3/28/2014

Empat Tips Untuk Meraih Kebahagiaan Hidup



Rasulullah SAW memberikan tips, resep atau formula untuk memperoleh kebahagiaan hidup, barang siapa yang melakukan formula yang telah diajarkan oleh Rasulullah maka akan meraih kebahagian hidup, sebaliknya barang siapa yang tidak melaksanakan maka jangan berharap kebahagiaan hidup akan diperolehnya.

علامة السعادة اربعة ( Ada empat hal untuk memperoleh kebahagian hidup):
1. (ذكر الذنوب الماضية) :Orang yang selalu mengingat-ingat segala dosa yang telah dilakukan.
Dengan mengingat dosa maka akan menjadikan dirinya bertobat dan berhati hati untuk tidak melakukan perbuatan dosa, yaitu segala perbuatan yang dilarang oleh Allah SWT. Karena dosa tersebut akan mengotori jiwa sehingga sulit untuk berkomunikasi dengan Allah. Dosa akan menjauhkan dari barokah dan ampunan Allah SWT.

2. (ونسيان الحسنة): Orang yang melupakan perbuatan baik yang telah dilakukan.
Berbuat kebaikan adalah merupakan perintah Allah dan Allah yang akan memberikan balasan, janganlah merusak perbuatan baik karena ingin mengharapkan imbalan dari orang lain. Apalagi sampai menghitung-hitung perbuatan baik yang pernah dilakukan. Orang yang berbuat baik karena ingin mengharapkan balasan kebaikan dari orang yang bersangkutan maka akan hilanglah segala perbuatan baik yang telah dilakukan. Yang timbul adalah rasa benci, dendam dan akhlaq tercela lainnya.

3. (و نظره الى من هو فوقه فى الدين): Melihat kepada orang yang diatasnya dalam urusan agama.
Sebagai muslim jangan membanggakan dirinya dengan membandingkan dirinya dengan orang yang lebih jelek dalam urusan agama, karena bila hal ini dilakukan derajat keutamaan sebagi orang yang beriman dan bertaqwa akan menjadi turun. Bila dirinya berbuat baik lihatlah pada orang yang diatasnya maka akan muncul motivasi untuk meningkatkan amal ibadah kepada Allah.

4. (و نظره الى من هو دونه فى الدنيا ) : melihat kepada orang yang dibawahnya dalam urusan dunia.
Sebagai orang yang bertaqwa janganlah melihat kepada orang yang diatasnya dalam urusan dunia. Sesungguhnya harta benda, pangkat dan jabatan adalah merupakan karunia Allah yang patut untuk disyukuri. Kesyukuran ini akan semakin bertambah bila mau membandingkan dengan orang yang berada di bawahnya. Contoh dengan gaji yang telah diterimakan, terimalah dengan ikhlas jangan membandingkan dengan orang yang lebih besar gajinya, karena gaji kecil kalau diterima dengan ikhlas maka akan mendatangkan keberkahan.

3/27/2014

Tipe Pemimpin dan Anggota Rapat



Untuk menyampaikan penjelasan tentang suatu permasalahan, pemecahan masalah,untuk mengadakan perundingan terhadap suatu masalah perlu diselenggarakan rapat. Termasuk suatu kegiatan untuk menyamakan persepsi, melaksanakan koordinasi dan konsolidasi perlu diselenggarakan rapat. Oleh karena itu agar kegiatan tersebut dapat berjalan dengan baik perlunya seseorang yang bertindak sebagai pemimpin rapat. Pemimpin ini harus mengetahui duduk persoalan dan segala hal yang terkait didalamnya, baik yang diketahui dari pengamatannya sendiri maupun dari informasi orang lain.

Pemimpin rapat akan menentukan keberhasilan suatu rapat dan efektifitas kegiatan, sering kita temukan tipe-tipe pemimpin sebagai berikut:
1. Tipe otoriter
Tipe otoriter menganggap bahwa pemimpin adalah orang yang tahu segalanya, orang yang paling berkuasa. Pemimpin ini menganggap orang lain berada dalam kekuasaannya sehingga segala gerak langkah harus mengikuti kehendaknya. Pemimpin model ini tidak pernah memberikan kesempatan pada orang lain untuk memberikan pendapat, saran atau pandangannya. Sehingga kegiatan rapat hanya berjalan searah, yang mengakibatkan organisasi tidak bisa berkembang, statis karena hanya menunggu perintah dari atas.
2. Tipe demokratis
Tipe kepemimpinan ini memberikan kebebasan pada anggota untuk aktif dalam bicara dan menyampaikan saran, pendapat dan pandangannya. Anggota ikut menentukan tujuan dari suatu organisasi, pemimpin model ini berperan sebagai pembimbing, ia memberikan pengarahan, petunjuk, memberikan bantuan kepada para anggota organisasi. Pemimpin model ini terlibat langsung dalam proses interaksi.
3. Tipe liberal.
Pemimpin model ini cukup memberikan kebebasan pada anggota untuk menyampaikan aspirasi dan mengambil langkah-langkah sendiri dalam menghadapi suatu masalah. Pemimpin menyerahkan segala sesuatu kepada anggota, misalnya penentuan langkah-langkah, kegiatan-kegiatan yang akan diambil, sarana atau alat yang akan digunakan. Pemimpin liberal bersifat pasif, tidak ikut terlibat langsung dalam kegiatan organisasi, tidak mengambil inisiatif apapun. Pemimpin seakan hanya bertindak sebagai penonton saja.

Unsur-unsur rapat meliputi waktu, tempat, materi, peserta dan pemimpin satu sama lain saling keterkaitan. Waktu dan tempat harus jelas demikian pula hal-hal yang akan dibahas dalam rapat hendaknya sudah dirumuskan terlebih dahulu oleh panitia. Karena itu untuk membahas suatu materi diperlukan pemimpin rapat dan juga anggota. Pemimpin dan anggota saling keterkaitan, tanpa pemimpin anggota akan kehilangan arah, tanpa anggota siapa yang akan dipimpin.

Sering kali bila mengikuti rapat, kegiatan forum hanya didominasi oleh beberapa orang yang menyampaikan pendapat, terlibat langsung dalam diskusi, ada yang diam saja, atau ada yang sangat agresif. Ini semua merupakan dinamika dalam kehidupan berorganisasi, sehingga karena rapat itu adalah merupakan forum terbuka, maka setiap peserta rapat hendaknya menyiapkan diri dengan mental spiritual, tidak mudah terpancing oleh argumentasi orang lain. Pemimpin rapat hendaknya mengetahui beberapa macam tipe peserta rapat:
1. Tipe pemersatu
Tipe ini biasanya bertindak sebagai mediator, bila terdapat pandangan yang berbeda maka berusaha untuk menyatukan persepsi. Tipe ini mempunyai sifat jiwa besar, penuh pengertian, sabar, tekun, tholeransi yang besar.
2. Tipe pendengar.
Bersifat pasif, tidak terlibat dalam kegiatan organisasi, membiarkan orang lain untuk bicara, dan dirinya memilih untuk diam yang disebabkan karena kurangnya pengalaman, kurang pengetahuan, pemalu, kurang bergaul dan sebagainya.
3. Tipe pemberi semangat.
Tipe ini mempunyai kemauan dan kemampuan kerja yang cukup tinggi. Mempunyai moral dan disiplin kerja yang tinggi. Pandai membaca situasi, orangnya cukup berwibawa, disegani oleh siapa saja, oleh karena itu dia mempunyai pengaruh yang cukup besar di masyarakat.
4. Tipe pemberi informasi.
Sebagai penyalur informasi, pengetahuan dan wawasannya amat luas, orangnya mudah bergaul dan dapat dipercaya.
5. Tipe penyerang.
Tipe ini suka menyerang pendapat orang, atau memutus pembicaraan orang, dengan kondisi ini kadang menimbulkan permasalahan lain sehingga permasalahan semakin berkepanjangan dan sulit dicari jalan keluarnya. Bahkan kondisi ini yang sering menimbulkan perpecahan dalam suatu organisasi.

Agar rapat dapat berjalan dengan baik dan lancar serta menghasilkan keputusan yang mengakomodir kepentingan bersama, peserta rapat hendaknya menempatkan diri agar berfungsi dan berperan dengan baik:
1. Sebagai penyumbang pendapat.
Segala bentuk saran, usul dan masukan yang tidak diketahui oleh orang lain perlu disampaikan, termasuk kemungkinan kegagalan dan dampak negative dari keputusan yang akan dibuat. Untuk menyampaikan ini diperlukan keberanian, kemampuan berbicara agar dapat diterima orang lain. Banyak orang yang ahli tapi tidak berani atau tidak mau menyampaikan pendapatnya, sebaliknya banyak orang yang tidak tahu tapi menyampaikan pendapatnya yang sulit diterima oleh orang lain.
2. Sebagai penyimpul.
Setiap akhir rapat biasanya masih menjadi rumusan-rumusan mentah yang sulit untuk diterima, maka diperlukan rumusan-rumusan yang merupakan bentuk dari kesimpulan sehingga mudah dibaca, dipahami untuk selanjutnya dibuatkan keputusan untuk dilaksanakan.
3. Sebagai penyumbang data.
Rapat memerlukan data dalam wujud dan bentuk tertentu. Data dapat diperoleh dari berbagai pihak yang sudah disiapkan sebelum pelaksanaan rapat. Data disiapkan secara khusus oleh peserta untuk menghimpun,dan menyiapkan data yang diperlukan. Data dapat disampaikan dalam bentuk tabel, daftar, grafik, gambar dan sebagainya.
4. Sebagai pembantu.
Seorang pemimpin rapat biasanya membutuhkan pendamping, yang berfungsi untuk memberikan pertimbangan, pengarahan, membantu pembagian tugas organisasi, menyiapkan data, menyiapkan peralatan yang diperlukan, membantu mengolah data yang diperlukan. Biasanya pendamping pemimpin ini bertindak sebagai pemandu acara rapat. (Basrah Lubis, Drs. H, Retorika Da’wah, CV Primadinar, Jakarta, 1993: 36-41)

3/26/2014

Uvoria Kehidupan Dunia



Fakta yang terjadi ditengah-tengah kehidupan berbangsa dan bernegara, kemajuan suatu bangsa yang ditandai dengan kemakmuran kehidupan masyarakat, dengan naiknya taraf ekonomi masyarakat. Sehingga perkembangan ilmu pengetahuan dan terknologi langsung dapat dinikmati oleh segelintir orang yang telah diberikan kesempatan oleh Allah untuk menikmati kemegahan kehidupan dunia. Namun yang disayangkan bahwa kenikmatan yang diberikan oleh Allah tersebut dipandang sesuatu yang abadi, bahkan segala macam cara dilakukan untuk pemenuhan hasratnya itu. Kadang diantara mereka mengesampingkan kehiduapan akherat yang merupakan kehidupan yang sesungguhnya. Untuk jelasnya kami muat dalam edisi khutbah Jum'at:

ألْحَمْدُلِلّٰهِ الَّذِى أَلَّفَ بِالْاِسْلَامِ بَيْنَ قُلُوْبِ الْمُؤْمِنِيْنَ, وَالَّذِى اَوْجَبَ بِالْاِتِّحَادِ وَحَرَّمَ التَّفَرُّقَ فِى كِتَابِهِ الْمُبِيْنِ. أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ هَدٰى مَنْ شَآءَ اِلَى الصِّرَاطِ الْمُسْتَقِيْمِ. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَناَ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ خَيْرُدَاعٍ اِلَى الطَّرِيْقِ الْقَوِيْمِ. أَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا أَمَّابَعْدُ: فَيَا عِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِى بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ.
Kaum muslimin jema’ah Jum’ah Rahimakumullah
Marilah kita tingkatkan iman dan taqwa kepada Allah SWT dengan melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Setahap demi setahap, dari sedikit yang dilaksanakan dengan istiqomah, dimulai dari diri sendiri dan dimulai dari sekarang untuk berbalik dari perbuatan keji dan munkar, salah dan fitnah menuju pada jalan petunjuk Allah SWT. Insya-Allah dengan niat yang ikhlas, tekad yang bulat sesuatu yang berat akan menjadi ringat, sesuatu yang sulit akan menjadi mudah, segala yang asing akan menjadi kebiasaan. Yang akhirnya akan terwujud pribadi yang beriman dan bertaqwa kepada Allah yang pada akhirnya Allah akan memenuhi janjinya yaitu dengan mencurahkan rahmatnya bagi suatu penduduk yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT.
“ Jikalau Sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, Maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. (QS. Al A’rof: 96)

Fakta yang terjadi ditengah-tengah kehidupan berbangsa dan bernegara, kemajuan suatu bangsa yang ditandai dengan kemakmuran kehidupan masyarakat, dengan naiknya taraf ekonomi masyarakat. Sehingga perkembangan ilmu pengetahuan dan terknologi langsung dapat dinikmati oleh segelintir orang yang telah diberikan kesempatan oleh Allah untuk menikmati kemegahan kehidupan dunia. Namun yang disayangkan bahwa kenikmatan yang diberikan oleh Allah tersebut dipandang sesuatu yang abadi, bahkan segala macam cara dilakukan untuk pemenuhan hasratnya itu. Kadang diantara mereka mengesampingkan kehiduapan akherat yang merupakan kehidupan yang sesungguhnya, Allah SWT telah berfirman:

“ Ketahuilah, bahwa Sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah- megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu Lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.”. (QS. Al Hadid: 20)

Kaum muslimin jema’ah Jum’ah Rahimakumullah
Dari ayat tersebut dapat kita ambil hikmahnya:
1. Bahwa kehidupan dunia itu sesuatu yang fana, suatu saat akan sirna. Harta benda, pangkat, tahta, jabatan dan wanita semua akan ditinggalkan atau akan meninggalkan.Tiada teman, saudara kecuali hanya amal perbuatannya, Rasulullah SAW pernah bersabda

يَتْبَعُ الْمَيِّتَ ثَلاثَةٌ : أَهْلُهُ وَمالُهُ وَعَمَلُهُ: فَيَرْجِعُ اثْنَانِ. وَيَبْقَى وَاحدٌ: يَرْجِعُ أَهْلُهُ وَمَالُهُ وَيَبْقَى عَمَلُهُ " متفقٌ عليه

“ Tiga perkara yang akan mengikuti mayat. Keluarga, harta benda, dan amal perbuatannya. Lantas yang dua akan kembali yang satu ikut kepadanya. Keluarga dan harta bendanya akan kembali, sedang amal perbuatnnya yang akan ikut dengannya”. (HR.Buchari Muslim).

Yang jadi pertanyaan, amal apakah itu, amal baik atau buruk? Bila amal baik maka akan menjadi pembela dan pelindung ketika berhadapan dengan pengadilan Allah, namun sebaliknya bila itu adalah amal buruk maka akan menjerumuskannya sehingga jatuh dalam siksa dan azab Allah SWT.

2. Allah SWT mengambil perumpamaan seperti air hujan yang dapat menumbuhkan beraneka macam tanaman, bahkan ketika musim kemarau, udara panas, tanah kering bahkan ada suatu wilayah yang mengalami kekurangan air bersih. Dalam kondisi seperti ini banyak tanaman yang mengering lalu mati. Namun ketika turun hujan tanaman kembali akan menghijau bahkan biji-bijian juga akan tumbuh. Hal seperti ini sangat mengagumkan khususnya bagi para petani. Namun kemudian amat mengherankan ketika hujan turun dengan lebatnya banyak tanaman yang menguning kemudian mati. Allah SWT berfirman:
“ Hai manusia, Sesungguhnya janji Allah adalah benar, Maka sekali-kali janganlah kehidupan dunia memperdayakan kamu dan sekali-kali janganlah syaitan yang pandai menipu, memperdayakan kamu tentang Allah”. (QS.Al Fathir: 5)

3. Alam akhirat itu untuk mewujudkan keadilan Allah, seluruh hamba Allah akan memperoleh balasan sesuai dengan amal perbuatannya dan sedikitpun tidak ada yang teraniaya:


“Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya Dia akan melihat (balasan)nya. Dan Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya Dia akan melihat (balasan)nya pula”. (QS. Al Zalzalah: 7-8)

4. Kehidupan dunia hanyalah tipu muslihat yang melalaikan, Allah berfirman:
“ Dan Tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. dan Sesungguhnya akhirat Itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui”.(Al Ankabut: 64).
Rasul SAW bersabda:
أَللّٰهُمَّ لَا عَيْشَ اِلَّا عَيْشُ الْآخِرَةِ (متفق عليه)

“Ya Allah, tiada kehidupan yang sejati kecuali akherat (HR. Buchari Muslim)

Kaum muslimin jema’ah Jum’ah Rahimakumullah
Allah SWT adalah dzat yang Maha Adil dan Bijaksana, semua yang akan terjadi merupakan kehendak-Nya. Allah memberikan janji dan ancaman, Allah memberikan jalan yang baik dan buruk dan memberikan kebebasan kepada hamba-Nya untuk memilihnya. Ingin memperoleh rahmat Allah maka jalankan perintah Allah, ikuti sunnah rasul, maka akan selamat didunia dan diakherat, di dunia akan dimuliakan oleh Allah demikian pula di akhirat.
Kehidupan dunia itu diibaratkan seperti orang yang berhenti untuk minum, namun dengan waktu yang singkat itu untuk meraih keutamaan dan kemuliaan yang lebih banyak, karena setiap amal baik manusia akan dilipatgandakan oleh Allah. Karena itu untuk meraih semua itu tiada jalan lain agar senantiasa melaksanakan segala perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya, serta berupaya untuk meraih keutamaan dengan menjalankan ibadah-ibadah sunnah yang telah digariskan oleh Allah dan rasulnya.
Akhirnya mudah-mudahan kita termasuk dalam golongan orang-orang yang mendapat kenikmatan bukan jalannya orang-orang yang dimurkai oleh Allah SWT, amin.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.

3/25/2014

Demokrasi Midherek Syari'at Islam


Pesta demokrasi negari Republik Indonesia badhe kalampahan benjang ing tanggal 9 April 2014, rakyat dipun paringi kebebasan nemtukaken sinten ingkang pas lan patut dados wakil ing DPRD, DPR Provinsi DPD lan DPR RI. Panci sampun kathah calon ingkang sami daftar lan nindakaken kampanye, sedaya wau kangge mundhut atinipun rakyat. Kanthi mekaten supados rakyat boten getun ing tembe wingkingipun milih pimpinan kedah mawi piugeran kados ingkang dipun aturaken dening nabi Muhammad SAW.
أَلْحَمْدُلِلّٰهِ الَّذِى خَلَقَ الْاِنْسَانَ وَعَلَّمَهُ الْبَيَانَ, أرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى سَاِئِر الْاَدْيَانِ. أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ اَلْوَاحِدُ الَمَنَّانُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَناَ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. أَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا أَمَّابَعْدُ: فَيَا عِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِى بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ

Para sedherek kaum muslimin Rahimakumullaah!
Saking mimbar Jum’at punika, kawula ngajak awak kula ugi kaum muslimin kangge ningkataken taqwa kita dhumateng Allah Rabb al-‘alamiin, supados kita tansah wilujeng awit saking donya dumugi akhirat samangke. Kawuningana bilih Alquran minangka wewaton umat Islam sampun maringi wewaler kanthi padhang lan gamblang, bilih sedaya umat Islam kedah ngrengkuh Islam kanthi jangkep, ganep lan wetah. Tegesipun kita kedah nindakaken sedaya dhawuh lan nebihi sedaya cegah, tanpa wonten ingkang dipun sepelekaken. Allah SWT ngendika:
Hai sekabehe wong kang padha iman, padha mlebuwa Islam kanthi komplit, sekabehane, lan aja padha manut langkah-langkahe syetan, sebab saktemene syetan iku mungsuhira kabeh kang nyata. (QS. Al Baqarah: 208)

Ayat wau negasaken bilih umat Islam ampun ngantos ngrungkebi Islam namung sebagian-sebagian, ateges boten komplit. Maksudipun menawi anggen kita sami Islam kepingin wetah, komplit, boten goeng, boten gripis, iman kita kedah iman kanthi agami Islam, sesrawung kita ugi sesrawung ingkang mawi tatanan Islam, ekonomi kita ugi ekonomi ingkang dipun atur kanthi Islam, politik kita ugi kedah politik ingkang selaras kaliyan ajaran Islam. Allah SWT ngendika:


“ Lan (elinga) nalika Ibrahim diuji dening Pangerane kelawan pirang-pirang kalimah (perintah lan waleran), nuli Ibrahim nindakake kalimat-kalimat mau kanthi sempurna. Allah dhawuh: “ Satuhene Ingsun bakal dadekake sira dadi imam tumraping kabeh manungsa”. Ibrahim matur:”(lan kula ugi nyuwun) sadhengah saking anak turun kawula”. Allah dhawuh: “Janji Ingsun (iki) ora bisa ngenani wong-wong kang padha dhalim”. (QS. Al Baqarah: 124)

Kitab Mu’jamul Ausath jilid 12 sohifah 27-28 negasaken bilih imam, pemimpin, punika mimpin ummat. Wondene ummat inggih punika segolongan ingkang sami. Mila senaosa kita boten kenging memengsahan kaliyan sak sintena kemawon, malah kita kedah nyedherek kaliyan sinten kemawon, ananging perkawis kepemimpinan wonten aturan lan wewaler piyambak. Ewadenten wewaler kalawau, antawisipun bilih pemilihan umum, kita dipun atur supados milih pemimpin ingkang shidiq (jujur), amanah (saged dipun pitados), tabligh (transparan utawi saged padhang-padhangan), lan fathonah (prigel) kangge ngladhosi rakyat. Imam Az-Zamakhsyari nalika nafsiraken ayat punika negasaken bilih tiyang ingkang zhalim, sami ugi keranten imanipun kirang, curang, tukang goroh, cidra ing janji, boten pikantuk dipun pilih dados pemimpin, amargi pemimpin punika tugasipun brastha tumindak zhalim. Kados pundi badhe mujudaken keamanan, keimanan, lan kesejahteraan lan brastha kezhaliman menawi pemimpinipun tiyang zhalim. Ulama’ agung Prof. Dr. Wahbah Zuhaili wonten ing kitabipun Al-Fiqh negasaken bilih tiyang zhalim boten pikantuk dipun pilih dados pemimpin awit badhe ngrisak peradaban. Mila margi kita punika tiyang Islam, tiyang ingkang taat dhumateng aturanipun Allah SWT, mangga kita sami milih selaras kaliyan manah suci kita, niat suci kita, selami tiyang ingkang dipun pilih wau tiyang ingkang shidiq, amanah, tabligh lan fathonah.

Kaum muslimin rahimakumullah!
Perlu kawuningan bilih Undang-Undang Pemilu sampun negasaken larangan ngingingi politik uang utawi money politics. Nanging amargi Undang-undang Pemilu nomer 8 tahun 2012 taksih kathah kekiranganipun ngingingi politik uang utawi money politic, mila ormas-ormas Islam sami kagungan inisiatif kangge nanggulangi politik uang kalawau. Antawisipun, wonten ing pokok pikiran Tanwir Muhammadiyah 2012, dipun tegasaken pitung syarat kepemimpinan. Sepindah, pemimpin kedah tiyang ingkang visioner, ingkang selaras kalian cita-cita bangsa. Kaping kalih pemimpin kedah nasionalis lan humanis tegesipun berjiwa kemanusiaan. Kaping tiga, pemimpin kedah saged bangun paseduluran bangsa ingkang majemuk. Kaping sekawan, pemimpin kedah wantun mundhut resiko saking kebijakanipun. Kaping gangsal, pemimpin kedah saged mundhut keputusan ingkang cepat, tepat lan tegas. Kapng nenem, pemimpin kedah saged ngentasaken masalah-masalah, lan kaping pitu, pemimpin kedah kagungan komitmen moral utawi akhlaq al-karimah supados boten korupsi mangkenipun.
Kangge nggayuh bangsa lan negara ingkang adil makmur, baldatun thayyibatun wa Rabbun ghafuur, para alim Ulama Nahdhatul Ulama ugi ngawontenaken Konferensi Besar wonten ing pondok pesantren Kempek Cirebon tahun 2012. Sami mutusaken wonten ing bahtsul Masailipin negasaken bilih sedaya peparing saking calon legislatif, pilkada, pilpres lan sanesipun sami ugi arupi zakat, shadaqah, hadiyah, ganti uang mobil, ganti uang rokok, ganti uang kerja ingkang dipun syarataken milih calon, sedaya dipun haramaken supados tiyang Islam saged milih calon ingkang bersih, jujur lan kagungan akhlaq mulia.
Kita yakin ormas-ormas Islam sanesipun kados Rifa’iyah, Sarekat Islam, lan sanes-sanesipun ugi sami wewaleripun. Ingkang mekaten selaras kaliyan hadits sahih riwayat Imam Bukhari lan Muslim, ingkang ringkesipun mekaten:
ثَلَاثٌ لَا يَنْظُرُ اللهُ اِلَيْهِمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَلَا يُزَكِّيْهِمْ
“ Ono wong telung golongan kang ora bakal nompo welas asihe utawi perhatiane Gusti Allah SWT ono ing dino kiyamat”,
Ing antawisipun:
رَجُلٌ بَايَعَ اِمَامًا لَا يُبَايِعُهُ اِلَى لِلدُّنْيَا
“ Wong kang milih pemimpin kerana milih dhuwite utawa bandhane”.

Mila mangga kita sami niat ingkang ikhlas milih pemimpin boten margi bandha dunya, ananging mligi kerana Allah SWT, utawi lillaahi ta’aalaa. Mangga sami rawuh wonten TPS kanthi niat ingkang ikhlas lan tansah sesedherekan dhumateng sedaya tiyang senaosa benten pilihanipun.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.

2/21/2014

Wujud Kekuasaan dan Kasih-Sayang Allah-Khutbah Jum'at


Musibah dan bencana yang ada di alam ini apakah kebetulan atau merupakan kehendak dari wujud kekuasaan Allah. Bagi orang yang beriman akan meyakini bahwa semua ini adalah merupakan kehendak Allah, karena dengan musibah dan bencana merupakan ujian bagi hamba-hamba-Nya. Setiap orang hidup pasti diberikan ujian dan cobaan, namun sesungguhnya disaat Allah menunjukkan kekuasaan dan kedigdayaan--Nya Allah mengiringi dengan kasih sayang kepada hamba-Nya. Hal ini karena sudah menjadi hak mutlak Allah yang telah menciptakan kemudian menjaga, melindungi dan memberikan kecukupan kepada hama-hamba-Nya. Allah berbeda dengan makhluknya dan tak ada satu zatpun yang setara dengan Allah.


أَلْحَمْدُلِلّٰهِ الَّذِى أَلَّفَ بِالْاِسْلَامِ بَيْنَ قُلُوْبِ الْمُؤْمِنِيْنَ, وَالَّذِى اَوْجَبَ بِالْاِتِّحَادِ وَحَرَّمَ التَّفَرُّقَ فِى كِتَابِهِ الْمُبِيْنِ. أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ هَدٰى مَنْ شَآءَ اِلَى الصِّرَاطِ الْمُسْتَقِيْمِ. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَناَ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ خَيْرُدَاعٍ اِلَى الطَّرِيْقِ الْقَوِيْمِ. أَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا أَمَّابَعْدُ: فَيَا عِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِى بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ.

Kaum muslimin jema’ah Jum’ah Rahimakumullah
Marilah kita tingkatkan iman dan taqwa kepada Allah SWT dengan melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya, karena dengan iman dan taqwa itulah kita akan termasuk golongan yang akan di mulyakan oleh Allah, inna akramakum ‘inddallahi atqakum” sesungguh yang paling mulia disisi Allah adalah orang –orang yang bertaqwa.
Rasulullah SAW pernah bersabda,

يَا عِبَادِي لَوْ أَنَّ أَوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ وَإِنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ كَانُوا عَلَى أَتْقَى قَلْبِ رَجُلٍ وَاحِدٍ مِنْكُمْ مَا زَادَ ذَلِكَ فِي مُلْكِي شَيْئاً . يَا عِبَادِي لَوْ أَنَّ أَوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ وَإِنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ كَانُوا عَلَى أَفْجَرِ قَلْبِ رَجُلٍ وَاحِدٍ مِنْكُمْ مَا نَقَصَ ذَلِكَ مِنْ مُلْكِي شَيْئاً (رواه مسلم)

"Wahai hamba-Ku seandainya sejak orang pertama di antara kalian sampai orang terakhir, dari kalangan manusia dan jin semuanya berada dalam keadaan paling bertakwa di antara kamu, niscaya hal tersebut tidak menambah kerajaan-Ku sedikitpun. Wahai hamba-Ku seandainya sejak orang pertama di antara kalian sampai orang terakhir, dari golongan manusia dan jin diantara kalian, semuanya seperti orang yang paling durhaka di antara kalian, niscaya hal itu tidak mengurangi kerajaan-Ku sedikitpun juga. (HR. Muslim)

Bila kita cermati fenomena berkembang di alam ini, baru saja negeri ini menangis lantaran terjadinya banyak sekali musibah, angin puting beliung yang memporak-porandakan permukiman, tanah longsor dan banjir dibeberapa wilayah yang belum reda, dan pada hari Kamis 15 Februari terjadi musibah yang melanda tanah air. Gunung Kelut di Kediri Jawa Timur meletus.

Bila kita perhatikan dan kita hayati sedalam- dalamnya, dikala satu sisi manusia berlomba-lomba untuk melakukan kebaikan, disi lain banyak umat manusia yang melakukan kemaksiatan. Disatu sisi umat manusia tidak lagi membedakan halal dan haram, disi lain banyak manusia yang amat berhati-hati dalam sikap dan perbuatan. Satu sisi banyak orang yang berhati-hati dalam hal makan, minum dan berpakaian, makanan dan minuman yang halal dan thayyib. Tak ingin sedikitpun harta yang haram masuk dalam jasatnya namun disisi lain banyak orang yang tidak meperdulikan halal-haram. Disatu sisi banyak umat manusia yang tidak meyakini akan adanya hari kebangkitan yang akan memberikan keadilan atas segala amal perbuatan mansia, disi lain banyak manusia yang amat yakin akan adanya hari kebangkitan, sehingga seluruh hidupnya dibaktikan untuk mewujudkan ketatan kepada Allah SWT.

Inilah dua macam peristiwa yang saling berlawanan yang tidak akan berakhir hingga berakhirnya alam dunia ini. Manusia yang beriman senantiasa memohon kepada Allah akan rahmat dan kasih sayang-Nya kepada seluruh hamba-Nya, orang yang beriman selalu memohon kebaikan hidup di dunia dan di akhirat. Orang yang beriman meminta agar seluruh umat manusia dijauhkan dari segala macam bencana. Namun ternyata Allah berkehendak lain, Allah menunjukkan kekuasaannya, betapa banyak kerugian yang ditimbulkan dari kekuasaan dan kedigdayaan Allah. Banyak rumah yang hancur, hilangnya nyawa, rusaknya fasilitas umum, jalan, jembatan, gedung-gedung. Dan juga merusak sendi-sendi kehidupan bermasyarakat. Matinya tanaman dan satwa. Banyak manusia yang kehilangan mata pencaharian dan pekerjaan.

Disaat manusia banyak yang menjerit, karena menebarnya abu vulkanik yang mengganggu kesehatan manusia. Betapa banyaknya air yang dibutuhkan untuk membersihkan dan menjinakkan debu-debu yang berterbangan. Berapa ribu kubik air yang diperlukan untuk membersihkan jalan, jembatan, dermaga, bandara, dedaunan dan lain sebagainya. Namun kuasa Allah tidak menjadikan-Nya menjadi sewenang-wenang terhadap hamba-Nya. Allah memberikan kasih-sayang-Nya dengan turunnya hujan yang dapat membersihkan benda-benda yang terkena abu vulkanik, demikian pula menjernihan udara sehingga lingkungan menjadi segar kembali.

Karena itu ketika sedang terkena musibah Allah memerintahkan untuk bersabar.








“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.
(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun" (QS. Al Baqarah: 155-156)

Suatu saat Allah memberikan ujian dalam bentuk kebahagiaan dan pada sisi lain Allah memberikan ujian berupa kesusahan, seperti rasa takut dan kelaparan









“Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rezkinya datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduk)nya mengingkari nikmat-nikmat Allah; karena itu Allah merasakan kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang selalu mereka perbuat. (QS. Annahl: 112)

Ujian dari Allah dalam bentuk ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan, bila disikapi dengan kesabaran, maka Allah akan memberikan pahala. Dan barang siapa yang berputus asa maka Allah akan menimpakan siksa. Karena itu Allah mengatakan wabassyirish-shabirin dan berikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang bersabar. Demikian orang yang bersabar akan menyadari dengan sepenuh hati bahwa dirinya merupakan hamba Allah, Allah akan memperlakukan hamba-Nya sesuai dengan kehendak-Nya. Namun dengan perlakuan Allah ini, Dia tidak akan menyia-nyiakan amal perbuatan hamba-Nya. Walaupun hanya sebesar biji sawi kelak di hari Qiyamat akan diberikan balasan oleh Allah. Tak ada manusia yang merasa di dhalimi, kecuali semua hamba Allah akan merasakan keadilan Allah SWT.
Dunia adalah merupakan lahan untuk beribadah, amal dunia tidak akan pernah dilalaikan kecuali akan menjadi bekal seluruh kehidupan baik di dunia maupun di akhirat. Segala bentuk perkataan, perbuatan dan tingkah laku yang lain akan mempengaruhi kebiasaan hidup. Kebiasaan baik akan mendatangkan kebaikan, kebiasaan buruk akan mendatangkan keburukan. Bila dalam waktu singkat nyaris sama saja antara ketaatan dan kedurhakaan, sesungguhnya Allah akan menguji hambanya dalam menjalankan ketaatan kepada-Nya.

Akhirnya mudah-mudahan kita termasuk dalam golongan orang-orang yang mendapat kenikmatan bukan jalannya orang-orang yang dimurkai oleh Allah SWT, amin.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِى الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ وَنَفَعَنِى وَاِيَّا كُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْاٰيَاتِ وَالذِّكْرِالْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِى هٰذَا وَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ, وَقُلْ رَّبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ



الخطبة الثانية

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَمَرَنَا بِاْلاِتِّحَادِ وَاْلاِعْتِصَامِ بِحَبْلِ اللهِ الْمَتِيْنِ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ، إِيَّاهُ نَعْبُدُ وَإِيَّاُه نَسْتَعِيْنُ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اَلْمَبْعُوْثُ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَامُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ. عِبَادَ الله، اِتَّقُوا اللهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ وَسَارِعُوْا إِلَى مَغْفِرَةِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَقَرَابَتِهِ وَأَزْوَاجِهِ وَذُرِّيَّاتِهِ أَجْمَعِيْنَ. اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ جَمِيْعَ وُلاَةِ الْمُسْلِمِيْنَ، وَانْصُرِ اْلإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ، وَأَهْلِكِ الْكَفَرَةَ وَالْمُشْرِكِيْنَ وَأَعْلِ كَلِمَتَكَ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ وَيَا قَاضِيَ الْحَاجَاتِ. اَللَّهُمَّ افْتَحْ بَيْنَنَا وَبَيْنَ قَوْمِنَّا بِالْحَقِّ وَاَنْتَ خَيْرُ الْفَاتِحِيْنَ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَادْعُوْهُ يَسْتَجِبْ لَكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.


2/14/2014

Kekuasaan dan Kasih Sayang Allah



Allah SWT mempunyai nama dan sifat berkuasa dan kasih sayang. Kekuasaan kadang berkonotasi bisa melakukan suatu perbuatan sesuai dengan kehendaknya. Bila manusia sedang berkuasa maka mempunyai kesempatan untuk bertindak dengan kemauannya. Dalam batas-batas tertentu dan bagi orang-orang tertentu akan membatasi diri dengan norma-norma yang berlaku. Sehingga dalam kekuasaannya dibatasi oleh aturan sehingga bisa menghindarkan sifat kesewenang-wenangan yang akan merugikan kehidupan orang banyak.

Namun tak sedikit pula bahwa dengan kekuasaan yang dimiliki akan melakukan kesewenag-wenangan. Aturan tinggal aturan, aturan hanya untuk orang-orang tertentu dan tidak mengikat pada dirinya. Sudah banyak contohnya bahwa dengan kekuasaan yang seharusnya merupakan amanat yang harus dipertanggung jawabkan namun justru menjadi lahan untuk mendapatkan kepuasaan bagi diri, keluarga dan kelompoknya. Dampak dari tindakan ini akan kembali kepada dirinya baik akan dijumpai didunia maupun kelak diakhirat yang tidak ada kedustaan, setiap orang akan memperoleh keadilan.
 
Itulah sifat dari makhluk ciptaan Allah yang sama sekali berbeda dengan Sang Khalik yang mempunyai sifat “Mukhalafatuhu lil hawaditsi” tidak sama dengan makhluknya. Pada hari Kamis 13 Februari 2014 pukul 22.50 Gunung Kelud di Kediri Jawa Timur meletus. Dengan letusan yang amat dahsyat, sehingga abu vulkanik menyebar ke sebagian wilayah Jawa Tengah dan DIY. Subhanallah matahari tertutup oleh kabut asap, atap rumah dan bangunan penuh dengan abu, jalan-jalan, pohon dan semua ruangan terbuka penuh dengan abu vulkanik. Semua tempat terlihat berwarna putih, mobil dan setiap kendaraan yang berjalan juga ikut kena abu vulkanik dan berwarna putih. Lingkungan juga terasa amat menakutkan, langit menjadi gelap. Setiap orang merasa takut untuk bernafas seperti biasanya sehingga melindungi hidung dengan masker.

Baru sedikit saja Allah menunjukkan kekuasaannya amat besar pengaruhnya bagi kehidupan manusia. Dari kekuasaan Allah tersebut, Dia menunjukkan kasih sayangnya dengan menurunkan air hujan, sehingga abu vulkanik yang menempel pada ruang terbuka hanyut terbawa oleh siraman air hujan demikian pula debu dan abu vulkanik yang berterbangan jatuh dijinakkan oleh air hujan. Suasana hidup dan kesegaran dapat dirasakan kembali oleh makhluk-makhluknya. Sadarkah manusia, bahwa hal ini merupakan kehendak Allah atau merupakan suatu kebetulan. Kasih sayang Allah tidak sebatas pada turunnya hujan, namun juga hanyutnya abu vulkanik akan mendatangkan kesuburan tanah. Berapa ribu hektar tanah yang tidak pernah dipupuk, karena jangkauannya yang sulit atau karena tidak adanya biaya pemupukan, ternyata dalam waktu sekejab telah diberi pupuk sehingga kelak tanahnya menjadi subur sehingga tanamannya akan menjadi lebih rindang lagi.

“ Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka”. (QS; 191-192)

Kepada masyarakat Kediri dan sekitarnya musibah ini tentu meninggalkan penderitaan, hilangnya nyawa, harta dan sumber mata pencaharian. Untuk penduduk diluar kediri gangguan mungkin akan segera hilang dengan turunnya hujan, namun bagi wilayah setempat dengan rusaknya bangunan dan faslitas yang lain tentu musibah ini perlu penanganan yang lebih lama. Rehabilitasi psicososial dan normalisasi keadaan,lingkungan dan masyarakat. Setiap musibah pasti ada hikmahnya, semoga kita diberi kesabaran dan diberikan jalan keluar atas segala masakah yang dihadapi.

2/06/2014

Rapat atau Debat



Bila kita lihat dari akar kata bahwa rapat bermakna sempit lawan dari kata longgar. Namun justru sebaliknya ketika mengadakan rapat sesuatu yeng terasa sempit kemudian menjadi longgar. Beban pikiran yang seakan tertumpu hanya pada satu atau dua orang kemudian merata pada semua orang, sehingga beban dan tanggung jawab akan menjadin ringan. Rapat biasanya diselengarakan dalam suatu kelompok, organisasi tentu. Kita sering mendengar bahkan sering pula mengikuti acara rapat. Walaupun kadang ada orang yang selalu disibukkan dengan kegiatan rapat-rapat yang tidak ada ujung pangkalnya.

Rapat berfungsi sebagai arena urun rembug atau tempat diadakannya tukar pikiran dalam menyelesaikan suatu persoalan. Dengan kata lain bahwa rapat bukan arena untuk mencari kalah dan menang atau adu pendapat (debat) akan tetapi sebagai ajang musyawarah untukmencari mufakat. Sebagai konsekwensinya hasil suatu rapat adalah merupakan keputusan bersama yang mengikat seluruh anggota dalam suatu kelompok atau organisasi. Bila anggota dalam suatu kelompok atau organisasi melanggar maka dikenai sangsi.

Adapun diselenggarakan rapat mengandung maksud dan tujuan tertentu, adapun untuk mendapatkan hasil sesui dengan tujuan rapat maka ditentukan etika rapat sebagai berikut:
1. Suasana rapat terbuka.
Suasana rapat hendaknya diawali dengan sikap keterbukaan, dihindari dari sikap saling mencurigai. Setiap peserta harus bicara dengan obyektif, jujur, jangan berprasangka kepada peserta lainnya. Suasana rapat terbuka sehingga akan menumbuhkan rasa cinta kasih, saling menghargai, menghormati. Rapat dapat berjalan dengan luwes, tidak kaku dan dapat memberikan motivasi kepada peserta yang lain.
2. Tiap peserta rapat hendaknya berpartisipasi aktif.
Setiap rapat dikatakan hidup bila para pesertanya ikut aktif, ambil bagian dalam memecahkan persoalan-persoalan yang dihadapi.
3. Selalu mendapat bimbingan dan pengawasan.
Pimpinan rapat hendaknya dapat memberikan bimbingan, arahan dan kemudahan terhadap para peserta rapat. Pemimpin ratat juga dapat memberika pengawasan terhadap jalannya rapat sejauhmana peseta rapat ikut aktif. Pembicaraan harus diawasi oleh pemimpin rapat, agar pembicaraan tidak melenceng dari agenda rapat.
4. Hidari perdebatan.
Suatu rapat tidak akan berjalan dengan sukses bila terjadi perdebatan yang berkepanjangan, tanpa arah, masin-gmasing berupaya mempertahankan pendapatnya. Suasana rapat menjadi tegang, panas dan kaku. Akhirnya pebicaaraan hanya dimonopoli oleh peserta yang terlibat dalam perdebatan dan peserta lainnya pasif.
5. Pertayaan singkat dan jelas.
Pertanyaan yang diajukan hendaknya singkat dan jelas agar mudah dipahami oleh peserta lainnya, demikian pula menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh peserta lainnya.
6. Hindari terjadinya monopoli.
Pembicaaran jangan hanya dimonopoli oleh salah seorang saja, apalag oleh pemimpin rapat. Berilah kesempatan pada peserta untuk menyampaikan pendapatnya.

Jika kondisi rapat telah terbina seperti diatas maka tujuan rapat akan mudah dicapai, hal ini karena rapat mempunyai tujuan yang mulai. Adapun tujuannya antara lain:
1. Rapat penjelasan ialah rapat yang bertujuan untuk memberikan penjelasan kepada anggota, tentang kebijkan yang diambil oleh pimpinan organisasi tentang prosedur kerja baru, untuk mendapat keseragaman kerja.
2. Rapat pemecahan masalah: bertujuan untuk mencari pemecahan suatu masalah, dikatakan sebagai problem solving apabila masalah itu pemecahannya berhubungan dengan masalah-masalah yang lain yang saling berkaitan. Masalah itu demikian sulitnya karena keputusan yang akan diambil mempunyai pengaruh atau akibat terhadap masalah yang lain.
3. Rapat perundingan: yaitu rapat yang bertujuan menghindari timbulnya suatu perselisihan, mecari jalan tengah agar tidak merugikan kedua belah pihak. (Basrah Lubis, Drs. H, Retorika Da’wah, CV Primadinar, Jakarta, 1993: 30-35)

Belajar dari kegiatan rapat akan membimbingan menjadi pemimpin yang bijak. Menghargai setiap pembicaraan, belajar santun dalam bersikap, tutur kata yang baik. Belajar untuk menjadi pendengar yang baik. Kebaikan bersumber dari segala arah demikian pula keburukan. Anak kecil bisa saja menampilkan kata dan perbuatan yang bijak. Orang dewasa tidak selamanya mengeluarkan kata dan perbuatan yang baik.

Kata dan perbuatan yang bijak tidak selamanya disikapi dengan baik, apalagi yang jelas tidak baik tentu akan menimbulkan problematika yang tidak akan pernah berakhir. Biasakan untuk memahami orang lain dengan memahami dirinya sendiri. Setiap diri ingin dipuja, dihargai dan tidak ingin dipojokkan, dihina dan disakiti. Memahami diri sendiri dengan baik akan membimbing dapat memahami orang lain.

2/04/2014

Syukur Utawi Kufur Dhateng Kanugrahanipun Allah, Khutbah Bahasa Jawa


Syukur lan kufur punika satemah dados sifatipun ati. Nanging syukur punika dados sifat sae ingkang kedah dipun bangun., menawi kufur dados sifat awon ingkang kedah dipun tilar. Syukur lan kufur punika dados sifat sae lan awon menawi dipun gandengaken kalian peparingipun Allah arupi putra-wayah, bandha lan kahanan sanesipun.

اَلْحَمْدُلِلّٰهِ أَنْعَمَنَا بِنِعْمَةِ الْاِيْمَانِ وَالْاِسْلَامِ. وَالَّذِيْ عَلَّمَ بِالْقَلَمِ عَلَّمَ الْاِنْسَانَ مَالَمْ يَعْلَمْ. أَشْهَدُ اَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّااللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ خَالِقُ الْبَرِّوَالْبَحْرِ وَالْعَلَمِ, وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ رَسُوْلُه السِّرَاجُ الْمُنِيْرُ الْبَشِيْرُ وَالنَّذِيْرُ, اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ عَلَى سَبِيْلِهِ اِلَى اللهِ يَسِيْرِ. أَمَّابَعْدُفَيَآعِبَادَ اللهِ, أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِى بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَالْمُتَّقُوْنَ

Kaum muslimin jema’ah Jum’ah Rahimakumullah
Mangga kita sami budidaya ningkataken iman lan taqwa dhateng Allah, inggih punika kanthi nindakaken dhawuh-dhawuhipun Allah lan nebihi saha nilar sedaya awisanipun Allah. Antawis dhawuh kalian awisan Allah punika, satemah sampun nyata jelas kasebat ing dalem Alquran lan hadits nabi Muhammad SAW. Sedaya dhawuh menawi dipun tindakaken badhe nuwuhaken raos tentremipun jiwa, semanten ugi sedaya awisanipun Allah menawi dipun tindakaken tentu badhe bekto dhateng sengsaraning gesang, melai saking dunya dumugi ing akherat samangke.

Kathah tiyang iman nanging piyambakipun tansah nampi mapinten-pinten cobi, malah menawi dipun raos selami gesangipun tansah nandang perkawis ingkang boten wonten akhiripun. Kosok wangsulipun tiyang ingkang fasiq, kufur lan syirik dhateng Allah, nanging ing perkawis kadunyan tansah pikantuk kabegjan. Sahingga kawontenan punika kagem saperangan tiyang Islam saget dadosaken kemerenm malah saget ugi dadosaken saperangan tiyang sami fasiq lan murtad. Allah SWT sampun ngendika:



“ Apa toh manungsa iku padha ngira yen dheweke kabeh iku diumbarake (wae) sebab dheweke kabeh wis padha nyatakake kanthi pengucape: “ingsun kabeh wis padha iman”, (banjur) ora dicoba? (QS. Al Ankabut: 2)

Kanthi mekaten perkawis mindakipun kasil, minggahipun pangkat, kedah dipun konduraken dhateng hakekat kanugrahan punika satemah salah satunggal saking peparingipun Allah ingkang kedah dipun syukuri. Bandha punika namung titipan, pangkat lan jabatan punika amanat ingkang badhe dipun suwuni tanggel jawab. Dipun paringi sekedhik tansah syukur lan dipun tambah kanugrahanipun inggih tambah anggenipun syukur dhateng Allah, mekaten kasebat ing dalem Alquran:




“ Lan (elinga uga), arikalane Pangeran ira kabeh mbiwarakake (kang surasane): “Sayekti kalamun sira kabeh padha syukur, mesthi Ingsun bakal paring tambahan (nikmat) marang sira kabeh, lan kalamun sira kabeh padha ngingkari (nikmat Ingsun) mula satemene siksa Ingsun iku banget larane”. (QS. Ibrahim: 7)

Syukur punika raos bingah lan marem wonten ig sak lebeting manah, sahingga kanthi syukur badhe nuwuhaken pakerti sae. Ibaratipun sasampunipun nampi kanugrahan badhe tabah iman lan amalipun, dados tiyang ingkang saget migunani dhateng sedaya umat manungsa. Kosok wangsulipun sifat kufur punika badhe nutup sedaya nikmat lan kanugrahan, amargi sedaya peparing punika dados perkawis ingkang sampun biasa lan boten migunani.

Kaum muslimin jema’ah Jum’ah Rahimakumullah
Midherek Rasulullah SAW wonten gangsal perkawis ingkang kedah kita syukuri:
1. Wekdal nem sak derengipun dumugi wekdal sepuh.
Wekdal nem punika wekdal ingkang sarwo ngremenaken, nanging ampun ngantos raos remen punika nilaraken kewajiban. Kanthi mekaten wekdal nem, wekdalipun kagem ngudi ilmu lan agami. Kanthi ilmu saget kangge bekal gesang ing wekdal ingkang badhe dhateng pikantuk kamulyan. Kanthi agami badhe paring pitedah dhateng sedaya perkawis ingkang kedah dipun tindakaken lan kedah dipun tilar. Jalaran agami sampun paring paugeran kangge gesaningipun para manungsa.

2. Wekdal gesang sak derengipun pati.
Gesang punika kesempatan ingkang dipun paringaken Allah kagem sedaya manungsa. Kanthi gesang manungsa tasih saget nindakaken amal ibadah, nambah amal salih lan kesempatan kangge mertobat. Kanthi mekaten kesyukuran kita tingkataken kanthi nambah amal ibadah dhateng Allah SWT. Jalaran gantosipun dinten lan tanggal, wulan lan tahun satemah yuswo kita malah kirang, mekaten punika amargi yuswanipun manusngsa sampun kacathet wonten ing Louhul Mahfudz, sampun dipun tetepaken dening Allah. Ngantos pinten tahun manungsa dipun paringi gesang ing alam dunya, namung allah ingkang pirsa lan kita sedaya namun nindakaken gesang.

3. Wekdal sehat sak derengipun dumugi sakit.
Kanthi sehat manungsa badhe ngraosaken nikmatipun tiyang gesang, dhahar, ngunjuk, sare, lungguh, jumeneng lan sak terasipun. Kawontenan punika dados kenikmatan ingkang asring dipun lirwakaken. Kathah-kathahipun ngraosaken nikmat sehat nalika nembe sakit, kanthi mekaten nalika nembe sakit asring ngghadahi harapan menawi sehat badhe infaq, shadaqah, olah raga, dhahar lan ngunjuk ingkang beraturan lan sak sanes-sanesipun. Ananging nalika sehat sedaya cita-cita punika dipun tutup kanthi kekiatan hawa nafsu.

4. Wekdal longgar sak derengipun dumugi wekdal rupek.
Allah SWT paring wekdal ingkang sami dhateng kawulanipun, sedinten sedalu inggih 24 jam. Wonten tiyang ingkang rumaos kirang kalian wekdal ingkang dipun paringaken punika, wonten ingkang cekap lan wonten ingkang kathah wekdal longgaripun. Kanthi mekaten wujud syukuripun dipun paringi wekdal longgar punika dipun ginakken kangge ngudi kaweruh, moas buku, kitab, utawi pados wejangan saking para penggedhe. Jalaran boten saget ngginakaken wekdal punika badhe beta dhatengaken kapitunan.

5. Wekdal sugih sak durunge temeka wektu kere.
Abu Dzar Radhiallahu ‘anhu nate nyriosaken bilih Rasulullah SAW ngendika:

يَا أَبَا ذَر، أَتَرَى كَثْرَةَ الْمَالِ هُوَ الْغِنَى؟ قُلْتُ : نَعَمْ يَا رَسُوْلَ اللهِ، قَالَ : أَفَتَرَى قِلَّةِ الْمَالِ هُوَ الْفَقْرُ؟ قُلْتُ : نَعَمْ يَا رَسُوْلَ اللهِ. قال : إِنَّمَا الْغِنَى غِنَى الْقَلْبِ وَالْفَقْرُ فَقْرُ الْقَلْبِ
“ Abu Dzar, apata sira ningali akehe bandha iku dadi kesugihan?”. Aku (Abu Dzar) ngucap: “Inggih dhuh Rasul”. Rasulullah ngendika: “Apata sira ningali maring sithike bandha iku dadi mlarate?” Aku (Abu Dzar) ngucap, Leres dhuh rasul”. Rasulullah ngendika “sak temene kesugihan iku sugihe ati, lan kemiskinan iya iku mlarate ati”. (HR. Ibnu Hiban)

Sugih bandha menawi boten dipun kantheni kalian sugih ati, badhe dados bencana. Margi kathahipun bandha punika boten badhe dados cekap nanging tansah kirang.





“Lan ngertenana, yen bandhanira lan anakira kuwi namung minangka pacoban lan satemene ing Ngarsane Allah ana ganjaran kang gedhe”. (QS. Al Anfal: 28)

Supados gesang kita tambah sae lan kraos sakinah kedah dipun usahakaken supados kita dados tiyang ingkang saget syukur dhateng Allah. Mugi-mugi Allah tansah paring pitedah dhateng kita sedaya, amin.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِى الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ وَنَفَعَنِى وَاِيَّا كُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْاٰيَاتِ وَالذِّكْرِالْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِى هٰذَا وَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ, وَقُلْ رَّبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ.

1/30/2014

Infaq fi Sabilillah, Margi Merkoleh Kabegjan Khutbah Bahasa Jawa


Infaq fi Sabilllah inggih punika infaq ngedalaken banda kangge biyantu perjuangan Agami Islam. Infaq punika salah setunggaling akhlaq ingkang minulya. Kanthi mekaten infaq fi sabilillah badhe bekto dhateng bahagianing gesang ing dunya dumugining akherat samangke.

Dasar nindakaken infaq inggih punika saking Alquran lan hadits nabi Muhammad SAW.

اَلْحَمْدُلِلّٰهِ حَمْدًا كَثِيْرًا كَمَا اَمَرَ. فَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى عَنْهُ وَحَذَّرَ. نَحْمَدُهُ عَلَى جَزِيْلِ الْفَضْلِ وَالْاِنْعَامِ وَنَشْكُرُهُ عَلَى مَا اَوْلَاهُ مِنَ التَّوْفِيْقِ وَالْاِلْهَامِ. أَشْهَدُ اَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّااللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ الْمَلِكُ الدَّيَّانُ وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ خَيْرُ مُعَلِّمٍ وَاِمَامٍ, اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ عَلَى مَنْهَجِهِمِ السَّلِيْمِ أَمَّابَعْدُفَيَآعِبَادَ اللهِ, أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِى بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَالْمُتَّقُوْنَ

Kaum muslimin jema’ah Jum’ah Rahimakumullah
Wonten ing kesempatan khutbah punika kawula tansah wasiat khusus dhateng pribadi piyambak lan sumrambah dhumateng para jema’ah, mangga kita sami ningkataken iman lan taqwa dhumateng Allah SWT, inggih punika kanthi nindakaken sedaya dhawuhipun Allah lan nilar saha nebihi sedaya awisanipun Gusti Allah. Salah setunggalipun dhawuhipun Allah inggih punika kita dipun dhawuhi supados ngedalekaen saperangan saking bandha milik kita kangge kabetahan infaq fi sabilillah. Marginipun Allah inggih punika sedaya margi kesahenan ingkang dipun dhawuhaken dening Allah lan Rasulipun. Allah SWT sampun paring dhawuh:






“ He wong-wong kang padha iman, padha mblanjakna sira kabeh (ing dalane Allah) saperangan saka rizki kang wis Ingsun paringake marang sira kabeh, sadurunge tumekane dina, kang ing dina iku wis ora ana maneh dol tinuku lan ora ana paseduluran kang raket lan (uga) wis ora ana maneh syafa’at. Lan hiya wong-wong kafir iku (wujude) wong-wong kang padha nganiaya”. (QS. Al Baqarah: 254)

Wonten ing ayat punika Allah SWT paring dhawuh dhateng kita supados mblanjakaken saperangan saking bandha ingkang dipun miliki. Ing alam dunya punika kita tasih dipun paringi kesempatan kangge ngedalekan infaq lan tasih kathah tiyang ingkang betahaken pambiyantu. Benten kalian alam akhirat kesempatan kangge infaq sampun boten wonten, kathah tiyang ingkang nyuwun pambiyantu, nanging sampun boten wonten ingkang saget paring pitulungan kejawi saking amalipun piyambak. Sedaya tiyang badhe nampi piwales saking amalipun piyambak, amal sae badhe pikantuk kenikmatan kanthi dipun lebetaken wonten ing suwarga lan amal ingkang awon badhe nampi siksa arupi neraka.

Ing ayat punika Allah SWT ugi ngengetaken dhateng kita sedaya, bilih alam dunya punika boten badhe langgeng, lan ingkang langgeng namung alam akhirat. Rasulullah SAW nate ngendika:

والله ما الدنيا في الآخرة إلا كما يجعل أحدكم أصبعه في اليم ثم يرفعها فلينظر بم يرجع
 (رواه مسلم واحمد وترمذى)

“ Demi Allah, dunya iki (lamun dibandingake) kelawan akhirat ananging (amung) kaya salah sawijine sira nyelupake drijine ing segara nuli diangkat. Mangka gatekna apa kang amung kagawa dening jarine. (HR. Muslim, Ahmad, dan Tirmizi)

Hadits punika maringi pemut bilih ing dunya punika namung sekedhap lan ing dunya sedaya pokal kita namung sekedhik sahingga kita badhe mlebet ing alam ingkang langgeng, inggih punika alam akhirat. Pramila ngengingi perkawis dunya, kita boten dipun parengaken ngumpul-ngumpulaken bandha tanpa dipun dalaken hakipun. Allah SWT paring pemut:







“ Lan wong-wong kang padha nyimpen emas, perak lan ora padha nafkahake marang dalan Allah, mula dhawuhna marang dheweke kabeh (yen dheweke kabeh bakal nampa) siksa kang lara” (QS. Attaubah: 34)

Kanthi ayat punika Allah SWT paring dhawuh dhateng tiyang-tiyang ingkang iman, supados mblanjakaken bandhane kanggo kapentingan pribadi piyambak, keluarga lan kanggo kepentingan masyarakat. Tiyang ingkang boten purun nginfaqaken bandhanipun kagem infaq fisabilillah ateges tiyang punika sampun enget dhateng nikmatipun Allah. Kanthi mekaten tiyang punika kalebet golonganipun tiyang ingkang nganiaya dhateng pribadinipun piyambak lan tiyang sanes.

Khusus dhateng pribadinipun piyambak jalaran benjang ing akherat badhe nampi siksa. Lan nganiaya kelawan tiyang sanes amargi boten purun ngedalaken zakat, infaq, shadaqah lan amalan amalan sanesipun kangge kepentingan umum. Lan sayektos tiyang sanes banget betahipun nanging boten dipun paringi pambiyantu.

Kaum muslimin jema’ah Jum’ah Rahimakumullah
Ing tahun 9 Hijriyah, nabi Muhammad SAW paring dhawuh dhateng tiyang-tiyang Islam supados siaga, amargi badhe wonten perang ing Tabuk, inggih punika satunggaling panggenan ing antawis Madinah lan Damsyik. Wonten ing perang punika Rasulullah ngendikakaen bilih kawontenanipun nembe ewet, awrat lan kirang sarananipun. Ing mangka mengsah sampun siap-siaga kanthi pasukan lan perlengkapan lengkap. Sinaosa mekaten tiyang Islam ingkang sampun kiat imanipun namung nenggo komando lan sampun siap nindakaken perang.

Wonten perang punika tiyang-tiyang Islam sami ngedalaken infaqipun kados Sayidina Usman nyumbangaken 10.000 dinar, 300 onta, lengkap kalian senjatanipun lan 50 kuda. Sayidina Abu Bakar nyumbangaken sedaya bandhanipun inggih punika 4.000 dirham. Nabi Muhammad ngendika "Apa isih ana kang Panjenengan tinggalake kanggi keluarga panjenengan?" Abu Bakar ngendika: "Kang kula tinggalake kanggo keluarga kula yaiku Allah lan utusane." Sayidina Umar bin Khatab nyumbangaken separo saking bandhane. Asim bin `Adi nyumbangaken 70 wasaq kurma (satu wasaq = 60 gantang). Semanten ugi para ibu ugi sami nyumbangaken emas arupi gelang, anting-anting, kalung lan sanes-saneipun kagem perjuangan kaum muslimin. Allah sampun ngendika:







“Satemene wong-wong kang padha iman hiya iku namung wong-wong kang padha iman marang Allah lan rasule, tumuli awake dhewe ora padha mamang lan dheweke kabeh padha jihad (berjuang) kelawan bandha lan jiwanedheweke kabeh ing dalem dalane Allah, hiya dheweke kabeh wong-wong kang padha temen” (QS. Al Hujurat: 15)

Mekaten bilih infaq punika banget pentingipun, lan migunani dhateng pribadi, keluarga lan masyarakat. Pramila menawi dipun gatosaken kanthi salebetipun manah, bilih sedaya dhawuh Allah punika mensthi wonten manfaatipun, lan sedaya awisanipun Allah mesthi badhe ndhatengaken bencana lan malapetaka.






وَقُلْ رَّبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ

.

1/23/2014

Wujudkan Pribadi Sehat


Kehidupan di dunia ini didominasi oleh dua hal yang saling berlawanan, sehat-sakit, besar-kecil, tua-muda, hidup- mati, kenyang-lapar, tinggi-pendek dan sebagainya. Dalam kesempatan ini kami akan menyampaikan satu keadaan manusia saja yaitu sehat-sakit. Bila kita disuruh memilih menjadi pribadi yang sehat atau sakit, tentu memilih ingin sehat. Lalu bagaimana bila melihat megahnya rumah sakit, ruangan ber-ac, para dokter dan perawat yang ramah-ramah, menu makan terjamin, bergizi, sehat dan diberikan dengan teratur. Tetap akan memilih tinggal di dalam rumah sederhana, tanpa ac, tanpa dokter dan perawat, tanpa obat-obatan. Karena sejauh ini banyak rumah sakit dibangun dengan fasilitas yang lengkap namun tidak mau menempati bila tidak terpaksa.

Baru-baru ini jari tangan penulis sebelah kanan tidak bisa untuk menggenggam, pada persendian terasa kaku dan bila digunakan untuk menekuk sakitnya bukan main. Satu dua hari sampai berminggu hampir satu bulan dibiarkan saja namun ternyata sakitnya tidak kunjung sembuh, sehingga dengan terpaksa harus berobat ke rumah sakit. Dokter menyarankan untuk menjalani fisioteraphy satu paket yaitu empat kali.

Pemerintah memberikan pelayanan kesehatan bagi orang-orang yang sakit dengan Askes, Jamkesmas, BPJS, sehingga banyak orang yang merasakan terbantu dengan program tersebut. Terutama untuk biaya berobat, saya sendiri merasa gratis, karena setelah berobat saya tidak membayar. Walaupun yang sesungguhnya pada setiap bulan membayar iuran untuk jaminan kesehatan. Masya-Allah setiap saat berobat selalu antri dan berjubel, nyaris harus meluangkan waktu setengah hari sampai satu hari penuh untuk mendapatkan pelayanan medis.

Semua orang harus bersabar, tidak bisa saling mendahului karena semuanya sudah menggunakan sistem antrian. Tidak semua pasien dapat ditangani oleh seorang dokter, katakanlah orang terkena penyakit dalam, dia mengeluh kepalanya pusing, leher belakang terasa kaku. Maka dokter akan menyarankan untuk cek darah kolestrol, trigeserit, gula, dan kemungkinan harus dirongsen. Setelah semua proses dijalankan hanya dokter yang dapat membaca. Dari pembicaraan para pasien, bahwa saudaranya ada yang dirujuk ke bagian syaraf, poly jantung, poly paru dan sebagainya. Duh begitulah panjangnya jalan yang harus ditempuh untuk mengembalikan status sehat. Oleh karena itu sulit untuk disadari bahwa dirinya sehat yang suatu saat akan sakit dan ketika sakit apa yang bisa dilakukan.

Ketika sedang sakit bersabar ketika sehat bersyukur. Bila sedang sakit tidak bersabar maka sakitnya tidak akan sembuh-sembuh bahkan akan menjadi komplikasi, penyakit-penyakit lainnya akan nebeng. Ingat bahwa sabar itu adalah sikap hati, maka bila hati sakit semuanya akan menjadi sakit. Namun bila hati ikhlas penyakit akan takut sehingga kesehatan akan pulih kembali. Demikian pula ketika sedang sehat maka bersyukur. Syukur adalah perasaan hati, ketika pandai bersyukur maka Allah akan menambah nikmatnya. Kesehatan adalah nikmat Allah yang tidak terkira, karena itu jangan diingkari. Karena bila sehat tidak bersyukur maka, kembalilah pada tujuan penciptaan manusia dan apakah yang kita cari dalam hidup ini.

1/17/2014

Keteladanan Rasulullah Muhammad SAW Dalam Hal Makan dan Minum



Makan dan minum adalah salah satu sifat jaiz Rasulullah yang merupakan sifat-sifat basyariyah. Rasul berpedoman bahwa makan dan minum terdapat aturan-aturan tertentu yang harus dilaksanakan. Seperti makan makanan yang halal dan thayyib serta tidak berlebih-lebihan.

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَمَرَنَا بِاْلاِعْتِصَامِ بِحَبْلِ اللهِ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لاَ نَبِيَّ بَعْدَهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَ هُدَاهُ. أَمَّا بَعْدُ؛ فَيَا عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ ونفسى بِتَقْوَى اللهِ، فَقَالَ اللهُ تَعَالَى: يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.


Sesungguhnya didalam diri Rasulullah SAW terdapat suri tauladan yang baik, sebagaimana firman Allah:
“Sesungguhnya Telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah”.

Keteladanan Rasulullah ini telah disampaikan oleh Allah SWT secara nyata di dalam kitabullah. Keteladanan ini dalam segala hal kehidupan manusia, dalam konsep aqidah dan keyakinan, beliau seorang yang paling kuat imannya telah teruji baik dalam keadaan suka maupun duka, dalam kesendirian maupun dalam kelompok umatnya. Dalam hal akhlaqnya beliau diutus oleh Allah untuk menyempurnakan akhlak manusia. “Innama bu’itstu liutammima makarimal akhlaq”. Dalam hal kepemimpinan beliau telah terbukti menjadi pemimpin yang tegas, sederhana, dihormati oleh umatnya dan disegani oleh para musuhnya. Dalam bidang sosial kemasyarakatan beliau adalah pembela dan pelindung para dhu’afa’, fakir- miskin dan beliau mencintai anak-anak yatim.

Keteladanan yang disampaikan oleh Allah, kemudian waktulah yang membuktikan bahwa Rasulullah adalah pribadi yang sempurna. Karena itu dalam kesempatan yang singkat ini khatib hanya akan menyampaikan keteladanan Rasulullah dalam hal makan dan minum. Karena tidak dapat dipungkiri bahwa kita mempunyai kebiasaan makan dan minum yang tidak sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW. Karena itu bila kita mengakui sebagai umat Islam umatnya Rasulullah berupayalah untuk berittiba’ kepada rasul.

Katakanlah (wahai Muhammad): “Jika kalian mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu”. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. 3:31)
Ada beberapa tuntunan yang diberikan oleh Rasulullah SAW dalam hal makan dan minum:
1. Berdo’a, dan bila lupa tidak berdo’a dan ingat pada tengah-tengahnya maka bacalah basmalah.

من نسي أن يذكر الله في أول طعامه فليقل حين يذكر : باسم الله في أوله وآخره


“barangsiapa lupa bahwa menyebut nama Allah pada awal makannya, maka hendaklah dia berkata ketika ingat “dengan Nama Allah pada awalnya dan akhirnya”
2. Mencuci tangan sebelum makan
3. Sambil duduk

رأيت النبي صلى الله عليه وسلم مقعياً يأكل تمراً

“Aku melihat Nabi SAW dalam keadaan duduk ketika makan buah kurma”

4. Tidak banyak bicara
5. Dengan tangan kanan

إذا كان أحدكم فليأكل بيمينه ، فإن الشيطان يأكل بشماله ويشرب بشماله

“Apabila seseorang kamu makan, maka hendaklah dia menggunakan tangan kanannya. Ini karena, Syaitan makan dengan tangan kirinya dan minum dengan tangan kirinya”
6. Mengambil yang terdekat
7. Tidak mencela makanan

مَا عَابَ رسول صلى الله عليه وسلم طَعَامًا قَطُّ ، اِنِ اشْتَهَاهُ أَكَلَهُ وَإِنْ كَرِهَهُ تَرَكَهُ

“Nabi SAW tidak pernah mencela makanan sedikitpun. Sekiranya nabi berminat, pasti baginda akan memakannya. Dan jika baginda tidak menyukainya, baginda akan meninggalkannya”
8. Tidak berlebih-lebihan.
Ditegaskan oleh Allah dalam Alquran Surat Al A’rof ayat 31:

.......makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan..

مَامَلَأَبْنُ اَدَمَ وِعَاءً شَرًّا مِنْ بَطْنِهِ, حَسْبُ ابنِ اَدَمَ اَكْلَاتٍ يُقِمْنَ صُلْبَهُ, فَاِنْ كَانَ فَاعِلًا لَامَحَالَةَ, فَثُلُوْثٌ لِطَعَامِهِ, وَثُلُوْثٌ لِشَرَابِهِ, وَثُلُوْثٌ لِنَفْسِهِ (رواه النساء والترمذى)

“ Tidaklah anak Adam mengisi bejana yang lebih buruk daripada perutnya sendiri. Cukuplah bagi anak Adam beberapa suap makanan untuk menegakkan tulang punggungnya. Kalau ia memang harus melakukannya, maka sepertiga untuk makanannya, sepertiga untuk minumannya dan sepertiga lagi untuk nafasnya.

Menurut Ibnul Qoyyim Al Jauziah dalam kitab Tibbun Nabawi bahwa kelebihan makanan akan menimbulkan penyakit, karena mengkonsumsi makanan sebelum makanan dalam tubuh tercerna, atau mengkonsumsi makanan yang melebihi kebutuhan tubuh, atau karena mengkonsumsi beraneka macam makanan yang sulit dicerna. Demikian pula menurut Imam Syafii bahwa perut yang penuh dengan makanan akan dapat membahayakan fngsi hati dan tubuh, karena kekenyangen akan mengakibatkan tubuh menjadi berat, hati keras, mengurangi kecerdasan, membuat ngantuk, serta melemahkan pelakunya untuk beribadah.

Rasulullah menghentikan makan sebelum merasa kenyang, dan cara makan Rasul adalah dengan menggunakan tiga jarinya:

رايت رسول الله صلى الله عليه وسلم يَأْكُلُ بِثُلَاثِ أَصَابِعَ ، وَاِذَا فَرَغَ لَعِقَهَا (رواه مسلم

Maksudnya;
“saya melihat Rulullah SAW makan dengan dengan menggunakan tiga jarinya, dan bila sudah selesai makan maka beliau memakan sisa makanan yang menempel pada jari-jarinya ”

9. Makan secara bersama-sama
10. Tidak mengeluarkan suara ketika mengunyah
11. Tidak memperhatikan orang yang sedang makan
12. Tidak menyisakan makanan
13. Membaca hamdalah.

بارك الله لى ولكم فى القران الكريم ونفعنى واياكم بما فيه من الايت والذكر الحكيم وتقبل منى ومنكم تلا وته انه هو السميع العليم

1/15/2014

Khutbah Kedua Tiap Jum'at

Khutbah Jum'at adalah salah satu rukun menegakkan shalat Jum'at. Karena itu bila shalat Jum'at ditegakkan tanpa khutbah maka shalatnya tidak syah. Dan Khutbah Jum'at ada khutbah pertama dan kedua, Khutbah pertama biasanya terdiri dari uraian-uraian singkat tentang pesan-pesan iman dan taqwa kepada Allah dan nasehat-nasehat lainnya yang berkaitan dengan aqidah, syari'ah, akhlaq, fadhailul a'mal dan juga peristiwa-peristiwa aktual. Misalnya tentang Hari Besar Islam, Hari Libur Nasional, persitiwa alam dan lain sebagainya. Adapun khutbah kedua sebagai penutup khutbah, kadang khatib masih melanjutkan materi khutbah pertama yang berupa kesimpulan, namun ada juga yang berbeda karena khutbah kedua hanya mengucapkan pujian, membaca shalawat, wasiat iman dan taqwa dan kemudian berdo'a.
 

الخطبة الثانى

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَمَرَنَا بِاْلاِتِّحَادِ وَاْلاِعْتِصَامِ بِحَبْلِ اللهِ الْمَتِيْنِ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ، إِيَّاهُ نَعْبُدُ وَإِيَّاُه نَسْتَعِيْنُ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اَلْمَبْعُوْثُ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ. عِبَادَ الله، اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَقَرَابَتِهِ وَأَزْوَاجِهِ وَذُرِّيَّاتِهِ أَجْمَعِيْنَ. اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ جَمِيْعَ وُلاَةَ الْمُسْلِمِيْنَ، وَانْصُرِ اْلإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ، وَأَهْلِكِ الْكَفَرَةَ وَالْمُشْرِكِيْنَ وَأَعْلِ كَلِمَتَكَ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ وَيَا قَاضِيَ الْحَاجَاتِ. اَللَّهُمَّ افْتَحْ بَيْنَنَا وَبَيْنَ قَوْمِنَّا بِالْحَقِّ وَاَنْتَ خَيْرُ الْفَاتِحِيْنَ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

1/13/2014

Nuladhani Sifat-Sifat Wajibing Rasulullah SAW, Khutbah Bahasa Jawa



Rasulullah Muhammad SAW ngghadhahi sifat-sifat wajib wonten sekawan inggih punika shiddiq, amanah, tabligh, fathanah. Shiddiq artosipun bener utawi jujur amargi rasulullah pribadi ingkang boten nate suwala lan duraka, malah sifat-sifat punika sampun tinanem nalika tasih alit sahingga ing antawis rencang-rencangipun kasebat dados al amin. Amanah artosipun ingkang saget dipun pitados jalaran punapa kemawon ingkang Rasulullah aturaken inggih dipun tindakaken. Tabligh artosipun ingkang ngaturaken perkara ingkang haq, punapa ingkang dipun aturaken mesthi beneripun amrgi sumberipun saking Allah SWT. fathanah tegesipun limpat, nanging limpatipun botendipunginakaken kangge perkawis-perkawis mungkarat.

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَمَرَنَا بِاْلاِعْتِصَامِ بِحَبْلِ اللهِ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لاَ نَبِيَّ بَعْدَهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَ هُدَاهُ. أَمَّا بَعْدُ؛ فَيَا عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِى بِتَقْوَى اللهِ، فَقَالَ اللهُ تَعَالَى: يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.

Kaum muslimin jema’ah Jum’ah Rahimakumullah
Mangga sesarengan kita sami ningkataken iman lan taqwa kita dhateng Allah SWT, inggih punika tansah ngugemi lan nindakaken dhawuh-dhawuhipun Allah lan nebihi sedaya awisanipun Gusti Allah. Kanthi mekaten kita saget ngajeng-ajeng pikantuk kabegjan wiwit dunya dumugining akherat samangke.
Wujud nindakaken dhawuhipun Gusti Allah, inggih punika kita tansah nuladhani Rasulullah SAW, jalaran Allah sampun paring warta:


“Satuhune ing dalem pribadine Rasulullah punika manggon suri tauladan kang bagus, kanggo wong-wong kang ngarep-arep rahmate Gusti Allah, lan marang dina akhir piyambake tansah eling marang Gusti Allah”.

Warta punika saking Gusti Allah, sanes saking kawulanipun Gusti Allah, kanthi mekaten warta punika dados warta ingkang saestu leres lan kedah dipun yakini. Lan wekdal sampun buktikaken, bilih Rasulullah SAW nalika tasih alit dipun cathet dados lare ingkang jujur sahingga dipun paringi gelar Al Amin. Sak terasipun nalika sampun dewasa lan dipun angkat dados rasul piyambakipun gadhahi sifat-sifat:
1. Siddiq tegesipun bener lan jujur, sahingga Rasulullah dados pribadi ingkang bener lan dipun beneraken pangendikanipun (Siddiq lan shodiqul masduq). Sedaya pang
endikanipun rasul punika dipun jagi dening Allah SWT:

“ Lan ora ana pangendikane iku (Alquran) miturut hawa nafsune. Pengendikane iku ora ana liya kejaba wahyu kang diwahyukake (marang dheweke)”. (An-Najm: 3-4).

2. Amanah tegesipun Rasulullah punika pribadi ingkang saget dipun pitados. Rasul tansah nindakaken hukum-hukum kanthi leres lan pas. Semanten ugi Rasulullah boten nate cidra ing pengendikanipun.
“Sapa wonge goroh nganggo jeneng-Ku, mangka siapna panggonane sajerone genine neraka “ (Bukhari, Muslim )

3. TABLIGH tegesipun ndugekaken utawi nyeberaken wahyu saking Allah, boten wonten ingkang dipun umpetaken. Sedaya wahyu saking Allah dipun sebaraken dhateng kawulane, minangka pangrembakanipun Islam agami rahamt dhateng sedaya alam.
4. FATANAH tegesipun wicaksana. Kanthi mekaten Rasulullah saget mangertosi sedaya dhawuh-dhawuhipun Gusti Allah. Semanten ugi saged ngadhepi tiyang tiyang ingkang mungsuhi kanthi tegas lan bukti ingkang jelas.

Sifat-sifat rasul punika, menawi saget dipun tindakaken dening sedaya tiyang yektos badhe nuwuhuken ewah-ewahan ingkang ngedab-edabi, lan akhiripun badhe mujudaken pegesangan ingkang bahagia wiwit dunya dumuging akherat.
Minangka kagem tamsil, kita asring midhangetaken siaran ing TV, radio lan surat kabar, wonten tiyang ingkang nindakaken korupsi, pencurian, perzinaan, parampokan lan sasanesipun, sasampunipun dipun tuntut wonten pengadilan piyambakipun selak boten nate nindakaken pedamelan punika. sinaosa sampun wonten saksi, lan bukti-buktinipun anangin tetep selak. Sahingga kagem kita dados perkawis ingkang samar, sinten ingkang leres lan singten ingkang lepat.
Sinten sajatosipun ingkang lepat, saben tiyang sami paring pembelaan, ingkang penting piyambakipun slamet, boten dipun ukum lan saterasipun. Tumindak punika amargi sampun boten wonten sifat jujur, boten wonten sifat amanah, boten saget matur ingkang hak, boten nate mikir milih sedaya tumindak punika boten badhe uwal saking pamirsanipun Gusti Allah. Sahingga dados adu domba lan permusuhan ingkang boten nate tingkas.
Pramila kita kedah tansah waspada bilih sedaya tumindak awon lan sae, ageng lan alit, nyata lan sirri sedaya dipun mangertosi Allah lan badhe dipun suwuni tanggel jawab dening Allah. Tiyang badhe saget slamet saking perwakis dunya ananging hukum akherat badhe adil lan jujur.
“ Sapa wonge nindakaken kebagusan seumpama sak bobot dzarroh, yekti dheweke bakal ngrasakake piwalese, lan sapa wonge nindakaken perkara ala senajan mung sabobote dzarroh, yekti bakal diketokake piwalese.” (QS. Al Zalzalah: 7-8).

Ing dalem Tafsir Al Maroghi, dzarroh inggih punika semut ingkang paling alit. Sahingga kadosipun boten gadhahi bobot timbangan. Amargi saking ringanipun, ananging sinaosa ringan lan alit sanget sedaya tumindakipun manungsa badhe dipun konduraken benjang ing dinten kiyamat, amal sae kanthi kamulyan gesang ing Suwarga lan amal ala dipun wujudaken kanthi siksa wonten ing salebetipun neraka.

Kaum muslimin jema’ah Jum’ah Rahimakumullah.
Paramila supados gesang kita tansah pikantuk ridhaning Gusti Allah mangga kita tuladhani sifat-sifat wajib rasul punika. kita melai saking pribadi kita piyambak, ibda’ binnafsi, kita terasaken dhateng keluarga. Insya- Allah bangungan bale griya ingkang sae badhe mujudaken masyarakat ingkang sae, lan masyarakat ingkang sae badhe nuwuhaken negari ingkang sae. Lan negari ingkang sae badhe pikantuk karidhan saking ngarsa dalem Allah SWT.

“Lan sakirane penduduk negeri-negeri padha iman lan taqwa, yekti Ingsun (Allah) bakal maringake barokah saking langit lan bumi, ananging dheweke nggorohake (ayat-ayat Ingsun) iku, mangka Ingsun siksa dheweke merga pengawehane.” (QS. Al A’rof: 96)

Akhiripun mugi-mugi Gusti Allah tansah paring kekiyatan dhateng kita, amin.

بارك الله لى ولكم فى القران الكريم ونفعنى واياكم بما فيه من الايت والذكر الحكيم وتقبل منى ومنكم تلا وته انه هو السميع العليم.

1/12/2014

Maulid Nabi Muhammad SAW, Lahiripun Juru Penerang, Khutbah Bahasa Jawa



Nabi Muhammad SAW lahir ing Wulan Rabiul Awal tahun gajah. Nalika nabi Muhammad SAW lahir kawontenan masyarakat Jahiliyah kasebat masyarakat Jahiliyah. Jahiliyah artosipun kabodhohan, ananging sajatosipun boten bodho ing perkawis ilmu, ananging bodho ing perkawis idiologinipun utawi keyakinanipun sahingga akhlaqipun sami risak.

Kanthi mekaten lahiripun nabi Muhammad SAW punika dados tanda badhe terangipun masyarakat. Punapa malih sak sampunipun piyambakipun dipun angkat dados rasul. Nabi Muhammad dipun utus kangge mujudaken rahmat kagem sedaya alam, mekaten punika kita serat mawi seratan khutbah Jum'at.

الحمدلله الذى يهدى من يشاء الى صراط مستقيم نحمده سبحانه وهو البرالرحيم, اشهد ان لا اله الاالله الملك الحق المبين واشهد ان محمدا عبده ورسوله الصادق الوعد الامين, اللهم صل وسلم وبارك على سيدنا محمد وعلى اله وصحبه اجمعين اما بعد: فياايهالمسلمون الكرام اوصيكم واياى بتقوى الله وطاعته لعلكم تفلحون

Kaum muslimin jema’ah Jum’ah Rahimakumullah,
Langkung rumiyin sumangga kita tansah ngunjukaken raos syukur wonten Ngarsanipun Gusti Allah SWT ingkang sampun paring mapinten-pinten kenikmatan dhumateng kita sedaya, salawat saha salam mugi konjuk wonten ngarsa dalem junjungan kita nabi agung Muhammad SAW saha para keluarga shahabat tabi’it tabi’in ila yaumiddin. Sak lajengipun minangka khatib kawula wasiyat dhumateng awak kula piyambak khususipun lan umummipun dhumateng panjenengan sedaya sumangga kita sesarengan tansah ningkataken taqwa dhumateng Allah SWT kanthi nindakaken sedaya dhawuh-dhawuhipun Allah lan nebihi sedaya awisanipun Allah SWT, sahingga menawi kita saget nindakaken perkawis kasebat mangka insya-Allah kita badhe slamet wonten ing dunya ngantos dumugi akherat amin ya rabbal ‘alamin.

Jema’ah Jum’ah Rahimakumullah,
Wulan punika wulan Robi’ul Awwal inggih punika wulan wiosanipun junjungan kita nabi agung Muhammad SAW, pramila mangga kita sami mengayubagya kanthi raos hormat, khidmat saha bingah, amargi panjenenganipun setunggalipun nabi tuwin rasul ingkang badhe paring syafaat dhumateng kita sedaya, boten pandang sugih utawi mlarat, boten pandang rakyat utawi pejabat sami ugi wonten ing dunya utawi akherat, mugiya kita sedaya benjang saget pikantuk rahmat lan syafa’at sangking Panjenenganipun benjang wonten ing dinten qiyamat.

Piyambakipun ugi salah setunggalipun nabi pemimpin umat, mujudaken kejayaan Islam boten namung winates ing kalanganipun tiyang arab kemawon ananging teras ngrembaka ngantos dumugi alam semesta, panci keutusipun kanjeng nabi punika boten khusus wonten ing negari Arab kemawon ananging ngrembaka ngantos dumugi sedaya alam, kados dipun ngendikaan wonten ing Alquran surat Al Anbiya’ ayat 107

Kaum muslimin Jema’ah jum’ah Rahimakumullah
Kangge ngemut-emut perjuanganipun Rasulullah SAW ingkang ageng pribadinipun, Rasulullah SAW dados pemimpin sinareng dados pembimbing rohani lan juru penerang kagem para umat ingkang sampun sak mestinipun pikantuk pahargyan saking para umatipun kranten sampun berjuang kanthi jiwa raganipun. Ngajak-ajak dhumateng para manungsa dhumateng mergi ingkang dipun ridhai dening Allah SWT, piyambakipun ugi salah setunggaling nabi ingkang anggadahi sifat kamanungsan ingkang paling sampurna, dene ingkang paling pinunjul sifatipun kanjeng nabi wonten ing kalangan menungsa inggih punika sifat kejujuranipun saha akhlakipun ingkang mulya ngantos kanjeng nabi wonten kalangan tiyang arab dipun sebat al-Amin tegesipun tiyang ingkang saget dipun pitados, ugi Allah piyambak ngakeni mulyanipun akhlakipun kanjeng nabi dipun sebat wonten ing al-Qur’an surat Al Qalam 4


“Satuhune sira iku bener-bener netepi pekerti kang agung”

Kaum muslimin jema’ah Jum’ah Rahimakumullah
Kranten kejujuran lan akhlaq ingkang minulya punika kanjeng nabi saged mbangun mental tiyang-tiyang Arab saking zaman jahiliyah tumuju zaman Islamiyah, kita sampun maklum wonten kitab-kitab tarih utawi sejarah Islam, bilih sak derengipun kanjeng nabi lahir dipun wastani zaman jahiliyah utawi kebodohan, keranten para manungsa wonten zaman semanten dereng mangertosi sinten Pangeran ingkang kedah dipun sembah, tiyang-tiyang kathah ingkang nyembah kayu, watu, nyembah brahala lan sanes-sanesipun, kanjeng Nabi

Muhammad SAW anggenipun nyampekaken  ajaran Islam dhumateng masyarakat Arab kanthi cara ingkang wicaksana kanthi boten nyinggung kehormatan tuwin perasaan tiyang sanes punapa malih ngremehaken utawi ngina dhumateng tiyang sanes, sehingga nasehat-nasehat Rasulullah gampil dipun tampi, waged menarik perhatian ugi nuwuhaken kesadaran.

Jema’ah Jum’at Rakhimakimullah
Sinaosa junjungan kita nabi agung Muhammad SAW kalebet tiyang ingkang ageng lan limpat ingkang dipun akeni dening sedaya tiyang, leres rencang lan mengsah, namung piyambakipun boten ngrumaosi piyambakipun namung ngakeni kadosdene anggota masyarakat sanesipun, kados dipun gambaraken wonten ing Alquran surat Al Kahfi ayat 10


“ Dhawuha sira (Muhammad) anging pestine utawi ingsun iku menungsa kang upamane sira kabeh kang diparingi wahyu sapa ingsun, ing saktemene utawi pengeran sirakabeh iku pengeran kang siji, mangka njejekna sira kabeh marang pengeran sira kabeh, lan nyuwuna ngapura sira ing pengeran sira kabeh, lan utawi neraka Wel iku kasadiaaken kanggo wong-wong kang musyrik”.

Kaum Muslimin Jema’ah jum’ah Rahimakumullah
Mekaten gambaran selayang pandang saking perjuanganipun Rasulullah SAW anggenipun mbina umatipun wonten ing margi ingkang leres ingkang dipun ridloi dening Allah SWT, mugi-mugi kanthi dumuginipun wulan Maulud (Rabi’ul Awal) punika saget nambah kesadaran kita, supados langkung sregep lan aktif ngamalaken ajaran-ajaran agami Islam ingkang luhur lan suci punika, kranten kangge tiyang ingkang beragama nindakaken tuntunanipun punika dados kewajiban igkang mutlak ingkang boten saget dipun anyang malih, menawi kita ngakeni dados tiyang ingkang beragama Islam. Mugi-mugi kita saget nuladhani dhumateng tindak tandukipun saha perjuanganipun Rasulullah SAW sehingga nur agama Islam tansah damel padhang wonten ing manahipun kita sedaya kaum muslimin. Amin ya Robbal alamin

بارك الله لى ولكم فى القران الكريم ونفعنى واياكم بما فيه من الايات والذكر الحكيم وتقبل منى ومنكم تلا وته انه هوالسميع العليم.