4/11/2020

Jadwal dan Nuansa Ibadah pada Bulan Ramadhan di Tengah Wabah Corona


Bulan Ramadhan adalah bulan yang dinanti-nantikan kedatangannya bagi setiap muslim, karena pada bulan itu Allah SWT membuka pintu rahmat, maghfirah dan harapan kelak dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam Surganya Allah SWT. Keberkahan bulan Ramadhan juga dirasakan bagi orang-orang non muslim terutama di bidang perdagangan sandang, pangan dan kebutuhan-kebutuhan lain mengalami peningkatan. Bagi orang Islam mempunyai nilai yang lebih, disamping puasa adalah melaksanakan kewajiban, pada bulan itu Allah memberikan nilai tambah untuk setiap ibadah akan dilipatgandakan pahalanya bahkan akan ada ibadah pada malam hari yang pahalanya seperti orang beribadah seribu bulan, yang disebut lailatul qadar.

Nuansa menyambut bulan Ramadhan, hendaknya tetap dijalankan, dan mungkin persiapan kita akan terfokus pada upaya untuk menciptakan kebersihan rumah, lingkungan dan tempat ibadah. Sudah kita maklumi bahwa salah satu upaya pencegahan virus corona adalah dengan senantiasa menjaga kebersihan. Menyambut puasa Ramadhan dengan senang hati menjadi modal untuk dijauhkan dari api neraka, rasul pernah bersabda “barang siapa yang merasa senang akan datangnya bulan Ramadhan maka diharamkan jasadnya masuk ke neraka”. Sebelum memasuki bulan Ramadhan juga membuat suatu perencanaan dalam keluarga, jadwal kegiatan baik secara pribadi maupun yang berkaitan dengan seluruh anggota keluarga.

Nuansa Ramadhan
Ramadhan pada tahun-tahun yang lalu disambut dengan senang hati dengan melakukan berbagai macam kegiatan. Kegiatan-kegiatan itu bisa berkaitan dengan ubudiyah maupun amaliyahnya.

  1. Kegiatan ubudiyah, adalah kegiatan yang bekaitan dengan proses menyambut bulan suci Ramadan, pelaksanaan ibadah puasa, pengelolaan zakat mal dan zakat fitrah dan pelaksanaan shalat Idul Fitri, karena itu kegiatan ubudiyah meliputi:
  • Melakukan kegiatan kebersihan tempat ibadah, hal yang sudah biasa dilaksanakan adalah membersihkan masjid, langgar dan musholla. Pengecatan, pembenahan lampu-lampu, pembenahan sound sistem, mencuci karpet.
  • Melakukan pencucian sarung, sajadah, mukena.
  • Menyiapkan tempat untuk tadarus Alquran berikut kitab suci Alquran, biasanya takmir masjid memantau ketersedian Alquran dengan kebutuhan, karena itu bila terdapat kekurangan maka akan diupayakan.
  • Membuat jadwal-jadwal kegiatan, meliputi jadwal petugas imam dan bilal shalat tarowih, jadwal kultum pada saat shalat tarowih, jadwal pengisi kuliah subuh, jadwal pengisi pesantren Ramadhan, jadwal petugas konsumsi.
  • Membuat rencana kegiatan buka bersama.
  • Membuat rencana pelaksanaan peringatan Nuzulul Qur’an.
  • Membuat rencana pengumpulan dan pendistribusian zakat fitrah dan zakat mal.
  • Membuat rencana pelaksanaan shalat Idul Fitri berikut petugas khatib dan imam shalat Idul Fitri.
  • Begitu masuk pada bulan Ramadhan, sering kali terjadi pasang surut jamaah shalat Tarowih, karena itu selaku takmir selalu memberikan motivasi pada jamaah agar lebih giat dalam melaksanakn shalat Tarowih, hal ini biasa disampaikan dengan cara melaksanakan kajian kitab, baik Alquran, hadits atau kitab-kitab para ulama’. Biasanya waktnya menyesuaikan bisa antara shalat Isa dan Tarowih, sesudah shalat tarowih, pada saat kuliah subuh, setelah shalat dhuhur, menjelang berbuka puasa. Begitulah kegiatan-kegiatan tahunan yang sudah dilakukan secara terus-menerus.
2.   Kegiatan muamalah, kegiatan ini dilakukan masih berhubungan dengan kegiatan puasa  Ramadhan, karena itu secara pribadi dan masing-masing keluarga juga berbenah untuk menyiapkan segala perlengkapan menyambut bulan Ramadhan dan juga Idul Fitri.


  • Kebutuhan sandang semakin meningkat, baik untuk kegiatan pada bulan Ramadhan atau setelah Ramadhan yaitu acara di bulan Syawal.
  • Kebutuhan pangan juga semakin meningkat, karena pada bulan Ramadhan menyediakan berbagai macam hidangan, demikian pula kebutuhan nutrisi juga lebih ditingkatkan. Karena untuk menjaga stamina selama sehari agar tetap sehat, kuat dan segar.
  • Menjelang akhhir bulan Ramdhan biasanya terjadi mudik, masyarakat yang bekerja atau mukim diluar kota atau luar negeri, ingin menikmati lebaran dikampung halaman bersama anggota keluarga dan masyarakat.


Begitulah bahwa setiap akan datang bulan Ramadhan selalu disambut dengan senang hati, bahkan bagi umat Islam yang tidak melaksanakan puasapun juga turut menyambut bulan suci Ramadhan. Karena itu pada bulan Ramadhan banyak rumah makan yang tutup pada waktu siang hari dan sore hingga malam dibuka. Sehingga banyak keluarga yang sedang berlibur ke luar kota atau keluarga yang ingin merasakan makan diluar rumah. Maka mereka datang ke rumah makan untuk makan bersama. Inilah diantara suka cita malaksanakan puasa Ramadhan.
Namun pada tahun 2020 atau pada Ramadhan 1441 H ibadaah yang demikian nampaknya tidak akan terlaksana, karena dunia sedang dilanda wabah Covid-19. Karena itu kegiatan apakah yang dapat dilakuan pada bulan Ramadhan nanti.

Ibadah puasa Ramadhan pada saat wabah corona.
Setiap ibadah tentu memmpunyai tuntuan syariatnya, ada inti ibadah ada fadhilah, ibadah merupakan wujud pengabdian seorang hamba kepada Allah SWT. Sehingga ibadah akan berdampak bagi diri sendiri, keluarga atau orang lain, bisa memberikan manfaat bagi orang lain, karena itu Rasullulah pernah bersabda, bahwa sebaik-baik orang adalah yang bisa memberikan manfaat bagi orang lain.

Tentu ibadah pada saat terjadi wabah Covid-19 berbeda dengan ibadaah padaa tahun-tahun yang lalu, ibadah pada tahun ini lebih bernuansa pribadi dan keluarga saja. Ibadah yang bernuansa sosial dan berjamah tidak dilaksanakan, hal ini karena upaya untuk memwujudkan kemaslahan umat. Hal ini karena adanya himbau untuk melakukan social distancing. Dengan demikian shalat berjamaah di masjid/ langgar/ musholla untuk sementara untuk tidak dilaksanakan. Hal ini untuk shalat fardhu dan salat tarowih, bahkan untuk shalat Jum’at dan shalat Idul Fitri juga tidak dilaksanakan. Menteri agama RI telah memberikan tuntunan ibadah pada bulan Ramadhan yang tercantun dalam Surat Edaran nomor 6 tahun 2020.

Karena itu setiap keluarga hendaknya bisa menyesuaikan pelaksanaan ibadah dalam keluarga inti, untuk persiapan melaksanakan shalat tarowih tentu saja sama saja untuk dilaksanakan melalui bersih-bersih rumah dan lingkungannya, menyiapkan tempat jamaah shalat, menyiapkan perlengkapan shalat, karpet, sajadah, sarung, mukena, dan menyiapkan Alquran dan kitab-kitab untuk pendidikan dalam keluarga.

Untuk kegiatan buka puasa dan sahur akan dapat mewujudkan kebersamaan dalam keluarga, shalat tarowih dilanjutkan dengan tadarus Alquran hendaknya menjadi kebiasaan dalam keluarga. Waktu setelah makan sahur dan berbuka puasa menjadi waktu yang panjang bila tidak disertai dengan kegiatan. Disinilah tantangan bagi keluarga untuk menciptakan suasana yang menyenangkan dalam nuansa ibadah. Hendaknya pada bulan Ramadhan nanti setiap pribadi mempunyai target-target yang akan diupayakan untuk dilaksanakan. Misalnya akan menghatamkan Alquran berapa kali, akan mengikuti kegiatan belajar bahasa Arab, bahasa Inggris, pelatihan baca kitab, kajian Islam yang dibimbing oleh salah satu anggota keluarga atau secara on line.

Jadwal kegiatan pada bulan Ramadhan dimulai dari sahur sampai berbuka puasa:

  1. Makan sahur bersama keluarga.
  2. Persiapan shalat Subuh berjamaah, dengan melaksanakan menggosok gigi dan berwudhu.
  3. Shalat subuh berjamaah dilanjutkan dengan tadarus Alquran, baca buku, mengikuti pelajaran baca kitab.
  4. Melaksanakan gerak badan, olah raga ringan, bisa jalan sehat.
  5. Mandi dilanjutkan dengan shalat dhuha.
  6. Melaksanakan aktifitas, bekerja, belajar hingga waktu dhuhur.
  7. Melaksanakan shalat dhuhur dilanjutkan dengan tadarus Alquran, membaca buku-buku, mengikuti kegiatan baca kitab, bahasa Arab.
  8. Melaksanakan shalat Ashar.
  9. Melaksanakan pelatihan bahasa Arab, baca kitab, baca buku.
  10. Buka puasa dilanjutkan dengan shalat maghrib.
  11. Shalat Isa dilanjutkan shalat tarowih
  12. Tadarus Alquran, baca buku-buku, kitab.
  13. Shalat Tahajud.


Demikian rangkaian ibadah puasa Ramadhan dalam kondisi sedang terkena wabah virus corona. Ibadah utamanya dilaksanakan secara berjamaah namun karena situasi dan kondisi yang tidak memungkinkan untuk dilaksanakan dengan berjamaah. Dengan tidak dilaksanakan dengan berjamaah bukan berarti kemudian ibadahnya menjadi gugur, ibadah tetap wajib dilaksanakan namun dilaksanakan sendiri atau bersama dengan anggota keluarga. Terkecuali shalat Jum’at tidak dilaksanakan tetapi kemudian menegakkan shalat dhuhur. Shalat Idul Fitri tidak dilaksanakan karena akan terjadi interaksi social, tidak terlaksananya social distancing, sehingga akan sulit memutus rantai penularan virus corona. Demikian pula Shalat Idul Fitri sangat rentan terjadinya penularan, apalagi pertemuan dengan para pemudik yang susah terdeteksi sebagai ODP atau PDP.