Tampilkan postingan dengan label Kisah hayati. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kisah hayati. Tampilkan semua postingan

4/17/2015

Hebatnya Guru Untuk Digugu dan Ditiru



Kita jadi pintar menulis dan membaca karena siapa
Kita jadi tahu beraneka bidang ilmu karena siapa
Kita jadi pintar dibimbing pak guru
Kita bisa pandai dibimbing bu guru

Guru bak pelita
Penerang dalam gulita
Jasamu tiada tara

Sair lagu “Jasamu guru” karya M, Isfahani, menggambarkan betapa hebatnya guru, walaupun dengan kehebatannya itu dia bergelar pahlawan tanpa tanda jasa. Maka siapakah orangnya bila dia seorang guru dia orang yang mulia dan hebat.

Pernah suatu saat ketika ketika ada seorang yang sedang bekerja sebut saja namanya Mas Amir, dia seorang pekerja keras, tiada waktu yang terluang dan tidak ada waktu yang dibiarkan berlalu saja. Bahkan di dalam keluarga dia tergolong sebagai orang yang terampil, cerdas dan cekatan. Waktu bekerja selalu berdisiplin namun tidak pernah melupakan aktifitas sosial, setiap ada kegiatan di kampung di selalu hadir dan berpartisipasi, bahkan dalam bidang keagamaan dia tergolong sebagai pribadi yang supel dan penggerak kegiatan keagamaan. Dan ketika sedang liburan dan berada di rumah tidak pernah berhenti kecuali untuk makan dan shalat saja. Dia suka berkebun, suka berternak dan terampil membuat beraneka macam kerajinan rumah.

Ketika mas Amir sedang bekerja, dia harus menghentikan pekerjaannya, karena mendengar suara yang diucapkan dengan berulang-ulang, hebat memang hebat, hebat memang hebat, memang hebat. Ternyata suara itu berasal dari temannya yang bernama Sani. Maka secara spontan terjadi percakapan:

Amir : hai Sani apa yang hebat.
Sani : itu lo mas, para guru itu memang hebat.
Amir : apanya yang hebat
Sani : itu lho mas kepedulian terhadap temannya, jiwa empati, kekeluargaan dan persatuannya sungguh luar    biasa, hebat, hebat. Memang patut ditiru dan saya salut, bukan satu jempol tapi dua jempol. Memang hebat.
Amir : O, itu? Apa tidak berlebihan pujianmu itu? Apa yang kamu saksikan sehingga kamu nampak kagum sekali.
Sani : itu lho mas, suami kakak saya kan baru saja sakit, bukan hanya teman-teman satu sekolah dengan kakak saya yang datang menjenguk dan mendoakan, turut berempati. Tetapi teman-teman dari sekolah yang lain juga lain juga turut berempati, sungguh luar biasa.

Ketika terjadi percakapan itu kemudian muncul istri mas Amir yang juga ikut berbicara.
Anis : benar itu mas, waktu saya menengok mbak Tanti (kakaknya dik Sani), teman-teman guru dari kakaknya mbak Tanti dan teman guru dari Pamannya mbak Tanti juga turut berempati.
Amir : masak ya, sampai begitu tha dik.
Anis : benar itu mas.
Sani : itulah mas mengapa saya katakana guru itu memang hebat.

Percakapan tiga orang manusia ini menunjukkan betapa mulianya guru, yang patut untuk digugu dan ditiru. Kekerabatan, kebersamaan yang senantiasa dipupuk tidak sebatas pada temannya yang kadang hanya terkesan formalitas saja, tapi kehadiran mereka sungguh menambah semangat dan menjadi obat bagi rekan guru atau keluarganya yang sedang mendapat ujian berupa sakit.

4/11/2015

Peran Zikir Untuk Menghidari Bangkrut



Bangkrut berarti menderita kerugian besar hingga jatuh biasanya berkaitan dengan usaha perusahaan atau toko misalnya belum sampai tiga tahun perusahaannya sudah bangkrut. Bangkrut juga berarti jatuh miskin, habis harta bendanya, gulung tikar, misalnya karena suka berjudi maka ia bangkrut (W.J. S. Purwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, 1976, hal. 86). Lawan dari bangkrut adalah sukses, berhasil, beruntung, misalnya karena dia berusaha dengan sungguh-sungguh maka akhirnya dia sukses.

Tak seorangpun yang mengharapkan menjadi bangkrut sebaliknya selalu berharap agar menjadi orang yang sukses. Tetapi sukses itu bukan sesuatu yang datang secara tiba-tiba atau kebetulan saja tetapi harus diusahakan secara total sacara lahir dan batin melalui pendidikan, pelatihan secara terus menerus. Karena kesuksesan diupayakan secara jasmani dan rohani maka kesuksesan juga berdimensi dunia dan akhirat. Sukses di dunia mendapatkan kesejahteraan dan kebahagiaan hidup, sedangkan sukses di akhirat bisa menjadi penghuni surga.

Pada suatu saat Rasulullah Muhammad SAW menguji para sahabat tentang siapa yang dinamakan orang bangkrut itu, dalam sabdanya:

“أَتَدْرُوْنَ مَنِ الْمُفْلِسُ؟” قَالُوْا: اَلْمُفْلِسُ فِيْنَا مَنْ لاَ دِرْهَمَ لَهُ وَلاَ مَتَاعَ. فَقَالَ “إِنَّ الْمُفْلِسَ مِنْ أُمَّتِي، مَنْ يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِصَلاَةٍ وَصِيَامٍ وَزَكَاةٍ، وَيَأْتِي قَدْ شَتَمَ هٰذَا، وَقَذَفَ هٰذَا، وَأَكَلَ مَالَ هٰذَا، وَسَفَكَ دَمَ هٰذَا، وَضَرَبَ هٰذَا. فَيُعْطٰى هٰذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ وَهٰذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ. فَإِنْ فَنِيَتْ حَسَنَاتُهُ، قَبْلَ أَنْ يُقْضَى مَا عَلَيْهِ، أُخِذَ مِنْ خَطَايَاهُمْ فَطُرِحَتْ عَلَيْهِ. ثُمَّ طُرِحَ فِي النَّارِ”.

“Tahukah kamu siapakah orang yang bangkrut itu?” Para sahabat menjawab, “orang yang bangkrut atau pailit yaitu orang yang jatuh bangkrut dagangannya hingga habis semua kekayaannya, baik uang maupun perkakasnya.
Rasulullah SAW bersabda, sesungguhnya orang yang bangkrut dari umatku yaitu orang yang datang pada hari qiyamat lengkap membawa (pahala) shalatnya, (pahala) puasanya, (pahala) zakatnya. Tetapi ia telah memaki seseorang, menuduh orang lain makan harta orang lain, membunuh orang lain dan memukul orang lain. Maka berikanlah kebaikan orang ini kepadanya dan kebaikan itu kepadanya. Jika telah habis kebaikannya, sedang belum terbayar semua tuntutan orang-orang lainnya, maka diambillah dosa-dosa dari orang yang pernah dianiaya untuk ditanggungkan kepadanya, kemudian dari itu ia dilemparkan kedalam neraka. (HR. Muslim)

Dari hadits tersebut mengatakan bahwa ketika para sahabat ditanyakan tentang orang yang muflis/ bangkrut, jawabannya berorientasi pada kehidupan dunia, sebagaimana yang sudah disaksikan dan bisa jadi pernah dirasakan atau juga sering mendengar orang mengatakan muflis. Karena itu Rasulullah menekankan pada jawaban kehidupan sesudah mati yaitu alam akhirat. Alam akhirat menjadi alam yang penuh dengan keadilan karena seluruh organ tubuh manusia akan menjadi saksi atas semua yang telah dilakukan, mata, telinga, hati bahkan seluruh organ tubuhnya kelak menjadi saksi atas perbuatan yang telah dilakukan. Tidak ada yang bisa menyangkal atas perbuatan yang telah dilakukan, karena itu dosa-dosa yang pernah dilakukan seperti menghibah, memfitnah, menyakiti orang lain dan membunuh orang tanpa sebab perbuatan-perbuatan ini akan menggerogoti seluruh amal perbuatan baik yang telah dilakukan.

Sekalipun dia rajin menegakkan shalat, menunaikan puasa, membayar zakat dan amal ibadah-ibadah lainnya. Amal ini akan berkurang karena orang-orang yang pernah dirugikan oleh dirinya kelak di akhirat akan menuntut untuk kembalikan. Karena banyak orang yang menuntut akhirnya amal perbuatan baik yang telah dijalankan akan berkurang bahkan menjadi habis dan yang lebih mengenaskan lagi dosa dari orang-orang yang pernah disakiti dan dirugikan akan diberikan kepadanya.

Manusia sebagai makhluk pribadi hendaknya selalu menghiasi diri dengan akhlak terpuji, sebagai makhluk sosial bahwa segala aktifitasnya selalu berkaitan erat dengan orang lain, sehingga segala perilaku akan berpengaruh dan mempengaruhi orang lain. Tidak semua perbuatan baik yang dilakukan akan diterima dengan sepenuhnya oleh semua orang, apalagi bila melakukan hal-hal yang tidak baik. Sebagai makhluk Tuhan manusia diciptakan oleh Allah dengan tugas ganda sebagai khalifatul ard dan sebagai ‘abdullah. Dua fungsi ini hendaknya dapat dilaksankan dengan seimbang agar manusia selama hidup di dunia senantiasa mendapat petunjuknya dan di akhirat memperoleh syafa’at-Nya.

Karena itu agar tidak menjadi orang yang bangkrut belajarlah dan berlatihlah untuk menahan hawa nafsu yang senantiasa menjerumuskan manusia pada perbuatan tercela. Hawa nafsu itu bedemensi pada perilaku syetan yang selalu mencintai perbuatan tercela. Orang-orang yang beriman senantiasa waspada bahwa dalam setiap saat tidak lepas dari godaan syetan, dengan demikian selalu membentengi diri dengan memperbanyak zikir. Kesadaran diri bahwa apapun yang dilakukan tidak bisa lepas dari pengawasan Allah yang kelak akan dimintai pertanggungjawaban.

4/09/2015

Sulitnya Untuk Berbuat Jujur-Berdampak Pada Perilaku Buruk



Jujur adalah salah satu perbuatan terpuji yang sulit untuk di wujudkan. Seandainya dunia ini dihuni oleh orang-orang yang semua senantiasa menegakkan kejujuran, niscaya tidak akan ada permusuhan, kerusakan, pertikaian dan peperangan. Jujur terhadap dirinya sendiri, kepada orang lain dan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Dengan jujur kehidupan manusia akan istiqomah dan khusnul khatimah, jika menjadi pemimpin maka sejak dilantik hingga akhir masa jabatan dapat dilalui dengan baik, tidak pernah bersentuhan dengan para penegak hukum. Bahkan setelah selesai dengan masa jabatan, senantiasa istiqomah, karena pangkat dan jabatan adalah amanah, dan setiap amanah akan dimintai pertanggungjawaban. Di dunia oleh yang mengangkat dan di akhirat oleh Allah SWT. Jika menjadi pedagang adalah pedagang yang jujur tidak pernah mengurangi timbangan, tidak suka mengoplos barang yang asli dengan imitasi, tidak suka menimbun barang dan sebagainya maka hasilnya akan lebih barakah sehingga hidupnya semakin tenang.

Jika menjadi petani tidak pernah mengambil tanah orang lain dengan cara yang tidak benar, menjadi pegawai, buruh, pelajar, mahasiswa, dokter, tentara, polisi, jaksa, hakim dan sebagainya. Jika semuanya senantiasa menegakkan kejujuran maka ditemukan kehidupan yang aman, damai dan sejahtera. Tapi mungkinkah bahwa semua orang itu akan berbuat jujur? Orang mungkin akan melihat orang-orang yang tidak jujur melalui media masa, elektronik atau bisa juga secara langsung menyaksikan perbuatan ketidakjujuran.

Pernah suatu saat pada sebuah angkutan umum mikro bus yang padat dengan penumpang, terlihat kondektur bus maju mundur menarik ongkos para penumpangnya. Menurut sang kondektur semuanya telah dimintai ongkos, dan bila uangnya lebih maka uang pengembaliannya juga sudah dikembalikan. Ternyata ada seorang penumpang yang sudah mengeluarkan uang dan siap untuk dibayarkan, namun karena terhalang oleh penumpang yang lain akhirnya dia terlewatkan. Untuk sementara uang masih dipegang. Mungkin didalam hati ada perasaan senang karena uangnya bisa untuk kebutuhan yang lain namun bisa juga dia berjanji nanti akan membayar sambil turun. Ternyata orang tersebut lebih memilih yang pertama, uang dimasukkan kembali ke dalam saku celananya, dan dia turun dari bus seakan tidak membawa beban apapun.

Inilah kejujuran pada rakyat biasa saja juga sulit untuk diwujudkan, padahal nominalnya hanya sedikit. Bagaimanakah jika dia diberikan amanat untuk mengelola keuangan yang lebih besar, mungkin dia akan menjadi koruptor. Karena gaya hidup yang belum memenuhi standar, bila belum mempunyai mobil, rumah, tanah, dan sebagainya maka sesuatu yang belum ada akhirnya diada-adakan. Demikian pula pasangan hidup yang dimiliki akan merasa berkurang, sehingga terjadi nikah siri, perzinaan dan sebagainya. Tenangkah hidupnya? Walaupun kebutuhan materi terpenuhi? Semua akan kembali pada pribadinya masing-masing.

Sesungguhnya harta yang diperoleh dengan cara yang tidak wajar dan tidak benar maka maka menjadi rizki yang haram. Karena itu keharaman suatu barang tidak hanya dilihat dari wujudnya barang, namun sifat dan cara memperolehnya. Sebagai contoh dari segi zatnya Narkoba adalah haram, namun ternyata semua hal yang berkaitan dengan Narkoba dan sejenisnya adalah haram.

لَعِنَ اللهُ الْخَمْرَ وَشَارِبَهَا وَسَاقِيَهَا وَمُبْتَاعَهَا وَبَائِعَهَا وَعَاصِرَهَا وَمُعْتَصِرَهَا وَحَامِلَهَا وَالْمَحْمُوْلَةَ اِلَيْهَا (رواه ابوداوود وابن ماجه عن ابن عمر)

“Allah melaknat (mengutuk) khamar, peminumnya, penyajinya, pedagangnya, pembelinya, pemeras bahannya, penahan atau penyimpannya, pembawanya dan penerimanya”. (HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah dari Ibnu Umar)

Akibat harta yang haram
Makanan yang haram akan menyebabkan do’anya ditolak atau tidak maqbul. Karena itu janganlah berprasangka buruk terhadap Allah, ketika merasa ujub bahwa ibadahnya sudah berlebihan namun penderitaan, musibah dan bencana senantiasa datang silih berganti.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : إِنَّ اللهَ تَعَالَى طَيِّبٌ لاَ يَقْبَلُ إِلاَّ طَيِّباً، وَإِنَّ اللهَ أَمَرَ الْمُؤْمِنِيْنَ بِمَا أَمَرَ بِهِ الْمُرْسَلِيْنَ فَقَالَ تَعَالَى يَاَيُّهَالرُّسُلُ كُلُوْا مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَاعْمَلُوا صٰلِحً

وَقاَلَ تَعَالَى:يَاَيُّهَاالَّذِيْنَ اٰمَنُوُا كُلُوْامِنْ طَيِّبٰتِ مَارَزَقْنٰكُمْ ثُمَّ ذَكَرَ الرَّجُلَ يُطِيْلُ السَّفَرَ أَشْعَثَ أَغْبَرَ يَمُدُّ يَدَيْهِ إِلَى السَّمَاءِ ياَ رَبِّ يَا رَبِّ وَمَطْعَمُهُ حَرَامٌ وَمَشْرَبُهُ حَرَامٌ وَمَلْبَسُهُ حَرَامٌ وَغُذِّيَ بِالْحَرَامِ فَأَنَّى يُسْتَجَابُ لَهُ. [رواه مسلم]

“Dari Abu Hurairah radhiallahuanhu dia berkata: Rasulullah shallallahu`alaihi wa sallam bersabda: Sesungguhnya Allah ta’ala itu baik, tidak menerima kecuali yang baik. Dan sesungguhnya Allah memerintahkan orang beriman sebagaimana dia memerintahkan para rasul-Nya dengan firman-Nya: Wahai Para Rasul makanlah yang baik-baik dan beramal shalihlah. Dan Dia berfirman: Wahai orang-orang yang beriman makanlah yang baik-baik dari apa yang Kami rizkikan kepada kalian. Kemudian beliau menyebutkan ada seseorang melakukan perjalan jauh dalam keadaan kusut dan berdebu. Dia mengangkatkan kedua tangannya ke langit seraya berkata: ya Tuhanku, ya Tuhanku, padahal makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram dan kebutuhannya dipenuhi dari sesuatu yang haram, maka (jika begitu keadaannya) bagaimana doanya akan dikabulkan”. (Hadits riwayat Muslim).

Kemudian bila dikorelasikan mengapa doanya menjadi doa yang ditolak, karena kewajiban pokok yaitu shalat lima waktunya, sebagai wujud hablun minallah, ternyata selagi makanan haram yang masih mengalir pada darahnya maka shalatnya tidak diterima oleh Allah. Dan dia akhirat akan di masukkan ke dalam neraka:

كُلُّ لَحْمٍ نَبَتَ مِنْ حَرَامٍ فَالنَّارُ اَوْ لَى بِهِ (رواه الترمذى)

“Semua daging yang tumbuh dari harta yang haram, maka api neraka adalah utama untuk menyiksanya (HR. Tirmidzi)

Demikian bahwa kejujuran itu akan menuntun pada berbuatan baik dan sebailiknya lacut atau ketidakjujuran akan berdampak untuk cenderung melakukan perbuatan yang tidaak baik. Karena itu kejujuran harus dibiasakan. Karena kebaikan dan kejujuran yang telah menjadi kebiasaannya tidak akan bersikap lacut. Sebaliknya kebiasaan lajut bila tidak lacut maka mulutnya terasa gatal. Falsafah Jawa mengatakan “Ngapusi sepisan sak lawase bakal dhepus” sekali berbohong maka selamanya akan menjadi pembohong.

4/07/2015

Apalagi ini Tuhan, Tuhan Embuh-Pembinaan Bagi Mualaf



Pada suatu bangsa di Rumah Sakit dr. Sardjito Jogjakarta, di bangsal kelas 2, yang satu ruang ditempati oleh dua orang pasien rawat inap. Di bangsal rumah sakit, pasien diperkenankan untuk ditemani oleh maksimal dua orang anggota keluarga, kecuali pada waktu bangsal dibersihkan, maka semua penunggu diharuskan untuk keluar ruangan.

Di bangsal kelas tersebut kebetulan ditempati oleh dua orang apsien yang mempunyai keyakinan berbeda, satu pasien beragama Islam dan yang satunya beragama Katholik. Didalam hubungan sosial tidak menjadi masalah, karena sebagai warga negara Indonesia menjunjung tingggi semangat kerukunan antar umat beragama, tholeransi umat beragama. Dalam bidang sosial bisa saling menolong, namun untuk bidang aqidah adalah urusannya masing-masing.

Dalam keluarga yang berbeda agama itu nampaknya merupakan keluarga yang taat beragama. Pada suatu saat pasien yang beragama Katholik menceritakan ada salah seorang yang baru saja memeluk agama Katholik. Sebut saja wanita tersebut bernama Marlita yang sebelumnya beragama Hindhu, pada suatu saat dia begitu mantap dengan agama Katholik, ketika mendapatkan anugerah dan kenikmatan, dengan segera mengucapkan Puji Tuhan. Dia yakin bahwa dalam setiap doanya didengarkan Tuhan dan Tuhanpun dengan segera mengabulkan doanya.

Babak ujian keimanan

Suatu saat orang tua Marlita sakit, Tuhan, ada apa ini? Kata singkat ini penuh dengan makna, dalam hatinya dia protes katanya Tuhan Maha Pengasih tetapi mengapa dia memberikan cobaan yang demikian, Marlita berdoa agar diri dan keluarganya selalu diberikan kesejahteraan, ternyata yang didapat orang tuanya sakit yang tak kunjung sembuh. Maka dia protes, Tuhan ada apa ini? Seakan dia tidak terima dengan kenyataan yang sedang terjadi.

Dalam perjalanan selanjutnya orang tuanya berangsur-angsur kesehatannya mulai pulih, diapun segera mengatakan, Puji Tuhan. Baru saja orang tuanya mulai sehat, anaknya mendadak sakit, demam panas, bahkan sekali-sekali sempat kejang-kejang, dalam hatinya panik, dan entah ucapan apa lagi yang akan diucapkan. Ketika hatinya sedang kalut, tiba- tiba hand phone-nya berdering, ternyata yang memanggil adalah suster yang membimbingnya hingga dia masuk agama Katholik sampai pada pembinaan mental rohaninya..

Dalam percakapan itu suster manyampaikan turut berbahagia karena orang tuanya sudah sehat kembali, ucapan dari suster ini ternyata tidak mengurangi rasa gelisah di dalam hati, karena anaknya sakit. Dia ingin menyampaikan kabar, bahwa anaknya sakit, tetapi tidak ada jeda dari ucapan suster, tentunya dia mendengarkan kata-kata suster namun tidak fokus, karena didalam hatinya berkata, mengapa dia bicara terus, kapan saya bicaranya? Setelah kata-kata manis dari suster yang berusaha untuk membersarkan hati, barulah ada jeda kata dari suster sehingga dia menyela pembicaraan. Dengan menyampaikan berita bahwa sekarang anaknya sakit dan sedang si rawat di rumah sakit.

Dengan spontan suster menanyakan, sakit apa, mulai kapan, mengapa sakit. Satu persatu pertanyaan di jawab, dan sampai pada pertanyaan “mengapa sakit”? ternyata kata kata yang muncul’ “Tuhan itu embuh, embuh itu adalah bahasa Jawa yang berarti masa bodoh, tidak mau tahu, tidak peduli dan ungkapan-ungkapan lain yang bermakna negative.

Mengapa pertanyaan mengapa sakit, jawabannya tidak wajar, karena didalam hatinya ada gejolak, protes pada Tuhan, mengapa setelah masuk agama Katholik cobaannya selalu datang silih berganti. Apakah ini ujian yang harus dilalui, sampai kapakah akan berakhir cobaan itu? Inilah pertanyaan pada umumnya orang-orang yang sedang mengalami cobaan, ujian. Yang kadang cobaan itu datang silih berganti, satu cobaan menyusul cobaan yang lain. Bila cobaan itu mengenai orang-orang yang sudah kuat imannya maka dia akan bersabar, tetapi bagi orang-orang yang keimanannya masih rapuh maka akan berkeluh kesah, berputus asa, apatis, psimistis dan sebagainya.

Pembinaan terhadap mualaf
Didalam Islampun seorang mualaf harus selalu dibimbing dan diarahkan pada jalan yang benar. Setiap orang pemeluk agama tertentu bila mendapat pengikut baru dari orang yang beragama lain kemudian masuk agama baru. Tak jarang ketika masuk agama baru karena mempunyai motive tertentu, bukan karena keyakinan yang muncul dan kemudian tumbuh. Motive memeluk agama baru karena uang, pekerjaan, syarat nikah, untuk memperoleh pengakuan dalam keluarga, karena politik dan sebagainya. Katakanlah seandainya ada seorang mualaf (orang yang baru masuk Islam) karena motive yang demikian maka keyakinannya sangat rapuh, tidak mempunyai pendirian, apalagi semangat memperjuangkan atau berjuang dalam agama barunya. Bahkan kadang agama hanya sebagai simbol saja. Karena itu orang yang demikian perlu selalu dibimbing dan dibina agar mempunyai religion experience. Pengalaman keagamaan ini akan didapat ketika secara konsisten melaksanakan ajaran Islam mulai dari hal-hal yang kecil dan dimulai dari saat ini, ada beberapa contoh pengalaman beragama seseorang yang semakin menggiatkan idiologi mereka:

  • Seorang muslim merasakan manfaat wudhu, dimana dapat menghilangkan rasa kantuk, dapat menjaga kebersihan, dapat menciptakan kesegaran, dapat menghilangkan dosa kecil dan sebagainya.
  • Seorang muslim merasakan ketenangan setelah menegakkan shalat, dimana dirinya senantiasa merasa diawasi, dibimbing dan diarahkan pada jalan yang benar, dimanapun dan kapanpun berada, dirinya akan berhati-hati dan berfikir ulang ketika akan melaksanakan hal-hal yang dimurkai Allah.
  • Seorang muslim merasakan ketenangan setelah melaksanakan zikir bilisan, lisan akan terjaga dari perkataaan yang tidak baik dan tidak bermanfaat.
  • Seorang muslim ketika membaca atau mendengarkan ayat-ayat Alquran dibaca, didalam hatinya merasakan ketenangan. Demikian juga muncul keinginan untuk mengetahui isi kandunyan Alquran.
  • Orang muslim ingin selalu menegakkan shalat yang berkualitas yaitu shalat untuk mencapai derajat khusuk. Karena itu senantiasa menegakkan shalat-shalat sunnahnya dan meningkatkan bacaan zikir.
  • Seorang muslim akan merasakan indahnya dapat berzakat yang dapat membersihkan diri dan hartanya. Dan dapat meningkatkan shadaqah karena didalam dirinya merasa yakin bahwa dengan bersedekah rizkinya akan ditambah oleh Allah SWT.
  • Seorang muslim yang melaksanakan puasa akan merasakan dirinya sebagai orang yang berkecukupan, setiap hari dapat makan dan minum dengan kenyang, sekaliapun yang dimakan hanya sekedarnya saja. Karena didalam bulan puasa Allah tidak membedakan antara orang yang kaya dan miskin, semuanya pasti merasakan lapar dan dahaga. Karena itu setiap orang dapat meningkatkan rasa syukur kepada Allah SWT.
  • Seorang muslim yang sedang melaksanakan ibadah haji, akan merasakan kedekatannya kepada Allah SWT.
Dari hal-hal kecil dapat dilaksanakan, sehingga akan menemukan sesuatu yang lain, sesuatu yang belum pernah diarasakan sebelumnya, sesuatu yang sulit untuk dilukiskan dengan kata-kata dan disampaikan dengan lisan. Dan hanya diri sendiri yang merasakan ini. Artinya bahwa mualaf tersebut berupaya untuk meraih hidayah dan akhirnya Allah memberikan hidayah dengan keyakinan yang mantap dan keyakinan yang mantap ini kemudian tertanan, terucap dalam kata-kata dan dilaksanakan dengan amal perbuatan.


“ Katakanlah: Sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. Tiada sekutu bagiNya; dan demikian Itulah yang diperintahkan kepadaku dan Aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)". (QS. Al. An’am: 162-163)

Pengakuan seluruh ibadah semata-mata hanya ditujukan kepada Allah kemudian meningkat rasa syukur tan tawakalnya kepada Allah SWT:

رَضِيْتُ بِاللهِ رَبًّا، وَ بِاْلإِسْلاَمِ دِيْنًا، وَبِمُحَمَّدٍ نَبِيًّا وَ رَسُوْلاً

Aku rela Allah menjadi Tuhanku, Islam menjadi agamaku, abi Muhammad adalah nabi dan utusan Allah.

Lain halnya mualaf yang telah mempelajari Islam, dan menemukan kesimpulan bahwa Islam adalah agama yang paling sempurna. Ketika mengikrarkan dua kalimah syahadah “Asyahaduanla ilaha illlallah wa asyhadu anla Muhammadan Rasulullah”, memang sudah mantap dengan agama Islam sebagai pilihannya. Orang yang demikian dapat membina kemampuannya, bahkan tak jarang, banyak yang menjadi mubaligh, ustadz, kyai dan motivator terhadap orang Islam yang lain dalam menjalankan syariat Islam.

Disamping itu ada pula yang masuk agama Islam karena hidayah Allah. Dari orang-orang yang membenci Islam dan orang-orang Islam. Hati dan pikirannya telah terdoktrin untuk membenci Islam, namun tiba-tiba hatinya bergetar setelah mendengarkan bacaan Alquran, ketika menyaksikan orang yang sedang berwudhu, menyaksikan orang shalat dan sebagainya. Rasa takjub ini kemudian menambah keyakinan yang akhirnya menjadi pembela Islam.

Karena itu keyakinan yang tumbuh senantiasa meyakini, bahwa hidup manusia kadang suka, kadang duka, bila sedang memperoleh anugerah agar bersyukur dan bila mendapat musibah agar bersabar, dengan syukur dan sabar Allah akan menambah kenikmatan kepada hamba-Nya.

3/13/2015

Malware Pembuat Fitnah Pencipta Musibah dan Malapetaka, Segera Bertobatlah



Malware, seandainya kamu adalah manusia sungguh kamu telah berbuat dosa. Malware jika kamu suatu produk di dunia maya, virus internet tentu kamu ada yang menciptakan. Malware seandainya kamu bisa berbicara dan disuruh memilih untuk berbuat baik atau buruk, kamu akan memilih yang mana? Jika pilihannya jatuh pada pilihan untuk berbuat baik dan melakukan kemaslahatan sungguh kamu telah melakukan pilihan yang tepat, karena kamu memang berakal sehat dan mempunyai hati nurani. Karena sesungguhnya setiap perbuatan yang telah dilakukan akan kembali pada dirinya sendiri. Apalagi bila dirinya menyatakan sebagai orang yang beragama, semua agama meyakini bahwa semua perbuatan manusia kelak akan dimintai pertanggungjawaban dari Sang Pencipta yaitu Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa.

Malware, ternyata kamu lebih memilih pada jalur yang buruk, jalan yang tidak baik dan membuat kehidupan manusia menjadi tidak tenang, resah dan gelisah. Kamu telah membuat perbuatan dosa besar, kamu telah membuat fitnah. Apakah ini telah menjadi pilihan terbaik bagimu? Ingat bahwa fitnah itu lebih kejam dari pada pembunuhan, fitnah lebih besar dampaknya dari pada pembunuhan. Membunuh adalah salah satu perbuatan dosa besar, apalagi membunuh pada orang yang tidak bersalah atau melakukan kesalahan terhadap dirinya.

Pencetus malware, kamu telah melakukan dosa besar, dosa yang tidak akan diampuni oleh Allah SWT. Apalagi kamu berbangga-bangga dengan hasil karyamu, kamu telah merusak dan mengganggu kredibiltas, integritas moral manusia yang lain. Orang yang tidak tahu menahu terhadap gambar dan video porno ternyata dimasuknya dalam tautannya melalui jaringan sosial facebook. Termasuk penulis sendiri juga merasakan kegelisahan yang demikian itu. Ada syarat bahwa kamu akan menjadi hamba yang diampuni oleh Allah, kamu segera bertobat dan memohon maaf kepada orang-orang yang telah kamu fitnah.

Di dalam agama Islam, sebesar apapun dan sebanyak apapun dosa yang telah dilakukan, selagi masih mau bertobat, maka dosa tersebut akan diampuni oleh Allah. Implementasi tobat adalah menyesali terhadap dosa dan kesalahan yang telah dilakukan, tidak akan mengulangi perbuatan yang serupa pada kesempatan yang lain dan mau mengganti perbuatan buruk dengan perbuatan yang baik. Saya yakin bahwa dengan bertobat maka hidup akan terasa lebih tenang, nyaman, damai, bahagia dan sejahtera. Seandainya sekarang sedang berbangga-bangga dalam perbuatan yang bertentangan dengan Sunnatullah, dalam titik klimak akan menuju pada anti klimaknya akan mengalami kejenuhan karena merasa jiwanya kosong, perbuatan yang dilakukan hanya fatamorgana dan kepalsuan, seandainya mempunyai teman maka temanya hanya sebatas karena kepentingan dunia semata, seberapa lama hidup di dunia. Semakin lama hidup di dunia akan semakin rapuh, badan yang pernah kekar hanyalah tinggal kenangan, wajah yang penuh dengan pesona , setiap orang yang memandang langsung terkesima, hanya berapa tahun dapat merasakan hal yang demikian.

Sesungguhnya potensi pribadi manusia yang demikian itu bila terus dipergunakan pada jalan yang tidak baik maka kelak akan ternjadi suatu penyesalan. Tidak ada penyesalan yang datang sebelum perbuatan dilakukan, penyesalan pasti kerena dampak dari suatu perbuatan. Penyesalan itu tidak ada gunanya. Kecuali penyesalan yang kemudian muncul tekad untuk tidak mengulangi lagi dan mengganti perbuatan yang serupa dengan perbuatan yang lebih baik. Banyak orang yang pernah menjadi jagoan, cantik, molek, manawan, seksi, gagah, perkasa namun pada anti klimak ketika dirinya sedang sakit atau pada usia senja hidupnya menjadi merana. Tidak ada teman, sahabat, keluarga yang setia kecuali hanya kenangan-kenangan manis yang pernah dilakukan. Kini menjadi manusia papa yang berbaring lemah tak berdaya dipembaringan.

Teman dekat yang dulu pernah bersamanya, anak-buahnya atau bawahannya yang datang menyambanginya, memandang dengan penuh iba sambil berkata “kasihan, kasihan, kasihan”. Bila orang-orang dekatnya hanya bisa berbuat demikian, apalgi orang-orang yang pernah di dhalimi, difitnah, dia hanya sekedar melihat dan berlalu begitu saja. Kadang ada yang mengucapkan “astaghfirullahal ‘adzim”, ada lagi yang mengatakan “amit-amit semoga tidak mengenai diriku dan anak cucuku”. Sedang dirinya hanya bisa menatap dengan pandangan kosong tak ada yang dapat diucapkan, kecuali didalam hatinya mengatakan, seandainya saya masih muda atau seandainya saya menjadi muda lagi. Namun harapan ini tinggal harapan yang sama sekali tidak akan dapat terbukti, kecuali detik -detik menunggu hembusan nafas terakhir. Jadilah jasad yang tidak mempunyai daya kekuatan, jasad akan diam mau diapakan dan mau dikemanakan. Jasad manusia akan dikebumikan, dan masuklah dia pada alam yang ketiga yaitu alam kubur.

Setelah manusia meninggal, manusia akan mengalami kehidupan yang ketiga. Di alam inipun manusia tidak akan abadi, karena alam kubur masih dibatasi dengan waktu hingga alam semesta dan seluruh isinya hancur dan dihancurkan oleh Allah, sehingga tidak akan ada kehidupan lagi. Setelah itu manusia akan di bangkitkan lagi, seluruh makhluk hidup yang pernah ada di alam dunia dibangkitkan lagi. Makhluk dari golongan jin dan manusia akan bangkit dan mempertanggungjawabkan seluruh amal ibadah yang pernah dilakukan di alam dunia sekarang ini. Amal yang baik akan menerima balasan kebaikan berupa surga dan amal yang buruk akan menerima balasan berupa siksa di dalam neraka.
Alam akhirat adalah alam yang penuh dengan keadilan, tidak ada kepalsuan dan kedustaan, seluruh anggota tubuh manusia akan menjadi saksi atas perbuatan yang pernah dilakukan.

“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan pertanggungan jawabnya. Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong, Karena sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung. Semua itu kejahatannya amat dibenci di sisi Tuhanmu. Itulah sebagian hikmah yang diwahyukan Tuhanmu kepadamu. dan janganlah kamu mengadakan Tuhan yang lain di samping Allah, yang menyebabkan kamu dilemparkan ke dalam neraka dalam keadaan tercela lagi dijauhkan (dari rahmat Allah)”. (QS. Al Isra’: 36-39)

Dan pada hari itu semua amal akan memperoleh balasan yang setimpal.
1. Apabila bumi digoncangkan dengan goncangan (yang dahsyat),
2. Dan bumi Telah mengeluarkan beban-beban berat (yang dikandung)nya,
3. Dan manusia bertanya: "Mengapa bumi (menjadi begini)?",
4. Pada hari itu bumi menceritakan beritanya,
5. Karena sesungguhnya Tuhanmu telah memerintahkan (yang sedemikian itu) kepadanya.
6. Pada hari itu manusia ke luar dari kuburnya dalam keadaan bermacam-macam, supaya diperlihatkan kepada mereka (balasan) pekerjaan mereka,
7. Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya.
8. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula.

Bagaimanakah dengan perbuatan dosa besar yang tidak bertobat, maka sisksanaya akan lebih berat dan sangat menyakitkan. Maka pencetus dan penyebar malware bertobatlah, selagi pintu tobat masih terbuka. Hidup manusia di dunia ini adalah merupakan pilihan, jalan yang baik atau yang buruk. Bila di dunia ini memilih jalan yang baik maka masuk di alam kubur dan alam akhirat akan menuai kebaikan, kenikmatan kebahagiaan dan kesejahteraan. Namun bila di dunia memilih jalan yang buruk, sekalipun didunia ini terkadang berada di atas angin dalam kondisi senang dan sejahtera, ingatlah ini adalah jalan yang buruk. Bahkan kadang merasa berbahagia berada diatas penderitaan orang lain.

Pencetus dan pengedar malware, agama telah memberikan jalan yang benar dan salah, baik dan buruk kepada manusia, tanpa agama kehidupan manusia akan mengalami kehancuran. Agama dengan syari’at didalamnya telah mengatur seluruh tata auturan kehidupan manusia. Karena itu bila kamu tidak beragama, maka belajarlah tentang agama, bila kamu sudah beragama, pelajarilah kitab sucinya dan jalankan perintah-perintahnya dan jauhi larangan-larangannya. Maka kamu akan selamat untuk selama-lamanya. Dicintai oleh semua orang, dan kamu akan dibanggakan oleh orang-orang yang membanggakan kamu. Semoga segera insaf., wassalam.

2/13/2015

Sehat Digaji Sakit Membayar, Bukan Aneh tapi Nyata



Dua kondisi tentang keadaan manusia, kadang sehat kadang sakit. Sehat adalah suatu harapan namun sakit sesuatu yang ingin dihindarkan. Harapan setiap manusia selalu dalam kondisi sehat namun keadaan yang kadang membuat imunitas tubuh menurun sehingga menimbulkan sakit. Sakit bisa terjadi karena beberapa sebab, bisa karena kecelakaan, faktor makanan, minuman, pikiran,lingkungan dan bisa karena faktor usia. Maka bila merasa dirinya selalu sehat, tidak pernah merasakan sakit, namum tiba-tiba sakit. Tentulah hal ini akan menjadi pemikiran dan merasa aneh bahakan orang lainpun juga akan menganggap aneh.

Bila dibiarkan maka sakitnya semakin menjadi-jadi, dan bila diobati penyakitnya menjadi sembuh, namun kadang kambuh lagi. Bila diobati segera sembuh maka pertanda bahwa organ tubuhnya cukup baik sehingga baru sekali berobat sudah langsung sembuh, tetapi bila sudah berulang kali berobat tidak kunjung sembuh, bahkan kadang penyakit yang diderita semakin manjadi-jadi, bahkan terasa semakin bertambah. Dengan ini maka perlunya bertanya pada dirinya sendiri, apa yang terjadi pada dirinya. Koreksilah terhadap faktor-faktor pemicu timbulnya suatu penyakit.

Salah satu upaya untuk mempeoleh derajat kesehatan, manusia harus bekerja dan berkarya, karena dengannya manusia akan memperoleh penghasilan atau gaji. Sehingga dengan gaji itulah manusia dapat memenuhi segala kebutuhan hidup sebagai makhluk pribadi, sosial dana makhluk Tuhan. Sebagai makhluk pribadi manusia membutuhkan sandang, pangan dan papan, maka mustahil akan memperoleh bila tidak bekerja. Sandang dan papan suatu kebutuhan yang bersifat tahunan namun makan dan minum adalah kebutuhan harian. Tanpa makan dan minum manusia tidak akan hidup, bahkan makan dan minum dengan menu yang tidak seimbang maka tidak akan menjamin kondisi kesehatan selalu terjaga dengana baik. Karena itu makan bukan hanya sekedar untuk menghilangkan lapar, minum bukan hanya sekedar menghilangkan dahaga, tetapi diupayakan segala makanan dan minuman mengandung nutrisi lengkap yang dibutuhkan sel-sel dalam tubuh manusia.

Makan dan minum adalah kebutuhan terbesar dalam hidup manusia. Berapa banyak sampah yang dibuang dalam setiap hari dari sisa-sisa makanan. Begitu besarnya kebutuhan hidup manusia, karena itu semakin giat dalam bekerja dan berkarya maka nutrisi yang dibutuhkan hendaknya semakin komplek. Karena beban kerja yang terlalu banyak bila tidak diimbangi dengan makan, minum, olah raga, istirahat yang cukup akan menimbulkan penyakit.

Karena itu setiap pegawai atau karyawan pada setiap lembaga dan institusi pemerintah maupun swasta selelu menggantungkan hidupnya. Dari situlah sumber utama pemenuhan kebutuhan hidup. Demikian pula lembaga pemerintah dan swasta membutuhkan pegawai dan karyawan yang handal, sehat, cakap, berintegritas, loyal agar dapat menyelesaikan tugas dan kewajiban yang diamantakan kepadanya. Karena itu setiap institusi selalu memotivasi setiap karyawannya agar menjadi pribadi yang sehat secara total, sehat jasmani dan rohani. Karena itu untuk menciptakan itu mnimal dalam seminggu sekali pemerintah atau swasta memberikan kesempatan pada pegawai dan karyawannya agar berolah raga, bahkan alat-alat kesehatanpun disediakan dengan harapan pegawainya semua dalam kondisi sehat dan prima.

Demikian pula dalam lembaga pemerintah dan swasta tidak cukup memfasilitasi kegiatan olah raga saja, namun juga memberikan pembinaan mental rohani, misalanya diselenggarakan bimbingan rohani (pengajian) dan juga memberikan kebebasan pada setiap pegawai dan karyawannya untuk menjalankan ibadah pada waktu melaksanakan aibadah.

Karena itulah beruntunglah bagi setiap pegawai dan karyawan lembaga pemerintah atau swasta yang diberikan fasilitas tersebut. Karena kegiatan tersebut merupakan satu kesatuan dengan kegiatan bekerja. Jadi pada dasarnya olah ragapun juga bekerja, mengikuti bimbingan rohani juga bekerja. Yang menjadi maslah mengapa setiap kegiatan itu berlangsung terlihat kurang bersemangat? Apakah sudah merasa sehat atau sudah merasa cukup atau malas atau sibuk dan sebagainya. Maka bila jawaban-jawaban ini secara spontan diucapkan sesunggunya bukan pribadi yang sehat. Karena seandainya merasa dirinya sehat, seberapa besar dapat menyelesaikan tugas sesuai dengan alokasi waktu yang ditentukan. Seberapa besar dapat mempertanggungjawabkan seluruh tugas dan tanggung jawab yang diamanatkan kepadanya. Maka bila terjadi pekerjaan menumpuk ini menandakan bahwa stamina tubuh yang tidak memadai. Baru saja dihadapkan dengan pekerjaan, sudah merasa malas, ngantuk dan perasan-perasaan lainnya, hal ini karena sel-sel dalam tubuh tidak sehat, yang mestinya ketika tangan mau bekerja maka sel-sel dan organ tubuh lainnya ikut menopang untuk bekerja. Sehingga setiap pekerjaan akan dapat diselesaikan dengan baik. Bila memang demikian, mengapa tidak menyadari, merasa sehat tapi sesungguhnya tidak sehat. Yang kedua hatinya sebenarnya tidak sehat, tidak bisa instrospeksi menandakan bahwa dirinyaa tidak sehat.

Rasululullah SAW mengatakan bahwa” ingatlah bahwa didalam jasad manusia terdapat segumpal daging, bila baik maka baiklah seluruh amal perbuatan mansia dan bila buruk maka buruklah seluruh amal perbauatan manusia, ketahuilah bahwa segumpal daging itu adalah hati”.

Hati yang sehat akan menjamin seluruh tubuh manusia menjadi sehat. Karena itu begitu banyaknya penyakit hati dan obatnya cukup lima hal pertama membaca Alquran dengan maknanya, kedua menegakkan shalat malam, ketiga memperpanjang dan memperbanyak dzikir, keempat makan dan minumlah secukupnya saja, kelima selalu berkumpul dengan orang-orang shalih”.

Demikian pula ketika tidak mau mengikuti bimbingan rohani, mengatakan bahwa dirinya sudah cukup dengan ilmu yang dimiliki. Bagaimanakah bila dikorelasikan dengan sabda Rasulullah Muhammad SAW bahwa dalam urusan agama hendaknya melihat kepada orang yang diatasnya. Sejauhmana keilmuan yang telah dimiliki, seberapa besar tingkat ibadah telah dijalankan, lihatlah kepada orang-orang shalih yang selalu giat dan teguh dalam menegakkan ajaran agama.

Karena itu bila sehat adalah suatu pilihan utama dalam hidup sebaliknya sakit bukan menjadi pilihan. Maka mungkin menjadi tanda tanya mengapa menjadi pribadi yang sehat justeru yang digaji namun bila sakit justru disuruh membayar. Bukankah orang sakit justru harus ditolong dan diberi bantuan bahkan dibebaskan dan kewajiban piutang. Tidaklah demikian karena ketika sehat maka gaji dan penghasilnya akan meningkat,namun bila sakit gaji dan penghasilannya akan berkurang, hal ini karena tingkat produktifitas kinerja yang berkurang dan adanya pengeluaran yang lain karena dampak dari sakit itu. Siapa yang mau menggunkan BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) sebagai pengobatan rawat jalan atau rawat inap.
Bila disuruh memilih tentu lebih baik membantu kepada orang lain, biarlah setiap bulan dimintai iuran untuk kesehatan, biarlah dana tersebut digunakan orang lain, karena sesungguhnya secara spiritual bahwa pemberian iuran pada dasarnya adalah upaya untuk mencegah dan menghindarkan balak karena sesungguhnya shadaqah dapat mencegah dari balak. Sakit adalah balak dan cobaan yang dapat dicegah dengan memperbanyak sadaqah.

Karena itu bila ingin sehat berusahalah agar menjadi pribadi yang sehat, makan, minum yang teratur dan seimbang, istirahat,olah raga secara teratur dan ibadah yang ikhlas dan istiqomah. Dengan demikian akan menjadi pribadi yang sehat secara paripurna, jasamani dan rohani, sehat ekonomi dan sosial. Satu hal yang perlu diingat bahwa sehat dan sakit adalah pilihan, dan setiap pribadi mempunyai hak untuk memperoleh derajat kesehatan. Sehat adalah milik pribadi dan akan berdampak luas, maka berusahalah untuk menjadi pribadi yang sehat.

2/06/2015

Kisah Sukses Manusia Yang Bersungguh-sungguh, Akan Berpacu Meraih Keinginan Yang Lain



Kisah sukses dua orang Mahasiswa UIN Walisongo Semarang Zuama Dinal Maula. Pria kelahiran Kudus 5 Juni 1990, menjadi sarjana terbaik dengan predikat cum laude dengan Indeks Prestasi Kumulatif 3,93. Dia adalah salah seorang pribadi yang mandiri selama kuliah juga bekerja sebagai tenaga marketing motor. Kedua Siti Afidah, Gadis kelahiran Kendal, 3 Mei 1992 putri Bapak Baidhowi dan isterinya Aminah, warga Brangsong Kendal, Jawa Tengah. Sukses dengan mendapatkan gelar wisudawati cum laude dengan Indek Prestasi Komulatif 3,84.

Kesuksesan dua orang mahasiswa ini karena dapat menyelesaikan kuliah dengan predikat yang memuaskan dan mencengangkan semua orang. Ternyata kuliah dengan menanggung keterbatasan tetapi bisa meraih kesuksesan. Hal ini sangat berbeda dengan ratusan mahasiswa yang lain yang menyerahkan seluruh urusan perkuliahan kepada orang tuanya. Mulai uang kuliah, uang saku, uang kos, bahkan tak jarang untuk menentukan tempat kos, menentukan mata kuliah yang akan diambil diatur sepenuhnya oleh orang tuanya. Kebanggaan dua mahasiswa ini juga menorehkan sejarah padanya menjadi alumni pertama UIN Semarang dengan predikat terbaik.

Sejarah perjuangan dua mahasiswa UIN Semarang tersebut tentu juga ditemukan di Perguruan Tinggi yang lain. Seperti Raeni salah seorang wisudawati terbaik dari UNNES Semarang dengan IPK 3,96 adalah anak seorang pengayuh becak. Di salah satu Pergurunan Tinggi di Jogjakarta, mahasiswa yang berprofesi sebagai abang becak yang setiap hari mangkal di depan kampusnya tempat menimba ilmu. Dan tentunya masih banyak kisah hidup seorang pejuang dan seorang mujahid yang berupaya untuk melalui perjalanan hidupnya berakhir dengan kemulaiaan.

Jalan hidup adalah suatu proses yang harus ditempuh, bila selalu optimis menghadapi kehidupan maka akan berakhir dengan kebahagiaan. Allah tidak akan melupakan terhadap segala jerih payah hambanya:


“…barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.
(QS. Ath-Thalaq: 2-3)

Kesejahteraan dan kebahagian adalah sustu yang harus diupayakan, dalam kehidupan Jawa mempunyai peribahasa “adhigang adhigung adhiguna” yang maksudnya mengagungkan dan mengunggulkan kekayaan, jabatan, pangkat adalah tidak ada gunanya. Karena itu pembelajaran bahwa lebih baik menjadi dirinya sendiri dari pada menjadi orang tuanya atau orang lain. Boleh meraih cita-cita melebihi kemulian yang telah diperoleh oleh orang tuanya, namun saat ini dirinya adalah diri sendiri, seandainya orang tuanya adalah orang yang kaya, ibaratnya sebagai anak minta apapun akan diperolehnya karena orang tua amat sayangnya sehingga apapun yang diminta putra-putrinya akan dikabulkan.

Adalagi pribadi yang menjadi orang lain, hal ini karena tidak lepas dari pergaulan dengan teman-temannya yang nampak dari kalangan orang-orang kaya sehinga dirinya bersikap sebagai seorang perlente. Tidak tahunya bahwa gaya hidup selama kuliah menguras segala tenaga, fikiran orang tua bahkan harta yang dimiliki orang tua dijual hanya untuk menuruti kemamuannya. Hal ini berbalik dengan peribahasa Indonesia “berakit-rakit ke hulu berenang-renang ketepian” berbalik “menjadi berenang-renang ke hulu berakit-rakit ketepian”. Amatlah tragisnya bila kehidupannya demikian.

Memang sangat sulit untuk menjadi dirinya sendiri, karena dari sekian ribu atau juta civitas akademika hanya berapa orang yang dapat bertahan dengan dirinya sendiri. Orang jawa mengenal kata prihatin yaitu suatu sikap untuk menahan diri dari segala kemauan yang berlebihan. Seorang guru pernah bercerita tentang perjalanan hidup mencari ilmu di sebuah pesantren. Ternyata kebutuhan makan hanya sekedar dapat untuk menahan perut saja, sehingga kebutuhan makan hanya dengan menanak nasi diatas lampu teplok dengan panci yang digantungkan pada dinding padepokannya. Dan nasi yang dinanak hanya ditaburi sedikit garam sebagai lauknya.

Sungguh ajaib pada malam hari disaat semua santri sedang tidur, pada kegelapan malam karena belum ada listrik. Sang kyai melihat cahaya yang bersinar pada jasat yang sedang tidur, kyai tidak mau membangunkan dan ditariklah sarung santri tersebut kemudian disobek pada sisinya. Pada pagi harinya selesai menegakkan shalat subuh sang kyai bertanya pada santrinya siapakah diantara kalian yang sarungnya sobek, sungguh saya mohon maaf dan akan saya jahidkan kembali sarungnya. Ternyata sarungnya milik santri yang hidup dalam kekurangan dan keprihatinan. Ternyata memang benar bahwa santri tersebut mempunyai kepandaian yang lebih dibanding dengan para santri yang lain.

Kesuksesan adalah suatu proses meniti kehidupan, setelah menyelesaikaan satu pekerjaan segera beralih pada aktifitas yang lain. Setiap kesuksesan akan dihadapkan dengan beraneka macam cobaan, belum pasti setiap kesuksesan akan menyusul kesuksesan yang lain. Karena manusia hidup bergantung pula pada lingkungannya. Maka sejauh mana dapat berinteraksi kepada lingkungan dengan tetap memegang teguh pada prinsip moralitas maka akan menjadi pribadi yang beruntung.

Kesuksesan bagi pelajar bila dapat menyelesaikan proses pendidikan dengan baik dan prestasinya memuaskan. Setelah tamat dari pendidikan dasar dapat melanjutkan ke sekolah menengah menurut keiinginannya, setelah lulus sekolah menengah dapat melanjutkan ke sekolah menengah atas atau kejuruan sesuai dengan harapannya pula. Dan setelah lulus sekolah menengah atas atau kejuruan dapat melanjutkan ke jenjang Perguruana Tinggi atau bekerja sesuai dengan harapannya. Ketika menempuh pendidikan di Perguruan Tinggi dapat memalui seluruh proses pendidikan termasuk mengikuti kegiatan-kegiatan lain, baik yang berhubungan dengan dunia kampus atau berperan aktif dalam kehidupan bermasyarakat.
Kesuksesan di bangku kuliah salah satunya ditandai dapat menempuh seluruh mata kuliah dengan baik dan lulus sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Lebih baik lagi bila mendapat IPK yang memuaskan. Dengan kesuksesan ini maka harapan untuk masuk pada bursa kerja akan terbuka luas, baik di perusahaan swasta atau di Instansi Pemerintah. Setelah bekerja tentu berharap dapat memperoleh penghasilan yang memuaskan, sehingga pada akhirnya akan menjadi insan mandiri untuk memasuki kehidupan berumah tangga.

Setelah masuk dalam kehidupan berumah tangga maka indikator kesuksesannya bila dapat membentuk keluarga yang sakinah, mawaddah dan rahmah. Keluarga ini dapat mewujudkan kesejahteraan dan kebahagiaan bagi seluruh anggota keluarga. Kesejahteraan lebih berorientasi pada pemenuhan kebutuhan fa’ali yaitu kebutuhan primer, skunder dan tertiernya. Sedangkan kebahagiaan adalah urusan hati bahwa dengan segala fasilitas dan prestasi yang diperolehnya apakah bisa mendatangkan kebahagiaan. Karena itu banyaknya harta, tingginya pangkat dan jabatan tidak menjamin akan menjadikan dirinya berbahagia. Seandainya menjadi pejabat namun setiap kebijakannya selalu diintervensi pihak lain tentu bukan kebahagiaan yang diperoleh.

Demikian bahwa kesuksesan itu adalah suatu proses dalam meraih suatu tujuan. Karena manusia mempunyai keinginan yang banyak, keinginannya tidak akan pernah berakhir, setelah memperoleh yang, ini ingin mendapatkan yang lain dan seterusnya. Selagi darah masih mengalir, masih bisa bernafas dan ruh masih menyatu dengan jasat hasrat dan keiinginan tidak akan pernah berakhir. Karena itu kesuksesan pribadi muslim adalah “fiddun ya hasanah wafil aakhirati hasanah waqina ‘adzabannar” memperoleh kebaikan didunia dan diakhirat dan dijauhkan dari azab neraka.

2/03/2015

Managemen Rumah Tangga Untuk Menciptkan Keluarga Sejahtera dan Bahagia




Kehidupan rumah tangga adalah kehidupan yang indah, dimana antara dua orang laki-laki yang berbeda jenis kelamin, berbeda suku, nasab, bahasa bisa bersatu karena atas dasar cinta. Walaupun membina Rumah tangga kadang kala tidak didahului dengan cinta dengan sepenuh hati, hal ini kalau mengingat masa dahulu, orang tua sudah menjodohkan putra-putrinya kepada calon pendamping pilihannya yang dipandang akan menjamin kehidupan dikemudian hari menjadi bahagia dan sejahtera.

Budaya jawa pada zaman dahulu, sebagaimana contoh pada zaman RA Kartini, perempuan menjadi wanita yang harus dipingit bila sudah mencapai usia remaja. Sehingga soal pasangan hidup dan jodohnya sudah ditentukan oleh orang tuannya. Walaupaun pada zaman sekarang sudah terjadi pergeseran, namun tentu masih ada saja yang menjalankan hal seperti itu. Dengan zaman kebebasan laki-laki dan perempuan bebas untuk menentukan pilihannya. Namun kadang kala pilihannya tidak menjadi pilihan terakhir karena pilihannya tidak sepenuhnya sesuai dengan harapan.

Rasulullah Muhammad pernah menyampaikan tentang kriteria wanita ideal sebagai pendamping hidup yaitu pertama wanita yang beragama dan mempunyai kesadaran melaksanakan ajaran agamanya. Perintah agama selalu berusaha untuk dilaksanakan dan larangannya berupaya untuk dihindarkan, kedua wanita yang berharta dalam arti telah mempunyai ketahanan ekonomi yang mapan, ketiga wanita yang berasal dari keturunan orang yang baik, ketiga wanita yang cantik. Hal ini bagi laki-laki yang hendak memilih pasangan hidup, demikian pula bagi wanita menharapkan laki-laki dengan kriterianya sama hanya saja yang terakhir laki-laki yang gagah atau tampan.

Dapatkah memilih pasangan sesuai dengan kriteria diatas, kemungkinan ada walaupun tidak sempurna, namun mendekati pada persamaan. Tak jarang bahwa kriteria tersebut sangat berbeda dengan harapan, sehingga setelah membangun rumah tangga selalu dihadapkan dengan upaya untuk membina rumah tangga. Berupaya mencari keselarasan, kesamaan, saling mengalah, saling melengkapi. Sehingga walaupun pada awal pernikahan terasa janggal namun dapat dilesatarikan hingga batas akhir kehidupan. Sebaliknya ada saja pasangan hidup yang sudah dipilih dan sesuai dengan harapan namun bangunan rumah tangga amat rapuh sehingga rumah tangga tidak bisa dibina. Bila dapat dipertahankan tak jarang kehidupannya selalu diwarnai dengan kedisharmonisan, percekcokan dan pertengkarang, bahkan salah satu atau kedua -duanya mencari kepuasaan diluar rumah.

Hendaknya setiap insan menyadari bahwa pasangan yang telah dipilihnya adalah merupakan jodoh dan itu adalah telah ditentukan oleh Allah SWT. Setelah bangunan rumah tangga dibangun maka setiap pribadi berupaya untuk membina kehidupan rumah tangga. Untuk mewujudkan hal ini maka perlunya manageman rumah tangga.

1. Perencanaan (planning) yaitu membuat rencana kerja, jalan dan usaha-usaha yang akan ditempuh serta menetapkan usaha yang akan dicapai.
2. Pengorganisasian (organizing) yaitu pengaturan dan tata kerja dalam melaksanakan rencana pekerjaan termasuk meresapi adanya tujuan bersama, adanya pola yang menetapkan pembagian tugas wewenang serta hubungan antara suatu posisi dengan posisi lainnya, hubungan antara kerja dengan petugas, menaati peraturan, disiplin dan hirarkhi dalam pekerjaan dan sebagainya.
3. Pengarahan (directing/ leading) artinya pemimpin atau kepemimpinan yang akan memimpin dan mengatur jalannya semua rencana.
4. Pengawasan (controlling) yaitu mengontrol dan mengendalikan apakah suatu rencana berjalan lancar atau apakah hasil pekerjaan sesuai dengan standar yang diinginkan ataukah ada halangan dan rintangan atau terhadap kelainan -kelainan yang harus diperbaiki.
5. Koordinasi yaitu kerjasama dengan pembagian tugas dan wewenag yang rapi harus terjalin dengan baik, tanpa koordinasi antara unsur-unsur yang berkepentingan semua rencana tak mungkin dapat berjalan dengan lancar dan tujuan yang nenjadi sasaran tak mungkin tercapai dengan baik. (Dirjen. Bimas Islam dan Urusan Haji, Modul Pelatihan Pelatih Pembina Keluarga Sakinah, hal: 113-114)

Disamping itu dengan pemikiran, setiap diri hendaknya peka terhadap rasa dan berperasaan, karena itu sikap saling menghargai hendaknya selalu dibina, dua insan yang telah menjadi satu akan menjadi kesempurnaan, setiap diri tidak menuruti hawa nafsu dan bersikap egois. Walaupun setiap diri secara fitrah berkarya sesuai dengan bidangnya namun anamun setiap diri hendaknya menyadari akan kekurangan dirinya sendiri.