6/29/2014

Perangi Hawa Nafsu Menuju Kesempurnaan Puasa Ramadhan



Ramadhan adalah bulan yang teramat istimewa, walaupun puasa setiap muslim dituntut untuk membatasi diri dari hal-hal yang tidak baik dan selalu memupuk perilaku terpuji untuk menjadi amal shalih . Secara fitrah manusia mempunyai kecenderungan untuk melakukan perbuatan yang tidak baik, mengumbar nafsu, hal ini terbukti bila diantara kita ditanya “apakah mudah atau sulit untuk menjadi orang yang baik, maka tentu akan dijawab sulit”. Bulan puasa bernuansa rohani karena ingin merubah kebiasaan-kebiasaan yang tidak baik agar menjadi baik.

Semarak Ramadhan pada siang hari dan pada malam yang lebih awal, tempat ibadah umat Islam, masjid, langgar, surau, musholla dipadati para jama’ah untuk menegakkan shalat tarowih. Mereka berpandangan seakan-akan shalat tarowih itu adalah wajib, seandainya hal ini terbina maka shalat tarowih menjadi tuntutan yang harus ditegakkan, bahkan yang terjadi pada sepuluh hari yang pertama. Hal ini telah difikirkan oleh Rasulullah SAW ketika beliau menegakkan shalat lail, pada malam yang pertama baru diikuti beberapa orang shalabat, namun pada hari kedua dan ketiga shalat lail Rasulullah tersiar di kalangan para shahabat, sehingga pada malam berikutnya banyak orang berbondong-bondong ingin menegakkan shalat bersama Rasulullah. Namun ketika banyak orang yang mengikuti, Rasulullah malah tidak datang ke masjid untuk meneruskan shalat pada bulan Ramadhan seperti pada hari-hari sebelumnya.

Apakah yag terjadi pada pribadi Rasululah, apakah beliau tidak bisa mengendalikan hawa nafsu, dan lebih mengutamakan kepentingan pribadi. Ternyata Rasululah khawatir bila dilaksanakan terus menerus akan menjadi ibadah wajib. Sedangkan ketika melaksanakan perjalanan mi’raj Rasulullah diperintahkan untuk menegakkan shalat lima puluh waktu. Beliau siap, beliau tidak membantah terhadap perintah Allah, namun kemudian ketika mendapat pesan dari ruh para rasul sebelumnya, yang diminta agar memohon keringanan. Dimana umat dari rasul sebelumnya diperintahkan namun banyak yang ingkar. Maka dikhawatirkan umat Muhammad juga tidak mampu untuk menegakkan.

Bila kita amati kehidupan umat Islam disekitar kita, ternyata Islam ada yang sekedar sebagai label untuk mendapatkan sesuatu, misalnya syarat pernikahan, mengikuti trend, ingin memperoleh dukungan dan masih banyak tendensi lain, perdikat muslim yang disandangnya hanya sekedar sebagai kulit dan hatinya jauh dari Islam. Sehingga ketika kita amati dalam kebiasaan sehari-hari, ketika bekerja,, bermain, pesta dan kegiatn-kegiatan lainnya, ketika mendengar panggilan adzan hingga iqomah tidak pernah dihiraukan, bahkan sampai berakhirnya waktu shalat hanya sedikit saja yang bergegas menghentikan aktifitas untuk segera menegakkan shalat, dan ternyata lebih banyak yang asyik dengan kegiatan yang sedang dijalani. Maka terbuktilah ketika Rasulullah memprediksikan bahwa umat Islam akan menjadi seperti busa yang berada disungai semakin lama mengikuti aliran sungai, hilanglah busa itu.

Karena itu bulan suci Ramadhan dengan berbagai macam amalan sunnah bila dilaksanakn dengan kontinu akan menjadikan kebiasaan positif yang berdampak pada mental spiritualnya. Bila suatu saat mengatakan bahwa shalat tarowih sangat melelahkan, shalat tarowih sangat menyenangkan, shalat tarowih membuat hati menjadi tenang, shalat tarowih akan merasakan kedekatan kepada Allah. Statemen yang demikian bisa benar dan bisa salah. Bila kewajiban shalat fardhu telah dilaksanakan dengan istiqomah bahka senantiasa menambah dengan shalat sunnah yang lain, bahkan shalat tahajjud senantiasa ditegakkan ,maka ibadah shalat tarowih amat menyenangkan, mengasyikkan dan menambah semangat. Namun bila ibadaha shalat fardhunya kadang sering ditinggalkan tentunya shalat tarowih menjadi beban yang memberatkan dan membuat capek.

Ketika menjalankan ibadah merasa malas itu adalah tantangan dan godaan, ketika menjalankan ibadah terasa berat, hal ini karena memandang bahwa perintah Allah sebagai tuntutan semata, bukan memandang menjalankan perintah Allah sebagi wujud rasa syukur kepada Allah. Ketika melaksanakan ibadah merasakan sulit ini artinya belum memahami fiqih Islam. Bila beribadah tidak mendatangkan ketenangan karena dalam beribadah tidak menghadirkan hati, ibadah hanya sekedar memenuhi syarat dan rukunnya saja.

Karena itu bila menahan makan, minum dan dorongan hawa nafsu pada siang hari sebagai wujud pamaksaan, maka akan memerlukan waktu yang lama untuk menemukan titik temu dapat dilaksanakan dengan sepenuh hati. Begitu juga melakukan amal shalih yang lain. Karena itu hendaknya puasa dipandang sebagai prinsip keseimbangan hidup. Ketika manusia hidup bebas seakan tanpa batas kemudian diingatkan dengan kesadaran diri bahwa dirinya berpuasa, sehingga tidak mau melakukan segala aktifitas yang membatalkan puasa. Ketika didalam tubuh manusia telah banyak tertimbun lemak,kolerterol, toksit, sehingga dengan puasa akan terjadi pembakaran. Sehingga akan terjamin keseimbangan hidup.

Puasa adalah upaya pengendalian nafsu, bila nafsu terjaga maka akan mengarahkan pada jalan yang diridhai Allah. Bertahan dalam menjalankan ketaatan kepada Allah walaupun terasa banyak tantangan adalah upaya menahan hawa nafsu. Karena itu Rasulullah pernah mengingatkan bahawa banyak orang yang malaksanakan puasa tetapi tidak memperoleh apa-apa kecuali lapar dan dahaga saja. Maka alangkah sayangnya sudah bersusah payah untuk tidak makan dan minum tetapi ternyata puasanya tidak diterima Allah, karena puasanya batal atau paling tidak menjadi rusak.

6/28/2014

Berpesta Ibadah di Bulan Ramadhan



Bulan Ramadhan adalah bulan yang teramat istimewa, karena pada bulan tersebut Allah melebihkan semua amal baik dilipatgandakan pahalanya antara 10 sampai 700 tingkatan.

“Semua kebaikan yang dilakukan orang yang beriman akan dilipatgandakan antara 10-700 kali, kecuali puasa, maka sesungguhnya puasa itu adalah hak-Ku (Allah) dan Aku (Allah) memberikan pahala menurut kehendak-Ku”. (HR.Muslim)

Disamping itu pada bulan Ramadhan Allah memberikan keistimewaan ibadah pada Malam Qadar.

“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Alquran) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan Malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar. (QS. Al Qadar: 1-5)

Lailatul Qadar terjadi pada bulan Ramadhan, peristiwa pada malam hari yang akan dinilai seperti orang yang beribadah seribu bulan. Oleh karena itu pada malam-malam yang terakhir, Rasulullah senantiasa menghidupkan malam hari untuk beribadah kepada Allah untuk mencari keridhaan-Nya. Coba kita bandingkan dengan umat-Nya. Apakah telah meniru kebiasaan rasul yang menjadi dasar hukum Islam. Rasul merupakan figur uswatun hasanah, sehingga tiada alasan untuk senantiasa berpegang teguh pada sunnah rasul.

Walaupun pada perkembangannya Lailatul Qadar ada yang menafsirkan sebulan penuh mulai awal hingga akhir bulan Ramadhan, seperti yang disampaikan oleh “Dr. Lukman Harun”. Hak ini tentu tidak bisa dipungkiri, karena sendainya ada orang yang merasa telah menjumpai Lailatul Qadar tentu kesalihannya akan berubah 180 derajat. Karena orang yang beribadah 83 tahun tentu saja telah menjadi kepribadiannya. Sedang diantara kita yang berusia 20 tahun hingga 80 tahun, berapa tahun telah digunakan untuk beribadah. Sedangkan usia yang dijalani terpotong dengan usia anak-anak, remaja dan usia transisi, hidup dalam cobaan yang kadang menjadi jauh kepada Allah. Sehingga ketika puasa Ramadhan dengan segala amalan baik dijalankan selama sebulan penuh niscaya akan menjadi kebiasaan. Yang mana akan mempunyai efek jangka waktu yang lebih lama.

Pada bulan Ramadhan Allah membuka pintu surga, menutup pintu neraka dan para syetan dibelenggu. Yang jadi pertanyaan ketika pintu surga telah dibuka maukah kita memasukinya, atau justru sebaliknya berupaya membuka pintu neraka yang sudah dikunci. Disinilah bahwa surga yang merupakan tempat tertinggi yang dijanjikan kepada orang-orang yang beriman, bila mau melaksanakan perintah Allah dan rasulnya, segala larangan Allah dan Rasulnya ditinggalkan. Maka secara otomatis akan bisa memasuki surga dengan keridhaan-Nya. Namun sebaliknya bula perintah Allah ditinggalkan dan larangan Allah dilaksanakan orang tersebut berarti akan berupaya membuka pintu neraka. Orang tersebut secara khusus tidak bisa membelenggu syetan. Karena sesungguhnya pengertian dibelenggunya syetan adalah secara umum, namun secara khusus hanya pribadi muslim yang dapat membelenggu syetan. Karena syetan benci dengan perbuatan baik, syetan senantiasa mencarai teman, maka segaka tipu muslihat dilaksanakan untuk menyesatkan manusia. Bila ha ini terjadi masuklah hamba Allah ini ke dalam neraka.

Karena itu di bulan yang penuh berkah dan maghfirah ini kita isi dengan kegiatan-kegiatan positif. Tadarus Alquran, mengikuti majlis taklim, memperbanyak sedekah, melaksankan shalat tarowih, menghindari kata-kata kotor. Bersihkan hati dari penyakit hati, ghibah, namimah, su’udhan, kibir, riya’, iri, dengki, ghadhab dan lainnya. Sehingga para ahli suffah dengan melakukan langkah takholli, tahalli dan tajalli. Tahapannya adalah mengeluarkan dan melepaskan diri dari segala perilaku yang tidak baik kemudian diisi dan diganti dengan perilaku yang baik. Maka akhirnya akan ditemukan akhlaq diri yang sesuai dengaan kehendak Allah.

Bagaimana tidak, orang yang berpuasa belajar untuk menjadi pribadi yang jujur, ikhlas dan sabar. Puasa atau tidak, yang tahu hanya dirinya sendiri, orang lain hanya tahu tidak makan dan minum ketika didepannya, tetapi dibelakang siapa tahu kalau dia makan dan minum. Orang menyangka seorang berpuasa, namun hanya Allah yang tahu bahwa puasanya hanya akan memperoleh lapar dan dahaga saja. Karena jasmaninya puasa namun rohaninya, nafsunya tidak berpuasa.
Orang yang berpuasa berkecenderungan untuk menegakkan shalat tarowih, entah berapa rekaat yang dijalankan, tentu kadang dilakukan dengan keterpaksaan, dan kesabaran hal ini karena tidak terbiasa menegalkan shalat dengan jumah rekaat yang banyak. Orang yang berpuasa juga termotifasi untuk memebaca Alquran, bersedekah dan amal-amal lainnya. Mudah-mudahan menjadi kebiadaan baik yang akan terus dilaksanakan dengan istiqomah.

Selamat menjalankan ibadah puasa semoga dapat membentuki peribadi muslim yang bertaqwa.

6/11/2014

Memikirkan Keagungan Allah Atas Penciptaan Manusia



Tidak bisa dipungkiri bahwa manusia adalah makhluk Allah yang paling sempurna dalam hal penciptaannya (laqad khalaqnal insaana fi ahsani taqwim). Kesempurnaan ini dapat dilihat:
1. Jasmani: adalah wujud nyata dari hal yang dapat dilihat melalui panca indra, tubuh manusia yang terdiri dari kaki, tangan, perut, lambung, dada, leher, kepala. Termasuk segala yang tersembunyi didalam tubuh manusia yang terbungkus oleh kulit dan daging sekalipun tidak terlihat termasuk dalam kategori jasmani, seperti usus, jantung, paru-paru, hati, darah. Semuanya adalah suatu yang amat sempurna. Fungsi dan manfaatnya antara yang satu dengan yang lainnya berbeda, namun berada dalam satu komando rohaninya. Semuanya bergerak sesuai dengan ritmenya masing-masing.
2. Rohani : adalah sesuatu yang tidak bisa dilihat melalui panca indra, namun bisa dirasa, dilihat dan berakibat pada sisi kehidupan manusia. Karena rohani manusia yang akan menuntut pada peri kehidupannya. Rasul telah mewartakan:

الا وان فى الجسد مضغة اذا صلحت صلح الجسد كله واذا فسدت فسدالجسد كله الا وهى القلب (رواه البخارى

" Ketahuilah bahwa didalam tubuh tedapat segumpal daging, apabila segumpal daging itu baik, maka baiklah seluruh tubuh dan apabila segumpal daging itu rusak, maka rusak pula seluruh tubuh, itulah yang dinamakan hati". (HR. Buchari)

Bila kita bandingkan antara ciptaan Allah dengan ciptaan manusia. Manusia adalah ciptaan Allah secara langsung, namun dengan kekuasaan Allah, manusia diberikan kesempurnaan berupa jasad, rohani yang terdiri dari ruh, jiwa, hati dan nafsu serta diberi petunjuk berupa agama. Sehingga manusia dapat menghasilkan cipta rasa dan karsa dalam bentuk ilmu pengetahuan, teknologi dan budaya. Dari itulah tercipta beraneka macam sarana penunjang kehidupan manusia, seperti tempat produksi, sarana budidaya, alat transportasi, media komunikasi, hiburan dan lain-lain.

Suatu saat ada seorang sopir yang mengendari kendaraan bersama dengan keluarganya, pada awal perjalanan kendaraan dapat berjalan dengan lancar, gas, kopling, prosneleng, rem, lampu reeting, lampu sain, spion, roda, kipas, ac, mesin, karbulator, semua dapat berjalan dengan lancar. Sopir merasa puas, demikian pula keluarga yang dibawanya merasa puas karena waktu perjalanan sesuai dengan harapannya. Kondisi ini bertolak belakang dengan kepulangannya. Ditengah-tengah perjalanan sopir merasa yakin dengan kendaraannya, walaupun kendaraan tidak begitu baik namun ternyata dapat mengimbangi kendaraan-kendaran tipe baru yang cenderung masih span. Keyakinan ini menjadi sirna atau berkurang ketika dalam laju kendaraan tiba-tiba laju kendaraan tersendat-sendat. Feeling sopir teringat dahulu ketika membawa kendaraan yang sama pernah mengalami hal yang demikian bahkan kendaran tidak bisa berjalan karena mesin mati. Ternyata apa yang terjadi waktu itu filter bensinnya kotor. Filter bensin kotor maka bensin tidak bisa mengalir sehingga bahan bakar tidak berfungsi.

Satu unsur mekanik tidak berfungsi maka seluruh kendaraan tidak berfungsi. Bisakah bensin pada kendaran bermotor diibaratkan seperti darah didalam tubuh manusia. Bila organ tubuh dapat berfungsi dengan baik maka metabolisme tubuh akan baik, namun bila system imunitas tubuh menurun, maka akan mengakibatkan sesuatu yang tidak stabil. Bagaimanakah system kerja jantung yang memompa dan mengedarkan darah ke seluruh tubuh. Bila pembuluh darah tersumbat atau pembuluh darah menyempit maka distribusi darah dan oksigen akan berkurang, detak jantung akan berhenti dan inilah tanda-tanda kematian. Penyakit jantung coroner adalah salah satu wujud tersumbatnya peredaran darah keseluruh tubuh.

Sistem kerja dalam tubuh manusia sehingga melahirkan sekolah kedokteran, kerangka tubuh manusia sehingga melahirkan fakultas technic, mekanik dan kontruksi bangunan. Subhanallah, Allahu Akbar, Maha Suci Allah hambanya akan selalu mengagungkan kebesaran-Nya. Kesempurnaan manusia malahirkan budaya dan teknologi.

Namun banyak terjadi, bahwa kesempurnaan manusia terkadang banyak manusia yang tidak menyadarinya, sehingga derajat kemuliannya dari waktu-kewaktu menjadi menurun, dan semakin menurun sampai pada derajat terendah yaitu lebih rendakh dari binatang.
“ Dan Sesungguhnya kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi, mereka itulah orang-orang yang lalai. (QS. Al A’rof: 179)

Dalam ayat Alquran tersebut ada tiga organ tubuh manusia yaitu hati, mata, telinga dalam makna biologis adalah sama dengan binatang. Namun hati dalam makna ruhaniyah hanya dimiliki oleh manusia, karena disanalah manusia dapat memikirkan, merenungkan eksistensi diri sebagai makhluk Tuhan, makhluk pribadi dan makhluk sosial. Dimana konsep ruhaniyah dimanapun berada akan menyadari bahwa dirinya sebagai makhluk Tuhan. Namun bila eksistensi diri tidak pernah disyukuri, dihayati dan pahami maka manusia akan lebih rendah dari binatang ternak ” mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi”.

Hati, mata dan telinga dalam arti biologis dan spiritual adalah merupakan wujud kekuasaan Allah. Dalam penciptaan ini Allah mempunyai misi tertentu untuk mengemban tugas sebagai hamba Allah dan khalihah-Nya. Dalam setiap tarikan nafas, tetesan darah akan dicatat dan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah SWT. Karena itu dalam penciptaannya itu Allah menurunkan wahyu untuk menuntun kehidupan manusia, agar kesempurnaan manusia tidak sia-sia. Karena itu hidup tanpa aturan akan terjadi hukum rimba, siapa yang kuat dialah yang berkuasa. Bahkan manusia yang satu akan memangsa manusia yang lain “homo homoni lupus”.

6/05/2014

Hidup Sehat Tanpa Narkoba-Khutbah Jum'at


Narkotika dan sejenisnya adalah suatu benda yang diharamkan oleh agama, dilarang oleh pemerintah. Bahkan dunia Internasional sejak tahun 1987 juga menyatakan perang terhadap Narkotika dan sejenisnya. Dan PBB menetapkan tanggal 26 Juni sebagai hari anti madat. Pemerintah Indonesia menaruh perhatian yang amat besar sehingga mengeluarkan UU sebagai upaya preventif mencegah penggunaan, penyimpanan dan memperjualbelikan Narkoba.

اَلْحَمْدُلِلّٰهِ الَّذِيْ خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَوةَ لِيَبْلُوَكُمْ اَيُّكُمْ اَحْسَنُ عَمَلًا. وَاَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ الْحَقِّ وَجَعَلَهُ لِلنَّا سِ سَبِيْلًا. أَشْهَدُ أَنْ لاَّ إِلٰهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُ اللهِ وَرَسُولُهُ، اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحابِهِ أَجْمَعِيْنَ، أمَّا بَعْدُ: فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُونَ اِتّقُوا اللهَ تَعَالَى فِي السِّرِّ وَ اْلعَلَنِ ، يَا أَيّهَا الّذِيْنَ آمَنُوْا اتّقُّو اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَ لَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَ أَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.

Kaum muslimin jema'ah Jum'ah Rahimakumullah
Pertama marilah kita berupaya untuk melaksanakan perintah-perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Dengan pikiran yang jernih hati dan jiwa yang tenang dan dijauhkan dari setiap perbuatan yang dapat menimbulkan perilaku munkarat dan tidak ingat kepada Allah SWT. Berkesempatan untuk menyambut HANI (Hari Anti Narkotika Internasional) pada tanggal 26 Juni, marilah kita nyatakan untuk berperang terhadap Narkoba, karena termasuk perilaku munkarat yang dilarang oleh agama dan pemerintah.

Perilaku munkarat ini meliputi memakai, membawa dan memperjualbelikan. Narkoba yang kepanjangannya adalah Narkotika Psikotropika dan bahan adiktif lainnya. Semua jenis Narkoba mengandung zat adiktif, yaitu zat yang dapat minumbulkan bagi pemakainya rasa ketagihan dan ketergantungan. Bila tidak memakai maka tubuh akan terasa lemas, lesu, kurang semangat dan kurang percaya diri. Pemakaian semua jenis Narkoba akan memacu bagi pemakainuya dengan menambah ukuran dan takaran.

Sebagaimana dikatakan oleh Dr. dr. H. Dadang Hawari, Psikiater dalam bukunya yang berjudul Alquran Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa, bahwa semua jenis Narkoba mengancam terhadap jiwa dan raga manusia, karena didalam Narkoba mengandung zat adiktif yang menimbulkan gangguan mental organik (GMO) yaitu gangguan dalam berfikir, perasaan dan perilaku. Timbulnya GMO ini disebabkan reaksi langsung dari zat adiktif pada sel-sel saraf pusat (otak). Karena itu orang yang meminum, menghisap atau memakannya semakin lama akan menambah takaran sampai pada dosis keracunan (intoksikasi) atau mabuk. pemakaian Narkoba dalam jangka waktu yang lama akan menimbulkan gangguan pada organ otak, liver, alat pencernaan, pancreas, otot, janin, endroktrin, nutrisi, metabolisme jantung dan resiko kangker.

Dalam kehidupan masyarakat akan terjadi instabilitas sosial, terjadinya tindak kejahatan dan perilaku kriminal lainnya. Dampak psikososial lainnya adalah drop out sekolah, kehilangan kawan, tidak masuk kerja, bolos sekolah dan terlibat pelanggaran hukum lainnya.

Banyak pemakai Narkoba karena terkena pengaruh dari teman, karena teman-temannya memakai pertama dia takut dikucilkan dari pergaulan, malu bila dibilang banci atau bisa jadi karena teman-temanya memaksa untuk mencoba. Sekali mencoba akan ketagihan dan segala upaya ditempuh untuk memperoleh zat haram tersebut. Rasulullah SAW bersabda:

“ Perumpamaan teman yang baik dan teman yang buruk ialah seperti pembawa minyak wangi dan peniup tungku api pande besi. Pembawa minyak wangi bisa jadi akan memberimu, boleh engkau membeli darinya dan boleh jadi engkau mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan peniup tungku api pande besi, boleh jadi engkau mendapatkan bau yang tidak sedap darinya”.

Disamping dari pengaruh teman, memakai Narkoba juga karena pengaruh media informasi dan komunikasi. Dunia entertainment, film dan sinetron yang menampilkan figur bintang yang mengkonsumsi minuman keras, meraka mempunyai tubuh yang sehat, kekar dan percaya diri, dari hal tersebut muncul keinginan untuk mencari jenis minuman yang serupa yang dapat membuat dirinya seperti apa yang pernah dilihatnya.

Kaum muslimin jama’ah Jum’ah Rahimakumullah
Dunia Internasional telah menyatakan perang terhadap Narkoba dan di negara Indonesia telah ditetapkan Undang-Undang tentang anti Narkoba. Undang- undang tersebut untuk memutus mata rantai peredaran Narkoba, menjerat bagi pengedar, pemakai dan penyimpan Narkoba. Dalam UU RI nomor 2 tahun 1997 tentang Narkoba, pada pasal 85 pengguna Narkoba dikenai hukuman penjara selama 1 sampai 4 tahun, pasal 78 bagi pemilik dikenai hukuman penjara maksimal 10 tahun, denda 500 juta, pasal 84 bagi pengedar dipenjara selama 5 sampai 15 tahun, denda 250 juta sampai 750 juta, pasal 80 bagi produsen dipenjara selama 7 tahun sampai dengan seumur hidup, denda 200 juta sampai dengan 1 milyar.

Dengan hukuman dan denda yang demikian akan menimbulkan penyesalan, rasa berdosa dan bersalah pada dirinya sendiri, menjadikan hidup tidak sehat lagi. Maka untuk menciptakan hidup yang sehat dan bebas dari Narkoba. Hukuman dan denda akan menjadikan beban hidup sehingga bagi yang bersangkutan akan menimbulkan masalah yang baru, hidupnya terasa terisolasi dari masarakat umum dan bisa jadi dikucilkan dari kehidupan masyarakat. Tekanan mental akan menjadi beban hidup dan akan merambah pada munculnya penyakit-penyakit lainnya. Karena banyak terjadi bahwa tinbulnya penyakit jasmani karena banyaknya masalah, dan beban pikir yang tidak ada penyelesaiannya.

Oleh karena itu jiwa yang sehat akan menciptakan metabolisme tubuh yang teratur sehingga produktifitas kerja akan terjaga, demikian pula jiwa dan pikiran yang rusak akibat bergaul dengan Narkoba akan menimbulkan perbuatan yang diluar kontrol akan pikiran manusia. Oleh karena itu Allah SWT mengingatkan dalam Alquran surat Al Maidah ayat 90:

" Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji dan termasuk perbuatan setan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan,

Rasul pernah bersabda, bahwa khamer adalah sesautu yang diharamkan, banyak atau sedikit tetap diharamkan:
" Setiap zat, bahan atau minuman yang dapat memabukkan dan melemahkan adalah khamer dan setiap khamar adalah haram" (HR. Abdullah bin Umar).

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.

4/21/2014

Macam-macam Wali Nikah



Nikah menurut bahasa berarti akad, berkumpul, bersetubuh. Adapun menurut istilah adalah suatu akad (perjanjian) yang mengikat antara seorang laki-kali dan wanita untuk menghalalkan hubungan kelamin secara sukarela dalam membangun hidup berumah tangga dibawah aturan syari’at agama. Untuk melangsungkan pernikahan terdapat rukun dan syarat-syarat yang harus dipenuhi demi terlaksananya pernikahan tersebut, adapun rukun dan syaratnya adalah adanya sighat (aqad) ijab-qabul, wali nikah, dua saksi yang adil, calon suami, calon isteri.

Wali nikah merupakan salah satu rukun dan syarat syahnya terwujudnya pernikahan, adapun macam-macam wali nikah adalah:
a. Wali Nasab adalah orang-orang yang terdiri dari keluarga calon mempelai wanita, yaitu:

1. Ayah,
2. Kakek
3. Buyut
4. Saudara laki-laki se-bapak se-ibu.
5. Paman se-bapak
6. Kemenakan laki-laki dari saudara laki-lakai se-bapak se-ibu
7. Kemenakan laki-laki dari saudara laki-lakai se-bapak
8. Paman se-bapak se-ibu
9. Paman se-bapak
10. Anak laki-laki dari paman se-bapak se-ibu
11. Anak laki-laki dari paman se-bapak
12. Anak laki-laki dari anak paman se-bapak se-ibu
13. Anak laki-laki dari anak paman se-bapak
14. Paman bapak se-bapak se-ibu
15. Paman bapak se-bapak
16. Anak laki-laki dari paman bapak se-bapak se-ibu
17. Anak laki-laki dari paman bapak se-bapak se-ibu
18. Paman kakek se-bapak se-ibu
19. Paman bapak se-bapak
20. Anak laki-laki dari paman kakek se-bapak se-ibu
21. Anak laki-laki dari paman kakek se-bapak
22. Laki-laki yang memerdekakan
23. Hakim

b. Wali Hakim adalah orang yang diangkat oleh Pemerintah untuk bertindak sebagai wali dalam suatu pernikahan.

c. Wali Muhakam adalah orang yang diangkat oleh kedua calon mempelai untuk bertindak sebagai wali dalam akad nikah mereka.

Apabila suatu pernikahan yang seharusnya dilaksanakan dengan wali hakim, padahal di tempat itu tidak ada wali hakim, maka pernikahan dilangsungkan dengan wali muhakam.
Caranya ialah kedua calon mempelai mengangkat seorang yang mempunyai pengertian tentang hukum-hukum untuk menjadi wali dalam pernikahan mereka.

4/17/2014

Perceraian Menurut Peraturan pemerintah No 9 Tahun 1975



Perceraian adalah kebalikan dari pernikahaan, bila pernikahan atau perkawinan adalah akad yang menghalalkan pergaulan dan menimbulkan hak dan kewajiban serta bertolong-tolongan antara keduanya. Dengan adanya pernikahan pada dasarnya dua insan yang menjadi satu, satu dalam langkah dan tujuan, sehingga setelah terjadinya pernikahan sangat dimungkinkan masing-masing diri untuk bisa menahan dan mengendalikan diri untuk tidak berbuat sesuai dengan kehendaknya.
Bila masing-masing diri tetap pada kebiasaan sebelum menikah maka sangat dimungkinkan untuk terjadi perceraian, dua insan yang telah menyatu kemudian terpisah. Adapun sebab-sebab perceraian ini tidak selamanya berangkat dari hal-hal yang berat dan rumit, namun kadang berangkat dari hal-hal yang kecil, orang jawa mengatakan “kriwikan dadi grojogan”. Semua orang tentu mempunyai hobi dan kebiasaan yang berbeda-beda, maka agar pernikahan tetap langgeng jauhilah sifat egois, karena bila hal ini terus dikembangkan jurang perceraan yang ada didepannya akan menjerumuskan dirinya dalam membina keutuhan rumah tangga.

Bila kita berangkan dari kenyataan, banyaknya kasus perceraian. Dari keluarga yang nampak harmonis, diidolakan namun tiba-tiba mengajukan talaq atau gugat cerai. Ada apakah dibalik semua ini. Oleh karena itu menurut Peraturan Pemerintah nomor 9 TH 1975 pasal 19:

a. Salah satu pihak berbuat zina,pemabuk, pemadat, penjudi dan lain sebagainya yang sukar disembuhkan.
b. Salah satu pihak meninggalkan pihak lain selama 2 (dua) tahun berurut-urut tanpa izin pihak lain
c. Salah satu pihak mendapat hukuman /penjara 5(lima) tahun atau mendapat hukuman yang lebih berat setelah perkawinan berlangsung
d. Salah satu pihak melakukan kekejaman atau penganiyayaan berat yang membahayakan pihak lain.
e. Salah satu pihak mendapat cacat badan atau penyakit dengan akibat tidak dapat menjalankan kewajiban sebagai suami/istri.
f. Antara suami istri terus menerus terjadi perselisihan dan pertengkaran dan tidak ada harapan untuk hidup rukun lagi dalam rumah tangga.
g. Suami melangar taklik talak
h. Pengalihan agama /murtad yang menyebabkan terjadinya ketidak rukunan dalam rumah tangga.

Perceraian akan membawa dampak akan terjadi sikap saling membenci, perpecahan dan permusuhan. Bukan hanya mantan suami istri yang saling membenci tetapi juga anak-anak, keluarga dan teman-temannya. Karena itu belajarlah dari peristiwa orang lain agar menjadi orang yang bijaksana, santu, sabar dan ikhlas. Sesuatu tidak harus dialami oleh diri sendiri namun orang laian bias menjadi bukti keutuhan atau keretakan dalam rumah tangga.

4/10/2014

Sikap Pemilih dan Yang Dipilih Pada Pemilihan Caleg dan DPD




Pemilihan calon anggota legeslatif yang terdiri dari DPRD, DPR Provinsi, DPD dan DPR RI tergolong sukses. Karena di seluruh TPS dapat menyelenggarakan pemungutan suara dalam keadaan aman dan terkendali. Setelah proses pemungutan suara di tutup pada pukul 13.00, para Caleg dan DPD tinggal menunggu hasil penghitungan suara, dengan melihat informasi dari setiap TPS. Cara yang paling praktis tinggal menunggu dirumah sambil duduk-duduk, atau tiduran memantau perkembangan melalui quick count.

Bagaimanakah sikap pemilih dan calon yang akan dipilih terhadap hasil perhitungan suara, tentunya hal ini akan menimbulkan penilaian yang berbeda-beda.
Sikap para pemilih:
1. Pemilih aktif, akan mengikuti perkembangan dari anggota legestalitif yang telah dipilihnya, bagaimanakah nasibnya, apakah calon yang telah dipilih dapat memperoleh suara mayoritas atau sebaliknya. Pemilih aktif ini datang ke TPS karena mengikuti panggilan sebagai warga Negara yang baik, kedatangannya tulus, bukan dipaksakan dan bukan karena telah menerima imbalan. Pantauan terhadap hasil Pileg akan disikapi dengan persaan tenang dan santai, karena tidak ada beban tangung jawab yang harus dipikulnya. Calon yang dipilih dapat memperoleh suara mayoritas bersyukur tidak terpilih tidak akan menjadi kesedihan yang berkelanjutan.

2. Tim sukses, akan terus mengikuti perkembangan penghitungan suara hingga selesai. Maka bila jagonya memperoleh suara mayoritas akan merasa bahagia, girang, tak jarang mereka mengklaim, bahwa karena dirinya sehingga dapat memperoleh suara mayoritas, sehingga dia akan menanamkan suatu perasaan agar jagonya merasa berhutang jasa kepadanya. Namun bila jagonya mempeoleh suara yang sedikit sehingga tidak bisa memenuhi quota, dia akan bersedih, akan menyalahkan dirinya, temanya, lawan politik atau bahkan akan menyalahkan anggota masyarakat.

3. Pemilih penjilat, pemilih yang mau mengambil enaknya, pemilih ini selalu mengambil kesempatan untuk memperoleh keuntungan, bahkan tak jarang mereka memeras pada Caleg tertentu. Didepan mengatakan akan mendukungnya, namun ketika dibelakang akan mengatakan siapa yang memberikan paling banyak maka yang akan dipilih. Bila Caleg yang dijilat memperoleh suara mayoritas maka akan datang, dan mengatakan seakan-akan berkat dukungannya sehingga memperoleh suara mayoritas, namun bila Caleg tertentu yang yang dijilat gagal, diapun akan lari tunggang langgang. Tidak mau tahu akan gegalan yang dirasakan.

4. Pemilih pasif, dia hanya sekedar datang, memilih tanpa dipikir, memilih tanpa tahu yang dipilih. Sehingga dia sama sekali tidak ada respon terhadap hasil penghitungan suara. Lain halnya dengan pemilih nomor satu, dua dan tiga akan memantau hasil penghitungan, sehingga dalam kelompok atau lingkungan dimana ia berada, senantiasa akan ikut larut dalam pembicaraan, siapa yang jadi, siapa yang menang, partai apa yang memperoleh mayoritas suara dan sebagainya.

Sikap para caleg pasti akan selalu memantau hasil rekapitulasi penghitungan suara:
1. Pihak yang menang, yaitu yang memperoleh suara mayoritas tentu akan merasa sangat bahagia, karena harapan dan cita-citanya akan segera terwujud.
2. Pihak yang kalah, yaitu yang memperoleh suara minoritas tentu akan bersedih, hitung-hitung sudah berapa banyak modal yang dikeluarkan untuk menjadi Caleg.

Harapan kita “Sing memang aja umuk sing kalang aja ngamuk”, tentu setiap diri telah memikirkan dua kemungkinan diatas (menang atau kalau) sebelum mendaftarkan diri untuk menjadi anggota Caleg. Walaupun pada dasarnya menang atau kalah hanya akan memulai dari nol, yang menang akan memulai bidang yang belum pernah ditekuni, memikirkan kepentingan diri sendiri, keluarga, kelompoknya (partainya), masyarakat (konstituennya), bangsa dan Negara. Semuanya harus seimbang, serasi dan sejalan untuk mewujudkan keharmonisan dan kesejahteraan hidup.

Sebaliknya bagi yang kalah juga akan memulai kehidupan dari nol lagi, karena seandainya modal untuk menjadi Caleg diambilkan dari usaha dan kekayaan yang dimiliki tentu keyayaan itu telah habis minimal berkurang, sehingga kiprah dunia usaha yang selama ini digeluti menjadi berkurang. Demikian pula bila modal untuk menjadi Caleg karena hutang tentu akan berfikir bagaimana untuk mengembalikannya. Karena itu bila memperoleh kegagalan, hendaknya segera dicarikan solusi secara bersama-sama, antara anak, istri, suami, orang tua, saudara, teman hendaknya selalu memberikan motivasi. Bahwa dalam hidup sesungguhnya tidak ada keberhasilan atau kegagalan, karena kegagalan dan kesuksesan adalah suatu proses kehidupan yang harus dijalani. Tidak ada kegagalan kecuali keberhasilaan yang tertunda, dan hasil dari suatu kesuksesan adalah kebahagiaan dan ketenangan dalam hidup.

Bila meraih kesuksesan bersikaplah yang wajar, bila kalah bersabarlah