dan amalan-amalan sunnah lainnya. Para jemaah haji akan fokus seluruh waktunya digunakan untuk ibadah, mereka lupakan hiruk-pikuk kesibukan di tanah air, semuanya hanya tercurah untuk mendekatkan diri kepada Allah. Karena itu Allah kelak akan memberikan balasan bagi mereka:

" العُمْرَة إلى العُمْرِة كَفَّارةٌ لما بيْنهُما، والحجُّ المَبرُورُ لَيس لهُ جزَاءٌ إلاَّ الجَنَّةَ ". متفقٌ عليهِ

"Umrah ke umrah yang berikutnya adalah menjadi penutup dosa dalam waktu antara dua kali umrah itu, sedang haji mabrur maka tidak ada balasan bagi yang melakukannya itu melainkan syurga." (Muttafaq 'alaih)

Ketika para jemaah haji sedang berlomba-lomba untuk meraih ridha Allah, karena itu bagi kaum muslimin yang berada di tanah air diperintahkan untuk menyembelih hewan qurban, sebagaimana firman Allah:



“ Sesungguhnya kami Telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka Dirikanlah shalat Karena Tuhanmu; dan berkorbanlah. Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang terputus. (QS. Al Kautsar:1-3)

Qurban adalah salah satu ibadah yang utama, karena qurban merupakan impelentasi dari iman dan taqwa kepada Allah, iman bukan semata-mata hanya perkataan di lisan, tetapi keyakinan didalam hati, dari iman itu terus dikuatkan sehingga menjadi bentuk amal perbuatan. Iman bukan hanya menjadi cita-cita dan perhiasan saja. Karena itu dengan keimanan pula tergerak hatinya untuk menusuri jejak sejarah nabi Ibrahim sebagai rasul yang kaya dan dermawan dan keimanannya benar-benar telah teruji. Hal ini terbukti ketika Allah menguji dengan memerintahkan untuk menyembelih putra kesayangan yang dinanti-nantikan kelahirannya. Beliaupun taat, dan dengan ketaatan inilah Allah mengganti dengan qurban seekor binatang. Karena itu ketaqwaanlah yang akan sampai kepada Allah SWT, sebagaimana firman Allah:


“ Daging (hewan qurban) dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya”. (QS. Al Haj:37)

Dengan berqurban, orang akan merasa dekat dengan Allah, akan diberikan kecukupan oleh Allah dan dengan berqurban akan menjadi hamba Allah yang bersabar dan bersyukur.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.



7/20/2015

Beragama Itu Dari Hati Dan Akan Kembali Ke Hati



Dari mana datangnya cinta? Dari mata turun ke hati. Dari mana datangnya iman? Dari hati lalu diucapkan dengan lisan dan dilaksanakan dengan amal perbuatan. Rasulullah SAW pernah bersabda:

لَيْسَ الْاِيْمَانُ بِالتَّمَنِّى وَلَا بِالتَّحَلِّى وَلَكِنْ مَا وَقَرَ فِى القَلْبِ وَصَدَّقَهُ الْعَمَلُ (رواهابن النجاروالديلمي

“Iman itu bukan hanya sebagai pengharapan (cita- cita) dan perhiasan (dibibir), akan tetapi sesuatu yang bertempat di hati dan dilaksanakan dengan amal ibadah”.(HR. Ibnu Najar lan Dailami)

Dari mana hati memperoleh kemantapan tentang iman? Tidak bisa dipungkiri bahwa iman akan terbentuk dari lingkungan, dimana bayi yang dilahirkan pada keluarga muslim maka dia akan mempunyai kecenderungan beragama Islam. Demikian pula yang beragama selain Islam maka akan beragama menurut agama yng dianut oleh keluargannya, hal ini akan diperteguh dengan proses pendidikan dan pelatihan yang dilakukan olehg dilakukan oleh keluarga.

Dalam perkembangan selanjutnya setelah dewasa ternyata dapat menemukan keyakinan baru setelah melakukan pengamatan, penelitian bahkan kadang melalui proses perenungan. Sehinga pada golongan ini akan mempunyai keyakinan yang mantap di banding kelompok pertama karena keturunan. Dimana ketika dihadapkan dengan suatu masalah dia akan menjawab dengan argummentasi yang kuat dan bersifat integral, bukan dengan dalih “pokoke (jawa), yang penting atau pokoknya. Diperkuat dengan pengalaman spiritual yang pernah dialami, sehingga ketika menghadapi suatu masalah dia merasa selalu dibimbing oleh suatu bisikan halus. Sehingga keyakinannya itu tidak akan mudah tergoyahkan oleh suatu kondisi dan situasi.

Pada suatu saat Rasulullah SAW diberikan pendidikan dan pengajaran Allah melalui perantaraan Malaikat Jibril:

Dari Umar radhiyallahu `anhu juga dia berkata : Ketika kami duduk-duduk disisi Rasulullah shallahu`alaihi  wa sallam suatu hari tiba-tiba datanglah seorang laki-laki yang mengenakan baju yang sangat putih dan berambut sangat hitam, tidak tampak padanya bekas-bekas perjalanan jauh dan tidak ada seorangpun di antara kami yang mengenalnya. Hingga kemudian dia duduk di hadapan Nabi lalu menempelkan kedua lututnya kepada kepada lututnya (Rasulullah shallahu`alaihi wa sallam) seraya berkata, “ Ya Muhammad, beritahukan aku tentang Islam ?”, Maka bersabdalah Rasulullah shallallahu`alaihi wa sallam: “ Islam adalah engkau bersaksi bahwa tidak ada ilah (tuhan yang disembah) selain Allah, dan bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah, engkau mendirikan shalat, menunaikan zakat, puasa Ramadhan dan pergi haji jika mampu “, kemudian dia berkata, “ anda benar “. Kami semua heran, dia yang bertanya dia pula yang membenarkan. Kemudian dia bertanya lagi: “ Beritahukan aku tentang Iman “. Lalu beliau bersabda, “ Engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya dan hari akhir dan engkau beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk “, kemudia dia berkata, “ anda benar“. Kemudian dia berkata lagi: “ Beritahukan aku tentang ihsan “. Lalu beliau bersabda, “ Ihsan adalah engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihatnya, jika engkau tidak melihatnya maka Dia melihat engkau” . Kemudian dia berkata, “ Beritahukan aku tentang hari kiamat (kapan kejadiannya)”. Beliau bersabda,“ Yang ditanya tidak lebih tahu dari yang bertanya ". Dia berkata,“ Beritahukan aku tentang tanda-tandanya “, beliau bersabda, “ Jika seorang hamba melahirkan tuannya dan jika engkau melihat seorang bertelanjang kaki dan dada, miskin lagi penggembala domba, (kemudian) berlomba-lomba meninggikan bangunannya “, kemudian orang itu berlalu dan aku berdiam sebentar. Kemudian beliau (Rasulullah shallahu`alaihi wa sallam) bertanya,“ Tahukah engkau siapa yang bertanya ?”. Aku berkata,“ Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui “. Beliau bersabda,“ Dia adalah Jibril yang datang kepada kalian (bermaksud) mengajarkan agama kalian “. (Riwayat Muslim)

Esensi agama Islam adalah mengucapkan dua kalimat syahadat sebagai pangkal dari setiap ibadah. Karena menegakkan shalat, membayar zakat, melaksanakan puasa, melaksanakan haji adalah perujung pangkal karena beriman kepada Allah, malaikat-malaikat, kitab-kitab, para rasul, hari Qiyamat, dan iman terhadap qadha dan qadarnya Allah SAW. Demikian pula amal ibadah yang lainnnya yaitu segala ibadah ghairu maghdhah. Keteguhan dan semangat dalam menjalankan perintah Allah akan meningkat menjadi kecintaan kepada Allah. Hal ini tidak lain karena talah menemukan pengalaman spiritual sendiri-sendiri. Misalnya ketika belum menegakkan shalat maka merasa ada sesuatu yang tertinggal, dan setelah menegakkan shalat merasakan kesejukan, ketenangan, kedamaian bahkan merasakan mendapatkan kekuata baru. Demikian pula setelah membayar zakat, mengeluarkan infaq dan shadaqah merasakan semakin dilapangkan rizkinya. Rizki dalam pengertian bahwa segala pemberian Allah baik berupa umur, kesehatan, kesempatan, harta, pangkat dan jabatan adalah merupakan rizki Allah.

Menunaikan puasa Ramadhanpun berdampak dapat membentuk pribadi yang sabar, ikhlas, jujur, tawakal kepada Allah. Dan karena kerinduan terhadap bulan Ramadhan, dirinya ikhlas menahan untuk tidak makan, minum dan tidak melakukan hubungan seks suami istri pada siang hari yaitu setelah berbuka pada tanggal satu Syawal kemudian dilanjutkan puasa tanggal 2-7 Syawal. Mengapa dia berpuasa, tidak lain karena merasakan sesuatu ketika menjlankan puasa Syawal. Hl ini akan dirasakan oleh orang-orang yang berpuasa. Hatinya merasakan suatu ketenangan, karena itu ibadah yang dilandasi dengan hati maka akan kembali kepada hati.

Setiap perintah Allah bila dijalankan dengan istiqomah, sehingga akan meningkat kualitasnya niscaya akan membawa parubahan pada sikap mental dan perbuatan yang lebih baik, bahkan Allah akan mendatangkan keberkahan. Dengan keberkahan ini hidupnya akan lebih bermakna, merasa diberi kecukupan oleh Allah, hidup terasa tenang, damai dan selalu merasa optimis.