7/08/2014

Rendah Hati Dihadapan Allah




وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْاِنْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ: الذاريات: ۵۶

Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia, melainkan supaya mereka menyembah-Ku) QS. Al Dzariyat: 56)

Ada pengertian yang dapat kita tangkap dari makna ayat tersebut yaitu Aku (Allah) sebagai khaliq, sedangkan jin dan manusia adalah sebagai makhluk. Manusia dan jin adalah dua makhluk Allah yang berbeda dari penciptaan dan sifatnya. Manusia adalah makhluk berjisim dan bernyawa (ruh) adapun jin adalah makhluk Allah yang tidak mempunyai jisim, karena merupakan makhluk gaib. Dari dua makhluk yang berbeda bentuk dan sifatnya, ternyata Allah menciptakannya bukan tanpa tujuan. Karena Allah menciptakannya agar mau beribadah kepada Allah.

Mengapa Allah memerintahkan untuk menyembah dan beribadah bahkan memurnikan ibadahnya hanya kepada Allah. Apakah Allah sangat berhajat terhadap manusia dan jin, Rasulullah SAW pernah bersabda, seandainya seluruh isi alam termasuk jin dan manusia semuanya memuji dan mengagungkan nama-Nya sekali-kali tidak akan menambah kekuasaannya. Dan bila seluruh alam termasuk dari golongan jin dan manusia semua ingkar kepada Allah maka tidak akan mengurangi keagungannya.

Dari ini jelaslah bahwa sebenarnya yang sangat berhajat adalah manusia, karena manusia adalah makhluk yang amat bergantung kepada Allah. Allah telah menciptakan manusia, memberikan rizki, melindungi bahkan memberikan kecukupan atas segala keperluannya. Bagaimanakah dalam setiap saat kita diberikan kesehatan, yang karena dengan sehat manusia dapat melakukan perbuatan apapun. Perbuatan yang dilarang atau perbuatan yang wajibkan atau dianjurkan.

Ketika sehat manusia mempunyai pilihan secara sempurna bahkan dapat merealisasikan pilihannya. Siapakah yang memberikan kesehatan, siapakah yang dapat memfungsikan organ tubuh manusia dapat bekerja pada bidangnya masing-masing, sesungguhnya semua ini tidak terjadi secara kebetulan dan pasti ada pengendali dari Yang Maha Agung, Maha Sempurna dan maha-maha yang lain yang tidak dimiliki oleh manusia.
Bila manusia menyadari akan kelemahannya, justru Allah akan menunjukkan bahwa tidak ada yang Maha Sempurna, Maha Agung, Maha Kaya, Maha Suci kecuali hanya Allah, pencipta seluruh alam semesta dan alam akhirat. Manusia adalah ciptaan Allah, Allah telah menciptakan manusia dalam wujud yang paling sempurna, namun manusia bisa lebih buruk daripada hewan ternak. Hal ini bila manusia tidak dapat menggunakan fungsi dari mata, hidung telinga dan hatinya untuk mengenal Allah SWT.

Dengan kelemahannya ini, manusia akan menjadi makhluk yang lebih baik dan akan mendekatkan pada insanul kamil (manusia yang sempurna) bila mau mendekat kepada Allah, Allah dekat kepada hambanya, dan Allah akan mengabulkan permohanan hambanya bila mau berdo’a kepada-Nya. Allah dekat kepada hambanya, karena itu bila dalam menjalankan perintah Allah masih takut dengan azab Allah, ini artinya dalam melaksanakan perintah Allah masih dalam taraf tuntutan, namun bila merasa malu untuk tidak melaksanakan perintah Allah ini menunjukkan bahwa ibadah yang dilakukan meningkat pada taraf kesadaran, sehingga akan membuahkan keikhlasan.

Ketika hamba Allah semakin mempunyai rasa ketergantungan kepada Allah, hal ini menunjukkan tingkat kesadaran dalam beragama semakin tinggi. Karena dengan tingkat ketergantungan ini manusia akan semakin khusu’ dan khudhu’, sehingga dirinya akan selalu merasakan kehadiran Allah pada dirinya. Dimanapun berada selalu merasa kehadiran Allah, walaupun tidak mengetahui Allah namun tetap yakin bahwa Allah senantiasa mengawasi hamba-hambanya. Dengan keridhaan-Nya sehingga hamba Allah akan digolongkan sebagai ahli jannah dan diharamkan masuk ke dalam neraka Allah.

Sudah berapa banyak kenikmatan yang diberikan oleh Allah SWT kepada hamba-Nya. Manusia tidak akan mampu menghitungnya, bila satu kenikmatan dicabut oleh Allah, manusia akan kalang kabut, contoh bagaimana bila mata kita tidak bisa berkedip, tentulah bila terkena ada debu, air bahkan benda-benda berbahasa akan diterima langsung oleh mata, maka yang terjadi lensa mata akan cepat rusak dan menjadi buta. Bagaimana bila mata kita tidak mempunyai air, maka setiap kotoran yang masuk ke mata akan mengendap dan matapun akan menjadi rusak dan buta. Bagaimana bila mata kita tidak dilindungi dengan bulu mata dan alis, niscaya mata akan rusak karena terkena air dan keringat, bahkan tanpa kita sadari ternyata bulu mata juga sebagai pelindung dari sinar matahari secara langsung, sehingga sekalipun terkena terik matahari tetapi mata tetap dalam kondisi redup.
Karena itu manusia yang telah memahami hakekat dirinya sebagai hamba Allah, manusia selalu menyembah Allah, menggunakan seluruh, hidup mati semata-mata untuk beribadah kepada Allah. Allah memerintahkan:



قل ان صلا تى و نسى ومحياى ومماتى لله رب العالمين

 


“Katakanlah: Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam”. (QS.Al An’am: 162)

Manusia khususnya orang Islam yang mau menegakkan shalat menunjukkan dirinya orang yang khudhu’ rendah hati dihadapan Allah, sebaliknya orang Islam yang tidak mau menegakkan shalat menjadi bukti sebagai seorang pembangkang. Tidak mau menyukuri atas kenikmatan yang telah diberikan kepadanya. Rasululullah Muhammad SAW sebagai pribadi yang maksum senantiasa menegakkan shalat, bahkan shalat-shalat sunnahpun selalu ditegakkan. Mengapa rasul melakukan ini, hal ini tidak lain karena shalat adalah wujud rasa syukurnya kepada Allah SWT.

Karena itu orang Islam yang ingin meningkat statusnya menjadi mukhlis dan muttaqin, didalam menjalankan perintah Allah bukan hanya gerakan-gerakan fisik namun hatinya benar-benar tunduk kepada ketentuan Allah SWT. Sekalipun tidak dapat melihat Allah tetapi yakin bahawa Allah senantiasa mengawasinya.
Dalam setiap saat manusia selalu tawadhuk kepada Allah, rendah hati kepada Allah. Maka rasul memberikan tuntunan ketika memanjatkan do’a kepada Allah, hendaknya diawali dengan kalimat pujian dan sanjungan kepada Allah serta membaca shalawat, hal ini menunjukkan kelemahan manusia sebagai hamba Allah. Hanya Allah yang berhak menerima pujian dan sanjungan, hanya Alah yang akan mengabulkan permohonan hamba-hamnya.
Rendah hati kepada Allah merupakan wujud dari penghambaan diri kepada Allah, menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangannya. Setiap organ tubuh diwujudkan untuk mewujudkan penghambaan kepadanya, lisan digunakan untuk mengucapkan kata-kata yang baik, selalu menjaga diri dari kata-kata kotor yang akan memperkeruh hati nuraninya. Telinganya digunakan untuk mendengarkan yang baik, menghindarkan segala bentuk ghibah, dan mengintip pembicaraan orang. Akalnya digunakan untuk memahami ayat-ayat Allah, karena dengan akal manusia akan dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Maka setelah mengetahui kebaikan berupaya untuk dijalankan, dan bila mengetahui keburukan berupaya untuk dihindarkan. Ini semua merupakan perwujudan sikap tawadhuk kepada Allah.

وَمَااٰتٰكُمُ الرَّسُوْلُ فَخُذُوْهُ وَمَانَهٰكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوْا. الحشر: ۷


“Apa yang diberikan rasul kepadamu maka terimalah dia, dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah” (Al Hasr: 7)

7/03/2014

Puasa Lahir Batin -Khutbah Bahasa Jawa



Puasa punika wonten kalih inggih punika puasa lahir lan batin, puasa lahir punika saget dipun tingali kanthi boten nindakaken perkawis ingkang batalaken puasa, kados dhahar, ngunjuk lan kempal badan antawis para garwa ing wekdal siang. lan puasa batin inggih punika ngereh lan ngeker hawa nafsu, margi hawa nafsu punika dhahar lan unjukanipun perkawis ingkang dipun awisi dening Allah. Perkawis-perkawis punika secara lahir boten batalaken puasa, nanging menawi dipun tindakaken puasanipun badhe muspra, boten wonten ginanipun.


اَلْحَمْدُلِلّٰهِ الَّذِيْ جَعَلَ رَمَضَانَ شَهْرًا مبَارَكًا كُتِبَ فِيْهِ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الْاُ مَمِ الْمَاضِيَةِ وَأُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتِ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ.أَشْهَدُ اَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّااللهُوَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ الْمَلِكُ الدَّيَّانُ وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ خَيْرُ مُعَلِّمٍ وَاِمَامٍ, اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ عَلَى مَنْهَجِهِمِ السَّلِيْمِ أَمَّابَعْدُفَيَآعِبَادَ اللهِ, أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِى بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَالْمُتَّقُوْنَ

Kaum muslimin jema’ah Jum’ah Rahimakumullah
Mangga kita sami ningkataken iman lan taqwa dhateng Allah, inggih punika kanthi nindakaken dhawuh-dhawuhipun Allah lan nilar sedaya awisanipun. Satuhunipun gesang manungsa ing alam dunya punika sampun dipun paringi pitedah dening Allah, punapa kemawon ingkang kedah dipun tindakaken lan punapa ingkang kedah dipun tilar. Kalebet kita nindakaken ibadah ingkang mengku kautaman utawi fadhilah langkung sae tinimbang ibadah sanesipun lan ibadah ingkang dipun tindakaken ing wekdal tertemtu. Ing wulan Ramadhan punika kaum muslim dipun paringi kautaman dening Allah, sedaya amal ibadah dipun tikelaken dening Allah. Kados pangendikanipun Rasulullah SAW:

كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ يُضَاعَفُ الْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعِمِائَةِضِعْف (رواه مسلم

“Saben-saben amale Bani Adam (kang bagus) ditikelake ing antarane 10 nganti 700 derajat”. (HR. Muslim)

Ing hadits punika sampun terwaca bilih ibadah ing wulan Ramadhan dipun tikelaken ganjaranipun antawis sedasa ngantos satus derajat. Malah ing hadits sanesipun dipun sebataken:

إِذَا جَاءَ رَمَضَانُ ، فُتِحَتْ أَبْوَابُ الْجنَّةِ ، وغُلِقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ ، وصُفِدَتِ الشَّيَاطِيْنُ " متفقٌ عليه.

“Nalikane wulan Ramadhan wus teka, mangka dibukak lawang-lawange suwarga, ditutup lawang-lawange neraka lan syetan-syetan dikrangkeng”. (HR. Buchari Muslim)

Hadits punika nedakahen kautaman ing wulan Ramadhan, sinten kemawon ingkang saget nindakaken perkawis punika yektos badhe dipun paringi rahmat, maghfirah lan dipun tebihaken saking geninipun neraka.

Kaum muslimin jema’ah Jum’ah Rahimakumullah
Manawi ing wulan Ramadhan punika Allah sampun nedahaken, bilih lawangipun suwarga dipun bikak, lawangipun neraka dipun tutup lan para syetan dipun krangkeng. Ingkang perlu kita gatosaken nalika lawangipun suwarga dipun bikak kita purun mlebet napa boten, lawangipun neraka dipun tutup kita kesah napa boten.Menawi ing wulan Ramadhan punika kita tansah semangat anggenipun nidakaken shiyam, ing saben dintenipun tansah nyempurnakaken ibadah shiyam dipun kantheni kalian amalan-amalan sae. Sregep anggenipun nindakaken qiyamul lail, ngathah-ngathakaken maos Alqur’an, terjemah lan tafsiripun, maos kitab-kitab hadits lan kitab-kitab saking para ulama’, ing wulan Ramadhan ngathah-ngathahaken infaq lan shadaqah. Yektos tiyang punika sampun saget ngrangkeng syetan lan kanthi ridhanipun Allah badhe dipun lebetaken ing Suwarga lan lawangipun neraka ingkang sampun dipun tutup boten badhe dipun bikak.

Kosok wangsulipun menawi ing wulan Ramadhan boten purun nindakaken puasa, menawi puasa boten saget nahan hawa nafsu, ing saben dintenipun namung mangkel, dresula, ngrasani lan sanes-sanesipun, ateges tiyang punika boten saget ngrangkeng dhateng syetan, malah lawangipun Suwarga ingkang sampun dipun bikak malah dipun tutup, lan lawangipun neraka ingkang dipun tutup malah badhe dipun bikak lan dipun lebeti.

Kanthi mekaten ing wulan Ramadhan satemah kathah godhanipun ingkang dipun sebabaken saking godanipun syetan. Allah SWT nate ngendika:


“He wong-wong kang padha iman, aja nganti sira padha melu marang langkah-langkahe syetan. Sapa wonge melu langkah-langkahe syaten, mula satemene syetan iku printah nglakoni penggawean kang banget alane lan kang mungkar.(QS. Annur: 21)

Syetan punika gadhai sifat ingkang tansah ingkar dhateng dhawuhipun Allah, pramila ngantos akhir zaman syetan punika badhe goda dhateng bani Adam supados dados pengikutipun. Mekaten punika amargi melai zaman azali, Iblis punika golonganipun makhluk ingkang ingkar lan dipun bendoni dening Allah, ing akherat badhedipun lebetaken ing neraka. Sahingga ing dunya badhe pados rencang sak kathah-katahipun.Pramila boten mokal malih nalika tiyang Islam sampun gadahi niat badhe nindakaken pedamelan sae badhe dipun plencengaken niyatipun amargi lingsem kalian rencang utawi sedherekipun, utawi niat amal ananging namung kangge pikantuk pangalembana.Semanten ugi nalika sawek nindakaken amal sae boten dipun jangkepaken, amargi emut kalian perkawis-perkawis sanes ingkang boten perlu.

Kanthi punika sasampunipun kita gadhahi niat badhe nindakaken kesahenan kedah dipun kiyataken lan dipun tindakaken, tiyang punika badhe kacathet dados tiyang mukhlis ingkang boten tumama kalian pangridunipun syetan, Allah SWT ngendika:



“Iblis jawab: Dhemi kakuwasan Panjenengan, kula badhe nyasarake piyambakipun sedaya, kejawi kawula-kawula Panjenengan kang mukhlis ing antawisipun piyambakipun. Allah ngendika “mula kang bener (iku sumpah Ingsun) lan amung kabeneran iku kang Ingsun dhawuhake”.Satemene Ingsung mesthi bakal ngebaki neraka Jahannam kelawan jesinira lan wong-wong kang padha manut marang sira ing antane dheweke kabeh kanthi sekabehane”. (QS. Shad: 82-85)

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِى الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِى وَاِيَّا كُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْاٰيَاتِ وَالذِّكْرِالْحَكِيْمِ.أَقُوْلُ قَوْلِى هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ تَعَالَى لِىْ وَلَكُمْ, فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ, وَقُلْ رَّبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ


7/01/2014

Tips Atasi Kantuk Untuk Raih Keutamaan Bulan Ramadhan




Bulan Ramadhan adalah bulan yang istimewa, karena ibadah pada bulan tersebut Allah SWT melipatgandaan pahala, hal ini sebagaimana sabda rasul:

كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ يُضَاعَفُ الْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ قَالَ اللهُ تَعَالَى: إِلَّاالصَّوْمَ فَإِنَّهُ لِيْ وأَنا أَجْزي بِهِ (رواه مسلم

Setiap amal perbuatan anak Adam-yakni manusia itu, yang berupa kebaikan akan dilipatgandakan pahalanya dengan sepuluh kalinya sehingga tujuhratus kali lipatnya."Allah Ta'ala berfirman: "kecuali puasa, karena sesungguhnya puasa itu adalah untuk-Ku (Allah) dan Aku (Allah) akan memberikan balasannya. (HR. Muslim)

Kebiasaan sebelum bulan Ramadhan tidur lebih awal, bangun lebih akhir pada bulan ini berbalik tidur lebih akhir bahkan hingga larut malam dan bangun lebih awal yakni sebelum waktu imsya’. Mengapa melakukan yang demikian ini, hal ini tidak lain karena ingin menggapai keutamaan bulan suci Ramadhan. Ingin merubah kebiasaan buruk, ingin menggapai rahmat dari Allah, sehingga berkeinginan untuk melaksanakan ibadah-ibadah sunnah yang tidak pernah dilakukan pada bulan yang lain. Shalat tarowih dan witir, tadarus Alquran, shalat hajat, shalat tasybih, menghadiri majlis taklim, mengikuti pesantren kilat dan kegiatan-kegiatan positif lainnya. Hal ini bila dilakukan dengan penuh keikhlasan dan semata-mata mengharapkan ridha Allah maka amal perbuatan ini akan dilipatkan pahalanya hingga tuhuh ratus kali. Dan seburuk-buruk perbuatan baik yang dilakukan maksudnya melakukan perbuatan baik tetapi masih bercampur dengan perbuatan buruk lainnya, misalnya menegakkan shalat tetapi belum dapat menjaga kekhusukan hal ini tentu saja akan dilipatkan pahalanya namun tidak mencapai tujuh ratus derajat, mengeluarkan infaq dan shadaqah tetapi belum ikhlas tentu saja berpahala namun tidak mencapai tingkatan tertinggi.

Bagi orang-orang yang beriman senantiasa berupaya memanfaatkan moment puasa Ramadhan untuk selalu berlomba didalam melakukan kebaikan. Bahkan puasa Ramadhan dijadikan sebagai wahana untuk menghapuskan dosa-dosa yang telah dilakukan, “Barang siapa yang menunaikan puasa dengan dasar iman dan mengharapkan pahala dari maka Allah akan menghapuskan dosa-dosa yang telah dilakukan” (Hadits). Dengan demikian tidak pernah meluangkan waktu kecuali hanya untuk beribadah kepada Allah.

Harapan kadangkala tidak selaras dengan kenyataan, ketika dorongan telah muncul ternyata kebiasaan dan stamina menjadi penghambat untuk mewujudkan harapannya. Nafsu Mutmainnah yang bersih, bercampur baur dengan dorongan hawa nafsu, sehingga kadangkala hawa nafsu lebih mendominasi amal ibadah. Sehingga norma dan kaidah Islam tidak pernah dijalankan, sekalipun sudah mengetahui segi-segi manfaatnya tetapi masih belum tergetar jiwanya untuk mengikuti petunjuk Allah.demikian pula stamina tubuh yang tidak memungkinkan untuk memanfaatkan seluruh waktu untuk beribadah kepada Allah. Rasa ngantuk yang tak tertahankan sehingga menghambat untuk berbuat dan beramal shalih karena itu saya sampaikan beberapa tips untuk menghilangkan rasa kantuk:

1. Berwudhu, karena dengan wudhu akan memunculkan kesegaran pada muka dan organ-organ yang telah dibilas dengan air.
2. Mandi, karena dengan mandi akan menciptkan kesegaran seluruh tubuh.
3. Tidur sambil duduk, yaitu tidur tidak ditempat tidur, tatajaafa ‘anil madlaaji’ (jauhkan punggung dari tempat tidur). Ketika kepala bergoyang kedepan, kekanan atau kekiri secara spontan akan membangkitkan syarat sehingga mata akan terbuka. Dan walaupun baru sekejab memejamkan mata namun telah merasa cukup. Lain kali bila tidur ditempat tidur maka akan semakin terlelap.
4. Bila terpaksa harus tidur, maka usahakan jangan tidur ditempat yang sepi, sehingga semakin merasa nyaman untuk berbaring ditempat tidur.
5. Makan dari makanan yang bergizi, kurangi makanan yang banyak mengandung minyak (makanan yang digoreng), karena akan mengurangi nafsu makan.
6. Bila diperlukan minum vitamin untuk menjaga keseimbangan daya tahan tubuh.
7. Makan dan minum secara cukup dan secukupnya, cukup dalam arti kandungan kalori dan secukupnya dalam arti tidak berlebihan. Ingat bahwa didalam tubuh manusia mengandung makanan, air dan oxygen.
8. Berjalan-jalan, berolah raga dan menghirup udara segar

Itulah bahwa tidak ada kesuksesan kecuali dilakukan dengan perjuangan dan tiada perjuangan kecuali dengan pengorbanan. Berkorban untuk meninggalkan kesenangan-kesenangan dunia dan kebiasaan yang tidak baik, beralih untuk menjadi lebih baik. Kesuksesan orang yang berpuasa adalah mencapai derajat tertinggi, yaitu la’allakum tattaqun. Sungguh beratnya untuk meninggalkan kebiasaan-kebiasaan setiap hari yang kurang baik, padahal sudah mengetahui ending-nya. Namun belum mau untuk berubah, keyakinan didalam hati bisa menjadi sumber kekuatan, man jadda wajada siapa yang bersungguh-sungguh akan menuai keberhasilan.


6/29/2014

Perangi Hawa Nafsu Menuju Kesempurnaan Puasa Ramadhan



Ramadhan adalah bulan yang teramat istimewa, walaupun puasa setiap muslim dituntut untuk membatasi diri dari hal-hal yang tidak baik dan selalu memupuk perilaku terpuji untuk menjadi amal shalih . Secara fitrah manusia mempunyai kecenderungan untuk melakukan perbuatan yang tidak baik, mengumbar nafsu, hal ini terbukti bila diantara kita ditanya “apakah mudah atau sulit untuk menjadi orang yang baik, maka tentu akan dijawab sulit”. Bulan puasa bernuansa rohani karena ingin merubah kebiasaan-kebiasaan yang tidak baik agar menjadi baik.

Semarak Ramadhan pada siang hari dan pada malam yang lebih awal, tempat ibadah umat Islam, masjid, langgar, surau, musholla dipadati para jama’ah untuk menegakkan shalat tarowih. Mereka berpandangan seakan-akan shalat tarowih itu adalah wajib, seandainya hal ini terbina maka shalat tarowih menjadi tuntutan yang harus ditegakkan, bahkan yang terjadi pada sepuluh hari yang pertama. Hal ini telah difikirkan oleh Rasulullah SAW ketika beliau menegakkan shalat lail, pada malam yang pertama baru diikuti beberapa orang shalabat, namun pada hari kedua dan ketiga shalat lail Rasulullah tersiar di kalangan para shahabat, sehingga pada malam berikutnya banyak orang berbondong-bondong ingin menegakkan shalat bersama Rasulullah. Namun ketika banyak orang yang mengikuti, Rasulullah malah tidak datang ke masjid untuk meneruskan shalat pada bulan Ramadhan seperti pada hari-hari sebelumnya.

Apakah yag terjadi pada pribadi Rasululah, apakah beliau tidak bisa mengendalikan hawa nafsu, dan lebih mengutamakan kepentingan pribadi. Ternyata Rasululah khawatir bila dilaksanakan terus menerus akan menjadi ibadah wajib. Sedangkan ketika melaksanakan perjalanan mi’raj Rasulullah diperintahkan untuk menegakkan shalat lima puluh waktu. Beliau siap, beliau tidak membantah terhadap perintah Allah, namun kemudian ketika mendapat pesan dari ruh para rasul sebelumnya, yang diminta agar memohon keringanan. Dimana umat dari rasul sebelumnya diperintahkan namun banyak yang ingkar. Maka dikhawatirkan umat Muhammad juga tidak mampu untuk menegakkan.

Bila kita amati kehidupan umat Islam disekitar kita, ternyata Islam ada yang sekedar sebagai label untuk mendapatkan sesuatu, misalnya syarat pernikahan, mengikuti trend, ingin memperoleh dukungan dan masih banyak tendensi lain, perdikat muslim yang disandangnya hanya sekedar sebagai kulit dan hatinya jauh dari Islam. Sehingga ketika kita amati dalam kebiasaan sehari-hari, ketika bekerja,, bermain, pesta dan kegiatn-kegiatan lainnya, ketika mendengar panggilan adzan hingga iqomah tidak pernah dihiraukan, bahkan sampai berakhirnya waktu shalat hanya sedikit saja yang bergegas menghentikan aktifitas untuk segera menegakkan shalat, dan ternyata lebih banyak yang asyik dengan kegiatan yang sedang dijalani. Maka terbuktilah ketika Rasulullah memprediksikan bahwa umat Islam akan menjadi seperti busa yang berada disungai semakin lama mengikuti aliran sungai, hilanglah busa itu.

Karena itu bulan suci Ramadhan dengan berbagai macam amalan sunnah bila dilaksanakn dengan kontinu akan menjadikan kebiasaan positif yang berdampak pada mental spiritualnya. Bila suatu saat mengatakan bahwa shalat tarowih sangat melelahkan, shalat tarowih sangat menyenangkan, shalat tarowih membuat hati menjadi tenang, shalat tarowih akan merasakan kedekatan kepada Allah. Statemen yang demikian bisa benar dan bisa salah. Bila kewajiban shalat fardhu telah dilaksanakan dengan istiqomah bahka senantiasa menambah dengan shalat sunnah yang lain, bahkan shalat tahajjud senantiasa ditegakkan ,maka ibadah shalat tarowih amat menyenangkan, mengasyikkan dan menambah semangat. Namun bila ibadaha shalat fardhunya kadang sering ditinggalkan tentunya shalat tarowih menjadi beban yang memberatkan dan membuat capek.

Ketika menjalankan ibadah merasa malas itu adalah tantangan dan godaan, ketika menjalankan ibadah terasa berat, hal ini karena memandang bahwa perintah Allah sebagai tuntutan semata, bukan memandang menjalankan perintah Allah sebagi wujud rasa syukur kepada Allah. Ketika melaksanakan ibadah merasakan sulit ini artinya belum memahami fiqih Islam. Bila beribadah tidak mendatangkan ketenangan karena dalam beribadah tidak menghadirkan hati, ibadah hanya sekedar memenuhi syarat dan rukunnya saja.

Karena itu bila menahan makan, minum dan dorongan hawa nafsu pada siang hari sebagai wujud pamaksaan, maka akan memerlukan waktu yang lama untuk menemukan titik temu dapat dilaksanakan dengan sepenuh hati. Begitu juga melakukan amal shalih yang lain. Karena itu hendaknya puasa dipandang sebagai prinsip keseimbangan hidup. Ketika manusia hidup bebas seakan tanpa batas kemudian diingatkan dengan kesadaran diri bahwa dirinya berpuasa, sehingga tidak mau melakukan segala aktifitas yang membatalkan puasa. Ketika didalam tubuh manusia telah banyak tertimbun lemak,kolerterol, toksit, sehingga dengan puasa akan terjadi pembakaran. Sehingga akan terjamin keseimbangan hidup.

Puasa adalah upaya pengendalian nafsu, bila nafsu terjaga maka akan mengarahkan pada jalan yang diridhai Allah. Bertahan dalam menjalankan ketaatan kepada Allah walaupun terasa banyak tantangan adalah upaya menahan hawa nafsu. Karena itu Rasulullah pernah mengingatkan bahawa banyak orang yang malaksanakan puasa tetapi tidak memperoleh apa-apa kecuali lapar dan dahaga saja. Maka alangkah sayangnya sudah bersusah payah untuk tidak makan dan minum tetapi ternyata puasanya tidak diterima Allah, karena puasanya batal atau paling tidak menjadi rusak.

6/28/2014

Berpesta Ibadah di Bulan Ramadhan



Bulan Ramadhan adalah bulan yang teramat istimewa, karena pada bulan tersebut Allah melebihkan semua amal baik dilipatgandakan pahalanya antara 10 sampai 700 tingkatan.

“Semua kebaikan yang dilakukan orang yang beriman akan dilipatgandakan antara 10-700 kali, kecuali puasa, maka sesungguhnya puasa itu adalah hak-Ku (Allah) dan Aku (Allah) memberikan pahala menurut kehendak-Ku”. (HR.Muslim)

Disamping itu pada bulan Ramadhan Allah memberikan keistimewaan ibadah pada Malam Qadar.

“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Alquran) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan Malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar. (QS. Al Qadar: 1-5)

Lailatul Qadar terjadi pada bulan Ramadhan, peristiwa pada malam hari yang akan dinilai seperti orang yang beribadah seribu bulan. Oleh karena itu pada malam-malam yang terakhir, Rasulullah senantiasa menghidupkan malam hari untuk beribadah kepada Allah untuk mencari keridhaan-Nya. Coba kita bandingkan dengan umat-Nya. Apakah telah meniru kebiasaan rasul yang menjadi dasar hukum Islam. Rasul merupakan figur uswatun hasanah, sehingga tiada alasan untuk senantiasa berpegang teguh pada sunnah rasul.

Walaupun pada perkembangannya Lailatul Qadar ada yang menafsirkan sebulan penuh mulai awal hingga akhir bulan Ramadhan, seperti yang disampaikan oleh “Dr. Lukman Harun”. Hak ini tentu tidak bisa dipungkiri, karena sendainya ada orang yang merasa telah menjumpai Lailatul Qadar tentu kesalihannya akan berubah 180 derajat. Karena orang yang beribadah 83 tahun tentu saja telah menjadi kepribadiannya. Sedang diantara kita yang berusia 20 tahun hingga 80 tahun, berapa tahun telah digunakan untuk beribadah. Sedangkan usia yang dijalani terpotong dengan usia anak-anak, remaja dan usia transisi, hidup dalam cobaan yang kadang menjadi jauh kepada Allah. Sehingga ketika puasa Ramadhan dengan segala amalan baik dijalankan selama sebulan penuh niscaya akan menjadi kebiasaan. Yang mana akan mempunyai efek jangka waktu yang lebih lama.

Pada bulan Ramadhan Allah membuka pintu surga, menutup pintu neraka dan para syetan dibelenggu. Yang jadi pertanyaan ketika pintu surga telah dibuka maukah kita memasukinya, atau justru sebaliknya berupaya membuka pintu neraka yang sudah dikunci. Disinilah bahwa surga yang merupakan tempat tertinggi yang dijanjikan kepada orang-orang yang beriman, bila mau melaksanakan perintah Allah dan rasulnya, segala larangan Allah dan Rasulnya ditinggalkan. Maka secara otomatis akan bisa memasuki surga dengan keridhaan-Nya. Namun sebaliknya bula perintah Allah ditinggalkan dan larangan Allah dilaksanakan orang tersebut berarti akan berupaya membuka pintu neraka. Orang tersebut secara khusus tidak bisa membelenggu syetan. Karena sesungguhnya pengertian dibelenggunya syetan adalah secara umum, namun secara khusus hanya pribadi muslim yang dapat membelenggu syetan. Karena syetan benci dengan perbuatan baik, syetan senantiasa mencarai teman, maka segaka tipu muslihat dilaksanakan untuk menyesatkan manusia. Bila ha ini terjadi masuklah hamba Allah ini ke dalam neraka.

Karena itu di bulan yang penuh berkah dan maghfirah ini kita isi dengan kegiatan-kegiatan positif. Tadarus Alquran, mengikuti majlis taklim, memperbanyak sedekah, melaksankan shalat tarowih, menghindari kata-kata kotor. Bersihkan hati dari penyakit hati, ghibah, namimah, su’udhan, kibir, riya’, iri, dengki, ghadhab dan lainnya. Sehingga para ahli suffah dengan melakukan langkah takholli, tahalli dan tajalli. Tahapannya adalah mengeluarkan dan melepaskan diri dari segala perilaku yang tidak baik kemudian diisi dan diganti dengan perilaku yang baik. Maka akhirnya akan ditemukan akhlaq diri yang sesuai dengaan kehendak Allah.

Bagaimana tidak, orang yang berpuasa belajar untuk menjadi pribadi yang jujur, ikhlas dan sabar. Puasa atau tidak, yang tahu hanya dirinya sendiri, orang lain hanya tahu tidak makan dan minum ketika didepannya, tetapi dibelakang siapa tahu kalau dia makan dan minum. Orang menyangka seorang berpuasa, namun hanya Allah yang tahu bahwa puasanya hanya akan memperoleh lapar dan dahaga saja. Karena jasmaninya puasa namun rohaninya, nafsunya tidak berpuasa.
Orang yang berpuasa berkecenderungan untuk menegakkan shalat tarowih, entah berapa rekaat yang dijalankan, tentu kadang dilakukan dengan keterpaksaan, dan kesabaran hal ini karena tidak terbiasa menegalkan shalat dengan jumah rekaat yang banyak. Orang yang berpuasa juga termotifasi untuk memebaca Alquran, bersedekah dan amal-amal lainnya. Mudah-mudahan menjadi kebiadaan baik yang akan terus dilaksanakan dengan istiqomah.

Selamat menjalankan ibadah puasa semoga dapat membentuki peribadi muslim yang bertaqwa.

6/11/2014

Memikirkan Keagungan Allah Atas Penciptaan Manusia



Tidak bisa dipungkiri bahwa manusia adalah makhluk Allah yang paling sempurna dalam hal penciptaannya (laqad khalaqnal insaana fi ahsani taqwim). Kesempurnaan ini dapat dilihat:
1. Jasmani: adalah wujud nyata dari hal yang dapat dilihat melalui panca indra, tubuh manusia yang terdiri dari kaki, tangan, perut, lambung, dada, leher, kepala. Termasuk segala yang tersembunyi didalam tubuh manusia yang terbungkus oleh kulit dan daging sekalipun tidak terlihat termasuk dalam kategori jasmani, seperti usus, jantung, paru-paru, hati, darah. Semuanya adalah suatu yang amat sempurna. Fungsi dan manfaatnya antara yang satu dengan yang lainnya berbeda, namun berada dalam satu komando rohaninya. Semuanya bergerak sesuai dengan ritmenya masing-masing.
2. Rohani : adalah sesuatu yang tidak bisa dilihat melalui panca indra, namun bisa dirasa, dilihat dan berakibat pada sisi kehidupan manusia. Karena rohani manusia yang akan menuntut pada peri kehidupannya. Rasul telah mewartakan:

الا وان فى الجسد مضغة اذا صلحت صلح الجسد كله واذا فسدت فسدالجسد كله الا وهى القلب (رواه البخارى

" Ketahuilah bahwa didalam tubuh tedapat segumpal daging, apabila segumpal daging itu baik, maka baiklah seluruh tubuh dan apabila segumpal daging itu rusak, maka rusak pula seluruh tubuh, itulah yang dinamakan hati". (HR. Buchari)

Bila kita bandingkan antara ciptaan Allah dengan ciptaan manusia. Manusia adalah ciptaan Allah secara langsung, namun dengan kekuasaan Allah, manusia diberikan kesempurnaan berupa jasad, rohani yang terdiri dari ruh, jiwa, hati dan nafsu serta diberi petunjuk berupa agama. Sehingga manusia dapat menghasilkan cipta rasa dan karsa dalam bentuk ilmu pengetahuan, teknologi dan budaya. Dari itulah tercipta beraneka macam sarana penunjang kehidupan manusia, seperti tempat produksi, sarana budidaya, alat transportasi, media komunikasi, hiburan dan lain-lain.

Suatu saat ada seorang sopir yang mengendari kendaraan bersama dengan keluarganya, pada awal perjalanan kendaraan dapat berjalan dengan lancar, gas, kopling, prosneleng, rem, lampu reeting, lampu sain, spion, roda, kipas, ac, mesin, karbulator, semua dapat berjalan dengan lancar. Sopir merasa puas, demikian pula keluarga yang dibawanya merasa puas karena waktu perjalanan sesuai dengan harapannya. Kondisi ini bertolak belakang dengan kepulangannya. Ditengah-tengah perjalanan sopir merasa yakin dengan kendaraannya, walaupun kendaraan tidak begitu baik namun ternyata dapat mengimbangi kendaraan-kendaran tipe baru yang cenderung masih span. Keyakinan ini menjadi sirna atau berkurang ketika dalam laju kendaraan tiba-tiba laju kendaraan tersendat-sendat. Feeling sopir teringat dahulu ketika membawa kendaraan yang sama pernah mengalami hal yang demikian bahkan kendaran tidak bisa berjalan karena mesin mati. Ternyata apa yang terjadi waktu itu filter bensinnya kotor. Filter bensin kotor maka bensin tidak bisa mengalir sehingga bahan bakar tidak berfungsi.

Satu unsur mekanik tidak berfungsi maka seluruh kendaraan tidak berfungsi. Bisakah bensin pada kendaran bermotor diibaratkan seperti darah didalam tubuh manusia. Bila organ tubuh dapat berfungsi dengan baik maka metabolisme tubuh akan baik, namun bila system imunitas tubuh menurun, maka akan mengakibatkan sesuatu yang tidak stabil. Bagaimanakah system kerja jantung yang memompa dan mengedarkan darah ke seluruh tubuh. Bila pembuluh darah tersumbat atau pembuluh darah menyempit maka distribusi darah dan oksigen akan berkurang, detak jantung akan berhenti dan inilah tanda-tanda kematian. Penyakit jantung coroner adalah salah satu wujud tersumbatnya peredaran darah keseluruh tubuh.

Sistem kerja dalam tubuh manusia sehingga melahirkan sekolah kedokteran, kerangka tubuh manusia sehingga melahirkan fakultas technic, mekanik dan kontruksi bangunan. Subhanallah, Allahu Akbar, Maha Suci Allah hambanya akan selalu mengagungkan kebesaran-Nya. Kesempurnaan manusia malahirkan budaya dan teknologi.

Namun banyak terjadi, bahwa kesempurnaan manusia terkadang banyak manusia yang tidak menyadarinya, sehingga derajat kemuliannya dari waktu-kewaktu menjadi menurun, dan semakin menurun sampai pada derajat terendah yaitu lebih rendakh dari binatang.
“ Dan Sesungguhnya kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi, mereka itulah orang-orang yang lalai. (QS. Al A’rof: 179)

Dalam ayat Alquran tersebut ada tiga organ tubuh manusia yaitu hati, mata, telinga dalam makna biologis adalah sama dengan binatang. Namun hati dalam makna ruhaniyah hanya dimiliki oleh manusia, karena disanalah manusia dapat memikirkan, merenungkan eksistensi diri sebagai makhluk Tuhan, makhluk pribadi dan makhluk sosial. Dimana konsep ruhaniyah dimanapun berada akan menyadari bahwa dirinya sebagai makhluk Tuhan. Namun bila eksistensi diri tidak pernah disyukuri, dihayati dan pahami maka manusia akan lebih rendah dari binatang ternak ” mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi”.

Hati, mata dan telinga dalam arti biologis dan spiritual adalah merupakan wujud kekuasaan Allah. Dalam penciptaan ini Allah mempunyai misi tertentu untuk mengemban tugas sebagai hamba Allah dan khalihah-Nya. Dalam setiap tarikan nafas, tetesan darah akan dicatat dan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah SWT. Karena itu dalam penciptaannya itu Allah menurunkan wahyu untuk menuntun kehidupan manusia, agar kesempurnaan manusia tidak sia-sia. Karena itu hidup tanpa aturan akan terjadi hukum rimba, siapa yang kuat dialah yang berkuasa. Bahkan manusia yang satu akan memangsa manusia yang lain “homo homoni lupus”.

6/05/2014

Hidup Sehat Tanpa Narkoba-Khutbah Jum'at


Narkotika dan sejenisnya adalah suatu benda yang diharamkan oleh agama, dilarang oleh pemerintah. Bahkan dunia Internasional sejak tahun 1987 juga menyatakan perang terhadap Narkotika dan sejenisnya. Dan PBB menetapkan tanggal 26 Juni sebagai hari anti madat. Pemerintah Indonesia menaruh perhatian yang amat besar sehingga mengeluarkan UU sebagai upaya preventif mencegah penggunaan, penyimpanan dan memperjualbelikan Narkoba.

اَلْحَمْدُلِلّٰهِ الَّذِيْ خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَوةَ لِيَبْلُوَكُمْ اَيُّكُمْ اَحْسَنُ عَمَلًا. وَاَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ الْحَقِّ وَجَعَلَهُ لِلنَّا سِ سَبِيْلًا. أَشْهَدُ أَنْ لاَّ إِلٰهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُ اللهِ وَرَسُولُهُ، اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحابِهِ أَجْمَعِيْنَ، أمَّا بَعْدُ: فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُونَ اِتّقُوا اللهَ تَعَالَى فِي السِّرِّ وَ اْلعَلَنِ ، يَا أَيّهَا الّذِيْنَ آمَنُوْا اتّقُّو اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَ لَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَ أَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.

Kaum muslimin jema'ah Jum'ah Rahimakumullah
Pertama marilah kita berupaya untuk melaksanakan perintah-perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Dengan pikiran yang jernih hati dan jiwa yang tenang dan dijauhkan dari setiap perbuatan yang dapat menimbulkan perilaku munkarat dan tidak ingat kepada Allah SWT. Berkesempatan untuk menyambut HANI (Hari Anti Narkotika Internasional) pada tanggal 26 Juni, marilah kita nyatakan untuk berperang terhadap Narkoba, karena termasuk perilaku munkarat yang dilarang oleh agama dan pemerintah.

Perilaku munkarat ini meliputi memakai, membawa dan memperjualbelikan. Narkoba yang kepanjangannya adalah Narkotika Psikotropika dan bahan adiktif lainnya. Semua jenis Narkoba mengandung zat adiktif, yaitu zat yang dapat minumbulkan bagi pemakainya rasa ketagihan dan ketergantungan. Bila tidak memakai maka tubuh akan terasa lemas, lesu, kurang semangat dan kurang percaya diri. Pemakaian semua jenis Narkoba akan memacu bagi pemakainuya dengan menambah ukuran dan takaran.

Sebagaimana dikatakan oleh Dr. dr. H. Dadang Hawari, Psikiater dalam bukunya yang berjudul Alquran Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa, bahwa semua jenis Narkoba mengancam terhadap jiwa dan raga manusia, karena didalam Narkoba mengandung zat adiktif yang menimbulkan gangguan mental organik (GMO) yaitu gangguan dalam berfikir, perasaan dan perilaku. Timbulnya GMO ini disebabkan reaksi langsung dari zat adiktif pada sel-sel saraf pusat (otak). Karena itu orang yang meminum, menghisap atau memakannya semakin lama akan menambah takaran sampai pada dosis keracunan (intoksikasi) atau mabuk. pemakaian Narkoba dalam jangka waktu yang lama akan menimbulkan gangguan pada organ otak, liver, alat pencernaan, pancreas, otot, janin, endroktrin, nutrisi, metabolisme jantung dan resiko kangker.

Dalam kehidupan masyarakat akan terjadi instabilitas sosial, terjadinya tindak kejahatan dan perilaku kriminal lainnya. Dampak psikososial lainnya adalah drop out sekolah, kehilangan kawan, tidak masuk kerja, bolos sekolah dan terlibat pelanggaran hukum lainnya.

Banyak pemakai Narkoba karena terkena pengaruh dari teman, karena teman-temannya memakai pertama dia takut dikucilkan dari pergaulan, malu bila dibilang banci atau bisa jadi karena teman-temanya memaksa untuk mencoba. Sekali mencoba akan ketagihan dan segala upaya ditempuh untuk memperoleh zat haram tersebut. Rasulullah SAW bersabda:

“ Perumpamaan teman yang baik dan teman yang buruk ialah seperti pembawa minyak wangi dan peniup tungku api pande besi. Pembawa minyak wangi bisa jadi akan memberimu, boleh engkau membeli darinya dan boleh jadi engkau mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan peniup tungku api pande besi, boleh jadi engkau mendapatkan bau yang tidak sedap darinya”.

Disamping dari pengaruh teman, memakai Narkoba juga karena pengaruh media informasi dan komunikasi. Dunia entertainment, film dan sinetron yang menampilkan figur bintang yang mengkonsumsi minuman keras, meraka mempunyai tubuh yang sehat, kekar dan percaya diri, dari hal tersebut muncul keinginan untuk mencari jenis minuman yang serupa yang dapat membuat dirinya seperti apa yang pernah dilihatnya.

Kaum muslimin jama’ah Jum’ah Rahimakumullah
Dunia Internasional telah menyatakan perang terhadap Narkoba dan di negara Indonesia telah ditetapkan Undang-Undang tentang anti Narkoba. Undang- undang tersebut untuk memutus mata rantai peredaran Narkoba, menjerat bagi pengedar, pemakai dan penyimpan Narkoba. Dalam UU RI nomor 2 tahun 1997 tentang Narkoba, pada pasal 85 pengguna Narkoba dikenai hukuman penjara selama 1 sampai 4 tahun, pasal 78 bagi pemilik dikenai hukuman penjara maksimal 10 tahun, denda 500 juta, pasal 84 bagi pengedar dipenjara selama 5 sampai 15 tahun, denda 250 juta sampai 750 juta, pasal 80 bagi produsen dipenjara selama 7 tahun sampai dengan seumur hidup, denda 200 juta sampai dengan 1 milyar.

Dengan hukuman dan denda yang demikian akan menimbulkan penyesalan, rasa berdosa dan bersalah pada dirinya sendiri, menjadikan hidup tidak sehat lagi. Maka untuk menciptakan hidup yang sehat dan bebas dari Narkoba. Hukuman dan denda akan menjadikan beban hidup sehingga bagi yang bersangkutan akan menimbulkan masalah yang baru, hidupnya terasa terisolasi dari masarakat umum dan bisa jadi dikucilkan dari kehidupan masyarakat. Tekanan mental akan menjadi beban hidup dan akan merambah pada munculnya penyakit-penyakit lainnya. Karena banyak terjadi bahwa tinbulnya penyakit jasmani karena banyaknya masalah, dan beban pikir yang tidak ada penyelesaiannya.

Oleh karena itu jiwa yang sehat akan menciptakan metabolisme tubuh yang teratur sehingga produktifitas kerja akan terjaga, demikian pula jiwa dan pikiran yang rusak akibat bergaul dengan Narkoba akan menimbulkan perbuatan yang diluar kontrol akan pikiran manusia. Oleh karena itu Allah SWT mengingatkan dalam Alquran surat Al Maidah ayat 90:

" Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji dan termasuk perbuatan setan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan,

Rasul pernah bersabda, bahwa khamer adalah sesautu yang diharamkan, banyak atau sedikit tetap diharamkan:
" Setiap zat, bahan atau minuman yang dapat memabukkan dan melemahkan adalah khamer dan setiap khamar adalah haram" (HR. Abdullah bin Umar).

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.

4/21/2014

Macam-macam Wali Nikah



Nikah menurut bahasa berarti akad, berkumpul, bersetubuh. Adapun menurut istilah adalah suatu akad (perjanjian) yang mengikat antara seorang laki-kali dan wanita untuk menghalalkan hubungan kelamin secara sukarela dalam membangun hidup berumah tangga dibawah aturan syari’at agama. Untuk melangsungkan pernikahan terdapat rukun dan syarat-syarat yang harus dipenuhi demi terlaksananya pernikahan tersebut, adapun rukun dan syaratnya adalah adanya sighat (aqad) ijab-qabul, wali nikah, dua saksi yang adil, calon suami, calon isteri.

Wali nikah merupakan salah satu rukun dan syarat syahnya terwujudnya pernikahan, adapun macam-macam wali nikah adalah:
a. Wali Nasab adalah orang-orang yang terdiri dari keluarga calon mempelai wanita, yaitu:

1. Ayah,
2. Kakek
3. Buyut
4. Saudara laki-laki se-bapak se-ibu.
5. Paman se-bapak
6. Kemenakan laki-laki dari saudara laki-lakai se-bapak se-ibu
7. Kemenakan laki-laki dari saudara laki-lakai se-bapak
8. Paman se-bapak se-ibu
9. Paman se-bapak
10. Anak laki-laki dari paman se-bapak se-ibu
11. Anak laki-laki dari paman se-bapak
12. Anak laki-laki dari anak paman se-bapak se-ibu
13. Anak laki-laki dari anak paman se-bapak
14. Paman bapak se-bapak se-ibu
15. Paman bapak se-bapak
16. Anak laki-laki dari paman bapak se-bapak se-ibu
17. Anak laki-laki dari paman bapak se-bapak se-ibu
18. Paman kakek se-bapak se-ibu
19. Paman bapak se-bapak
20. Anak laki-laki dari paman kakek se-bapak se-ibu
21. Anak laki-laki dari paman kakek se-bapak
22. Laki-laki yang memerdekakan
23. Hakim

b. Wali Hakim adalah orang yang diangkat oleh Pemerintah untuk bertindak sebagai wali dalam suatu pernikahan.

c. Wali Muhakam adalah orang yang diangkat oleh kedua calon mempelai untuk bertindak sebagai wali dalam akad nikah mereka.

Apabila suatu pernikahan yang seharusnya dilaksanakan dengan wali hakim, padahal di tempat itu tidak ada wali hakim, maka pernikahan dilangsungkan dengan wali muhakam.
Caranya ialah kedua calon mempelai mengangkat seorang yang mempunyai pengertian tentang hukum-hukum untuk menjadi wali dalam pernikahan mereka.

4/17/2014

Perceraian Menurut Peraturan pemerintah No 9 Tahun 1975



Perceraian adalah kebalikan dari pernikahaan, bila pernikahan atau perkawinan adalah akad yang menghalalkan pergaulan dan menimbulkan hak dan kewajiban serta bertolong-tolongan antara keduanya. Dengan adanya pernikahan pada dasarnya dua insan yang menjadi satu, satu dalam langkah dan tujuan, sehingga setelah terjadinya pernikahan sangat dimungkinkan masing-masing diri untuk bisa menahan dan mengendalikan diri untuk tidak berbuat sesuai dengan kehendaknya.
Bila masing-masing diri tetap pada kebiasaan sebelum menikah maka sangat dimungkinkan untuk terjadi perceraian, dua insan yang telah menyatu kemudian terpisah. Adapun sebab-sebab perceraian ini tidak selamanya berangkat dari hal-hal yang berat dan rumit, namun kadang berangkat dari hal-hal yang kecil, orang jawa mengatakan “kriwikan dadi grojogan”. Semua orang tentu mempunyai hobi dan kebiasaan yang berbeda-beda, maka agar pernikahan tetap langgeng jauhilah sifat egois, karena bila hal ini terus dikembangkan jurang perceraan yang ada didepannya akan menjerumuskan dirinya dalam membina keutuhan rumah tangga.

Bila kita berangkan dari kenyataan, banyaknya kasus perceraian. Dari keluarga yang nampak harmonis, diidolakan namun tiba-tiba mengajukan talaq atau gugat cerai. Ada apakah dibalik semua ini. Oleh karena itu menurut Peraturan Pemerintah nomor 9 TH 1975 pasal 19:

a. Salah satu pihak berbuat zina,pemabuk, pemadat, penjudi dan lain sebagainya yang sukar disembuhkan.
b. Salah satu pihak meninggalkan pihak lain selama 2 (dua) tahun berurut-urut tanpa izin pihak lain
c. Salah satu pihak mendapat hukuman /penjara 5(lima) tahun atau mendapat hukuman yang lebih berat setelah perkawinan berlangsung
d. Salah satu pihak melakukan kekejaman atau penganiyayaan berat yang membahayakan pihak lain.
e. Salah satu pihak mendapat cacat badan atau penyakit dengan akibat tidak dapat menjalankan kewajiban sebagai suami/istri.
f. Antara suami istri terus menerus terjadi perselisihan dan pertengkaran dan tidak ada harapan untuk hidup rukun lagi dalam rumah tangga.
g. Suami melangar taklik talak
h. Pengalihan agama /murtad yang menyebabkan terjadinya ketidak rukunan dalam rumah tangga.

Perceraian akan membawa dampak akan terjadi sikap saling membenci, perpecahan dan permusuhan. Bukan hanya mantan suami istri yang saling membenci tetapi juga anak-anak, keluarga dan teman-temannya. Karena itu belajarlah dari peristiwa orang lain agar menjadi orang yang bijaksana, santu, sabar dan ikhlas. Sesuatu tidak harus dialami oleh diri sendiri namun orang laian bias menjadi bukti keutuhan atau keretakan dalam rumah tangga.

4/10/2014

Sikap Pemilih dan Yang Dipilih Pada Pemilihan Caleg dan DPD




Pemilihan calon anggota legeslatif yang terdiri dari DPRD, DPR Provinsi, DPD dan DPR RI tergolong sukses. Karena di seluruh TPS dapat menyelenggarakan pemungutan suara dalam keadaan aman dan terkendali. Setelah proses pemungutan suara di tutup pada pukul 13.00, para Caleg dan DPD tinggal menunggu hasil penghitungan suara, dengan melihat informasi dari setiap TPS. Cara yang paling praktis tinggal menunggu dirumah sambil duduk-duduk, atau tiduran memantau perkembangan melalui quick count.

Bagaimanakah sikap pemilih dan calon yang akan dipilih terhadap hasil perhitungan suara, tentunya hal ini akan menimbulkan penilaian yang berbeda-beda.
Sikap para pemilih:
1. Pemilih aktif, akan mengikuti perkembangan dari anggota legestalitif yang telah dipilihnya, bagaimanakah nasibnya, apakah calon yang telah dipilih dapat memperoleh suara mayoritas atau sebaliknya. Pemilih aktif ini datang ke TPS karena mengikuti panggilan sebagai warga Negara yang baik, kedatangannya tulus, bukan dipaksakan dan bukan karena telah menerima imbalan. Pantauan terhadap hasil Pileg akan disikapi dengan persaan tenang dan santai, karena tidak ada beban tangung jawab yang harus dipikulnya. Calon yang dipilih dapat memperoleh suara mayoritas bersyukur tidak terpilih tidak akan menjadi kesedihan yang berkelanjutan.

2. Tim sukses, akan terus mengikuti perkembangan penghitungan suara hingga selesai. Maka bila jagonya memperoleh suara mayoritas akan merasa bahagia, girang, tak jarang mereka mengklaim, bahwa karena dirinya sehingga dapat memperoleh suara mayoritas, sehingga dia akan menanamkan suatu perasaan agar jagonya merasa berhutang jasa kepadanya. Namun bila jagonya mempeoleh suara yang sedikit sehingga tidak bisa memenuhi quota, dia akan bersedih, akan menyalahkan dirinya, temanya, lawan politik atau bahkan akan menyalahkan anggota masyarakat.

3. Pemilih penjilat, pemilih yang mau mengambil enaknya, pemilih ini selalu mengambil kesempatan untuk memperoleh keuntungan, bahkan tak jarang mereka memeras pada Caleg tertentu. Didepan mengatakan akan mendukungnya, namun ketika dibelakang akan mengatakan siapa yang memberikan paling banyak maka yang akan dipilih. Bila Caleg yang dijilat memperoleh suara mayoritas maka akan datang, dan mengatakan seakan-akan berkat dukungannya sehingga memperoleh suara mayoritas, namun bila Caleg tertentu yang yang dijilat gagal, diapun akan lari tunggang langgang. Tidak mau tahu akan gegalan yang dirasakan.

4. Pemilih pasif, dia hanya sekedar datang, memilih tanpa dipikir, memilih tanpa tahu yang dipilih. Sehingga dia sama sekali tidak ada respon terhadap hasil penghitungan suara. Lain halnya dengan pemilih nomor satu, dua dan tiga akan memantau hasil penghitungan, sehingga dalam kelompok atau lingkungan dimana ia berada, senantiasa akan ikut larut dalam pembicaraan, siapa yang jadi, siapa yang menang, partai apa yang memperoleh mayoritas suara dan sebagainya.

Sikap para caleg pasti akan selalu memantau hasil rekapitulasi penghitungan suara:
1. Pihak yang menang, yaitu yang memperoleh suara mayoritas tentu akan merasa sangat bahagia, karena harapan dan cita-citanya akan segera terwujud.
2. Pihak yang kalah, yaitu yang memperoleh suara minoritas tentu akan bersedih, hitung-hitung sudah berapa banyak modal yang dikeluarkan untuk menjadi Caleg.

Harapan kita “Sing memang aja umuk sing kalang aja ngamuk”, tentu setiap diri telah memikirkan dua kemungkinan diatas (menang atau kalau) sebelum mendaftarkan diri untuk menjadi anggota Caleg. Walaupun pada dasarnya menang atau kalah hanya akan memulai dari nol, yang menang akan memulai bidang yang belum pernah ditekuni, memikirkan kepentingan diri sendiri, keluarga, kelompoknya (partainya), masyarakat (konstituennya), bangsa dan Negara. Semuanya harus seimbang, serasi dan sejalan untuk mewujudkan keharmonisan dan kesejahteraan hidup.

Sebaliknya bagi yang kalah juga akan memulai kehidupan dari nol lagi, karena seandainya modal untuk menjadi Caleg diambilkan dari usaha dan kekayaan yang dimiliki tentu keyayaan itu telah habis minimal berkurang, sehingga kiprah dunia usaha yang selama ini digeluti menjadi berkurang. Demikian pula bila modal untuk menjadi Caleg karena hutang tentu akan berfikir bagaimana untuk mengembalikannya. Karena itu bila memperoleh kegagalan, hendaknya segera dicarikan solusi secara bersama-sama, antara anak, istri, suami, orang tua, saudara, teman hendaknya selalu memberikan motivasi. Bahwa dalam hidup sesungguhnya tidak ada keberhasilan atau kegagalan, karena kegagalan dan kesuksesan adalah suatu proses kehidupan yang harus dijalani. Tidak ada kegagalan kecuali keberhasilaan yang tertunda, dan hasil dari suatu kesuksesan adalah kebahagiaan dan ketenangan dalam hidup.

Bila meraih kesuksesan bersikaplah yang wajar, bila kalah bersabarlah

4/08/2014

Indonesia Memilih Pemimpin



Rabu, 9 April 2014 Indonesia akan memilih pemimpin, seluruh rakyat Indonesia yang telah memenuhi hak untuk menjadi pemilih, sebagaimana tercantum didalam Undang-undang Nomor 8 Tahun 2012 Pasal 1 Ayat 25:

• Pemilih adalah Warga Negara Indonesia yang telah genap berusia 17 (tujuh belas) tahun atau lebih atau sudah/ pernah kawin
• Warga Negara Indonesia yang pada hari pemungutan suara telah genap berumur 17 (tujuh belas) tahun atau lebih atau sudah/ pernah kawin mempunyai hak memilih (Pasal 19).
• Yang dimaksud dengan Warga Negara Indonesia dalam undang-undang tersebut adalah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan Undang-undang sebagai warga negara (Undang-undang Nomor 8 Tahun 2012 Pasal 1 Ayat 24).
• Untuk dapat menggunakan hak memilih, Warga Negara Indonesia harus terdaftar sebagai Pemilih kecuali yang ditentukan lain dalam Undang-Undang ini (Pasal 20).

Tidak semua orang dapat menjadi pemilih, karena bila usianya belum mencapai usia 17 tahun atau belum nikah serta tidak terdaftar sebagai pemilih maka tidak mempunyai hak untuk memilih. Lain halnya usianya sudah lebih dari 17 tahun atau sudah nikah, namun bila tidak terdaftar maka juga tidak mempunyai hak untuk memilih. Dan tidak akan ada yang mau mendaftar atau mendaftarkan diri sebagai pemilih juga tidak akan diterima, walaupun dia tergolong dari anak yang cerdas bila usianya kurang dari 17 tahun. Namun andaikan usianya kurang dari 17 tahun juga akan terdaftar bila sudah menikah.

Karena itu menjadi pemilih mempunyai persyaratan-persyaratan tertentu, coba kita renungkan “apakah tidak rugi bila tidak menggunakan hak pilih? Atau alias golput. Memang memilih atau tidak memilih merupakan hak. Allah pernah berfirman, janganlah kebencianmu pada suatu kaum sehingga membuatmu berbuat tidak adil. Sering terjadi bahwa kekecewaan terhadap seseorang sehingga memberikan kesimpulan yang sama terhadap orang lain. Seorang yang telah melakukan korupsi dari partai tertentu, sehingga memberikan penilaian yang sama terhadap anggota partai bahkan terhadap partai yang lain. Orang jawa mengatakan mengatakan “digebyah uyah” (memberikan penilaian yang sama).

Dunia dihuni oleh manusia yang mempunyai sifat khata’ dan nis-yan (salah dan lupa), sehingga tidak akan manusia yang sempurna. Dalam sisi kebaikan pasti akan tersimpan keburukan, dalam sisi kebenaran akan tersimpan kesalahan, dalam sisi kesempurnaan akan ada kekurangan. Sebaik-baik orang yang mengetahui dan menyadari akan dirinya sendiri. Tanggal 9 April langkah awal untuk memilih pemimpin dari unsur DPRD, DPR Provinsi, DPD dan DPR RI, walaupun pada mereka tersurat Dewan Perwakilan, namun sesungguhnya mereka adalah yang akan memimpin ribuan orang pada Dapil tertentu. Pada merekalah konstituen menyampaikan aspirasi, karena itu pilihlah pemimpin yang dapat memimpin dirinya sendiri dan keluarga. Bagaimana akan dapat memimpin orang lain bila tidak dapat memimpin dirinya sendiri dan keluarganya.

Mudah-mudahan kita diberikan petunjuk untuk memilih pemimpin Indonesia pada masa yang akan datang. Selagi masih ada kesempatan gunakan untuk berfikir dan merenung, berfikir terkadang manusia lebih mengumbar kemampuan akan fikiran, namun dengan merenung akan menyadari keagungan Ilahi sebagi pencipta, penguasa dan penerima pertanggungjawaban hamba-hamba-Nya.

4/04/2014

Sifat-Sifat Pemimpin Menurut Alquran-Khutbah Jum'at Bahasa Indonesia



Pada tanggal 9 April 2014 Bangsa Indonesia akan menyelenggarakan pesta demokrasi, yaitu pemilihan anggota DPR RI, DPR Provinsi, DPRD dan DPD. Seluruh Rakyat Indonesia yang telah memenuhi syarat sebagai pemilih diberikan hak untuk menentukan pilihannya mewakili aspirasi mereka di parlemen. Menurut artinya mereka adalah wakil rakyat, namun sesungguhnya mereka adalah yang akan menjadi pemimpin. Rasulullah SAW pernah bersabda, bahwa bila terdapat pekumpulan lebih dari 2 orang maka angkatlah salah satu diantara mereka untuk menjadi pemimpin. Oleh karena itu bila kita cermati bahwa anggota DPR daerah, propinsi, pusat dan DPD harus mewakili aspirasi pada daerah pemilihan. Karena itu ketika kita menentukan pilihan maka sesunggunya kita akan menentukan pemimpin bangsa pada masa yang akan datang.

اَلْحَمْدُلِلّٰهِ الَّذِيْ خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَوةَ لِيَبْلُوَكُمْ اَيُّكُمْ اَحْسَنُ عَمَلًا. وَاَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ الْحَقِّ وَجَعَلَهُ لِلنَّا سِ سَبِيْلًا. أَشْهَدُ أَنْ لاَّ إِلٰهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُ اللهِ وَرَسُولُهُ، اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحابِهِ أَجْمَعِيْنَ، أمَّا بَعْدُ: فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُونَ اِتّقُوا اللهَ تَعَالَى فِي السِّرِّ وَ اْلعَلَنِ ، يَا أَيّهَا الّذِيْنَ آمَنُوْا اتّقُّو اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَ لَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَ أَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.

Kaum muslimin jema’ah Jum’ah Rahimakumullah
Pada tanggal 9 April 2014 bangsa Indonesia akan menyelenggarakan pesta demokrasi, yaitu pemilihan anggota DPR RI, DPR Provinsi, DPRD dan DPD. Seluruh Rakyat Indonesia yang telah memenuhi syarat sebagai pemilih diberikan hak untuk menentukan pilihannya mewakili aspirasi mereka di parlemen. Menurut artinya mereka adalah wakil rakyat, namun sesungguhnya mereka adalah yang akan menjadi pemimpin. Rasulullah SAW pernah bersabda, bahwa bila terdapat pekumpulan lebih dari 2 orang maka angkatlah salah satu diantara mereka untuk menjadi pemimpin. Oleh karena itu bila kita cermati bahwa anggota DPR daerah, propinsi, pusat dan DPD harus mewakili aspirasi pada daerah pemilihan. Karena itu ketika kita menentukan pilihan maka sesunggunya kita akan menentukan pemimpin bangsa pada masa yang akan datang.
Islam memberikan konsepsi kepemimpinan sebagaimana Rasulullah Muhammad SAW dengan sifat sifat pemimpin yang jujur (shiddiq), terpercaya (amanah), aktif dan aspiratif (tabligh) dan memiliki kemampuan/ kecerdasan (fathanah) serta tidak tercela merupakan prasarat bagi tegaknya hukum dan terwujudnya pemerintahan yang baik dan bersih (good gavernance and clean gavernance).
Untuk mewujudkan pribadi yang memiliki kepemimpinan yang utuh, setiap diri hendaknya mengacu pada firman Allah SWT, yang menerangkan tentang sifat-sifat yang hendaknya dimiliki oleh pemimpin:

1. Berpengetahuan luas, kreatif, inisiatif, peka, lapang dada dan selalu tanggap:







“ Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Al Mujadalah: 11)

2. Bertindak adil, jujur dan konsekwen






“ Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha melihat. (QS. Annisa’: 58)

3. Bertanggung jawab.








“ Katakanlah: "Apakah aku akan mencari Tuhan selain Allah, Padahal Dia adalah Tuhan bagi segala sesuatu. dan tidaklah seorang membuat dosa melainkan kemudharatannya kembali kepada dirinya sendiri; dan seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain, kemudian kepada Tuhanmulah kamu kembali, dan akan diberitakan-Nya kepadamu apa yang kamu perselisihkan." (QS. Al An’am: 164)

4. Selektif terhadap informasi.







“ Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang Fasik membawa suatu berita, Maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu. (QS. Al Hujurat: 6)

5. Memberikan peringatan.






Dan tetaplah memberi peringatan, karena Sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman. (QS. Adz-dzariyaat: 55

6. Memberikan petunjuk dan pengarahan







“ Dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka sabar dan adalah mereka meyakini ayat-ayat kami. (QS. Assajdah: 55)

Jika semua petunjuk diatas dilaksanakan oleh pimpinan dan segenap anggotanya dengan penuh rasa tanggung jawab, maka akan terciptalah mekanisme roda kepemimpinan yang harmonis, berjalan lancar, tertib, dengan demikian keberhasilan dan kemenangan akan mudah dicapai. (Unsur-unsur Managemen menurut ajaran Islam, Jawahir Tanthowi, Drs, Pustaka al Husna, Jakarta:63)

Hadirin Jema’ah Jum’ah Rahimakumullah
Kita sering memimpikan munculnya pemimpin yang mempunyai sifat-sifat sebagaimana Rasulullah. Harapan rakyat tentu akan menjadi pelindung, peneduh, pencerah, pelopor. Mareka mengetahui apa yang dibutuhkan rakyat, mereka memikirkan kepentingan rakyat dan mereka bertindak untuk menyelesaikan setiap kesulitan yang dihadapi rakyat. Bahkan mereka tetap mengemban amanat rakyat, dengan mengutamakan kepentingan rakyat diatas kepentingan pribadi.
Salah satu kepribadian Rasulullah adalah, ketika beliau sedang berada pada puncak kekuasaan dimana masyriq hingga maghrib berada pada kekuasaannya, namun beliau tetap menempuh hidup dalam kesederhanaan. Makan minum tidak pernah berlebihan, selalu menghentikan makan dan minum ketika akan merasakan kenyang. Beliau tidak pernah menyacat makanan. Demikian pula dalam hal kekuasaan, beliau senantiasa bersifat adil, beliau pernah bersabda, “Seandainya Fatimah binti Muhammad mencuri niscaya akan aku potong tangannya”. Beliau senantiasa menegakkan keadilan seluruh umatnya, tidak tebang pilih yang bisa membuat disharmonisasi dalam kehidupan masyarakat. Karena beliau menyadari dan mengamalkan bahwa pangkat dan jabatan adalah amanah, dan setiap amanah akan dimintai pertanggungjawaban baik tehadap manusia maupun kelak di hari qiyamat. Dalam kehidupan masyarakat, beliau keras terhadap orang-orang kafir namun berbelas kasihan terhadap sesamanya.

Kaum muslimin jema’ah um’ah Rahimakumullah
Karena manusia mempunyai sifat khata’ dan nisyan, salah dan lupa, janganlah kesalahan dan kekhilafat seseoarang atau kelompok tertentu sehingga menghalagi untuk menentukan pilihan para wakil kita di parlemen. Perfikirlah dengan hati agar setiap keputusan akan selaras dengan kehendak Allah SWT. Sehingga pilihan pada tanggal 9 April 2014 diringankan langkah kita untuk menuju TPS guna menentukan pemimpin bangsa pada masa yang akan datang, semoga Allah senantiasa memberkahi kita semua, amin.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِى الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِى وَاِيَّا كُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْاٰيَاتِ وَالذِّكْرِالْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِى فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ, وَقُلْ رَّبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ

4/02/2014

Meningkatkan Kualitas Ibadah dan Mewujudkan Ibadah Yang Berkualitas



Ibadah bukan hanya shalat, zakat, puasa, haji, tetapi semua perbuatan yang ditujukan untuk mendekatkan diri kepada Allah dan semua bentuk perbuatan baik yang berguna bagi kepentingan orang banyak.

Ibadah memerlukan kesiapan lahir dan batin sehingga nilai ibadah bisa dari waktu- kewaktu akan semakin meningkat. Ada beberapa upaya yang dapat dilaksanakan agar ibadah itu semakin berkualitas:
1. Ibadah dengan kesadaran.
Ibadah dengan kesadaran mengandung maksud, bahwa ibadah yang dilaksanakan tidak ada unsur paksaan, dan juga bisa berarti bahwa dalam melaksanakan ibadah tahu dan paham terhadap apa yang dilaksanakan. Orang yang mabuk sedang tidak sadar, maka apapun yang dilaksanakannya diluar kontrol akal pikiran. Oleh karena itu Allah melarang orang yang beribadah (shalat) ketika sedang mabuk:

" Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat sedang kamu dalam keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu katakan (Annisa": 43)".

2. Ibadah dengan kecintaan.

من احب لله وابغض لله واعطى لله ومنع لله فقد استكمل الايمان

" Barang siapa yang cinta karena Allah, benci karena Allah, memberi karena Allah, menahan karena Allah sesungguhnya orang itu mendapat kesempurnaan iman. (HR. Abu Dawud)

Beribadah tanpa kerinduan dan kecintaan tidak akan merasakan kenikmatan dalam beribadah, seperti orang yang sedang sakit tidak dapat merasakan lezatnya makanan. Oleh karena itu jalan yang dapat ditempuh untuk memperoleh kenikmatan beribadah dan agar terhindar dari sikap malas, hendaknya selalu mencari dan menambah konsentrasi dalam beribadah.

3. Ibadah dengan ikhlas.
Nilai ikhlas dalam beribadah bukanlah diperoleh secara tiba-tiba akan tetapi memerlukan upaya dan perjuangan secara terus- menerus. Seperti kewajiban menjalankan shalat lima waktu pada awalnya terasa berat dan bisa jadi akan menjadi beban bahkan menjadi penghalang setiap aktifitas. Hal yang demikian akan hilang secara mental spiritual bila dilaksanakan secara terus menerus dan ditambah dengan ibadah shalat sunnah rawatib dan shalat-shalat sunah lainnya. Maka shalat akan menjadi kebutuhan dan dilaksanakan dengan penuh keikhlasan, ibadah dilakukan semata-mata karena Allah, sebagaimana firman-Nya dalam surat Al Kahfi ayat 110:

"Barang siapa yang mengharap perjumpaan dengan Tuhannya maka hendaklah ia mengerjakan amal shalih dan janganlah ia menyekutukan sesuatupun dalam beribadah kepada Tuhannya".

" Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya (menjalankan) agama yang lurus (QS. Al Bayyinah: 5)".

4. Ibadah dengan kekhusukan.
Khusuk merupakan kondisi kejiwaan yang sedang terpaut kepada Allah, menyadari dan merasakan keagungan Allah SWT. Jalan untuk meraih kekhusukan yaitu dengan merasakan kehadiran Allah, sembagaimana seorang mukhsin yang merasa selalu dalam pengawasan Allah, sebagaimana sabda rasul:

الاحسان ان تعبد الله كانك تراه فان لم تكن تراه فانه يرك

" Ikhsan yaitu engkau menyembah Allah seakan-akan engkau melihatnya, walaupun engkau tidak melihatnya tetapi sesungguhnya Dia (Allah) melihatmu".

5. Ibadah secara sembunyi.
Ibadah secara sembunyi merupakan totalitas ibadah dan melepaskan penghambaan diri kepada Tuhan selain Allah, sehingga ibadah bukan untuk memperoleh pujian dari orang lain, penghargaan dari atasan, sanjungan dari bawahan. Sebagaimana sabda rasul

ان صلاتى ونسكى ومحياى ومماتى لله رب العالمين (رواه مسلم

" Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidup dan matiku adalah kepunyaan Allah yang menguasai sekalian alam (HR. Muslim)".

Kualitas ibadah yang selalu kita upayakan dapat rusak karena:
1. Riya'.
Riya' dapat merusak nilai ibadah, karena tujuan ibadah melenceng pada upaya-upaya untuk meraih perhatian masayarakat, ketenaran dan kemashuran. Ibadah yang diwarnai dengan riya' berarti ibadah tersebut telah terperangkap pada lingkaran setan. Setan selalu berusaha untuk merusak niyatnya yang menjadi titik awal dari setiap perbuatan, sebagaimana sabda rasul yang dirwayatkan oleh Buchari dan Muslim sesunggunya setiap perbuatan dilihat dari niatnya.
Perbuatan orang karena riya' digambarkan dalam surat Al Baqarah ayat 264 seperti batu licin yang diatasnya terdapat tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu bersihlah batu tersebut.

2. Ujub (bangga diri).
Allah SWT berfirman dal surat Al Kahfi ayat 103- 104:

" Katakanlah: "Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya? Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya".

Didalam sabdanya Rasulullah menyampaikan bahwa untuk menjadi orang yang baik lihatlah kepada orang yang lebih alim, sehingga dalam diri akan muncul sikap untuk selalu mengevaluasi dan memperbaiki setiap perbuatan yang telah dilakukan. Sehingga muslim yang demikian ini akan selalu berupaya agar hari ini lebih baik dari yang kemarin.

3. Dosa
Dosa merupakan dampak dari setiap perbuatan yang melanggar larangan Allah dan tidak melaksanakan perintah Allah. Perbuatan dosa secara psikhis akan melemahkan ghirah dalam beribadah, spiritual terasa semakin gersang. Sehingga perbuatan yang dilakukan terasa kosong karena tujuan yang hendak dicapai hanya tujuan yang pendek yaitu keduniawian belaka. Maka sadarilah bahwa disetiap aktifitas perbuatan baik maka selalu diiringi dengan dosa baik disengaja maupun tidak, maka bila perbuatan tersebut disengaja segeralah bertobat dan bila tidak disengaja maka beristighfarlah, mohon ampun kepada Allah.

4/01/2014

Allah Mengetahui Segala Yang Lahir dan Batin



Alhamdulilah, dengan memuji asma Allah pada  hari ini marilah senantiasa memanjatkan rasa syukur kita kepada Allah, karena:
1. Masih diberikan kesehatan oleh Allah, ingatlah bahwa sakit itu mahal harganya sebaliknya sakit banyak duitnya.
2. Masih diberikan kesempatan, karena hanya orang-orang tertentu saja yang dapat mengikuti kegiatan ini. Sudah digaji dan masih berpahala.
3. Masih diberikan kesempatan untuk menghabiskan sisa umur yang diberikan oleh Allah, karena umur adalah rahasia Allah.
4. Masih menyandang gelar sebagai manusia.

Yang terakhir inilah, gelar manusia adalah sebagai makhluk ciptaan Allah yang berdimensi materiil dan spirituil. Karena itu dimensi materiil hal-hal yang dapat ditangkap oleh panca indra, demikian pula perilaku lahir manusia dapat ditangkap oleh panca indra. Namun manusia dengan dimensi sprirituil yang tahu hanyalah dirinya sendiri. Andaikan pada suatu perusahaan, dimana sedang diselnggarakan meeting, akan segera diketahui siapa yang hadir dan siapa yang absen dengan melihat absensi yang telah disediakan. Demikian pula bila berada dalam komunitas ruang kelas di suatu sekolah akan dapat diketahui dengan absensinya, demikian pula di komunitas mahasiswa. Sebaliknya manusia dengan dimensi spirituil adalah berkaitan dengan nilai, apakah tujuannya mengikuti meeting atu mengikuti kegiatan belajar mengajar apakah tuntutan, kebiasaan atau keikhlasan.
Bila manusia hanya mengetahui sisi lahir, Allah SWT Maha Mengetahui dua sisi:


Katakanlah: "Jika kamu menyembunyikan apa yang ada dalam hatimu atau kamu melahirkannya, pasti Allah Mengetahui". Allah mengetahui apa-apa yang ada di langit dan apa-apa yang ada di bumi dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (QS. Al Imran: 29)

Dalam ayat tersebut Allah menyebutkan mengetahui yang tersembunyi di dalam hati dan apa saja yang dilahirkan. Tidak seperti makhluknya yang lebih mengedepankan penampilan luar, sehingga kadangkala keputusan yang diambil mendatangkan kemadaratan. Karena yang dilihat seperti ini ternyata kok begitu dan sebagainya. Hal ini berbeda karena Allah mempunyai sifat mukholafatuhu lil hawadisi, bahwa Allah tidak sama dengan makhluknya.

Demikian pula memandang manusia dalam satu sisi, karena tidak ada yang melihat maka bisa semaunya. Ingatlah bahwa Allah mengetahui yang nampak dan yang dirahasiakan, bahkan seluruh amal perbuatan manusia tidak ada yang lepas dari pengamatan Allah.

“Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula”. (QS. Al Zalzalah: 7-8)

Amal yang baik akan dilipatgandakan oleh Allah dan amal yang buruk akan dibalas dengan yang setimpal dengan perbuatannya. Kenapa bisa demikian, karena bila manusia, hanya mengandalkan amal salih yeng telah dilakukan niscaya belum setimpal dengan karunia Allah. Namun sayangnya kenikmatan Allah lebih sering dilupakan daripada disyukuri. Ingat arti pentingnya sehat justru ketika sedang sakit, menyadari pentingnya waktu ketika sedang menghadapi ujian, sedang ditungggu laporan (SPJ), dan seterusnya.
Karena itu Rasulullah SAW bersabda:

اِتَّقِ اللهَ حَيْثُمَا كُنْتَ وَاَتِبِع السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ (رواه الترمذى
• Bertaqwalah kepada Allah dimana saja berada.
• Balaslah perbuatan buruk dengan kebaikan, keburukan dibalas dengan keburukan akan muncul balas dendam, yang tidak lain adalah perbuatan syetan. Namun keburukan dibalas dengan kebaikan akan memutus rantai syetan. Karena prilaku syetan minnanuri ilazulumaat. Bahwa syetan itu akan mengarahkan jalan petunjuk menuju pada kesesatan.
• Berperilaku terhadap manusia dengan dengan perilaku yang baik.

Maka bila keyakinan terhadap Allah telah benar-benar tertancam didalam hati, menjadi keyakinan yang teguh dan menjadi fondasi yang kokoh terhadap segala perilaku. Niscaya seluruh perilaku akan berjalan sebagaimana orang-orang yang bertaqwa. Kayakinan yang telah bersemanyam didalam hati sesungguhnya merupakan hidayah Allah, hidayah yang tak ternilai harganya. Dan menjadi tugas insan untuk meneguhkan aqidah dengan meningkatkan kualitas dan kuantitas ibadah.