2/14/2014

Kekuasaan dan Kasih Sayang Allah



Allah SWT mempunyai nama dan sifat berkuasa dan kasih sayang. Kekuasaan kadang berkonotasi bisa melakukan suatu perbuatan sesuai dengan kehendaknya. Bila manusia sedang berkuasa maka mempunyai kesempatan untuk bertindak dengan kemauannya. Dalam batas-batas tertentu dan bagi orang-orang tertentu akan membatasi diri dengan norma-norma yang berlaku. Sehingga dalam kekuasaannya dibatasi oleh aturan sehingga bisa menghindarkan sifat kesewenang-wenangan yang akan merugikan kehidupan orang banyak.

Namun tak sedikit pula bahwa dengan kekuasaan yang dimiliki akan melakukan kesewenag-wenangan. Aturan tinggal aturan, aturan hanya untuk orang-orang tertentu dan tidak mengikat pada dirinya. Sudah banyak contohnya bahwa dengan kekuasaan yang seharusnya merupakan amanat yang harus dipertanggung jawabkan namun justru menjadi lahan untuk mendapatkan kepuasaan bagi diri, keluarga dan kelompoknya. Dampak dari tindakan ini akan kembali kepada dirinya baik akan dijumpai didunia maupun kelak diakhirat yang tidak ada kedustaan, setiap orang akan memperoleh keadilan.
 
Itulah sifat dari makhluk ciptaan Allah yang sama sekali berbeda dengan Sang Khalik yang mempunyai sifat “Mukhalafatuhu lil hawaditsi” tidak sama dengan makhluknya. Pada hari Kamis 13 Februari 2014 pukul 22.50 Gunung Kelud di Kediri Jawa Timur meletus. Dengan letusan yang amat dahsyat, sehingga abu vulkanik menyebar ke sebagian wilayah Jawa Tengah dan DIY. Subhanallah matahari tertutup oleh kabut asap, atap rumah dan bangunan penuh dengan abu, jalan-jalan, pohon dan semua ruangan terbuka penuh dengan abu vulkanik. Semua tempat terlihat berwarna putih, mobil dan setiap kendaraan yang berjalan juga ikut kena abu vulkanik dan berwarna putih. Lingkungan juga terasa amat menakutkan, langit menjadi gelap. Setiap orang merasa takut untuk bernafas seperti biasanya sehingga melindungi hidung dengan masker.

Baru sedikit saja Allah menunjukkan kekuasaannya amat besar pengaruhnya bagi kehidupan manusia. Dari kekuasaan Allah tersebut, Dia menunjukkan kasih sayangnya dengan menurunkan air hujan, sehingga abu vulkanik yang menempel pada ruang terbuka hanyut terbawa oleh siraman air hujan demikian pula debu dan abu vulkanik yang berterbangan jatuh dijinakkan oleh air hujan. Suasana hidup dan kesegaran dapat dirasakan kembali oleh makhluk-makhluknya. Sadarkah manusia, bahwa hal ini merupakan kehendak Allah atau merupakan suatu kebetulan. Kasih sayang Allah tidak sebatas pada turunnya hujan, namun juga hanyutnya abu vulkanik akan mendatangkan kesuburan tanah. Berapa ribu hektar tanah yang tidak pernah dipupuk, karena jangkauannya yang sulit atau karena tidak adanya biaya pemupukan, ternyata dalam waktu sekejab telah diberi pupuk sehingga kelak tanahnya menjadi subur sehingga tanamannya akan menjadi lebih rindang lagi.

“ Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka”. (QS; 191-192)

Kepada masyarakat Kediri dan sekitarnya musibah ini tentu meninggalkan penderitaan, hilangnya nyawa, harta dan sumber mata pencaharian. Untuk penduduk diluar kediri gangguan mungkin akan segera hilang dengan turunnya hujan, namun bagi wilayah setempat dengan rusaknya bangunan dan faslitas yang lain tentu musibah ini perlu penanganan yang lebih lama. Rehabilitasi psicososial dan normalisasi keadaan,lingkungan dan masyarakat. Setiap musibah pasti ada hikmahnya, semoga kita diberi kesabaran dan diberikan jalan keluar atas segala masakah yang dihadapi.