5/20/2013

Si Kecil yang Bijak


Masa kecil adalah yang indah, masa yang tiada rasa beban, semua hal dilakukan dengan sesuka hati, apa yang ingin dilakukan pada waktu itu maka dilakukan. Bila kesampaian maka akan bahagia, tertawa riang gembira, canda tawa senentiasa mewarnai dalam kehidupannya. Bahkan orang tuanyapun juga akan merasakan senang bila sibuah hati nampak sehat dan ceria. Sebaliknya bila hasrat dan keinginnaya tidak tercapai maka akan menangis sekenanya.

Ada suatu kisah di negeri Bashrah dimana ada sekelompok anak kecilyang sedang bermain-main dengan biki-bijian, canda tawa mewarnai kesehariannya. Dimana disekeliling kelompok anak itu ada seorang anak kecil yang hanya dapat menyaksikan teman-temannya bermain-main sambil menangis. Seakan dia tidak mempunyai teman atau dikucilkan oleh teman-temannya. Sementara pada kesempatan itu ada orang tua yang merasa iba menyaksikan anak kecil yang manangis sementara teman-temannya nampak bahagia. Laki-laki tersebut berfikir, mungkin anak kecil itu tidak mempunyai alat permainan, karena nampak tidak memegang apapun. Sehingga laki-laki tersebut menghampiri anak kecil tersebut sambil mengelus kepalnya dia berkata.

Laki-laki : Kenapa nak kamu kamu menangis, nanti saya belikan biji-bijian agar kamu bisa ikut bermain-main bersama dengan temanmu.

Anak kecil : Wahai orang yang sedikit akalnya, kita ini diciptakan bukan untuk bermain, Laki-laki : Wahai anakku, lalu untuk apa kita diciptakan?

Anak kecil : Untuk mencari ilmu dan beribadah.

Laki-laki : (sambil menunjukkan rasa kagum bercampur dengan perasaan malu dia bertanya) dari mana jawaban itu engkau dapatkan? Semoga Allah memberkatimu

Anak kecil : Dari firman Allah yang berbunyi:

Maka apakah kamu mengira, bahwa Sesungguhnya kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami? (QS. Al Mu’minun: 115)

Laki-laki itu nampak menunduk semakin malu, dan menyalahkan dirinya sendiri, alangkah bodohnya saya. Kenapa saya mempunyai pemikiran yang sama dan suka menyamakan kebiasaan antara satu orang dengan lainnya. Orang mudah menebak hati orang lain namun sesungguhnya urusan hati adalah urusan pribadi, hanya diri sendirilah yang mengetahui.

Adakah anak kecil yang dapat berfikir seperti kisah diatas, atau justru yang bukan kecil lagi juga masih terlalu banyak menggunakan waktu untuk bermain-main, bersendau gurau sehingga melupakan kehidupan akherat. Rasulullah SAW pernah berpesan kepada umatnya untuk menggunakan lima perkara sebelum datangnya lima hal pula.

 

اغتنم خمسا قبل خمس: حياتك قبل موتك وصحتك قبل سقمك وفراغك قبل سغلك و شبابك قبل هرمك وغناك قبل فقرك        رواه البيهقى


“ Gunakan lima perkara sebelum datang lima perkara:

1. Hidupmu sebelum datang ajalmu.
2. Jagalah kesehatanmu sebelum datang sakitmu.
3. Manfaatkan sebaik-baiknya kesempatanmu sebelum datang kesibukanmu
4. Manfaatkan masa mudamu sebelum datang masa tuamu.
5. Manfaatkan kekayaanmu sebelum datang masa fakirmu. (HR. Baihaqi)


Lima perkara tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Hidup adalah awal kita memasuki alam dunia, sedang mati adalah akhir dari kehidupan dunia. Setelah manusia mati kelak akan di bangkitkan kembali atau dihidupkan kembali, kehidupan setelah mati dimulai dengan kehidupan di alam barzah dan yang terakhir adalah alam akherat (hari akhir). Dimana setiap orang akan dimintai pertanggungjawabannya atas segala amal perbuatan ketika masih hidup. Karena itu baik buruknya kehidupan setelah mati tergantung dari amalnya ketika masih hidup.Dan setelah manusia mati sudah tidak bisa menambah amal kebaikannya secara langsung. Dan orang yang sudah mati hanya menggantungkan pertolongannya dari tiga hal sebagimana sabda rasul:


اذامات ابن ادم انقطع عمله الا من ثلاث صدقة جارية او علم ينتفع به او ولد صالح يدعوه له

Artinya:
Apabila anak Adam telah mati maka terputuslah segala amalnya kecuali tiga perkara shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat, anak yang shaleh yang mendoa’akan kepada keduanya.
Karena itu marilah kita gunakan hidup ini untuk selalu melaksanakan dan meningkatkan amal ibadah.

2. Kesehatan adalah suatu yang amat berhaga, bahkan bisa di sebut bahwa sehat itu mahal harganya, dan bila sakit harus banyak duitnya. Orang yang sedang sakit pada umumnya ingin sehat, maka meraka harus berobat dan berobat ini adalah amat mahal apalagi bila dinyatakan terkena penyakit yang berat maka secara otomatis semakin banyak uang yang di keluargakan untuk berobat.
Namun ketika sehat, ingatkah akan sakit. Banyak orang yang lupa, sehingga ketika sehat sering terjadi tidak mensyukuri nikmat sehat. Sehingga sering melakukan aktifitas yang tidak beraturan, dari segi makan dan minum tidak beraturan, perbuatanpun tidak pernah menghiraukan mana yang halal dan mana yang halal, semua dilakukan menurut kemauannya sendiri. Hatinya kosong dari dzikir kepada Allah, maka ketika sakit akan sulit untuk sembuh, karena tidak adanya ketenangan jiwa apalagi rasa kedekatan kepada Allah.

3. Banyak orang yang merasakan ketika masih banyak waktu luang mengatakan mau apa. Namun ketika waktunya sudah amat padat dengan segala kegiatan akan berkata harus bagaimana. Ini menandakan orang yang bingung, hidupnya hanya berjalan apa adanya, tidak pernah merencanakan besok mau apa. Allah telah berfirman dalam Alquran “ Tidaklah Aku (Allah) menciptakan jin dan manusia kecuali untuk menyembah”. Dari firman Allah tersebut maka ketika mempunyai waktu luang lebih banyak beribadah, sebaliknya ketika telah disibukkan dengan aktifitas kehidupan agar selalu ingat kepada Allah SWT.

4. Masa muda adalah masa untuk mencari bekal diwaktu tua, masa tua yang bahagia ditentukan masa muda. Jadikan masa muda yang bahagia bila rajin beribadah kepada Allah. Jadikan waktu muda untuk lebih giat menuntut ilmu, jadikan masa muda untuk selalu istiqomah dalam beribadah. Karena masa muda yang taat dan istiqomah dalam beribadah lebih dicintai Allah. Bila kita menjadi generasi muda yang dicintai Allah maka akan selalu mendapat petunjuk dari Allah, dimudahkan dari segala kesulitan, disingkirkan dari segala mara bahaya.

5. Kaya atau miskin, Allah telah memberikan kebebasan untuk menentukannya. Tidak ada kekayaan yang diperoleh dengan tiba-tiba namun harus melaui usaha dan ikhtiar. Semakin giat dalam berusaha dan ikhtiar maka akan semakin dekat untuk meraih kesuksesan. Namun ketika meraih kesuksesan jangan melupakan bahwa sebagian kecil dari penghasilan itu ada hak-haknya bagi para fakir miskin. Ingat harta itu adalah merupakan kenikmatan juga merupakan ujian. Menjadi kenikmatan bila dapat dimanfaatkan sesuai dengan ketentuan Allah, dan akan menjadi musibah bila tidak digunakan sesuai dengan ketentuan Allah.