7/20/2015

Beragama Itu Dari Hati Dan Akan Kembali Ke Hati



Dari mana datangnya cinta? Dari mata turun ke hati. Dari mana datangnya iman? Dari hati lalu diucapkan dengan lisan dan dilaksanakan dengan amal perbuatan. Rasulullah SAW pernah bersabda:

لَيْسَ الْاِيْمَانُ بِالتَّمَنِّى وَلَا بِالتَّحَلِّى وَلَكِنْ مَا وَقَرَ فِى القَلْبِ وَصَدَّقَهُ الْعَمَلُ (رواهابن النجاروالديلمي

“Iman itu bukan hanya sebagai pengharapan (cita- cita) dan perhiasan (dibibir), akan tetapi sesuatu yang bertempat di hati dan dilaksanakan dengan amal ibadah”.(HR. Ibnu Najar lan Dailami)

Dari mana hati memperoleh kemantapan tentang iman? Tidak bisa dipungkiri bahwa iman akan terbentuk dari lingkungan, dimana bayi yang dilahirkan pada keluarga muslim maka dia akan mempunyai kecenderungan beragama Islam. Demikian pula yang beragama selain Islam maka akan beragama menurut agama yng dianut oleh keluargannya, hal ini akan diperteguh dengan proses pendidikan dan pelatihan yang dilakukan olehg dilakukan oleh keluarga.

Dalam perkembangan selanjutnya setelah dewasa ternyata dapat menemukan keyakinan baru setelah melakukan pengamatan, penelitian bahkan kadang melalui proses perenungan. Sehinga pada golongan ini akan mempunyai keyakinan yang mantap di banding kelompok pertama karena keturunan. Dimana ketika dihadapkan dengan suatu masalah dia akan menjawab dengan argummentasi yang kuat dan bersifat integral, bukan dengan dalih “pokoke (jawa), yang penting atau pokoknya. Diperkuat dengan pengalaman spiritual yang pernah dialami, sehingga ketika menghadapi suatu masalah dia merasa selalu dibimbing oleh suatu bisikan halus. Sehingga keyakinannya itu tidak akan mudah tergoyahkan oleh suatu kondisi dan situasi.

Pada suatu saat Rasulullah SAW diberikan pendidikan dan pengajaran Allah melalui perantaraan Malaikat Jibril:

Dari Umar radhiyallahu `anhu juga dia berkata : Ketika kami duduk-duduk disisi Rasulullah shallahu`alaihi  wa sallam suatu hari tiba-tiba datanglah seorang laki-laki yang mengenakan baju yang sangat putih dan berambut sangat hitam, tidak tampak padanya bekas-bekas perjalanan jauh dan tidak ada seorangpun di antara kami yang mengenalnya. Hingga kemudian dia duduk di hadapan Nabi lalu menempelkan kedua lututnya kepada kepada lututnya (Rasulullah shallahu`alaihi wa sallam) seraya berkata, “ Ya Muhammad, beritahukan aku tentang Islam ?”, Maka bersabdalah Rasulullah shallallahu`alaihi wa sallam: “ Islam adalah engkau bersaksi bahwa tidak ada ilah (tuhan yang disembah) selain Allah, dan bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah, engkau mendirikan shalat, menunaikan zakat, puasa Ramadhan dan pergi haji jika mampu “, kemudian dia berkata, “ anda benar “. Kami semua heran, dia yang bertanya dia pula yang membenarkan. Kemudian dia bertanya lagi: “ Beritahukan aku tentang Iman “. Lalu beliau bersabda, “ Engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya dan hari akhir dan engkau beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk “, kemudia dia berkata, “ anda benar“. Kemudian dia berkata lagi: “ Beritahukan aku tentang ihsan “. Lalu beliau bersabda, “ Ihsan adalah engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihatnya, jika engkau tidak melihatnya maka Dia melihat engkau” . Kemudian dia berkata, “ Beritahukan aku tentang hari kiamat (kapan kejadiannya)”. Beliau bersabda,“ Yang ditanya tidak lebih tahu dari yang bertanya ". Dia berkata,“ Beritahukan aku tentang tanda-tandanya “, beliau bersabda, “ Jika seorang hamba melahirkan tuannya dan jika engkau melihat seorang bertelanjang kaki dan dada, miskin lagi penggembala domba, (kemudian) berlomba-lomba meninggikan bangunannya “, kemudian orang itu berlalu dan aku berdiam sebentar. Kemudian beliau (Rasulullah shallahu`alaihi wa sallam) bertanya,“ Tahukah engkau siapa yang bertanya ?”. Aku berkata,“ Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui “. Beliau bersabda,“ Dia adalah Jibril yang datang kepada kalian (bermaksud) mengajarkan agama kalian “. (Riwayat Muslim)

Esensi agama Islam adalah mengucapkan dua kalimat syahadat sebagai pangkal dari setiap ibadah. Karena menegakkan shalat, membayar zakat, melaksanakan puasa, melaksanakan haji adalah perujung pangkal karena beriman kepada Allah, malaikat-malaikat, kitab-kitab, para rasul, hari Qiyamat, dan iman terhadap qadha dan qadarnya Allah SAW. Demikian pula amal ibadah yang lainnnya yaitu segala ibadah ghairu maghdhah. Keteguhan dan semangat dalam menjalankan perintah Allah akan meningkat menjadi kecintaan kepada Allah. Hal ini tidak lain karena talah menemukan pengalaman spiritual sendiri-sendiri. Misalnya ketika belum menegakkan shalat maka merasa ada sesuatu yang tertinggal, dan setelah menegakkan shalat merasakan kesejukan, ketenangan, kedamaian bahkan merasakan mendapatkan kekuata baru. Demikian pula setelah membayar zakat, mengeluarkan infaq dan shadaqah merasakan semakin dilapangkan rizkinya. Rizki dalam pengertian bahwa segala pemberian Allah baik berupa umur, kesehatan, kesempatan, harta, pangkat dan jabatan adalah merupakan rizki Allah.

Menunaikan puasa Ramadhanpun berdampak dapat membentuk pribadi yang sabar, ikhlas, jujur, tawakal kepada Allah. Dan karena kerinduan terhadap bulan Ramadhan, dirinya ikhlas menahan untuk tidak makan, minum dan tidak melakukan hubungan seks suami istri pada siang hari yaitu setelah berbuka pada tanggal satu Syawal kemudian dilanjutkan puasa tanggal 2-7 Syawal. Mengapa dia berpuasa, tidak lain karena merasakan sesuatu ketika menjlankan puasa Syawal. Hl ini akan dirasakan oleh orang-orang yang berpuasa. Hatinya merasakan suatu ketenangan, karena itu ibadah yang dilandasi dengan hati maka akan kembali kepada hati.

Setiap perintah Allah bila dijalankan dengan istiqomah, sehingga akan meningkat kualitasnya niscaya akan membawa parubahan pada sikap mental dan perbuatan yang lebih baik, bahkan Allah akan mendatangkan keberkahan. Dengan keberkahan ini hidupnya akan lebih bermakna, merasa diberi kecukupan oleh Allah, hidup terasa tenang, damai dan selalu merasa optimis.

7/18/2015

Saat Bahagia dan Sedih di Bulan Syawal


Saat berbahagia kini dirasakan oleh seluruh umat Islam setelah selesai menunaikan puasa Ramadhan selama satu bulan. Namun kadang perasaan senang karena akan kembali pada masa sebelum bulan Ramadhan dimana dapat kembali makan dan minum pada waktu setelah terbit matahari hingga terbenam. Bila kesenangan hanya luapan hawa nafsu maka termasuk golongan orang-orang yang rugi, karena manusia akan diperbudak kembali oleh hawa nafsu dengan memperbanyak makan dan minum.

Memang secara umum umat Islam merasa bahagia dengan selesainya puasa Ramadhan, dan hanya sebagian kecil saja yang merasa sedih ditinggalkan bulan mubarok, bulan yang penuh dengan ampunan Allah, bulan dimana seluruh amal perbuatan akan dilipatgandakan oleh Allah SWT. Lain lagi bagi Rasul dan para shalihin telah mengetahui keutamaan bulan Ramadhan dan berusaha untuk meraih keutamaan itu, sehingga bila orang-orang awam mengatahui keutamannya maka akan meminta kepada Allah agar seluruh bulan dijadikan bulan Ramadhan.

Puasa Ramadhan yang diikuti enam hari pada bulan syawal mempunyai keutamaan sebagaimana ibadah sepanjang masa. Sudahkan kita terbiasa menunaikan puasa syawal? Bila telah melaksanakan maka dia akan merasa meraih keutamaan itu, namun sebaliknya banyak orang bercita-cita meraih keutamaan itu, namun puasa syawal dibiarkan berlalu.
Umat Islam memasuki Idul Fitri secara bersama, semoga persatuan dan persaudaan sesama umat Islam dan terhadap pemeluk agama lain agama lain. Karena itu dengan masuknya ke bulan Syawal saya sampaikan “ ja’alanallahu minal ‘aidin wal faizin, mohon maaf semua kesalahan baik yang disengaja atau karena khilaf, semoga Allah SWT mengembalikan kepada kesucian.

6/17/2015

Aura Ramadhan, terasa walau belum terlaksana



Alhamdulillah pada tahun 1436 H/ 2015 umat Islam akan melaksanakan ibadah puasa Ramadhan secara bersamaan. Sekarang tinggal menunggu hitungan jam untuk melaksanakan puasa Ramadhan. Aura bulan Ramadhan sudah terasa sejak satu bulan yang lalu, pada bulan Sya’ban gema Ramadhan, seakan menjadi hembusan angin yang bertiup ditengah belantara yang panas. Ramadhan ibarat angin yang bertiup menyejukkan tubuh dan sejenak mengurangi rasa lelah, panas, lapar dan dahaga.

Sejenak para petani yang sedang mencangkul disawah dan ladang menjadi sejuk ketika ditengah-tengah rasa lelah, sejenak beristirahat dibawah pohon. Angin bertiup sepoi-poi, sejenak menguap dan sebentar tertidur dibawah pohon. Alangkah nikmatnya, ketika angin bertiup dapat mengurangi rasa lelah, haus, lapar bahkan menghilangkan beban hidup. Dan ketika terbangun badan sudah kembali segar dan siap untuk bekerja.

Itulah bulan Ramadhan, ibarat menjadi angin yang dapat membentuk pribadi muslim yang sehat, ikhlas, sabar, disiplin dan dapat mewujudkan pribadi yang fitrah, sehingga dapat menambah rasa kedekatan diri kepada Allah. Karena betapa besar fadhilah bulan suci Ramadhan. Bulan yang penuh dengan keberkahan dan ampunan Allah. Kaum muslimin telah menyiapkan segala keperluan untuk menyambut bulan suci Ramadhan. Tempat ibadah telah dibersihkan, rencana-rencana kegiatan telah disiapkan. Para pedagangpun langsung mendapatkan keberkahan, dagangannya menjadi laris-manis, sekalipun harga dinaikkan namun konsumen telah menyadarinya.

Aura Ramadhan semakin dekat, namun hendaknya kedekatan ini jangan dikotori dengan dorongan hawa nafsu. Kalau dalam bulan Ramadhan para syetan dibelenggu dan kinilah kesempatannya sebelum puasa untuk menggoda orang-orang yang beriman, untuk berlebih-lebihan dalam makan dan minum. Karena itulah pengendalian diri hendaknya terus diupayakan. Besok kita akan masuk pada bulan pengendalian diri untuk tidak makan, minum, melakukan hubungan seks suami istri pada siang hari. Dan berupaya mengendalikan diri untuk tidak melakukan hal-hal yang dapat merusak kualitas ibadah puasa. Sesungguhnya banyak orang yang berpuasa namun tidak mendapat derajat sebagai orang yang bertaqwa, namun hanya lapar dan dahaga saja. Merugilah bila menjadi muslim yang demikian ini.

6/16/2015

Marhaban Ya Ramadhan, Sucikan Hati dari perilaku tidak terpuji.



Bulan Ramadhan 1436 akan segera datang, bulan penuh keberkahan, ampunan dari Allah. Setiap amal ibadah ditingkatkan pahalanya mulai dari 10 hingga 700 kali tingkatan. Bulan Ramadhan menjadi bulan bermuhasabah, meniti-niti kesalahan dan kekurangan diri sebagai hamba Allah. Sesungguhnya tidak ada hamba Allah yang sempurna, namun janganlah berputus asa untuk berupaya meraih kesempurnaan dengan mengejar keutamaan bulan suci Ramadhan.

Karena itu sebelum memasuki bulan suci Ramadhan, saya memohon maaf kepada semua pembaca di blog saya ini. Walaupun mungkin para pembaca kadang terkejut dengan penayangan gambar atau video porno yang menggunakan tautan saya. Hal ini saya sampaikan bahwa sesungguhnya hal itu bukanlah saya yang memposting, hal itu adalah perbuatan orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Karena itu hentikanlah perbuatan yang merusak nama baik dan reputasi seseorang atau kelompok. Sakali lagi saya memohon maaf dan sekaligus mengucapkan selamat menunaikan ibadah puasa. Semoga Allah akan menaikkan derajat kita semua pada derajat muttaqin.

Kata maaf adalah mudah namun kadang berat untuk diucapkan, mengapa demikian, tidak lain karena didalam diri ada belenggu yang menghambatnya. Mari kita bongkar belenggu itu agar kita senantiasa merasa dekat dengan Allah, dan Allah menyayangi hamba-Nya.

Selamat menunaikan ibadah puasa Ramadhan.

5/22/2015

Implementasi Syukur - Khutbah Bahasa Indonesia



Rasa syukur merupakan kekuatan rohani, bahasa hati manusia, yang mana dengan rasa syukur itulah orang-orang yang beriman akan dapat mewujudkan cita-cita hidupnya. Kesejahteraan dan kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat kelak.


اِنَّ الْحَمْدَلِلّٰهِ الَّذِىْ فَضَّلَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ عَلَى سَائِرِ الْاَيَّامِ الْمُتَعَدِّدَةِ وَجَعَلَ فِيْهِ سَاعَةً مُسْتَجَابَةً لِمَنْ دَعَاهُ بِخُلُوْصِ النِّيَّةِ. أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ شَهَادَةَ تُنْجِيْنَا مِنْ جَمِيْعِ الْاَهْوَالِ وَالْمَشَاكِلَةِ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ رَسُوْلُهُ أَرْسَلَهُ اللهُ بِالرَّحْمَةِ وَالرَّأْفَةِ. أَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا أَمَّابَعْدُ: فَيَا عِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِى بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ.

Kaum muslimin jema’ah Jum’ah Rahimakumullah
Dalam kesempatan yang mulia ini tak lupa saya berwasiat untuk selalu meningkatkan iman dan taqwa kita kepada Allah, yaitu dengan menjalankan perintah-perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Sesungguhya segala perintah dan larangan Allah akan membawa konsekwensi, baik dalam suasana kehidupan dunia dan di akhira kelak. Seorang hamba Alah yang senantiasa merasa dalam kondisi ketaatan kepada Allah maka dia akan memperoleh ketenangan, kebahagiaan bahkan kesejahteraan dalam hidup, demikian pula di akhirat akan dimasukkan ke dalam syurga-Nya. Sebaliknya hamba Allah yang senantiasa berada pada jalan kesesatan atau kefasikan maka akan dijauhkan dari kebahagiaan, ketenangan dan kesejahteraan. Namun seandainya sedang berada dalam kejayaan sesungguhnya Allah sedang menguji hambanya.
Karena itu sebaik-baik hamba Allah adalah yang senantiasa meningkatkan rasa syukur dalam dirinya, Allah SWT telah berfirman:


“ Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih". (QS. Ibrahim: 7)

Didalam ayat Alquran tersebut Allah SWT telah memaklumkan yaitu memberi tahu tentang janjinya. Dalam tafisr Ibnu Katsir ayat tersebut bisa bermakna bahwa Allah telah bersumpah dengan keperkasaan, keagungan dan kebesaran-Nya. Jika kamu bersyukur maka Allah akan menambah kenikmtannya dan jika kamu mengingkari (nikmat Allah) maka sesungguhnya azab-Ku (Allah) sangat pedih.

Kaum muslimin jema’ah Jum’ah Rahimakumullah
Ada sementara orang yang memaknai kenikmatan Allah adalah berupa harta yang banyak, pangkat dan jabatan yang menggiurkan. Kebanyakan bila memperolehnya segera bersyukur, dengan melakukan sujud syukur atau mengucapkan hamdalah. Bagi yang berpendapat seperti ini memang tidak salah namun tidak sepenuhnya benar. Bagaimanakah dengan kepemilikan yang telah diraihnya itu namun tiba-tiba dirinya jatuh sakit.

Bagaimanakah bila hari-harinya selalu dihabiskan untuk mempertahankan harta, pangkat dan jabatan. Seluruh waktu, fikiran dan tenaga difokuskan pada karier dan harta sehinga melalaikan tugas dalam keluarga dan dalam masyarakat. Kebahagiaan, kesejaheraan dan ketenangan yang baru saja dirasakan berbalik menjadi musibah dan bencana yang datang silih berganti nyaris tidak ada ujung pangkalnya.

Karena itu sesungguhnya kesehatan adalah kenikmatan, umur yang panjang adalah kenikmatan, kesempatan adalah kenikmatan. Dan semua ini harus disyukuri dan dengan kesyukuran itulah Allah akan menambah kenikmatan kepada hamba-Nya. Betapa besarnya faedah dan keuntungan yang akan diperoleh setiap orang yang banyak bersyukur kepada-Nya, yaitu bahwa Dia akan senantiasa menambah rahmat-Nya kepada hamba-Nya. Sebaliknya Allah juga mengingatkan kepada mereka yang mengingkari nikmat-Nya dan tidak mau bersyukur bahwa Dia akan menimpakan azab-Nya yang sangat pedih kepada mereka.

Mensyukuri rahmat Allah, pertama ialah dengan ucapan yang setulus hati, kemudian diiringi pula dengan perbuatan, yaitu menggunakan rahmat tersebut dengan cara dan untuk tujuan yang diridai-Nya.
Dalam kehidupan sehari-hari dapat kita lihat, bahwa orang-orang yang dermawan dan suka menginfakkan hartanya untuk kepentingan umum dan menolong orang-orang yang memerlukan pertolongan, pada umumnya tak pernah jatuh miskin atau pun sengsara, bahkan sebaliknya rezekinya senantiasa bertambah dan kekayaannya makin meningkat dan hidupnya bahagia, dicintai dan dihormati dalam pergaulan. Sebaliknya orang-orang kaya yang kikir, atau suka menggunakan kekayaannya untuk hal-hal yang tidak diridai Allah, seperti judi atau memungut riba, maka kekayaannya tidak cepat bertambah bahkan lekas menyusut. Dalam pada itu ia senantiasa dibenci dan dikutuki orang banyak, sehingga kehidupan akhiratnya jauh dari ketenangan dan kebahagiaan.
Rasulullah SAW bersabda:

مَنْ أُعْطِيَ فَشَكَرَ, وَابْتُلِيَ فَصَبَرَ,وَظُلِمَ فَغَفَرَ,وَظَلَمَ فَاسْتَغْفَرَ,ثُمَّ سَكَتَ عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ, فَقَالُواْ: مَا لَهُ يَارَسُوْلَ اللهِ؟ قَالَ: اُولٰۤئِكَ لَهُمُ الْاَمْنُ وَهُمْ مُهْتَدُوْن (رواه ابوداود

“Barang siapa diberi karunia lalu bersyukur (berterima kasih), diuji lalu bersabar, dianiaya lalu memafkan, dan bila mendhalimi ia meminta maaf, kemudian beliau berdiam diri. Lalu para sahabat bertanya, “Mangapa wahai Rasululah? Beliau menjawab, mereka itulah orang-orang yang mendapat keamanan dan mereka juga mendapa hidayah”.(HR. Abu Dawud)

Kaum muslimin jema’ah Jum’ah Rahimakumullah
Rasa syukur merupakan kekuatan rohani, bahasa hati manusia, yang mana dengan rasa syukur itulah orang-orang yang beriman akan dapat mewujudkan cita-cita hidupnya. Kesejahteraan dan kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat kelak. Sudahkan kita termasuk orang-orang yang bersyukur? Ada beberapa tanda-tanda pribadi yang besyukur diantaranya:
  1. Adanya perasaan gembira terhadap keberadaan nikmat itu yang untuk selanjutnya diwujudkan dalam bentuk peningkatan amal ibadah dan pendekatan diri kepada-Nya.
  2. Memperbanyak ucapan syukur dan berterimakasih kepada Allah dengan memuji-Nya, karena hanya Allah tempat segala pujian.
  3. Mengerjakan ketaatan kepada Allah atas segala kenikmatan yang telah diberikan, seraya memohon pertolongan kepada-Nya dalam menjalankan ketaatan itu.
  4. Menggunakan segala kenikmatan pada tempat-tempat yang diridhai, dengan menjauhkan diri dari sifat-sifat yang tidak terpuji seperti takabur, ujub, tamak, menganiaya, melampui batas dan memusuhi orang lain.
  5. Senantiasa memandang besar suatu nikmat, sekalipun nikmat itu terasa kecil, karena nikmat Allah teramat besar dan tidak dapat dihitung.


“ Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (QS. Annahl: 18)

Akhirnya, marilah kita memohon kepada Allah, agar termasuk golongan orang-orang yang pandai mensyukuri atas segala kenikmatan yang telah diterimanya, amin.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِى الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ وَنَفَعَنِى وَاِيَّا كُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْاٰيَاتِ وَالذِّكْرِالْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِى هٰذَا وَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ, وَقُلْ رَّبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ

4/28/2015

Kewajiban Bayar Zakat-Khutbah Bahasa Jawa



Midherek saking pangandikanipun Allah lan Rasulullah punika shalat lan zakat punika dados kuwajiban, kanthi punika boten saget dipun tinggalaken. Lan khususipun zakat punika wonten syari’atipun takeran lan kathahipun. Upaminipun zakat saking pantun kanthi wujud beras 815 kg, gabah 1.481 kg zakatipun 10% menawi boten mawi irigasi lan 5% menawi mawi irigasi, semanten ugi kagem woh-wohan, sayuran, taneman kagem pethetan lan sedaya taneman ingkang hasilipun kathah nishabipun sami kalih pantun lan dipun dalaken sasampunipun bibar panen. Menawi kagem bandha kanthi wujud emas ingkang damel simpenan nishabipun 91,92 gram emas murni lan 642 perak murni ingkang sampun dipun miliki setunggal tahun zakatipun 2,5%. Kagem kasil saking gaji ngagem nishab emas, ingkang zakatipun saget dipun dalaken ing saben wulan utawi saget dipun kempalaken dados setunggal tahun.

أَلْحَمْدُلِلّٰهِ الَّذِى يُحِبُّ الطَّائِعِيْنَ وَيُكَافِئُ الْمُحْلِصِيْنَ وَيُضَاعِفُ أَجْرالْمُحْسِنِيْنَ. أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ اَلْقَوِيُّ الْمَتِيْنُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَناَ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَاحِبُ الْوَعْدِ الْاَمِيْنُ. أَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا أَمَّابَعْدُ: فَيَا عِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِى بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ

Kaum muslimin jema’ah Jum’ah Rahimakumullah
Wonten kesempatan mimbar ingkang minulya punika kawula ngengetaken dhateng panjenengan sedaya, mangga kita sami ningkataken iman lan taqwa dhateng Allah kanthi nindakaken dhawuh-dhawuhipun lan nilar sedaya awisanipun. Dhawuhipun Allah ingkang dados rukunipun Islam wonten gangsal, kasebat ing dalem hadits nabi Muhammad SAW:

بُنِيَ الإِسْلامُ عَلَى خَمْسٍ : شَهَادَةِ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلاَّ اللّٰهُ ، وَأَنَّ مُحمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، وَإِقَامِ الصَّلَاةِ ، وَإِيْتَاءِ الزَّكَاةِ، وَحَجِّ البَيْتِ، وَصَوْمِ رَمَضَانِ " متفقٌ عليه.

"Agama Islam didekake seka limang perkara, yaiku nyekseni sejatine ora ana Pangeran kejaba Allah lan Muhammad iku kawula lan utusane Allah, ngadegna shalat, bayar zakat, haji nang Baitullah lan puasa Ramadhan”. (HR. Buchari Muslim)

Gangsal perkawis punika boten saget dipun tinggalaken kagem tiyang ingkang mampu, khususipun zakat, puasa lan haji. Zakat minangka kuwajiban saking bandha lan kasil ingkang sampun dumugi setunggal nishab lan haulipun ugi sampun cekap. Kuwajiban zakat mal punika kangge nyucikaken kasil saking usaha lan ikhtiyaripun. Allah SWT sampun dhawuh:


“ Lan dekna sira ing shalat lan bayara zakat lan rukuka sira sartane wong-wong kang padha rukuk”.(QS. Al Baqarah: 43)


“Kamangka dhewekne kabeh ora diprintah kejaba supaya padha manembah Allah kelawan murnikake ngibadah marang Panjenengane (Gusti Allah) sajrone (nindakake) agama kanthi jejeg lan supayane dheweke kabeh padha njumenengake shalat lan ngawehake zakat, lan kang mengkono iku (aran) agama kang jejeg”. (QS. Al Bayyinah: 5)

Murnikaken ngibadah, ingkang dipun maksudaken inggih punika, ngibadah kanthi dasar dhawuhipun Allah lan rasulipun, semanten ugi tujuanipun ngibadah namung kagem Allah, pados ridhanipun lan mujudaken raos sykur dhateng Allah SWT.

Kaum muslimin jema’ah Jum’ah Rahimakumullah
Midherek saking pangandikanipun Allah lan Rasulullah punika shalat lan zakat punika dados kuwajiban, kanthi punika boten saget dipun tinggalaken. Menawi shalat wonten pundi papan panggenan, lan kawontenanipun punapa kemawon kedah dipun jumenengaken. Kagem tiyang ingkang mukim, sehat lan sempat shalat dipun tindakaken kanthi sampurna. Nanging menawi nembe wonten margi, ing panggenan ingkang lintu dan nalika nembe nandhang sakit, Allah paring rukhsoh, sahingga shalat saget dipun tindakaken kanthi dipun jama’ utawi qhasar. Semanten ugi nalika nembe sakit sahingga shalatipun saget dipun tindakaken kanthi lenggah, sare utawi kanthi isyarat. Semanten ugi wudhunipun dipun tindakaken kanthi tayamum.

Lan khususipun zakat punika wonten syari’atipu,n takeran lan kathahipun. Upaminipun zakat saking pantun kanthi wujud beras 815 kg, gabah 1.481 kg zakatipun 10% menawi boten mawi irigasi lan 5% menawi mawi irigasi, semanten ugi kagem woh-wohan, sayuran, taneman kagem pethetan lan sedaya taneman ingkang hasilipun kathah nishabipun sami kalih pantun lan dipun dalaken sasampunipun bibar panen. Menawi kagem bandha kanthi wujud emas ingkang damel simpenan nishabipun 91,92 gram emas murni lan 642 perak murni ingkang sampun dipun miliki setunggal tahun zakatipun 2,5%. Kagem kasil saking gaji ngagem nishab emas, ingkang zakatipun saget dipun dalaken ing saben wulan utawi saget dipun kempalaken dados setunggal tahun.

Zakat benten kalian infaq lan shadaqah, nate Rasulullah paring dhawuh dhateng pendherekipun supados sami ngedalaken bandhanipun kagem kabetahan perang, amargi persediaanipun ingkang sampun mepet. Kanthi mekaten menawi sahabat Umar ngedalaken sepalih saking bandhanipun, nanging benten kalian sahabat Abu Bakar sedaya bandhanipun dipun infaqaken kangge jihad fi sabililah. Nalika sahabat Abu Bakar dipun dangu dening Rasulullah “ apa ta kang panjengan tinggalaken kanggo keluarga panjenengan? Sahabat Abu Bakar ngendika “cekap Allah lan utusanipun”.

Kaum muslimin jema’ah Jum’ah Rahimakumullah
Sedaya dhawuhipun Allah tentu mengku hikmah, semanten ugi zakat saget kita gatosaken wonten mapinten-pinten hikmah ingkang saget kita pendhet, antawisipun:
  1. Kangge mujudaken raos syukur dhateng Allah SWT, amargi dipun paringi rizki ingkang kathah, supados tambah berkah lan manfaat.
  2. Sarana ngresiki rohani lan jiwanipun saking sifat kikir, bakhil, loba lan tamak. Kosok wangsulipun zakat saget ndidik tiyang Islam ngghadahi sifat loma, welas asih, disiplin anggenipun nindakaken kuwajiban lan amanah dhateng para mustahiq.
  3. Nedahaken dhateng struktur ekonomi Islam ingkang tansah anggatosaken dhateng para dhuafa’. Sahingga para aghniya’ inggih kedah paring kawigatosan dhateng para fakir miskin.
  4. Dhawuh zakat nedahaken bilih kemiskinan punika kedah dipun brastha jalaran dasosaken kufur kados pangendikanipun sahabat Ali:

كَادَالْفَكْرُ اَنْ يَكُوْنَ كُفْرًا (رواه أبو نعيم

“Kefakiran nyedhakna marang kekufuran” (HR. Abu Na’im)

Mujudaken raos welas asih, mong tinemong, tulung-tinulung antawisipun tiyang sugih kalian para fakir miskin. Kanthi mekaten Rasulullah paring gambaran kasebat ing dalem hadisipun:

اَلْمُؤْمِنُ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا


“Wong mukmin marang mukmin liyane kaya dene bangunan siji, kang bagian-bagiane padha nguwatake”. (HR. Buchari).

مَثَلُ الْمُؤْمِنِيْنَ فِى تَوَادِهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ مَثَلُ الْجَسَدِ اِذَااشْتَكَى عَضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُالْجَسَدِ بِالسَّهْرِ وَالْحُمَى (رواه مسلم

“Wong-wong mukmin ing dalem kasih-kinasihan, tolong-tinulung kaya dene awak siji, lamun salah siji anggota badan iku lara mangka kabeh awak bakal ngrasakake lara karo ora bisa turu dan deman”. (Hr. Muslim)

Kaum muslimin jema’ah Jum’ah Rahimakumullah
Kanthi keterangan ing nginggil punika mertelakaken bilih zakat punika manfaatipun kathah sanget. Kejawi minangka mujudaken nindakaken dhawuhipun Allah, sampun pratela nyata bilih zakat punika saget mujudaken pribadi muslim ingkang taqwa, sahingga pribadi muslim punika saget mujudaken dados pribadi ingkang migunani dhateng tiyang sanes, kados pangandikanipun rasul:

خَيْرُ النَّاسُ أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ

“ Sak bagus-bagus wong yaiku kang luwih migunani marang wong liya”.

Pramila manga kita tansah berusaha nindakaken dhawuhipun Allah kanthi sak sae-saenipun, melai saking perkawis ingkang alit, melai dinten niki lan melai saking pribadinipun piyambak. Insya-Allah kanthi mekaten kita badhe dados pribadi ingkang ikhlas, sabar, istiqomah, tawadhu’, qona’ah minangka dados akhlaqul karimah, amin.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.


4/17/2015

Hebatnya Guru Untuk Digugu dan Ditiru



Kita jadi pintar menulis dan membaca karena siapa
Kita jadi tahu beraneka bidang ilmu karena siapa
Kita jadi pintar dibimbing pak guru
Kita bisa pandai dibimbing bu guru

Guru bak pelita
Penerang dalam gulita
Jasamu tiada tara

Sair lagu “Jasamu guru” karya M, Isfahani, menggambarkan betapa hebatnya guru, walaupun dengan kehebatannya itu dia bergelar pahlawan tanpa tanda jasa. Maka siapakah orangnya bila dia seorang guru dia orang yang mulia dan hebat.

Pernah suatu saat ketika ketika ada seorang yang sedang bekerja sebut saja namanya Mas Amir, dia seorang pekerja keras, tiada waktu yang terluang dan tidak ada waktu yang dibiarkan berlalu saja. Bahkan di dalam keluarga dia tergolong sebagai orang yang terampil, cerdas dan cekatan. Waktu bekerja selalu berdisiplin namun tidak pernah melupakan aktifitas sosial, setiap ada kegiatan di kampung di selalu hadir dan berpartisipasi, bahkan dalam bidang keagamaan dia tergolong sebagai pribadi yang supel dan penggerak kegiatan keagamaan. Dan ketika sedang liburan dan berada di rumah tidak pernah berhenti kecuali untuk makan dan shalat saja. Dia suka berkebun, suka berternak dan terampil membuat beraneka macam kerajinan rumah.

Ketika mas Amir sedang bekerja, dia harus menghentikan pekerjaannya, karena mendengar suara yang diucapkan dengan berulang-ulang, hebat memang hebat, hebat memang hebat, memang hebat. Ternyata suara itu berasal dari temannya yang bernama Sani. Maka secara spontan terjadi percakapan:

Amir : hai Sani apa yang hebat.
Sani : itu lo mas, para guru itu memang hebat.
Amir : apanya yang hebat
Sani : itu lho mas kepedulian terhadap temannya, jiwa empati, kekeluargaan dan persatuannya sungguh luar    biasa, hebat, hebat. Memang patut ditiru dan saya salut, bukan satu jempol tapi dua jempol. Memang hebat.
Amir : O, itu? Apa tidak berlebihan pujianmu itu? Apa yang kamu saksikan sehingga kamu nampak kagum sekali.
Sani : itu lho mas, suami kakak saya kan baru saja sakit, bukan hanya teman-teman satu sekolah dengan kakak saya yang datang menjenguk dan mendoakan, turut berempati. Tetapi teman-teman dari sekolah yang lain juga lain juga turut berempati, sungguh luar biasa.

Ketika terjadi percakapan itu kemudian muncul istri mas Amir yang juga ikut berbicara.
Anis : benar itu mas, waktu saya menengok mbak Tanti (kakaknya dik Sani), teman-teman guru dari kakaknya mbak Tanti dan teman guru dari Pamannya mbak Tanti juga turut berempati.
Amir : masak ya, sampai begitu tha dik.
Anis : benar itu mas.
Sani : itulah mas mengapa saya katakana guru itu memang hebat.

Percakapan tiga orang manusia ini menunjukkan betapa mulianya guru, yang patut untuk digugu dan ditiru. Kekerabatan, kebersamaan yang senantiasa dipupuk tidak sebatas pada temannya yang kadang hanya terkesan formalitas saja, tapi kehadiran mereka sungguh menambah semangat dan menjadi obat bagi rekan guru atau keluarganya yang sedang mendapat ujian berupa sakit.

4/11/2015

Peran Zikir Untuk Menghidari Bangkrut



Bangkrut berarti menderita kerugian besar hingga jatuh biasanya berkaitan dengan usaha perusahaan atau toko misalnya belum sampai tiga tahun perusahaannya sudah bangkrut. Bangkrut juga berarti jatuh miskin, habis harta bendanya, gulung tikar, misalnya karena suka berjudi maka ia bangkrut (W.J. S. Purwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, 1976, hal. 86). Lawan dari bangkrut adalah sukses, berhasil, beruntung, misalnya karena dia berusaha dengan sungguh-sungguh maka akhirnya dia sukses.

Tak seorangpun yang mengharapkan menjadi bangkrut sebaliknya selalu berharap agar menjadi orang yang sukses. Tetapi sukses itu bukan sesuatu yang datang secara tiba-tiba atau kebetulan saja tetapi harus diusahakan secara total sacara lahir dan batin melalui pendidikan, pelatihan secara terus menerus. Karena kesuksesan diupayakan secara jasmani dan rohani maka kesuksesan juga berdimensi dunia dan akhirat. Sukses di dunia mendapatkan kesejahteraan dan kebahagiaan hidup, sedangkan sukses di akhirat bisa menjadi penghuni surga.

Pada suatu saat Rasulullah Muhammad SAW menguji para sahabat tentang siapa yang dinamakan orang bangkrut itu, dalam sabdanya:

“أَتَدْرُوْنَ مَنِ الْمُفْلِسُ؟” قَالُوْا: اَلْمُفْلِسُ فِيْنَا مَنْ لاَ دِرْهَمَ لَهُ وَلاَ مَتَاعَ. فَقَالَ “إِنَّ الْمُفْلِسَ مِنْ أُمَّتِي، مَنْ يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِصَلاَةٍ وَصِيَامٍ وَزَكَاةٍ، وَيَأْتِي قَدْ شَتَمَ هٰذَا، وَقَذَفَ هٰذَا، وَأَكَلَ مَالَ هٰذَا، وَسَفَكَ دَمَ هٰذَا، وَضَرَبَ هٰذَا. فَيُعْطٰى هٰذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ وَهٰذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ. فَإِنْ فَنِيَتْ حَسَنَاتُهُ، قَبْلَ أَنْ يُقْضَى مَا عَلَيْهِ، أُخِذَ مِنْ خَطَايَاهُمْ فَطُرِحَتْ عَلَيْهِ. ثُمَّ طُرِحَ فِي النَّارِ”.

“Tahukah kamu siapakah orang yang bangkrut itu?” Para sahabat menjawab, “orang yang bangkrut atau pailit yaitu orang yang jatuh bangkrut dagangannya hingga habis semua kekayaannya, baik uang maupun perkakasnya.
Rasulullah SAW bersabda, sesungguhnya orang yang bangkrut dari umatku yaitu orang yang datang pada hari qiyamat lengkap membawa (pahala) shalatnya, (pahala) puasanya, (pahala) zakatnya. Tetapi ia telah memaki seseorang, menuduh orang lain makan harta orang lain, membunuh orang lain dan memukul orang lain. Maka berikanlah kebaikan orang ini kepadanya dan kebaikan itu kepadanya. Jika telah habis kebaikannya, sedang belum terbayar semua tuntutan orang-orang lainnya, maka diambillah dosa-dosa dari orang yang pernah dianiaya untuk ditanggungkan kepadanya, kemudian dari itu ia dilemparkan kedalam neraka. (HR. Muslim)

Dari hadits tersebut mengatakan bahwa ketika para sahabat ditanyakan tentang orang yang muflis/ bangkrut, jawabannya berorientasi pada kehidupan dunia, sebagaimana yang sudah disaksikan dan bisa jadi pernah dirasakan atau juga sering mendengar orang mengatakan muflis. Karena itu Rasulullah menekankan pada jawaban kehidupan sesudah mati yaitu alam akhirat. Alam akhirat menjadi alam yang penuh dengan keadilan karena seluruh organ tubuh manusia akan menjadi saksi atas semua yang telah dilakukan, mata, telinga, hati bahkan seluruh organ tubuhnya kelak menjadi saksi atas perbuatan yang telah dilakukan. Tidak ada yang bisa menyangkal atas perbuatan yang telah dilakukan, karena itu dosa-dosa yang pernah dilakukan seperti menghibah, memfitnah, menyakiti orang lain dan membunuh orang tanpa sebab perbuatan-perbuatan ini akan menggerogoti seluruh amal perbuatan baik yang telah dilakukan.

Sekalipun dia rajin menegakkan shalat, menunaikan puasa, membayar zakat dan amal ibadah-ibadah lainnya. Amal ini akan berkurang karena orang-orang yang pernah dirugikan oleh dirinya kelak di akhirat akan menuntut untuk kembalikan. Karena banyak orang yang menuntut akhirnya amal perbuatan baik yang telah dijalankan akan berkurang bahkan menjadi habis dan yang lebih mengenaskan lagi dosa dari orang-orang yang pernah disakiti dan dirugikan akan diberikan kepadanya.

Manusia sebagai makhluk pribadi hendaknya selalu menghiasi diri dengan akhlak terpuji, sebagai makhluk sosial bahwa segala aktifitasnya selalu berkaitan erat dengan orang lain, sehingga segala perilaku akan berpengaruh dan mempengaruhi orang lain. Tidak semua perbuatan baik yang dilakukan akan diterima dengan sepenuhnya oleh semua orang, apalagi bila melakukan hal-hal yang tidak baik. Sebagai makhluk Tuhan manusia diciptakan oleh Allah dengan tugas ganda sebagai khalifatul ard dan sebagai ‘abdullah. Dua fungsi ini hendaknya dapat dilaksankan dengan seimbang agar manusia selama hidup di dunia senantiasa mendapat petunjuknya dan di akhirat memperoleh syafa’at-Nya.

Karena itu agar tidak menjadi orang yang bangkrut belajarlah dan berlatihlah untuk menahan hawa nafsu yang senantiasa menjerumuskan manusia pada perbuatan tercela. Hawa nafsu itu bedemensi pada perilaku syetan yang selalu mencintai perbuatan tercela. Orang-orang yang beriman senantiasa waspada bahwa dalam setiap saat tidak lepas dari godaan syetan, dengan demikian selalu membentengi diri dengan memperbanyak zikir. Kesadaran diri bahwa apapun yang dilakukan tidak bisa lepas dari pengawasan Allah yang kelak akan dimintai pertanggungjawaban.

4/09/2015

Sulitnya Untuk Berbuat Jujur-Berdampak Pada Perilaku Buruk



Jujur adalah salah satu perbuatan terpuji yang sulit untuk di wujudkan. Seandainya dunia ini dihuni oleh orang-orang yang semua senantiasa menegakkan kejujuran, niscaya tidak akan ada permusuhan, kerusakan, pertikaian dan peperangan. Jujur terhadap dirinya sendiri, kepada orang lain dan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Dengan jujur kehidupan manusia akan istiqomah dan khusnul khatimah, jika menjadi pemimpin maka sejak dilantik hingga akhir masa jabatan dapat dilalui dengan baik, tidak pernah bersentuhan dengan para penegak hukum. Bahkan setelah selesai dengan masa jabatan, senantiasa istiqomah, karena pangkat dan jabatan adalah amanah, dan setiap amanah akan dimintai pertanggungjawaban. Di dunia oleh yang mengangkat dan di akhirat oleh Allah SWT. Jika menjadi pedagang adalah pedagang yang jujur tidak pernah mengurangi timbangan, tidak suka mengoplos barang yang asli dengan imitasi, tidak suka menimbun barang dan sebagainya maka hasilnya akan lebih barakah sehingga hidupnya semakin tenang.

Jika menjadi petani tidak pernah mengambil tanah orang lain dengan cara yang tidak benar, menjadi pegawai, buruh, pelajar, mahasiswa, dokter, tentara, polisi, jaksa, hakim dan sebagainya. Jika semuanya senantiasa menegakkan kejujuran maka ditemukan kehidupan yang aman, damai dan sejahtera. Tapi mungkinkah bahwa semua orang itu akan berbuat jujur? Orang mungkin akan melihat orang-orang yang tidak jujur melalui media masa, elektronik atau bisa juga secara langsung menyaksikan perbuatan ketidakjujuran.

Pernah suatu saat pada sebuah angkutan umum mikro bus yang padat dengan penumpang, terlihat kondektur bus maju mundur menarik ongkos para penumpangnya. Menurut sang kondektur semuanya telah dimintai ongkos, dan bila uangnya lebih maka uang pengembaliannya juga sudah dikembalikan. Ternyata ada seorang penumpang yang sudah mengeluarkan uang dan siap untuk dibayarkan, namun karena terhalang oleh penumpang yang lain akhirnya dia terlewatkan. Untuk sementara uang masih dipegang. Mungkin didalam hati ada perasaan senang karena uangnya bisa untuk kebutuhan yang lain namun bisa juga dia berjanji nanti akan membayar sambil turun. Ternyata orang tersebut lebih memilih yang pertama, uang dimasukkan kembali ke dalam saku celananya, dan dia turun dari bus seakan tidak membawa beban apapun.

Inilah kejujuran pada rakyat biasa saja juga sulit untuk diwujudkan, padahal nominalnya hanya sedikit. Bagaimanakah jika dia diberikan amanat untuk mengelola keuangan yang lebih besar, mungkin dia akan menjadi koruptor. Karena gaya hidup yang belum memenuhi standar, bila belum mempunyai mobil, rumah, tanah, dan sebagainya maka sesuatu yang belum ada akhirnya diada-adakan. Demikian pula pasangan hidup yang dimiliki akan merasa berkurang, sehingga terjadi nikah siri, perzinaan dan sebagainya. Tenangkah hidupnya? Walaupun kebutuhan materi terpenuhi? Semua akan kembali pada pribadinya masing-masing.

Sesungguhnya harta yang diperoleh dengan cara yang tidak wajar dan tidak benar maka maka menjadi rizki yang haram. Karena itu keharaman suatu barang tidak hanya dilihat dari wujudnya barang, namun sifat dan cara memperolehnya. Sebagai contoh dari segi zatnya Narkoba adalah haram, namun ternyata semua hal yang berkaitan dengan Narkoba dan sejenisnya adalah haram.

لَعِنَ اللهُ الْخَمْرَ وَشَارِبَهَا وَسَاقِيَهَا وَمُبْتَاعَهَا وَبَائِعَهَا وَعَاصِرَهَا وَمُعْتَصِرَهَا وَحَامِلَهَا وَالْمَحْمُوْلَةَ اِلَيْهَا (رواه ابوداوود وابن ماجه عن ابن عمر)

“Allah melaknat (mengutuk) khamar, peminumnya, penyajinya, pedagangnya, pembelinya, pemeras bahannya, penahan atau penyimpannya, pembawanya dan penerimanya”. (HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah dari Ibnu Umar)

Akibat harta yang haram
Makanan yang haram akan menyebabkan do’anya ditolak atau tidak maqbul. Karena itu janganlah berprasangka buruk terhadap Allah, ketika merasa ujub bahwa ibadahnya sudah berlebihan namun penderitaan, musibah dan bencana senantiasa datang silih berganti.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : إِنَّ اللهَ تَعَالَى طَيِّبٌ لاَ يَقْبَلُ إِلاَّ طَيِّباً، وَإِنَّ اللهَ أَمَرَ الْمُؤْمِنِيْنَ بِمَا أَمَرَ بِهِ الْمُرْسَلِيْنَ فَقَالَ تَعَالَى يَاَيُّهَالرُّسُلُ كُلُوْا مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَاعْمَلُوا صٰلِحً

وَقاَلَ تَعَالَى:يَاَيُّهَاالَّذِيْنَ اٰمَنُوُا كُلُوْامِنْ طَيِّبٰتِ مَارَزَقْنٰكُمْ ثُمَّ ذَكَرَ الرَّجُلَ يُطِيْلُ السَّفَرَ أَشْعَثَ أَغْبَرَ يَمُدُّ يَدَيْهِ إِلَى السَّمَاءِ ياَ رَبِّ يَا رَبِّ وَمَطْعَمُهُ حَرَامٌ وَمَشْرَبُهُ حَرَامٌ وَمَلْبَسُهُ حَرَامٌ وَغُذِّيَ بِالْحَرَامِ فَأَنَّى يُسْتَجَابُ لَهُ. [رواه مسلم]

“Dari Abu Hurairah radhiallahuanhu dia berkata: Rasulullah shallallahu`alaihi wa sallam bersabda: Sesungguhnya Allah ta’ala itu baik, tidak menerima kecuali yang baik. Dan sesungguhnya Allah memerintahkan orang beriman sebagaimana dia memerintahkan para rasul-Nya dengan firman-Nya: Wahai Para Rasul makanlah yang baik-baik dan beramal shalihlah. Dan Dia berfirman: Wahai orang-orang yang beriman makanlah yang baik-baik dari apa yang Kami rizkikan kepada kalian. Kemudian beliau menyebutkan ada seseorang melakukan perjalan jauh dalam keadaan kusut dan berdebu. Dia mengangkatkan kedua tangannya ke langit seraya berkata: ya Tuhanku, ya Tuhanku, padahal makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram dan kebutuhannya dipenuhi dari sesuatu yang haram, maka (jika begitu keadaannya) bagaimana doanya akan dikabulkan”. (Hadits riwayat Muslim).

Kemudian bila dikorelasikan mengapa doanya menjadi doa yang ditolak, karena kewajiban pokok yaitu shalat lima waktunya, sebagai wujud hablun minallah, ternyata selagi makanan haram yang masih mengalir pada darahnya maka shalatnya tidak diterima oleh Allah. Dan dia akhirat akan di masukkan ke dalam neraka:

كُلُّ لَحْمٍ نَبَتَ مِنْ حَرَامٍ فَالنَّارُ اَوْ لَى بِهِ (رواه الترمذى)

“Semua daging yang tumbuh dari harta yang haram, maka api neraka adalah utama untuk menyiksanya (HR. Tirmidzi)

Demikian bahwa kejujuran itu akan menuntun pada berbuatan baik dan sebailiknya lacut atau ketidakjujuran akan berdampak untuk cenderung melakukan perbuatan yang tidaak baik. Karena itu kejujuran harus dibiasakan. Karena kebaikan dan kejujuran yang telah menjadi kebiasaannya tidak akan bersikap lacut. Sebaliknya kebiasaan lajut bila tidak lacut maka mulutnya terasa gatal. Falsafah Jawa mengatakan “Ngapusi sepisan sak lawase bakal dhepus” sekali berbohong maka selamanya akan menjadi pembohong.

4/08/2015

Akibat Ninggalaken Kuwajiban Zakat-Khutbah Basa Jawa



Lan wong-wong kang kang padha nyimpen emas lan perak lan ora padha nafkahake marang dalan Allah, mula dhawuhna marang dheweke kabeh (yen dheweke kabeh bakal nampa) siksa kang lara, ana ing dina mas perak dipanasake ing geni neraka Jahannam,nuli dicosake ing bathuke dheweke kabeh, lempengane lan gegere dheweke kabeh (banjur diunekake) marang dheweke kabeh: “hiya iki bandha- bandha ira kang sira simpen kanggo kepentingan ira dhewe, mula rasakna sak iki (akibat saka) apa kang sira simpen iku. (QS. Attaubah: 35-36)


اَلْحَمْدُلِلّٰهِ اْلوَاحِدِ الْقَهَّارِ الْعَظِيْمِ الْجَبَّارِ. أَحْمَدُهُ سُبْحَاَنُه وَتَعَالىَ اَنَاءَ اللَّيْلِ وَاَطْرَفَ النَّهَارِ. وَاَتُوْبُ اِلَيْهِ قَبْلَ انْقِضَاءِ الْاَعْمَارِ. أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ شَهَادَةَ تُنَجِّيْنَا مِنْ جَمِيْعِ الْاَهْوَالِ وَالْمَشَاكِلَةِ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ رَسُوْلُهُ أَرْسَلَهُ اللهُ بِالرَّحْمَةِ وَالرَّأْفَةِ. أَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا أَمَّابَعْدُ: فَيَا عِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِى بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ.

Kaum muslimin jema’ah Jum’ah Rahimakumullah
Minangka dados tiyang Islam kita dipun dhawuhaken dening Allah supados nindakaken dhawuh-dhawuhipun Allah lan nilar sedaya awisanipun. Kewajiban utami ingkang dipun dhawuhaken inggih punika nindakaken rukun Islam ingkang cacahipun wonten gangsal. Inggih punika ngucapaken kalimat syahadatain, nindakaken shalat, bayar zakat, nglampahi shiyam Ramadhan lan haji. Inti saking rukun Islam inggih punika ngucapaken Syahadatain, jalaran shadatain punika minangka dados fondasinipun, menawi tiyang Islam ngakeni bilih Allah punika Pangeranipun lan Muhammad punika dados utusanipun. Sahingga sasampunipun ngucapaken inggih kedah nindakaken dhawuh-dhawuhipun, kanthi amal ibadah. Rasulullah SAW nate ngendika:

لَيْسَ الْاِيْمَانُ بِالتَّمَنِّى وَلَا بِالتَّحَلِّى وَلَكِنْ مَا وَقَرَ فِى القَلْبِ وَصَدَقَهُ الْعَمَلُ (رواهابن النجاروالديلمي

“Iman iku ora mung angen-angen lan pepahesan (ing lambe), nanging apa kang manggon ana ing ati lan di lakoni nganggo amal ibadah”.(HR. Ibnu Najar lan Dailami)

Allah paring dhawuh lan sampun nyiapaken piwalesipun, kagem tiyang ingkang taat lan mituhu dhateng dhawuhipun Allah yektos badhe dipun paringi kamulyan gesang ing dunya lan akhirat. Lan kagem tiyang ingkang ingkar dhateng dhawuhipun Allah, yektos sampun dipun siapaken piwales, kanthi wujud siksa ing alam akhirat samangke. Contonipun kagem tiyang ingkang boten purun ngedalaken zakat ing mangka bandhanipun sampun langkung saking setunggal nishab lan haulipun ugi sampun cekap, Allah sampun paring pemut:


“Babar pisan aja nganti wong-wong kang padha medhiti bandha kang wis kaparingake dening Allah marang dheweke kabeh saka kanugrahane iku padha ngira yen kamedhitan iku apik tumrap dheweke kabeh. Sajatine kamadhitan iku ala tumrap dheweke kabeh. Sejatine kamaditan iku ala tumrap dheweke kabeh. Bandha kang di medhiti dening dheweke kabeh iku bakal dikalungake ana ing gulune mbesuk ing dina qiyamat”. (QS. Ali Imran: 180)

Kaum muslimin jema’ah Jum’ah Rahimakumullah
Mekaten punika satuhune sifat bakhil utawi medhit punika asring dhatengaken musibah lan bencana. Kanthi mekaten Allah mastani tiyang bakhil punika kados tiyang ingkang musyri’, kados pangendikanipun:

“Lan kacilakan kang gedhe tumrap wong-wong kang padha nyekuthokake (Panjenengane), (hiya iku) wong-wong kang ora pada ngetokake zakat lan dheweke kabeh kafir marang wujude (panguripan) akhirat”. (QS. Fush-Shilat: 6-7)

Satuhune ing dalem bandha punika wonten hak-hakipun kagem para fakir:


“Lan ing ndalem bandha-bandhane dhewekne kabeh ana hake kanggo wong miskin kang nyuwun lan wong miskin kang ora oleh bagian”. (QS. Adz-dzariyat: 19)

Kaum muslimin jema’ah Jum’ah Rahimakumullah
Zakat punika dados ibadah sosial, amargi hasilipun saget langsung dipun raosaken dening tiyang sanes, khususipun tiyang fakir miskin, para yatim, musafir, gharim lan sanesipun. Kanthi zakat saget nuwuhaken raos welas asih dhateng tiyang sanes, khususipun tiyang-tiyang miskin. Sahingga piyambakipun rumaos dipun tulung dening para aghniya’, sak terasipun para aghiniya’ ugi rumaos aman kanthi bandha ingkang dipun miliki. Para fakir miskin punika ugi badhe ndherek ngamanaken bandhanipun, semanten ugi doa saking para fakir miskin lan tiyang-tiyang ingkang dipun dhalimi punika do’anipun mustajabah.

Nanging kosok wangsulipun menawi para aghniya’ punika bakhil, malah gesangipun tansah was-was, khawatir badhe ical, malah doa saking para fakir miskin lan tiyang-tiyang ingkang dipun dhalimi punika ndonga ingkang boten sae. Mekaten punika piwales wonten ing alam dunya, lan tentunipun tasih kathah piwales-piwales sanes ingkang sampun kasunyatan lan dipun raosaken dening para aghniya’.
Ing alam akhirat samangke, sedaya bandha dunya arupi mas picis raja brana ingkang boten dipun dalaken zakatipun, badhe dipun panasaken lan dipun gosokaken wonten badanipun.

“Lan wong-wong kang kang padha nyimpen emas lan perak lan ora padha nafkahake marang dalan Allah, mula dhawuhna marang dheweke kabeh (yen dheweke kabeh bakal nampa) siksa kang lara, ana ing dina mas perak dipanasake ing geni neraka Jahannam,nuli dicosake ing bathuke dheweke kabeh, lempengane lan gegere dheweke kabeh (banjur diunekake) marang dheweke kabeh: “hiya iki bandha- bandha ira kang sira simpen kanggo kepentingan ira dhewe, mula rasakna sak iki (akibat saka) apa kang sira simpen iku”. (QS. Attaubah: 35-36)

Saterasipun wonten hadits ingkang dipun riwayataken dening imam Buchari lan Muslim nerangaken bilih bandha ingkang boten dipun dalaken zakatipun badhe dipun wujudaken dados seterika ingkang sampun dipun panasi 50 ewu tahun. Menawi sampun adhem teras dipun panasi malih. Semanten ugi ingkang kagungan kewan ternak ingkang sampun langkung setunggal nishab boten dipun dalaleken zakatipun, benjang wonten akhirat kewanipun badhe ngidak-idak.
Semanten ugi kagem sedaya bandha lan kasil sanesipun, kados tanem-taneman, woh-wohan lan ugi penghasilan (gaji) ingkang boten dipun dalaken zakatipun, benjang bandha punika badhe dipun kalungaken wonten jangganipun ingkang arupi sawer. Rasulullah SAW ngendika:

مَنْ أَتَاهُ اللهُ مَالًا فَلَمْ يُؤَدِّ زَكَاتَهُ مُثِّلَ لَهُ شُجَاعًا أَقْرَعَ لَهُ زَبِيْبَتَانِ يُطَوِّقُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ثُمَّ يَأْخُذُ بِلِهْزِمَتَيْهِ (اَىْ شِدْ قَيْهِ) ثُمَّ يَقُوْلُ: أَنَا مَالُكَ أَنَا كَنْزُكَ (رواه البخارى)

“Sapa wonge diparingi bandha dening Allah, nuli ora ngetokake zakate, mangka bandha iku bakal didadekake ula kang ndase plontos, duweni racun werna loro kang bakal dikalungake marang wong kang duwe bandha kang ora di tokaken zakate ing dina qiyamat. Nuli ula iku nyokot karo kanda “aku iki bandhamu akau iku simpenanmu”. (HR. Buchari)

Mekaten punika ing antawis piwales kagem tiyang ingkang boten nindakaken dhawuhipun Allah, khususipun kagem tiyang ingkang boten purun ngedalaken zakat, saking bandha lan kasilipun. Akhiripun mugi-mugi kita dipun tebihaken saking sifat bakhil, amin.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِى الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ وَنَفَعَنِى وَاِيَّا كُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْاٰيَاتِ وَالذِّكْرِالْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِى هٰذَا وَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ, وَقُلْ رَّبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ.

4/07/2015

Doa Pencanangan Bulan Dana PMI



PMI adalah lembaga nasional yang bergerak dibidang sosial dan kemanusiaan. PMI dituntut untuk mempunyai kemandirian walaupun di Indonesia Pemerintah masih mengalokasikan anggaran untuk kegiatan dimaksud. Karena itu dalam setiap tahun PMI senantiasa mengadakan pencanangan bulan dana PMI untuk menghimpun dana dari masyarakat, guna membantu kegiatan kemanusiaan. Sebagai makhluk sosial manusia tidak dapat hidup sendiri, oleh karena itu antara yang satu orang dengan yang lain saling ketergantungan.

أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبَّ الْعَالَمِيْنَ حَمْدًايُوَافِى نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَهُ يَارَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ وَلَكَ الشُّكْرُ كَمَا يَنْبَغِىْ لِجَلَالِ وَجْهِكَ الْكَرِيْمِ وَعَظِيْمِ سُلْطَانِكَ اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍوَعَلَى اٰلِهِ وَاَصْحَابِهِ اَجْمَعِيْنَ.يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِيْ عَلَى دِيِنِكَ وَ عَلَى طَاعَتِكَ


Ya Allah. Tuhan yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hati hamba-Mu di atas agama dan ketaatan kepada-Mu.
Palingkanlah hati kami dari segala sifat kikir, bahil dan tamak. Karena sungguh anugerah-Mu yang Maha Luas yang tak dapat kami menghitungnya.

Kami sadar ya Allah bahwa umur yang Engkau berikan, kesehatan yang Engkau limpahkan, kesempatan yang Engkau tebarkan menjadi sumber kenikmatan dan rizki yang tidak terhingga.
Karena itu ya Allah, jadikanlah kami untuk menjadi hamba-Mu yang pandai bersyukur yang karenanya akan bertambahlah kenikmatan yang kami dapatkan.

Ya Allah lapangkanlah hati kami untuk mendermakan sebagian kecil dari rizki yang Engkau titipkan kepada kami untuk mendukung dan menyukseskan pencanangan bulan dana PMI  tahun 2015.

Sesungguhnya hidup kami senatiasa dihadapkan dengan musibah dan bencana karena itu persiapkan hamba-Mu untuk ikhlas beramal guna membantu saudara-saudara kami yang dilanda musibah.

Kami yakin ya Allah setiap infaq yang kami keluarkan akan menambah rizki kami, akan menjauhkan kami dari musibah dan balak serta Engkau yang Maha Melipatgandakan amal kami.
Karena itu ya Allah dengan sepenuh hati, kami memohon rahmat dan Rahim-Mu, amin.

رَبِّ أَوِزِعْنِى أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِى أَنْعَمْتَ عَلَىَّ وَعَلٰى وَالِدَىَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صٰلِحًا تَرْضٰهُ وَأَدْخِلْنِىْ بِرَحْمَتِكَ فِى عِبَادِكَالصّٰلِحِيْنَ

Ya Tuhanku, berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri ni`mat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhai dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh.

رَبَّنَا اٰتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى الْاٰ خِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ, وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.



Apalagi ini Tuhan, Tuhan Embuh-Pembinaan Bagi Mualaf



Pada suatu bangsa di Rumah Sakit dr. Sardjito Jogjakarta, di bangsal kelas 2, yang satu ruang ditempati oleh dua orang pasien rawat inap. Di bangsal rumah sakit, pasien diperkenankan untuk ditemani oleh maksimal dua orang anggota keluarga, kecuali pada waktu bangsal dibersihkan, maka semua penunggu diharuskan untuk keluar ruangan.

Di bangsal kelas tersebut kebetulan ditempati oleh dua orang apsien yang mempunyai keyakinan berbeda, satu pasien beragama Islam dan yang satunya beragama Katholik. Didalam hubungan sosial tidak menjadi masalah, karena sebagai warga negara Indonesia menjunjung tingggi semangat kerukunan antar umat beragama, tholeransi umat beragama. Dalam bidang sosial bisa saling menolong, namun untuk bidang aqidah adalah urusannya masing-masing.

Dalam keluarga yang berbeda agama itu nampaknya merupakan keluarga yang taat beragama. Pada suatu saat pasien yang beragama Katholik menceritakan ada salah seorang yang baru saja memeluk agama Katholik. Sebut saja wanita tersebut bernama Marlita yang sebelumnya beragama Hindhu, pada suatu saat dia begitu mantap dengan agama Katholik, ketika mendapatkan anugerah dan kenikmatan, dengan segera mengucapkan Puji Tuhan. Dia yakin bahwa dalam setiap doanya didengarkan Tuhan dan Tuhanpun dengan segera mengabulkan doanya.

Babak ujian keimanan

Suatu saat orang tua Marlita sakit, Tuhan, ada apa ini? Kata singkat ini penuh dengan makna, dalam hatinya dia protes katanya Tuhan Maha Pengasih tetapi mengapa dia memberikan cobaan yang demikian, Marlita berdoa agar diri dan keluarganya selalu diberikan kesejahteraan, ternyata yang didapat orang tuanya sakit yang tak kunjung sembuh. Maka dia protes, Tuhan ada apa ini? Seakan dia tidak terima dengan kenyataan yang sedang terjadi.

Dalam perjalanan selanjutnya orang tuanya berangsur-angsur kesehatannya mulai pulih, diapun segera mengatakan, Puji Tuhan. Baru saja orang tuanya mulai sehat, anaknya mendadak sakit, demam panas, bahkan sekali-sekali sempat kejang-kejang, dalam hatinya panik, dan entah ucapan apa lagi yang akan diucapkan. Ketika hatinya sedang kalut, tiba- tiba hand phone-nya berdering, ternyata yang memanggil adalah suster yang membimbingnya hingga dia masuk agama Katholik sampai pada pembinaan mental rohaninya..

Dalam percakapan itu suster manyampaikan turut berbahagia karena orang tuanya sudah sehat kembali, ucapan dari suster ini ternyata tidak mengurangi rasa gelisah di dalam hati, karena anaknya sakit. Dia ingin menyampaikan kabar, bahwa anaknya sakit, tetapi tidak ada jeda dari ucapan suster, tentunya dia mendengarkan kata-kata suster namun tidak fokus, karena didalam hatinya berkata, mengapa dia bicara terus, kapan saya bicaranya? Setelah kata-kata manis dari suster yang berusaha untuk membersarkan hati, barulah ada jeda kata dari suster sehingga dia menyela pembicaraan. Dengan menyampaikan berita bahwa sekarang anaknya sakit dan sedang si rawat di rumah sakit.

Dengan spontan suster menanyakan, sakit apa, mulai kapan, mengapa sakit. Satu persatu pertanyaan di jawab, dan sampai pada pertanyaan “mengapa sakit”? ternyata kata kata yang muncul’ “Tuhan itu embuh, embuh itu adalah bahasa Jawa yang berarti masa bodoh, tidak mau tahu, tidak peduli dan ungkapan-ungkapan lain yang bermakna negative.

Mengapa pertanyaan mengapa sakit, jawabannya tidak wajar, karena didalam hatinya ada gejolak, protes pada Tuhan, mengapa setelah masuk agama Katholik cobaannya selalu datang silih berganti. Apakah ini ujian yang harus dilalui, sampai kapakah akan berakhir cobaan itu? Inilah pertanyaan pada umumnya orang-orang yang sedang mengalami cobaan, ujian. Yang kadang cobaan itu datang silih berganti, satu cobaan menyusul cobaan yang lain. Bila cobaan itu mengenai orang-orang yang sudah kuat imannya maka dia akan bersabar, tetapi bagi orang-orang yang keimanannya masih rapuh maka akan berkeluh kesah, berputus asa, apatis, psimistis dan sebagainya.

Pembinaan terhadap mualaf
Didalam Islampun seorang mualaf harus selalu dibimbing dan diarahkan pada jalan yang benar. Setiap orang pemeluk agama tertentu bila mendapat pengikut baru dari orang yang beragama lain kemudian masuk agama baru. Tak jarang ketika masuk agama baru karena mempunyai motive tertentu, bukan karena keyakinan yang muncul dan kemudian tumbuh. Motive memeluk agama baru karena uang, pekerjaan, syarat nikah, untuk memperoleh pengakuan dalam keluarga, karena politik dan sebagainya. Katakanlah seandainya ada seorang mualaf (orang yang baru masuk Islam) karena motive yang demikian maka keyakinannya sangat rapuh, tidak mempunyai pendirian, apalagi semangat memperjuangkan atau berjuang dalam agama barunya. Bahkan kadang agama hanya sebagai simbol saja. Karena itu orang yang demikian perlu selalu dibimbing dan dibina agar mempunyai religion experience. Pengalaman keagamaan ini akan didapat ketika secara konsisten melaksanakan ajaran Islam mulai dari hal-hal yang kecil dan dimulai dari saat ini, ada beberapa contoh pengalaman beragama seseorang yang semakin menggiatkan idiologi mereka:

  • Seorang muslim merasakan manfaat wudhu, dimana dapat menghilangkan rasa kantuk, dapat menjaga kebersihan, dapat menciptakan kesegaran, dapat menghilangkan dosa kecil dan sebagainya.
  • Seorang muslim merasakan ketenangan setelah menegakkan shalat, dimana dirinya senantiasa merasa diawasi, dibimbing dan diarahkan pada jalan yang benar, dimanapun dan kapanpun berada, dirinya akan berhati-hati dan berfikir ulang ketika akan melaksanakan hal-hal yang dimurkai Allah.
  • Seorang muslim merasakan ketenangan setelah melaksanakan zikir bilisan, lisan akan terjaga dari perkataaan yang tidak baik dan tidak bermanfaat.
  • Seorang muslim ketika membaca atau mendengarkan ayat-ayat Alquran dibaca, didalam hatinya merasakan ketenangan. Demikian juga muncul keinginan untuk mengetahui isi kandunyan Alquran.
  • Orang muslim ingin selalu menegakkan shalat yang berkualitas yaitu shalat untuk mencapai derajat khusuk. Karena itu senantiasa menegakkan shalat-shalat sunnahnya dan meningkatkan bacaan zikir.
  • Seorang muslim akan merasakan indahnya dapat berzakat yang dapat membersihkan diri dan hartanya. Dan dapat meningkatkan shadaqah karena didalam dirinya merasa yakin bahwa dengan bersedekah rizkinya akan ditambah oleh Allah SWT.
  • Seorang muslim yang melaksanakan puasa akan merasakan dirinya sebagai orang yang berkecukupan, setiap hari dapat makan dan minum dengan kenyang, sekaliapun yang dimakan hanya sekedarnya saja. Karena didalam bulan puasa Allah tidak membedakan antara orang yang kaya dan miskin, semuanya pasti merasakan lapar dan dahaga. Karena itu setiap orang dapat meningkatkan rasa syukur kepada Allah SWT.
  • Seorang muslim yang sedang melaksanakan ibadah haji, akan merasakan kedekatannya kepada Allah SWT.
Dari hal-hal kecil dapat dilaksanakan, sehingga akan menemukan sesuatu yang lain, sesuatu yang belum pernah diarasakan sebelumnya, sesuatu yang sulit untuk dilukiskan dengan kata-kata dan disampaikan dengan lisan. Dan hanya diri sendiri yang merasakan ini. Artinya bahwa mualaf tersebut berupaya untuk meraih hidayah dan akhirnya Allah memberikan hidayah dengan keyakinan yang mantap dan keyakinan yang mantap ini kemudian tertanan, terucap dalam kata-kata dan dilaksanakan dengan amal perbuatan.


“ Katakanlah: Sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. Tiada sekutu bagiNya; dan demikian Itulah yang diperintahkan kepadaku dan Aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)". (QS. Al. An’am: 162-163)

Pengakuan seluruh ibadah semata-mata hanya ditujukan kepada Allah kemudian meningkat rasa syukur tan tawakalnya kepada Allah SWT:

رَضِيْتُ بِاللهِ رَبًّا، وَ بِاْلإِسْلاَمِ دِيْنًا، وَبِمُحَمَّدٍ نَبِيًّا وَ رَسُوْلاً

Aku rela Allah menjadi Tuhanku, Islam menjadi agamaku, abi Muhammad adalah nabi dan utusan Allah.

Lain halnya mualaf yang telah mempelajari Islam, dan menemukan kesimpulan bahwa Islam adalah agama yang paling sempurna. Ketika mengikrarkan dua kalimah syahadah “Asyahaduanla ilaha illlallah wa asyhadu anla Muhammadan Rasulullah”, memang sudah mantap dengan agama Islam sebagai pilihannya. Orang yang demikian dapat membina kemampuannya, bahkan tak jarang, banyak yang menjadi mubaligh, ustadz, kyai dan motivator terhadap orang Islam yang lain dalam menjalankan syariat Islam.

Disamping itu ada pula yang masuk agama Islam karena hidayah Allah. Dari orang-orang yang membenci Islam dan orang-orang Islam. Hati dan pikirannya telah terdoktrin untuk membenci Islam, namun tiba-tiba hatinya bergetar setelah mendengarkan bacaan Alquran, ketika menyaksikan orang yang sedang berwudhu, menyaksikan orang shalat dan sebagainya. Rasa takjub ini kemudian menambah keyakinan yang akhirnya menjadi pembela Islam.

Karena itu keyakinan yang tumbuh senantiasa meyakini, bahwa hidup manusia kadang suka, kadang duka, bila sedang memperoleh anugerah agar bersyukur dan bila mendapat musibah agar bersabar, dengan syukur dan sabar Allah akan menambah kenikmatan kepada hamba-Nya.

4/03/2015

Enaknya Jadi Orang Sehat, Jadilah Hamba Bersyukur



Tidak ada orang yang membantah, bahwa sehat itu memang enak dan menyenangkan. Dan itu adalah kesepakatan semua orang, karena tidak ada orang yang ingin menjadi sakit. Sehat dapat diperoleh karena seluruh organ tubuh dapat berfungsi dengan baik dan normal, baik organ yang bersifat lahir dan batin.

Kesadaran bahwa sehat sangat berharga kadang dirasakan dengan penghayatan yang mendalam ketika dalam kondisi sakit. Padahal sehat dan sakit adalah merupakan Sunnatullah, manusia adalah makhluk berjasad renik yang terdiri dari berbliunan sel dalam tubuh, yang mana antara satu sel dan yang lainnya saling berkaitan Begitu pula jasad manusia amat terpengaruh oleh lingkungan sekitar, demikian pula kondisi rohani manusia.

Tidak ada orang yang sehat ingin menjadi sakit, namun karena manusia adalah makhluk hidup, maka sehat, sakit, senang, susah adalah suatu hal yang harus ada dan akan dirasakan oleh manusia. Karena itu Rasulullah Muhammad SAW pernah berpesan gunakanlah waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu.

Bagaimanakah menggunakan waktu sehat itu? Manusia adalah makhluk yang telah diberikan kelebihan oleh Allah untuk menjadi ashhabul yamin dan ashabul simal, menjadi golongan kanan atau kiri, kelompok orang-orang yang selalu taat pada perintah Allah dan kelompok orang yang selalu ingkar terhadap perintah Allah. Inilah pilihan Allah yang diberikan kepada hamba-Nya, karena dua pilihan itu maka Allah telah menyiapkan balasan dengan dua tempat yang menyenangkan dan menyedihkan. Tergantung pada amal perbuatan hamba-Nya, dua tempat itu adalah surga dan neraka.

Surga dan neraka adalah dua tempat yang telah disediakan Allah, satu tempat yang penuh dengan kenikmatan dan ampunan dari Allah, suatu yang belum pernah dirasakan di alam dunia kelak di akhirat akan diberikan kepada orang-orang yang taat kepada perintahnya. Setiap orang tentu menginginkan menjadi penghuni surga namun yang disayangkan perilakukanya adalah perilaku ahli neraka. Surga akan menjadi pilihan, karena segala keperluan manusia telah tersedia, dan manusia dapat menikmati dengan sepuas-puasnya, di surga semua orang akan dimudakan kembali, makan dan minum telah disediakan dengan pelayan-pelayan yang ramah-ramah, dengan tempat yang indah, nyaman dan manusia tidak akan merasa bosan.

Pernah ada perbincangan seorang muslim namun tidak pernah menjalankan syariat Islam. Dalam perbincangan itu dia ditanya oleh orang Islam yang lain yang taat beragama, sekali-kali dalam bentuk nasihat dan sisi lain merupakan peringatan, “apakah kamu tidak takut dimasukkan ke dalam neraka? Pada umumnya mereka percaya adanya surga dan neraka, dan tempat apakah dan disediakan untuk siapa? dia percaya. Namun tidak yakin dengan adanya surga dan neraka. Surga sebagai tempat tinggal terakhir bagi orang-orang yang taat terhadap perintah Allah dan neraka bagi orang-orang yang ingkar kepada perintah Allah.
Ketika di tanyakan, “apakah tidak takut masuk ke dalam neraka? Dengan sederhana dan pola pikir orang awam, tinggal di dalam neraka itu enak, karena disana akan kumpul dengan bintang film, para artis yang cantik-cantik, molek, rupawan. Mereka tidak shalat, tidak puasa, suka minum-minuman keras, bahkan suka kumpul kebo dan melakukan perbuatan-perbuatan terlarang lainnya, tentu mereka masuk neraka.

Na’udhubillahi min dzalik, orang yang sedang sakit gigi tidak akan berselera untuk makan, makanan yang lezat-lezat, bahkan musik favoritnya terasa tidak nyaman lagi. Ini baru salah satu organ tubuh yang sakit, maka akan menimbulkan rasa sakit pada seluruh tubuh. Bagaimanakah bila orang dimasukkan ke dalam neraka, masih sempatkah untuk memperhatikan yang lain. Memikirkan diri sendiri saja susah apalagi memikirkan orang lain.

Karena itu argumentasi orang awam yang tidak mau belajar tentang Islam, mereka akan menanggapi dengan sederhana dan tidak tepat. Karena itu menengoklah bahwa setiap siksaan dan kepedihan di dalam neraka akan mengilangkan semua kenikmatan. Karena itu ashhabul yamin, tetap pada pikirannya sehingga akan menjalankan perintah Alah dan menjauhi segala yang dilarang menjadi pilihan bahkan menjadi kebiasaan. Walaupun terdapat berbagai macam ancaman, gangguan dan rintangan semua ini dipandang sebagai cobaan bagi orang-orang yang beriman.

Karena itu ada beberapa pesan bagi orang yang sedang diberikan nikmat sehat:
  1. Mensyukuri nikmat sehat sebagai suatu yang amat berharga. Apa artinya harta, pangkat dan jabatan, rumah megah, kendaraan mewah, pasangan hidup yang gagah atau cantik, rupawan bila dirinya ternyata sakit.
  2. Wujudkanlah kesyukuran dengan senantiasa menjalankan perintah-perintah Allah dan menjauhi larangannya.
  3. Gunakanlah waktu sehat sebaik-baiknya sebelum datang waktu sakit, bila sedang sehat apapun bisa dilakukan namun bila sakit hidupnya akan lebih bergantung pada yang lain. Makan, minum, tidur dan hal-hal yang enak menjadi tidak enak, apalgi hal-hal yang tidak enak, misalnya bekerja, berfikir, berjalan, berlari semua menjadi serba terbatas.
  4. Sadarilah bahwa tidak selamanya manusia itu akan sehat, sehati-hati, sekuat-kuat apapun didalam menjalani hidup, ternyata tantangan dari luar semakin kuat sehingga memungkinkan mempengaruhi organ tubuh, sehingga menimbulkan gangguan dan untuk selanjutnya menimbulkan rasa sakit.
  5. Perbanyaklah untuk bershadaqah, karena dengan shadaqah dapat menjadi perantara untuk menjauhkan diri dari balak.
  6. Berempatilah terhadap orang-orang yang sakit, menengok dan mendoakan untuk kesembuhannya.
  7. Membiasakan diri untuk hidup sehat, dengan mempelajari pola hidup sehat.
  8. Memperbanyak referensi, untuk mengetahui sebab-sebab timbulnya penyakit sehingga akan muncul kewaspadaan dini, dalam hal makan dan minum serta perbuatan-perbuatan lainnya.
  9. Hindari sikap ujub bahwa dirinya selalu sehat dan tidak mungkin sakit, karena bisa jadi dia akan sakit sebagaimana orang yang sedang sakit.
  10. Sehat itu enak dan menyenangkan, berbagilah kesenangan kepada orang lain terutama yang sedang dalam penderitaan.

Menjadi orang yang sehat memang enak dan menyenangkan, tetapi hendaknya tetap berhati-hati, agar kenikmatan dan kesenangan ini menjadi hilang dengan sia-sia. Karena manusia terdiri dari unsur jasmani dan rohani, semua unsur ini membutuhkan asupan yang berbeda, berilah hak pada tiap-tiap unsur.

4/02/2015

Sampurnaning Masjid, Usaha Makmuraken Kuwajiban Tiyang Taqwa



Menawi kita pirsani, kathah masjid langgar lan musolla nanging jemaahipun namung sekedhik, malah prasasat sinaosa punika panggenan ingkang sifatipun umum, namung kados-kados namung dados milik setunggal utawi kalih tiyang kemawon. Mekaten punika amargi ing dalem jema’ah shalat gangsal wekdal ingkang adzan inggih tiyang punika, ingkang puji-pujian inggih tiyang punika ingkang kamad inggih tiyang punika malah ingkang dados imam inggih piyambakipun.

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ أَمَرَنَا بِاْلاِعْتِصَامِ بِحَبْلِ اللهِ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لاَ نَبِيَّ بَعْدَهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَ هُدَاهُ. أَمَّا بَعْدُ؛ فَيَا عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ ونفسى بِتَقْوَى اللهِ، فَقَالَ اللهُ تَعَالَى: يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.


Kaum muslimin jema’ah Jum’ah Rahimakumullah
Boten wonten wasiat ingkang langkung utami kejawi wasiat iman lan taqwa dhateng Allah. Iman ingggih punika keyakinan ing sak lebetipun manah, lan taqwa punika nindakaken dhawuh-dhawuhipun Allah lan nilar sedaya awisanipun. Kanthi punika iman dados dasaripun, lan taqwa punika wujudipun. Iman lan taqwa boten saget dipun pisahaken. Iman kedah kanthi amal, iman boten namung keyakinan ing salebetipun manah kemawon, nanging kedah dipun ikraraken kanthi lisan lan dipun jumbuhaken kanthi amal ibadah.
Mujudaken iman lan ngathah-ngathahaken amal ibadah saget dipun jumbuhaken wonten ing dalem panggenan kagem sujud inggih punika wonten ing dalem masjid, langgar lan musholla. Allah SWT sampun ngendika:


“Kang kudu ngramekake masjid-masjide iku mung wong-wong kang padha iman marang Allah lan dina akhir sarta tetep njumenengake salat, maringake zakat lan ora wedi (marang sapa bae) kejaba marang Allah, mula hiya dheweke kabeh kuwi wong-wong kang diarepake kalebu golongane wong-wong kang padha oleh pituduh”.(QS. Attaubah: 18)

Ayat punika nedahekan bilih among tiyang-tiyang iman ingkang makmuraken masjid, tentu kemawon anggenipun makmuraken inggih gumantung kalian kadar kemampuanipun. Saget kanthi ilmunipun, kanthi tenaganipun utawi kanthi bandhanipun. Kanthi ilmunipun inggih mulang utawi dados guru, kanthi tenaga upaminipun, purun resik-resik, jagi keamanan lan saterasipun. Kanthi bandhanipun,jalaran kagem perawatan masjid inggih betahaken dana kagem bayar listrik, toya, tumbas alat-alat kebersihan, tumbas lampu listrik lan saterasipun.

Kaum muslimin jema’ah Jum’ah Rahimakumullah
Menawi kita pirsani, kathah masjid langgar lan musolla nanging jemaahipun namung sekedhik, malah prasasat sinaosa punika panggenan ingkang sifatipun umum, namung kados-kados namung dados milik setunggal utawi kalih tiyang kemawon. Mekaten punika amargi ing dalem jema’ah shalat gangsal wekdal ingkang adzan inggih tiyang punika, ingkang puji-pujian inggih tiyang punika ingkang kamad inggih tiyang punika malah ingkang dados imam inggih piyambakipun.

Kejawi saking punika kawontenan masjid utawi langgar ketingal boten dipun upakara, kanthi bukti karpetipun ingkang kotor, sajadah, sarung ugi kotor, terasipun kotor, panggenan kagem wudhu lan wc nipun inggih ketingal kotor lan mambet pesing. Punika saperangan ingkang saget kita pirsani. Ananging ugi wonten masjid, langgar lan musholla ingkang ketingal resik, karpetipun ambetipun wangi, teras lan lataripun masjid inggih ketinggal asri, semanten ugi panggenan wudhu lan wc nipun ingkang sae, malah wonten wangi-wanginipun wc. Ing saben shalat gangsal wekdal jama’ahipun tansah kathah. Jama’ahipun ketingal sami krasan wonten ing masjid punika.

Kawontenan kalih werni ngengingi panggenan ngibadah punika dados kasunyatan, kanthi mekaten kawontenan ingkang sepindhah jelas betahaken prihatosipun sedaya kaum muslimin, kedah dipun padosi sebab musababipun, kenging punapa panggenan ngibadah ingkang sampun dipun bangun punika boten dipun jagi, dipun rawat lan boten dipun ginakaken kanthi sak sae-saenipun kagem ngathah-ngathaken ngibadah dhateng Allah SWT.

Kangge mujudaken masjid ingkang sae wonten tigang perkawis:
  1. Bidang Idaroh inggih punika kegiatan kagem ngupakara masjid ingkang kedah dipun tindakaken dening tiyang kathah. Masjid utawi langgar kedah wonten takmiripun, inggih punika pengurus masjid ingkang dipun paringi tugas lan tanggel jawab kagem ngelola masjid punika. Amargi masjid punika boten namung kagem shalat gangsal wekdal kemawon, nanging masjid ugi kagem pusatipun pendidikan, pelayanan kesehatan, santunan fakir miskin, panggenan kagem musyawarah, ngempalaken dana umat saking zakat, infaq lan shadaqah. Kanthi mekaten boten saget dipun upakara dening setunggal utawi tiyang kalih kemawon. Amargi saget ngalitaken fungsinipun masjd.
  2. Bidang Imaroh, supados masjid punika tambah regeng kedah dipun wontenaken kegiatan, upanipun gerakan shalat jama’ah gangsal wekdal, Majlis Taklim, TPQ, Madrasah Diniyah, Perpustakaan, Sunatan Masal, Pengetan Hari Besar Islam lan sanes-sanesipun.
  3. Bidang Riayah, inggih punika ngawontenan pembangunan, rehap lan ngupakara masjid. Masjid ingkang sae, megah, lan nelasaken biaya ingkang kathah menawi boten dipun rawat lan dipun jagi inggih badhe ketingal awon. Kathah jema’ah khususipun para musafir ingkang kuciwa nalika nindakaken shalat ing masjid punika, amargi masjid ingkang ketingal megah, ananging sak lebetipun boten dipun rawat, karpetipun kotor, panggenan wudhu lan wc nipun kotor malah toyanipun kirang lancar lan saterasipun. Kawontenan punika badhe dadosaken jema’ah tebih saking masjid. Benten kalian masjid ingkang sederhana syukur masjid ingkang megah lan dipun jagi kanthi sae. Karpetipun resik, panggenan wudhu lan wc nipun bersih, saestu masjid punika badhe dados jujukan para musafir. Lan piyambakipun boten badhe owel nalika ngedalaken infak kagem biaya ngupakara masjid punika.

Kaum muslimin jema’ah Jum’ah Rahimakumullah
Kanthi mekaten sampurnaning masjid, langgar lan mushola punika kedah dipun kantheni kalian ngawontenaken kegiatan ing masjid lan ngupakara masjid ngengingi kebersihan ing dalem masjid lan lingkunganipun. Sinaosa sampun wonten takmir masjid, nanging sedaya jema’ah supados dados jema’ah ingkang aktif lan mandiri. Wonten ing masjid sedaya jema’ah kedah dados pelayan kagem pribadinipun lan tiyang sanes. Upaminipun menawi mlebet ing wc, kedah saget mujudaken kebersihan, sasampunipun bebucal kedah dipun siram ngantos ambetipun ical. Punapa malih menawi mlebet ing salebetipun wc ketingal kotor lan mambet inggih kedah ngicaleken kotoran lan ambet punika. Semanten ugi menawi bucal sampah wonten ing bak sampah lan saterasipun.

Syukur malih menawi masjid saestu saget maringi manfaat dhateng kebetahanipun masyarakat. Wonten fakir miskin, lare yatim saget dipun santuni, jema’ah ingkang sakit dipun bantu mertambanipun, wonten jema’ah ingkang betah modal usaha saget dipun bantu kalian koprasi utawi kanthi zakat produktif, wonten pengaosan kagem para lare, remaja lan tiyang dewasa lan sepuh. Prasasat sedaya kebetahan masyarakat saget dipun sembadani. Masjid boten namung mikiraken perkawis akhirat kemawon, nanging perkawis kadunyan ugi penting. Amargi kathah tiyang Islam ingkang dados murtad lantaran ekonomi lan saterasipun.

Kanthi mekaten kangge mujudaken masjid ingkang sampurna dados tanggel jawab sedaya tiyang Islam. Pramila mangga kita sami fastabiqul khairat, unggul-unggulan ing perkawis kesahenan. Umat Islam ingkang saget mujudaken amal nyata lan Insya-Allah Islam minangka rahmat dhateng sedaya alam, saget kasembadan, amin.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِى الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ وَنَفَعَنِى وَاِيَّا كُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْاٰيَاتِ وَالذِّكْرِالْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِى هٰذَا وَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ, وَقُلْ رَّبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ


4/01/2015

Enaknya Orang Sakit, Kesempatan Bermuhasabah



Ketika judul tulisan ini muncul pada benak, kemudian dituangkan dalam bentuk kata-kata, bukan sesuatu yang diada-adakan, tetapi itulah suatu kenyataan yang sulit untuk diterima dengan akal. Karena orang sakit organ tubuhnya sedang ada gangguan dengan gangguan itu akan menimbulkan rasa yang tidak enak. Seperti contoh penyakit yang nampaknya ringan-ringan saja, misalnya sariawan. Maka makan minum menjadi tidak enak, untuk berbicara sulit, badan terasa panas dan sebagainya. Apalagi bila menderita penyakit kronis, seperti jantung, paru-paru, liver, kangker, struk, diabetes dan penyakit-penyakit kronis lainnya, semua penyakit itu akan menimbulkan rasa yang tidak enak.

Bila menderita sakit yang tergolong penyakit ringan mungkin untuk makan dan minuman tidak ada yang berpantang, hanya perlu dikurangi ketika sedang sakit saja, tetapi setelah sembuh makanan dan minuman apapun bisa disantap kembali. Lain halnya bila itu adalah penyakit kronis, misalnya diabetes maka setelah dinyatakan sehat oleh dokter harus selalu menghindari segala jenis makanan dan minuman yang dapat memicu naiknya kembali kadar glukosa, bahkan kadang harus melakukan diet ketat, semua jenis makanan, nasi, air minum, sayuran, goreng-gorengan yang masuk ke dalam perut harus sesuai dengan takaran atau menurut petunjuk dokter.

Bagaimanakah bila sedang berada dalam suasana pesta, dimana semua jenis makanan dan minuman yang serba enak telah tersedia, dan orang-orang yang berada disekelilingnya makan dengan lahabnya. Disinilah peran pengendalian diri untuk tidak larut dalam suka-cita dan isrof bersama teman-temannya. Karena bisa jadi kenikmatan yang hanya sementara akan mendatangkan penderitaan yang lama, sangatlah tidak sebanding. Karena penyakit kronis ini akan memicu timbulnya penyakit yang lainya, misalnya akan terjadi kebutaan, struk, luka yang kemudian membusuk dan harus diamputasi, lantas bila membaca paparan dan diskripsi orang yang sakit demikian mengerikan, amit-amit sakit seperti itu? Lalu apakah enaknya orang sakit itu?

Banyak orang yang baru sadar bahwa sesungguhnya sehat itu sangat indah, nikmat dan menyenangkan, keadaan ini baru dapat dirasakan ketika dalam kondisi sakit, sungguh besarnya nikmat sehat. Karena itu senantiasa bersyukur ketika diberikan kesehatan, bersyukur karena penyakitnya hanya ini dan itu saja, bersyukur bukan merupakan penyakit yang bersifat komplikasi. Bila ternyata sudah komplikasi, masih bersyukur segera tertangani dan bersyukur lagi bahwa Allah sedang mengujinya dan memberikan cobaan, sehingga dalam kondisi ini mereka menjadi hamba yang hina, hamba yang tidak patut menerima apapun kepada Allah, karena dirinya merasa sadar dengan dosa-dosa yang telah dilakukan atau dirinya sadar bahwa sebagai orang yang beragama belum dapat menjalankan syari’at agama secara sempurna, perintah Allah sering ditinggalkan larangan Allah banyak dijalankan.

Kesadaran ini terbangun ketika sedang merasakan sakit, sehingga dengan kondisi yang di alami akan membangkitkan rasa syukur kepada Allah. Dan sesungguhnya dengan bersyukur Allah akan menambah kenikmatan kepada hamba-Nya.


“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih". (QS. Ibrahim: 7)

Dengan bersyukur hati akan menjadi tenang, sikap psimis, khawatir dan takut akan beralih menjadi sikap optimis, bahwa tidak ada penyakit yang tidak ada obatnya. Setiap Allah menurunkan penyakit Allah juga menurunkan obatnya. Hanya saja untuk memperoleh kesembuhan adalah menjadi proses yang harus dijalankan. Rasa ikhlas dan sabar akan menjadi energy positif, terapi diri, inilah obat yang tidak akan ditemukan di dunia kedokteran, kondisi dan kedaran diri akan mendominasi pada proses kesembuhan’

Demikian pula ketika sakit akan insaf dan sadar atas kebiasaan buruk dalam hidup yang sering dijalankan. Misalnya makan dan minum yang berlebihan menjadi sebab pemicu timbulnya penyakit, karena itu makan dan minum hendaknya memenuhi syarat yang halal dan thayyib, hendaknya dijauhkan dari sifat isrof, berlebih-lebihan. Karena didalam tubuh manusia (perut) terdapat tiga ruang untuk air, makanan dan udara. Sehingga bila makanan yang melebihi 1/3 akan terjadi gangguan, dalam jarak pendek atau dalam waktu yang lama. Makan yang berlebihan akan mengurangi aktifitas dan kinerja, mengantuk, kalori yang seharusnya terbakar akan menumpuk dalam tubuh menjadi lemak yang selanjutnya akan terjadi obessitas, kolesterol naik, glokosa yang tidak terkontrol, sehingga akan menimbulkan beraneka macam penyakit.

Karena itu jangan terlalu bahagia bila sedang mendapat kenikmatan dan jangan terlalu sedih bila sedanag mendapat cobaan dan ujian. Ciptakanlah keseimbangan hidup, agar hidup terasa indah, sakinah, mawaddah dan rahmat. Semua orang bisa, bila niat yang ada didalam hati senantiasa diteguhkan dan dilaksanakan secara konsisten.